Apa itu Passive Recruiting? Berikut Arti, Strategi, dan Tekniknya

passive recruiting banner

Untuk menemukan kandidat terbaik yang sesuai dengan kualifikasi dari perusahaan, sebagai profesional HR Anda juga perlu melakukan passive recruiting. Sebab, ada kemungkinan kandidat terbaik tersebut berasal dari orang yang sudah bekerja atau disebut sebagai kandidat pasif.

Berdasarkan survei Workable tahun 2021, kandidat pasif menyumbang sekitar 37% dari seluruh tenaga kerja. Inilah yang membuat Anda sebaiknya memasukkan rekrutmen pasif ke dalam strategi rekrutmen, terutama untuk mengisi posisi-posisi penting yang sulit diisi.

Namun, sebenarnya apa yang disebut dengan passive recruiting? Pada artikel kali ini, Gajihub akan membahas pengertian, perbedaannya dengan active recruiting, teknik, hingga tipsnya. 

Apa yang Dimaksud dengan Passive Recruiting?

Passive recruiting atau rekrutmen pasif adalah proses rekrutmen dengan melibatkan orang-orang yang sudah bekerja di suatu perusahaan dan tidak sedang mencari pekerjaan baru atau aktif mencari pekerjaan (kandidat pasif).

Meskipun demikian, bukan berarti mereka akan menolak kesempatan untuk pekerjaan baru.

Dengan kata lain, tetap ada kemungkinan mereka tertarik untuk bergabung dengan perusahaan Anda, namun tidak bisa langsung mulai bekerja karena masih ada tanggung jawab yang perlu ia selesaikan.

Keuntungan dari kandidat pasif adalah mereka biasanya tidak akan mengikuti wawancara dengan perusahaan lain, karena tidak sedang mencari pekerjaan baru. Selain itu, beberapa dari mereka umumnya juga tetap terbuka untuk berdiskusi terkait kesempatan yang ditawarkan.

Namun, meskipun mereka bersedia untuk berbicara, saat ini mereka sudah bekerja dan tidak sedang mencari pekerjaan, sehingga mereka mungkin akan sangat selektif dalam memutuskan untuk berpindah pekerjaan.

Oleh karena itu, Anda harus memahami bagaimana teknik yang tepat untuk menarik hati kandidat pasif. 

Baca Juga: Apa itu Open Hiring? Simak Kelebihan dan Kekurangannya Berikut Ini

passive recruiting

Perbedaan Active Recruiting dan Passive Recruiting

Jika passive recruiting melibatkan kandidat pasif, active recruiting melibatkan orang-orang yang sedang mencari pekerjaan secara aktif atau disebut sebagai kandidat aktif. Namun, tidak selalu berarti mereka menganggur.

Kandidat aktif biasanya mencari kesempatan baru dengan berbagai alasan seperi kekhawatiran akan stabilitas pekerjaan saat ini, ingin mengambil tanggung jawab yang lebih besar, perusahaan tempat mereka bekerja berhenti beroperasi, dan sebagainya.

Sekitar 25% dari tenaga kerja yang bekerja masuk ke dalam kategori ini, dan dari sini banyak posisi pekerjaan terisi. Hal tersebut disebabkan karena mereka adalah orang-orang yang terbuka untuk kesempatan baru dan secara aktif mencari pekerjaan berikutnya.

Baca Juga: Recruitment Funnel: Panduan Lengkap Untuk Tim HR

Manfaat Passive Recruiting

Berikut adalah beberapa manfaat dari rekrutmen kandidat pasif yang dapat menjadi bahan pertimbangan Anda:

1. Lebih Sedikit Persaingan

Ada lebih banyak kandidat pasif dibandingkan kandidat aktif, jadi Anda akan menghadapi persaingan yang lebih sedikit saat mencari kandidat pasif. Meskipun kandidat aktif biasanya lebih mudah untuk direkrut, namun bukan berarti kandidat pasif tidak penting.

Saat mencari kandidat pasif, Anda mungkin akan menemukan kandidat yang tidak pernah diincar oleh pesaing Anda. Kandidat tersebut juga akan mempertimbangkan untuk pindah pekerjaan saat menemukan kesempatan yang relevan dan reputasi perusahaan terkenal baik.

2. Lebih Sedikit Tekanan

Saat merekrut kandidat aktif, mereka biasanya ingin mendapatkan pekerjaan dengan cepat, sehingga mungkin mereka juga mengikuti wawancara di perusahaan lain, sehingga Anda perlu mempercepat proses rekrutmen agar kandidat tersebut tidak diambil oleh perusahaan lain.

Berbeda saat melakukan passive recruiting, Anda pun dapat menghubungi kandidat dan menawarkan pekerjaan dengan tekanan dan stres yang lebih sedikit karena tidak memiliki saingan.

Selain itu, mereka tidak membutuhkan pekerjaan dengan cepat dan mungkin tidak sedang dihubungi oleh beberapa perusahaan sekaligus.

Dengan tekanan yang lebih sedikit dan waktu lebih banyak untuk berpikir, Anda dapat lebih fokus pada detail proses rekrutmen dan memastikan Anda membuat keputusan rekrutmen yang tepat.

3. Memiliki Lebih Banyak Keterampilan

Salah satu hal penting saat merekrut kandidat pasif adalah memastikan bahwa kandidat merupakan orang yang tepat dan memiliki bakat terbaik.

Meskipun sulit untuk meyakinkan mereka, tetapi usaha tersebut akan sepadan dengan keterampilan yang mereka miliki.

Anda bisa mencoba menawarkan posisi yang membantu perkembangan karier mereka, atau mungkin tawarkan pekerjaan yang membuat mereka lebih merasa tertantang.

4. Lebih Banyak Pengalaman

Saat Anda merekrut karyawan secara pasif, kemungkinan besar mereka sudah memiliki keterampilan yang Anda butuhkan. Karena itu, mereka memiliki peluang lebih tinggi untuk menjadi karyawan yang sukses.

Selain itu, karena saat ini mereka sudah bekerja di perusahaan, artinya mereka memiliki pengalaman dan keterampilan profesional yang bisa mereka bawa ke perusahaan Anda.

Anda pun memiliki waktu lebih untuk menggali lebih dalam tentang keahlian mereka dan memastikan kecocokannya dengan budaya perusahaan.

Baca Juga: Ketahui Pentingnya Screening Interview dalam Proses Rekrutmen

5. Kandidat Pasif Memilih Perusahaan Anda

Saat merekrut kandidat yang aktif mencari pekerjaan, mereka mungkin menerima beberapa tawaran pekerjaan, tetapi jika tidak ada, barulah mereka akan menerima tawaran dari perusahaan Anda agar mendapatkan penghasilan.

Berbeda dengan kandidat pasif, biasanya mereka akan mempertimbangkan secara cermat perusahaan Anda dan apakah mereka ingin menerima tawaran tersebut. Mereka ingin tahu apakah tempat baru tersebut dapat membantu mereka mencapai tujuan karier.

6. Dapat Membangun Hubungan

Saat Anda tidak berhasil merekrut kandidat pasif, Anda masih bisa menjalin hubungan dengan mereka.

Dengan begitu, ketika mereka berubah menajdi pencari pekerja aktif, kemungkinan mareka akan menghubungi perusahaan Anda terlebih dahulu untuk mencari tahu apakah ada posisi yang tersedia.

Jika tidak, Anda mungkin bisa menghubungi mereka ketika Anda memiliki posisi pekerjaan lain yang lebih menarik bagi mereka. Dalam hal apapun, Anda bisa tetap berhubungan dengan mereka dan menjaga mereka di daftar bakat Anda jika Anda membutuhkan kandidat untuk posisi di masa depan.

7. Lebih Otentik

Saat merekrut kandidat aktif mereka mungkin sudah berlatih wawancara dan siap dengan pertanyaan karena sedang mencari pekerjaan.

Mereka pun sudah mengetahui jenis pertanyaan apa yang akan diajukan. Namun, hal ini bisa membuat Anda kesulitan dalam menilai apakah mereka kandidat terbaik.

Sementara saat Anda menghubungi kandidat pasif yang tidak sedang mencari pekerjaan, mungkin mereka tidak memiliki banyak waktu untuk mempersiapkan jawaban, sehingga Anda bisa menilai tanggapan yang lebih akurat.

Selain itu, mereka mungkin tidak sempat mempersiapkan wawancara secara maksimal, namun Anda justru akan mendapatkan jawaban yang lebih otentik, yang akan membantu Anda menilai apakah mereka layak untuk direkrut.

Baca Juga: SEO untuk Rekrutmen: Panduan Menarik Kandidat Terbaik

passive recruiting

Strategi Passive Recruiting

Berikut adalah strategi untuk merekrut kandidat pasif:

1. Mencari Kandidat Pasif

Kandidat pasif adalah orang yang sudah bekerja di perusahaan lain dan tidak mencari pekerjaan secara aktif. Oleh karena itu, Anda perlu mencari mereka melalui situs seperti LinkedIn, di maan Anda bisa menemukan profil yang cocok dengan posisi yang dibutuhkan saat ini.

Selain itu, Anda juga bisa menemukan kandidat melalui database perusahaan untuk menemukan kandidat yang sebelumnya sudah mangajukan lamaran atau melamar untuk posisi lain.

2. Komunikasi Secara Personal

Penting untuk membangun hubungan dengan kandidat pasif. Anda bisa mengirimkan pesan pribadi kepada mereka, misalnya untuk memberi selamat atas prestasi mereka atau berbicara tentang potensi kesempatan di perusahaan Anda.

Hal tersebut menunjukkan bahwa Anda tertarik dan menghargai mereka sebagai calon yang potensial.

3. Rekomendasi Karyawan

Rekomendasi karyawan atau employee referral dapat membantu Anda untuk merekrut kandidat pasif. Karyawan bisa berbagai informasi tentang posisi kosong di perusahaan Anda atau merekomendasikan orang-orang yang mungkin cocok dengan pekerjaan tersebut.

Karyawan biasanya memiliki jaringan relasi yang luas, sehingga rekomendasi dari mereka akan sangat berharga.

4. Event

Manfaatkan acara atau seminar untuk menarik kandidat pasif. Anda bisa mengikuti atau mengadakan acara di bidang yang relevan dengan industri perusahaan Anda.

Dengan begitu, Anda dapat berinteraksi dengan profesional berpengalaman yang mungkin tertarik untuk bergabung dengan tim Anda.

Strategi-strategi ini dapat membantu perusahaan untuk menemukan kandidat terbaik, bahkan jika mereka tidak aktif mencari pekerjaan.

Baca Juga: Tips Memilih Kandidat Karyawan Terbaik

Teknik Melakukan Passive Recruiting

Berikut adalah teknik dalam passive recruiting yang perlu Anda lakukan untuk menarik kandidat pasif:

1. Kenali Calon Kandidat

Sebelum menghubungi kandidat, luangkan waktu untuk mengenal mereka dengan baik. Lihatlah keterampilan, pengalaman kerja, dan minat mereka. Informasi ini akan membantu Anda mengetahui apakah mereka cocok dengan perusahaan Anda.

2. Manfaatkan Berbagai Sumber Informasi

Gunakan berbagai jaringan dan forum untuk mencari kandidat terbaik. Misalnya, selain melalui LinkedIn, Anda bisa mencari di media sosial, seperti Instagram, TikTok, atau pun di forum-forum Facebook.

Kemudian, Anda dapat memahami aktivitas online yang dilakukan kandidat guna mengetahui motivasi dan minat utama mereka. Hal ini akan membantu Anda dalam melakukan rekrutmen yang lebih menarik perhatian mereka.

3. Tawarkan Peluang dan Potensi Pertumbuhan

Saat mencoba merekrut kandidat pasif, fokuslah pada peluang dan potensi pertumbuhan yang akan mereka dapatkan ketika memilih pindah ke perusahaan Anda. Cari tahu apa yang mereka harapkan dari pekerjaan baru dan jelaskan bagaimana perusahaan Anda dapat memenuhi harapan tersebut.

4. Bangun Reputasi Baik dan Dukungan dari Karyawan

Ketika melakukan passive recruiting, kemungkinan kandidat yang Anda hubungi akan mencari informasi tentang perusahaan Anda. Oleh karena itu, pastikan perusahaan menampilkan yang terbaik di website resmi ataupun halaman LinkedIn.

Selain itu, mintalah dukungan kepada karyawa lain untuk memberikan testimoni karyawan yang positif, agar memberikan kesan baik kepada kandidat pasif mengenai perusahaan Anda.

5. Berikan Pengalaman Rekrutmen yang Baik

Pastikan pengalaman rekrutmen yang Anda tawarkan membuat calon kandidat merasa yakin untuk meninggalkan pekerjaan mereka saat ini, demi bergabung dengan perusahaan Anda.

Jelaskan komitmen perusahaan untuk mendukung karier kandidat, serta berikan informasi yang jelas mengenai posisi yang ditawarkan.

6. Tawarkan Work Life Balance

Saat ini banyak orang yang sangat menghargai keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi atau work life balanceterutama setelah muncul tren bekerja dari rumah selama pandemi COVID-19.

Oleh karena itu, pertimbangkan untuk menawarkan fleksibilitas dalam bekerja, misalnya dengan memberikan opsi work from home atau model kerja yang lebih fleksibel. Hal ini akan membuat perusahaan Anda lebih menarik di mata kandidat yang berkualitas.

Selain menawarkan fleksibilitas melalui sistem kerja WFH atau remote workingAnda juga bisa menarik kandidat dengan memberikan kemudahan melalui sistem administrasi yang sudah terotomatisasi dalam HRIS yang saat ini sudah banyak tersedia, salah satunya Gajihub.

Melalui fitur employee self service (ESS), karyawan dapat melakukan presensi di mana pun melalui aplikasi, mengajukan cuti dan izin, serta mencatat jam lembur.

Sementara untuk Anda, Anda dapat memantau laporan kehadiran karyawan, menganalisis data karyawan, dan mengelola payroll secara otomatis.

Jika Anda tertarik coba gratis selama 14 hari atau selamanya dengan klik gambar di bawah ini:

gajihub 1

7. Tetap Up-to-Date dengan Perkembangan Industri

Ikuti perkembangan terkini dalam industri Anda untuk mengidentifikasi calon kandidat pasif yang potensial. Mengetahui berita dan perubahan dalam perusahaan atau industri akan membuat Anda lebih kredibel di mata kandidat.

8. Ajukan Pertanyaan yang Tepat

Ketika mewawancarai kandidat pasif, gunakan pendekatan yang berbeda. Tanyakan pertanyaan yang membantu Anda meyakinkan mereka untuk mempertimbangkan tawaran pekerjaan dari perusahaan Anda.

Kemudian, Anda juga bisa berbicara tentang keinginan dan harapan kandidat terhadap pekerjaan baru tersebut.

Baca Juga: Background Check: Panduan Lengkap untuk HR

Kesimpulan

Berdasarkan artikel di atas, dapat dipahami bahwa penting bagi perusahaan untuk mempertimbangkan passive recruiting dalam mencari kandidat terbaik.

Sebab, selalu ada kemungkinan kandidat yang selama ini Anda cari masih bekerja di perusahaan lain dan belum secara aktif mencari pekerjaan.

Setelah melewati proses rekrutmen tersebut dan berhasil menemukan kandidat terbaik, Anda bisa menggunakan Gajihub sebagai software payroll dan HR yang akan membantu Anda dalam pengelolaan data karyawan.

Yuk, coba gratis selama 14 hari melalui tautan ini dan rasakan kemudahannya.

Catatan Kaki:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *