Sebagai HR, tentu Anda pernah mengalami kendala dalam proses rekrutmen, mulai dari mencari kandidat yang tepat hingga memastikan mereka dapat beradaptasi dengan budaya perusahaan.
Jika tidak dikelola dengan baik, perusahaan bisa kesulitan dalam menemukan kandidat terbaik yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Hal ini didekung oleh riset yang dilakukan oleh Society for Human Resource Management (SHRM), yakni 83% rekruter mengalami kesulitan dalam menemukan kandidat yang benar-benar cocok.
Itulah mengapa Anda perlu memahami berbagai kendala yang mungkin terjadi dalam proses rekrutmen.
Pada artikel kali ini, GajiHub akan membahas beberapa kendala tersebut dan cara mengatasinya.
Apa Saja Kendala yang Sering Terjadi dalam Proses Rekrutmen?

Berikut beberapa tantangan yang mungkin akan Anda hadapi saat mencari kandidat terbaik:
1. Tidak Bisa Menarik Kandidat yang Tepat
Salah satu kendala terbesar daalam rekrutmen adalah menemukan kandidat yang tidak hanya memiliki skill yang sesuai, tetapi juga cocok dengan budaya perusahaan.
Menurut laporan Glassdoor, 76% hiring manager mengakui bahwa menarik talenta yang tepat merupakan hambatan utama dalam proses rekrutmen.
Tantangan ini semakin sulit di industri yang kompetitif, di mana perusahaan harus bersaing untuk mendapatkan kandidat terbaik.
Solusi:
- Bangun employer branding yang menarik.
- Tampilkan budaya kerja, nilai-nilai perusahaan, dan kisah sukses karyawan.
- Gunakan portal lowongan kerja yang sesuai dengan industri Anda.
- Manfaatkan iklan tertarget untuk menjangkau kandidat potensial.
- Tawarkan gaji, tunjangan, dan peluang pengembangan karier yang kompetitif.
2. Persaingan Ketat dalam Mendapatkan Talenta
Di pasar kerja saat ini, banyak perusahaan bersaing untuk mendapatkan kandidat berkualitas, terutama di bidang seperti teknologi, kesehatan, dan teknik yang memiliki jumlah talenta terbatas.
Laporan dari LinkedIn menyebutkan bahwa 56% profesional rekrutmen menganggap persaingan mendapatkan talenta sebagai tantangan terbesar dalam proses perekrutan.
Solusi:
- Berikan benefit unik yang membedakan perusahaan Anda dari kompetitor.
- Sediakan opsi kerja fleksibel atau remote working.
- Tawarkan program pengembangan keterampilan dan jenjang karier.
- Bangun hubungan dengan kandidat potensial melalui networking.
- Tetap terhubung dengan kandidat untuk peluang kerja di masa depan.
Baca Juga: War for Talent: Arti, Penyebab, dan Strategi Menghadapinya
3. Proses Rekrutmen yang Terlalu Lama
Proses perekrutan yang terlalu lama dapat membuat kandidat kehilangan minat dan memilih perusahaan lain yang lebih cepat.
Padahal, sebagian besar pencari kerja akan berhenti tertarik jika proses seleksi terlalu panjang.
Selain berdampak pada candidate experience, proses yang lambat juga dapat memengaruhi citra perusahaan.
Solusi:
- Sederhanakan proses rekrutmen dengan menghilangkan langkah yang tidak perlu.
- Gunakan sistem pelacakan kandidat (Applicant Tracking System/ATS) untuk mempercepat seleksi.
- Lakukan interview lewat telepon atau video call.
- Tetapkan timeline yang jelas dan komunikasikan kepada kandidat.
- Jaga komunikasi dengan kandidat agar mereka tetap tertarik sepanjang proses.

4. Menemukan Kandidat dengan Keterampilan yang Sesuai
Salah satu kendala yang mungkin terjadi dalam proses rekrutmen adalah mencari kandidat dengan skill yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan perusahaan, terutama di industri yang berkembang pesat seperti teknologi dan kesehatan.
Jika keterampilan kandidat tidak sesuai dengan kebutuhan pekerjaan, hal ini bisa menghambat produktivitas dan inovasi di perusahaan.
Solusi:
- Bangun database kandidat (talent pool) yang memiliki potensi dan kemauan untuk belajar.
- Adakan program pelatihan dan pengembangan bagi karyawan agar keterampilan mereka tetap relevan.
- Kerja sama dengan institusi pendidikan untuk membuka program magang dan pelatihan kerja.
- Cari kandidat yang memiliki keterampilan yang bisa dikembangkan lebih lanjut.
- Berikan kesempatan bagi karyawan untuk meningkatkan keterampilan dan jenjang karier mereka.
5. Kandidat Mengundurkan Diri di Tengah Proses Rekrutmen
Tidak sedikit kandidat yang tiba-tiba berhenti di tengah proses rekrutmen.
Alasannya beragam, mulai dari proses yang terlalu lama, kurangnya komunikasi, hingga pengalaman wawancara yang kurang menyenangkan.
Pencari kerja biasanya akan batal melamar karena prosesnya terlalu rumit.
Jika hal ini terjadi terus-menerus, perusahaan bisa kehilangan kandidat terbaik.
Solusi:
- Buat proses lamaran lebih sederhana dan mudah diakses, terutama lewat perangkat mobile.
- Berikan informasi yang jelas tentang tahapan rekrutmen dan update secara berkala.
- Pastikan kandidat mendapat pengalaman yang positif dengan memberikan feedback tepat waktu.
- Permudah proses wawancara, misalnya dengan opsi wawancara online.
- Segera tangani kendala yang dihadapi kandidat selama proses rekrutmen.
Baca Juga: 10 Strategi untuk Meningkatkan Proses Rekrutmen Online

6. Tantangan dalam Mewujudkan Keberagaman dan Inklusi
Memiliki tim yang beragam bukan hanya soal kebijakan, tetapi juga berdampak positif pada inovasi dan produktivitas.
Sayangnya, banyak perusahaan masih kesulitan menarik dan mempertahankan kandidat dari berbagai latar belakang.
Menurut laporan McKinsey, perusahaan dengan keberagaman ras dan etnis yang tinggi berpeluang 35% lebih besar mendapatkan keuntungan finansial di atas rata-rata industri.
Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk membangun strategi rekrutmen yang lebih inklusif.
Solusi:
- Evaluasi proses rekrutmen untuk mengurangi bias, baik dalam seleksi maupun wawancara.
- Gunakan platform lowongan kerja yang lebih luas untuk menjangkau kandidat dari berbagai latar belakang.
- Libatkan tim wawancara yang beragam dan berikan pelatihan tentang bias tidak sadar.
- Bangun budaya kerja yang inklusif agar semua karyawan merasa diterima dan dihargai.
- Terapkan program mentorship dan dukungan bagi karyawan dari kelompok yang kurang terwakili.
Baca Juga: Reverse Mentoring Program: Arti, Manfaat, dan Tipsnya
7. Membangun Citra Perusahaan yang Kuat
Kandidat mungkin mengabaikan lowongan kerja jika mereka tidak menemukan cukup informasi tentang perusahaan.
Oleh karena itu, membangun citra perusahaan yang jelas sangat penting.
Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan employer branding seperti memperkuat kehadiran di media sosial dan mempromosikan budaya kerja.
Perusahaan bisa membagikan cerita menarik di situs resmi, membuat blog karier yang berisi testimoni karyawan dalam bentuk tulisan atau video, serta memberikan informasi tentang proyek mendatang, lingkungan kerja, atau tips pencarian kerja.
Solusi:
- Bangun kehadiran perusahaan di media sosial agar lebih dikenal oleh kandidat.
- Bagikan budaya kerja dan nilai perusahaan melalui berbagai platform.
- Publikasikan cerita menarik tentang perjalanan perusahaan di situs resmi.
- Buat blog karier yang menampilkan pengalaman karyawan.
- Sertakan informasi tentang proyek mendatang, lingkungan kerja, dan tips pencarian kerja.
Baca Juga: Branding Perusahaan: Arti, Manfaat, Hingga Cara Membangunnya

8. Memperluas Jangkauan Kandidat
Terkadang, kendala rekrutmen juga bisa berupa menemukan kandidat yang memenuhi kualifikasi.
Untuk mengatasi hal ini, perekrut perlu memperluas strategi pencarian kandidat dengan menggunakan rekrutmen multikanal.
Perusahaan bisa mengiklankan lowongan di berbagai platform, seperti job board.
Selain itu, pencarian kandidat juga bisa dilakukan melalui media sosial, job fair, campus hiring, atau employee referral.
Solusi:
- Gunakan strategi rekrutmen multichannel untuk menjangkau lebih banyak kandidat.
- Pasang lowongan di berbagai platform, termasuk lokal, nasional, dan internasional.
- Manfaatkan media sosial untuk menarik perhatian pencari kerja.
- Hadiri job fair dan jalin kerja sama dengan universitas.
- Dorong karyawan untuk memberikan referensi kandidat potensial.
9. Menghilangkan Bias dalam Rekrutmen
Bias dalam rekrutmen atau hiring bias bisa menghambat keberagaman dan membuat perusahaan kehilangan kandidat potensial.
Solusi:
- Adakan pelatihan bagi hiring manager tentang rekrutmen bebas bias.
- Terapkan proses wawancara yang terstandarisasi agar semua kandidat dinilai secara adil.
- Gunakan sistem rekrutmen berbasis kompetensi untuk mengurangi subjektivitas.
- Periksa kembali deskripsi pekerjaan agar tidak mengandung kata-kata yang bersifat diskriminatif.
- Manfaatkan teknologi seperti AI dalam proses seleksi awal untuk mengurangi bias manusia.
Baca Juga: Ketahui Dampak dan Cara Menghindari Interviewer Bias

10. Menerapkan Rekrutmen Kolaboratif
Rekrutmen kolaboratif melibatkan berbagai departemen dalam proses perekrutan agar perusahaan mendapatkan kandidat yang paling sesuai dengan kebutuhan tim.
Solusi:
- Libatkan berbagai departemen dalam proses perekrutan untuk mendapatkan kandidat yang lebih tepat.
- Pastikan setiap tim memahami kebutuhan perekrutan untuk setiap posisi.
- Gunakan alat komunikasi internal agar tim dapat berbagi pendapat tentang kandidat.
- Terapkan sistem evaluasi bersama agar setiap kandidat dinilai dari berbagai perspektif.
- Adakan diskusi rutin antar tim untuk memastikan kesesuaian kandidat dengan budaya kerja perusahaan.
Baca Juga: 8 Tanda dan Hal Penting dalam Menemukan Kandidat yang Tepat
Apa Saja Tips untuk Meningkatkan Proses Rekrutmen?

Selain dengan melakukan berbagai cara di atas, berikut adalah tips untuk meminimalisir kendala dalam proses rekrutmen:
1. Buat Job Description yang Jelas
Pastikan job description mencantumkan tugas utama, lingkungan kerja, hubungan dalam tim, serta kriteria kandidat yang dicari, seperti pendidikan, pengalaman, dan keterampilan.
Hal ini akan mempermudah pencarian kandidat dan meningkatkan komunikasi antara perekrut dan hiring manager.
2. Tulis Iklan Lowongan yang Transparan
Selain tugas dan kualifikasi, sertakan juga lokasi kerja (onsite, hybrid, remote), jenis kontrak (penuh/paruh waktu, kontrak), serta kisaran gaji.
Tambahkan informasi tahapan seleksi untuk meningkatkan pengalaman kandidat. Setelah itu, sebarkan lowongan di platform pencarian kerja seperti LinkedIn, Indeed, dan Glassdoor.
Baca Juga: Job Requisition: Arti, Tujuan, Manfaat, Hingga Tips Menulisnya
3. Bangun Citra Perusahaan yang Menarik
Kandidat mencari perusahaan yang sejalan dengan nilai dan budaya mereka.
Tampilkan aktivitas tim, testimoni karyawan, serta nilai perusahaan melalui situs karier dan media sosial untuk menarik lebih banyak talenta berkualitas.
4. Persiapkan Wawancara dengan Baik
Agar wawancara lebih efektif, buat panduan wawancara yang mencakup keterampilan yang perlu dinilai, pertanyaan relevan, dan sistem penilaian.
Dengan persiapan yang matang, kandidat akan merasa lebih nyaman berbagi pengalaman mereka.
Baca Juga: Stress Interview: Pengertian, Persiapan, dan Contoh Pertanyaannya

5. Evaluasi Semua Keterampilan Kandidat
Sebelum mengambil keputusan, nilai semua aspek keterampilan kandidat, baik soft skill maupun hard skill.
Gunakan tes psikometri untuk menilai keterampilan kognitif, perilaku, dan interpersonal secara objektif.
6. Buat Keputusan Berdasarkan Data
Gunakan deskripsi pekerjaan yang jelas, tes pre-employment, wawancara terstruktur, dan sistem penilaian standar agar keputusan perekrutan lebih objektif dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
7. Berikan Tanggapan kepada Semua Pelamar
Pastikan setiap kandidat mendapatkan informasi tentang status lamaran mereka.
Jika memungkinkan, berikan feedback interview yang membangun kepada kandidat yang telah menjalani wawancara agar mereka lebih siap di kesempatan berikutnya.
8. Tingkatkan Proses Onboarding
Hari-hari pertama sangat berpengaruh pada pengalaman karyawan baru.
Pastikan proses onboarding mencakup pengenalan budaya perusahaan, akses ke sumber daya penting, serta sistem mentorship agar mereka bisa beradaptasi dengan baik dan bekerja lebih produktif.
Baca Juga: Rencana 30-60-90 Hari Onboarding: Arti, Struktur, dan Contohnya
Kesimpulan
Dalam proses rekrutmen tentu akan banyak kendala yang harus dihadapi oleh tim HR.
Mulai dari kesulitan untuk menemukan kandidat dengan skill sesuai hingga tingginya tingkat kandidat yang mengundurkan diri di tengah proses seleksi.
Jika tidak ditangani dengan baik, kendala-kendala ini dapat menghambat produktivitas perusahaan dan membuatnya kehilangan talenta terbaik.
Untuk mengatasi masalah ini, perusahaan perlu menerapkan strategi yang lebih efektif, seperti membangun talent pool, menyederhanakan proses rekrutmen, dan mengurangi bias dalam seleksi.
Selain itu, komunikasi yang lebih transparan dengan kandidat serta kolaborasi antar tim dalam proses rekrutmen juga dapat membantu mempercepat dan meningkatkan kualitas perekrutan.
Dengan pendekatan yang tepat, perusahaan dapat menarik dan mempertahankan talenta terbaik untuk mendukung pertumbuhan bisnis.
Untuk membantu Anda dalam proses rekrutmen, Anda juga dapat mempertimbangkan penggunaan software HRIS dari GajiHub.
Melalui software ini, Anda dapat mengelola proses rekrutmen mulai dari onboarding sampai offboarding secara optimal.
Selain membantu Anda dalam menemukan kandidat terbaik, software ini juga memudahkan Anda dalam penghitungan pesangon, pembayaran kompensasi, dan tunjangan bagi karyawan yang resign.
Tertarik mencoba? Kunjungi tautan ini dan dapatkan coba gratis hingga 14 hari.
- 8 Skill Business Acumen, Manfaat, dan Cara Meningkatkannya - 6 March 2025
- 10 Kendala Rekrutmen yang Dialami oleh Tim HR + Tipsnya - 6 March 2025
- 9 Metrik Penting untuk Mengukur ROI Employer Branding - 5 March 2025