Blue Collar Crime, Apa itu dan Apa Saja Contohnya?

blue collar crime banner

Pemahaman tentang blue collar crime sangat penting bagi Anda, karena kejahatan tersebut dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap berbagai aspek kehidupan, baik bagi perusahaan maupun individu.

Dengan memahami jenis-jenis kejahatan ini, Anda dapat mengidentifikasi sektor-sektor yang rentan terhadap blue collar crime, mengurangi risiko ekonomi yang terkait, serta mengambil langkah pencegahan yang efektif.

Pada artikel kali ini, Gajihub akan membahas apa itu blue collar crime, contoh kejahatan, dampak, hingga cara pencegahannya.

Apa yang Dimaksud dengan Blue Collar Crime?

Blue collar crime atau kejahatan kerah biru adalah kejahatan yang melibatkan tindakan kekerasan fisik, ancaman, atau perilaku yang melanggar hukum, yang umumnya dilakukan oleh kalangan kelas sosial bawah.

Jenis kejahatan ini umumnya terjadi di daerah-daerah dengan pendapatan rendah atau populasi padat yang kerap dikaitkan dengan kejahatan.

Blue collar crime berbeda dengan kejahatan kerah putih atau white collar crime yang berkaitan dengan bisnis atau korporat, misalnya penipuan pajak atau pencurian pajak perusahaan. Karena kejahatan ini lebih sulit untuk dideteksi, laporan mengenai white collar crime lebih sedikit dibandingkan dengan laporan terkait blue collar crime. 

Kejahatan kelas biru umumnya mencakup tindakan fisik seperti pencurian di toko, perampokan, vandalisme, hingga pengeroyokan.

Asal-usul kata “blue collar” sendiri munculs ejka tahun 1910-an dan 1920-an di Amerika. Pada waktu itu, orang-orang kelas bawah sering kali bekerja sebagai pekerja manual dan mereka biasanya mengenakan kemeja berwarna biru.

Mereka adalah pekerja yang digaji lebih rendah. Dengan menggunakan kemeja biru, mereka dapat bekerja keras lebih keras, karena noda pada kemeja mereka tidak akan terlalu mencolok.

Contoh pekerja blue collar ini termasuk tukang kebersihan, pekerja konstruksi, pekerja pabrik, dan buruh produksi.

Berbeda dengan pekerja white collar yang biasanya bekerja di bidang bisnis dan harus mengenakan setelan dan kemeja dengan kerah putih. Mereka biasanya mendapatkan gaji yang lebih tinggi.

Baca Juga: Pekerja Kerah Putih dan Biru: Pengertian, Contoh dan Perbedaannya

blue collar crime 1

Apa Saja Contoh Blue Collar Crime?

Untuk lebih memahami blue collar crime, simak beberapa contohnya berikut ini:

1. Pembunuhan

Pembunuhan adalah tindakan mengambil nyawa seseorang tanpa alasan yang sah menurut hukum. Hal ini bisa terjadi karena berbagai alasan, seperti kemarahan, dendam, atau motif lainnya.

Pembunuhan dibagi menjadi beberapa kategori, seperti pembunuhan pertama, yaitu pembuhan pertama (dilakukan dengan niat yang jelas untuk membunuh), pembunuhan kedua (tanpa niat yang jelas untuk membunuh), atau pembunuhan tanpa sengaja (terjadi tanpa niat).

Seseorang yang terbukti melakukan pembunuhan akan dihadapkan pada hukuman penjara yang panjang, bahkan hukuman mati untuk beberapa kasus berat.

2. Perampokan Bersenjata

Perampokan bersenjata adalah kejahatan berat yang melibatkan penggunaan senjata mematikan atau ancaman kekerasan untuk mencuri barang dari korban. Hal ini sering kali terjadi di toko, bank, atau tempat umum lainnya.

Pelaku perampokan bersenjata biasanya mengancam atau menggunakan kekerasan terhadap korban untuk mencapai tujuan mereka. Hal ini adalah kejahatan yang sangat menakutkan dan dapat menyebabkan kerugian finansial dan psikologis yang besar bagi korban.

3. Kekerasan Seksual

Kekerasan seksual adalah tindakan yang melibatkan sentuhan atau tindakan seksual terhadap seseorang tanpa persetujuan mereka atau dengan memaksa mereka secara fisik.

Kejahatan ini termasuk pelecehan seksual, meraba-raba, pemerkosaan, atau penyiksaan seksual. Kekerasan seksual bisa terjadi di rumah, di tempat kerja, di tempat umum, atau di tempat lainnya.

Kekerasan seksual merupakan salah satu kejahatan yang sangat serius dan dapat menyebabkan trauma jangka panjang pada korban.

4. Mengutil

Mengutil adalah mencuri arangan dagangan dari toko. Hal ini bisa terjadi dengan menyembunyikan barang di dalam tas atau pakaian dan keluar dari toko tanpa membayar, atau mencoba membayar barang dengan harga yang lebih rendah dari seharusnya.

Meskipun mungkin terlihat sebagai kejahatan ringan, namun kejahatan ini merupakan tindakan ilegal dan dapat mengakibatkan konsekuensi hukum yang serius bagi pelakunya.

Baca Juga: Fraud Triangle: Pengertian dan Cara Mencegah Fraud Dalam Lingkungan Kerja

5. Vandalisme

Vandalisme merupakan tindakan perusakan atau kerusakan secara sengaja terhadap properti, seperti menulis graffiti, merusak bangunan atau kendaraan, atau melakukan tindakan yang merusak properti publik atau pribadi.

Vandalisme tidak hanya menyebabkan kerugian finansial bagi pemilik properti, tetapi juga dapat menciptakan lingkungan yang tidak aman dan tidak menyenangkan bagi masyarakat setempat.

6. Pencurian dan Penggelapan

Pencurian yerjadi ketika seseorang mengambil barang atau aset tanpa izin. Hal ini bisa berupa pencurian kecil seperti mengambil alat atau bahan dari tempat kerja, atau pencurian besar-besaran seperti menyusup ke gudang dan mencuri barang dalam jumlah besar.

Sementara penggelapan adalah tindakan menyembunyikan atau menahan barang atau aset yang seharusnya diberikan kepada orang lain atau perusahaan.

Sebagai contoh, seorang pekerja konstruksi yang secara diam-diam mengambil peralatan berharga dari lokasi kerja dan menjualnya secara ilegal.

7. Kegiatan Penipuan

Penipuan terjadi ketika seseorang menggunakan kebohongan atau manipulasi untuk memperoleh keuntungan pribadi. Hal ini bisa mencakup segala hal, mulai dari memberikan informasi palsu untuk mendapatkan pekerjaan hingga memalsukan dokumen atau catatan keuangan.

Contohnya, seorang mekanik yang memberikan perkiraan palsu untuk biaya perbaikan mobil dan memaksa pelanggan membayar lebih dari yang seharusnya.

8. Pemalsuan

Pemalsuan termasuk blue collar crime yang membuat atau mengubah dokumen palsu untuk tujuan penipuan. Tindakan ini bisa beripa memalsukan tanda tangan, membuat dokumen palsu, atau mengubah infromasi pada dokumen yang ada.

Sebagai contoh, seorang pegawai kantor yang memalsukan tanda tangan pada dokumen kontrak untuk mendapatkan keuntungan pribadi.

Baca Juga: Pelanggaran Karyawan: Pengertian dan Tips Meminimalisirnya

blue collar crime 2

Apa Perbedaan antara Blue Collar Crime dan White Collar Crime?

Sebelumnya telah disinggung mengenai sedikit perbedaan blue collar crime dan white collar, berikut ini adalah perbedaan keduanya menurut jenis tindakan kejahatan, motivasi, metode, hukuman, hingga dampaknya.

1. Jenis Tindakan Kejahatan

White collar crime:

Tindak pidana non-kekerasan yang umumnya dilakukan oleh orang-orang dengan status sosial tinggi, seperti pengusaha, profesional, dan pejabat pemerintah.

Contohnya termasuk penipuan, penggelapan, penyuapan, dan pelanggaran undang-undang perdagangan.

Blue collar crime

Tindak pidana yang umumnya dilakukan oleh orang-orang dengan status sosial ekonomi rendah, seperti pekerja kasar dan buruh, seperti pencurian, penyerangan, dan perdagangan narkoba.

2. Motivasi

White collar crime

Biasanya dilakukan untuk keuntungan finansial, seperti untuk mendapatkan uang atau kekuasaan.

Blue collar crime

Bisa dilakukan untuk berbagai alasan, seperti untuk mendapatkan uang, untuk membalas dendam, atau untuk mencari sensasi.

3. Metode

White collar crime

Seringkali melibatkan penipuan, manipulasi, dan pelanggaran hukum yang kompleks.

Blue collar crime

Seringkali melibatkan kekerasan fisik dan tindakan kriminal yang lebih langsung.

4. Hukuman

White collar crime

Hukumannya bisa bervariasi tergantung pada jenis dan tingkat keparahan pelanggarannya. Hukumannya bisa termasuk denda, penjara, atau keduanya.

Blue collar crime

Hukuman pelaku blue collar crime biasanya lebih berat daripada white collar crime, dan bisa termasuk denda, penjara, atau bahkan hukuman mati.

5. Dampak

White collar crime

Seringkali memiliki dampak yang lebih besar pada masyarakat daripada blue collar crime, karena dapat menyebabkan kerugian finansial yang besar dan merusak kepercayaan publik terhadap institusi.

Blue collar crime

Seringkali memiliki dampak yang lebih personal pada korban, karena dapat menyebabkan kerugian fisik dan emosional.

Baca Juga: Apa itu Aturan Whistleblowing dan Bagaimana Cara Membuatnya?

gajihub 2

Apa Saja Dampak dari Blue Collar Crime?

Memahami potensi bahaya blue collar crime sangat penting baik bagi perusahaan maupun individu. Berikut sejumlah dampak dari jenis kejahatan ini:

1. Sektor yang Rentan

Untuk mengatasi blue collar crime penting untuk mengetahui sektor dan posisi kerja yang kemungkinan menjadi target. Misalnya, industri dengan aset yang mudah diakses atau peluang untuk melakukan tindakan kriminal memiliki risiko yang lebih tinggi.

Misalnya, industri ritel yang sering kali ramai dengan toko dan pelanggan, rentan terhadap pencurian karena kasir dan barang dagangannya mudah dijangkau. Begitu juga dengan lokasi konstruksi yang memiliki peralatan dan bahan berharga, juga kerap menjadi incaran utama bagi pencuri.

2. Dampak Ekonomi

Blue collar crime dapat memiliki dampak ekonomi yang luas, tidak hanya sebatas kerugian finansial secara langsung. Bisnis dapat mengalami penurunan keuntungan yang signifikan, bahkan hingga menyebabkan kebangkrutan perusahaan.

3. Konsekuensi Hukum

Meskipun seringkali tidak menjadi berita utama, pelaku kejahatan blue collar dapat dikenakan hukuman serius, seperti denda hingga penjara, tergantung pada seberapa serius kejahatannya.

Contohnya, di pengadilan, seorang manajer gudang sedang menjalani persidangan karena dituduh mencuri peralatan berharga selama beberapa bulan. Jika terbukti bersalah, ia dapat dijatuhi hukuman penjara, denda besar, dan diwajibkan untuk mengganti rugi kepada perusahaan.

Baca Juga: Pahami Cara Mengatasi Mansplaining dalam Lingkungan Kerja

Bagaimana Cara Mencegah Blue Collar Crime?

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan perusahaan dalam mencegah terjadinya kejahatan kerah biru. Berikut beberapa strategi yang bisa diterapkan:

1. Pendidikan dan Pelatihan Karyawan

Program pendidikan dan pelatihan untuk karyawan sangat penting untuk mencegah kejahatan pekerja biasa. Dengan memperkenalkan nilai-nilai etika dan integritas, perusahaan dapat mengurangi kemungkinan karyawan terlibat dalam tindakan melanggar hukum.

Contoh:

Mengadakan workshop tentang etika dan integritas bagi karyawan produksi. Workshop ini menekankan pentingnya kejujuran, transparansi, dan tanggung jawab dalam pekerjaan sehari-hari.

2. Kontrol Internal dan Pengawasan

Menerapkan sistem kontrol internal dan pengawasan yang kuat dapat mencegah perilaku kriminal. Langkah-langkah seperti pemasangan kamera pengawas, pengendalian akses, dan audit berkala membantu mendeteksi kegiatan mencurigakan dan mencegah kejahatan.

Contoh:

Sebuah toko ritel menggunakan kamera pengawas, tag RFID, dan pelatihan karyawan untuk mengurangi kasus pencurian dan penadah. Langkah-langkah ini membantu mencegah tindakan kriminal dan memberikan bukti jika terjadi insiden.

3. Kebijakan Pelaporan

Kebijakan pelaporan memungkinkan karyawan melaporkan aktivitas mencurigakan tanpa takut akan balasan.

Dengan menjamin kerahasiaan dan menyediakan saluran komunikasi yang aman, karyawan merasa lebih nyaman melaporkan pelanggaran.

Contoh:

Sebuah perusahaan konstruksi memiliki sistem pelaporan yang rahasia, di mana pekerja dapat melaporkan perilaku tidak etis tanpa takut akan konsekuensi. Sistem ini membantu mengidentifikasi kejahatan dan mendorong budaya akuntabilitas.

4. Budaya Integritas

Pemimpin perusahaan harus memberikan contoh dengan menunjukkan integritas dalam tindakan mereka. Program penghargaan untuk perilaku etis dapat memperkuat budaya integritas di perusahaan.

Contoh:

Misalnya perusahaan mempromosikan integritas melalui komunikasi transparan, program penghargaan, dan komitmen terhadap standar etika.

Dalam hal ini, karyawan didorong untuk mengikuti contoh pemimpin mereka dalam menjalankan pekerjaan dengan integritas.

5. Teknologi dan Keamanan Siber

Karena blue collar crime semakin menggunakan teknologi, perusahaan harus mengambil langkah-langkah untuk melindungi diri dari ancaman siber. Ini termasuk melatih karyawan untuk mengenali dan mencegah serangan siber.

Contoh: 

Sebuah perusahaan manufaktur memberikan pelatihan keamanan siber kepada karyawan untuk melindungi sistem informasi perusahaan dari serangan siber. Langkah ini membantu mengurangi risiko pencurian data dan penipuan.

6. Kerangka Hukum dan Penegakan Hukum

Penegakan hukum yang efektif sangat penting untuk menangani kejahatan pekerja biasa. Tindakan hukum terhadap pelaku kejahatan memberikan sinyal bahwa tindakan kriminal tidak akan dibiarkan.

Contoh:

Seorang pekerja konstruksi diadili karena pencurian berdasarkan bukti yang terkumpul. Langkah hukum ini menegaskan bahwa pelaku kejahatan akan dihukum sesuai dengan hukum yang berlaku.

Baca Juga: Indisipliner Karyawan: Arti, Jenis, Contoh, dan Cara Mengatasinya

blue collar crime 3

Apa Saja Jenis Kejahatan Selain Blue Collar Crime?

Berikut adalah beberapa jenis kejahatan lain yang diakui oleh ilmu sosiologi:

1. Kejahatan tanpa korban (victimless crime)

Kejahatan ini tidak langsung menyebabkan penderitaan atau kerugian pada korban akibat tindakan orang lain. Contohnya adalah perjudian, penyalahgunaan narkotika, dan mabuk-mabukan.

2. Kejahatan internasional (international crime)

Tindakan pelanggaran hukum ini tidak terbatas oleh batas negara dan sering kali menimbulkan kekhawatiran dan perhatian global. Contohnya adalah genosida, kejahatan terhadap kemanusiaan, dan kejahatan perang.

3. Kejahatan terorganisasi (organized crime)

Jenis kejahatan ini dilakukan secara berkelompok dan memiliki hubungan yang terorganisir untuk memperoleh kekuasaan atau keuntungan secara ilegal. Contohnya termasuk penjualan barang curian dan korupsi berskala besar.

4. Kejahatan siber (cyber crime)

Kejahatan ini terjadi di dunia maya dan didasarkan pada teknologi dan jaringan komputer. Contohnya adalah pencurian data, peretasan, dan penipuan online.

5. Kejahatan kerah putih (white collar crime)

White collar crime merupakan kejahatan yang dilakukan oleh individu dengan status sosial yang tinggi, seperti pejabat pemerintah atau eksekutif perusahaan. Contoh termasuk korupsi dan kolusi.

6. Kejahatan perusahaan (corporate crime)

Kejahatan yang dilakukan oleh perusahaan atau organisasi untuk meningkatkan keuntungan secara ilegal. Misalnya adalah penipuan terhadap konsumen dan pengabaian terhadap masalah lingkungan.

7. Kejahatan terorganisasi transnasional (transnational organized crime)

Jenis kejahatan ini melibatkan organisasi kejahatan yang beroperasi melintasi batas negara. Contohnya termasuk perdagangan senjata dan perdagangan manusia.

Baca Juga: Geofencing dalam Absensi, Bagaimana Cara Kerjanya?

Kesimpulan

Berdasarkan artikel di atas, dapat dipahami bahwa blue collar crime merupakan kejahatan yang umumnya dilakukan oleh kalangan kelas sosial bawah, seperti tindakan kekerasan fisik, ancaman, atau perilaku yang melanggar hukum.

Dengan memahami dan mengenali jenis-jenis kejahata blue collar crime, Anda dapat menerapkan strategi pencegahan yang efektif, misalnya dengan mengidentifikasi sektor-sektor yang rentan, mengurangi risiko ekonomi yang terkait, dan memperkuat kerangka hukum serta penegakan hukum.

Pemahaman ini juga memungkinkan Anda untuk memperkuat budaya integritas di tempat kerja dan masyarakat secara luas, sehingga dapat melindungi bisnis, individu, dan masyarakat dari dampak negatif yang ditimbulkan oleh kejahatan kerah biru.

Selain melakukan berbagai pencegahan terkait kejahatan kerah biru, Anda juga perlu mencegah kecurangan yang dilakukan oleh karyawan, misalnya dalam hal kehadiran.

Untuk itu, Anda perlu menggunakan software payroll an HR dari Gajihub yang dapat membantu pengelolaan administrasi karyawan serta menjaga kedisiplinan mereka.

Dengan teknologi face recognition pada fitur absensi, aplikasi Gajihub dapat langsung mendeteksi wajah pengguna, sehingga dapat membantu validasi data kehadiran karyawan secara lebih moden, mudah, dan minim kecurangan.

Selain itu, juga terdapat abuse detection dalam sistem absensi Gajihub yang berguna untuk menjaga kedsiplinan karyawan, di mana fitur ini akan menolak presensi secara otomatis jika diketahui menggunakan fake GPS dan fake IP. 

Tertarik mencobanya? Yuk, kunjungi tautan ini dan dapatkan coba gratis hingga 14 hari.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *