Mengetahui Klasifikasi Karyawan Untuk Para Praktisi HR

klasifikasi karyawan 1

Pasar tenaga kerja saat ini sedang mengalami periode perubahan yang berdampak pada semua anggotanya, termasuk dalam klasifikasi karyawan, pemberi kerja, dan kontraktor independen.

Karena semakin banyak orang menemukan cara baru untuk mencari nafkah, bisnis dan organisasi harus beradaptasi dengan tenaga kerja yang lebih kompleks dengan peran dan tuntutan baru. Organisasi Anda mungkin perlu memikirkan kembali klasifikasi karyawannya.

Mari selami dasar-dasar klasifikasi karyawan, jenis-jenis karyawan yang paling umum, karyawan staff dan non staff, dan mengapa pekerja kontingen bukanlah karyawan tradisional.

Di akhir artikel ini, Anda akan memahami peran dan kegunaan setiap jenis karyawan dan bagaimana membangun kebijakan klasifikasi karyawan yang efisien dan sesuai untuk bisnis Anda.

Mengapa Anda Perlu Menilai Klasifikasi Karyawan Anda?

Kita dapat menyalahkan pandemi karena membuat navigasi tenaga kerja menjadi lebih kompleks daripada sebelumnya. Namun, pada kenyataannya, tren yang kita lihat saat ini didukung oleh transformasi yang terjadi selama beberapa dekade terakhir.

Ditambah lagi, perkembangan internet broadband yang cepat dan penyebaran perangkat portabel membuka pintu bagi peluang kerja yang tak terduga.

Akibatnya, pasar tenaga kerja sekarang menjadi beragam, dengan banyak pilihan bagi siapa saja. Hal ini membuat perusahaan harus berjuang untuk memenuhi ekspektasi karyawan saat ini dan menemukan talenta. Namun, tidak semua orang kesulitan.

Beberapa perusahaan menemukan cara untuk tetap bertahan meskipun ada berbagai tantangan yang muncul selama beberapa tahun terakhir.

Jadi bagaimana mereka melakukannya?

Selain menggunakan teknologi canggih untuk meningkatkan produktivitas dan mengurangi waktu yang dihabiskan untuk tugas-tugas rutin, perusahaan yang sukses tidak takut dengan tim yang beragam yang terdiri dari karyawan remote, karyawan tetap, dan karyawan paruh waktu (sebagai contoh).

Bagian yang penting, dalam skenario ini, adalah memastikan bahwa Anda memiliki klasifikasi karyawan yang tepat.

Dengan cara ini, Anda bisa menikmati semua keuntungan memiliki tim yang beragam tanpa gangguan bisnis atau kesenjangan dalam produktivitas. Selain itu, jika Anda memahami klasifikasi karyawan, akan lebih mudah untuk memutuskan jenis karyawan yang paling sesuai dengan kebutuhan bisnis Anda.

Terlebih lagi, jika Anda memeriksa situs ulasan pemberi kerja seperti JobSage atau Glassdoor, Anda akan melihat banyak pengulas menghargai konsistensi dan transparansi pemberi kerja mereka, termasuk dalam hal mengklasifikasikan karyawan.

Hal ini karena hal tersebut memberikan rasa keandalan dan kepercayaan kepada orang-orang.

Baca juga: 15 Cara Menghilangkan Ngantuk di Kantor Paling Efektif

gajihub 3

Apa Saja Jenis dalam Klasifikasi Karyawan?

Berdasarkan jam kerja, tugas pekerjaan, dan durasi pekerjaan yang diharapkan, sebagian besar pemberi kerja akan mengklasifikasikan karyawan mereka ke dalam lima tipe, ditambah satu tipe tambahan:

  • Karyawan penuh waktu atau full time
  • Karyawan paruh waktu atau part time
  • Karyawan kontrak
  • Pekerja magang atau intern
  • Pekerja musiman atau seasonal
  • Karyawan yang disewa (tipe tambahan)

Istilah-istilah ini tidak memiliki definisi yang ketat dalam undang-undang Ketenagerjaan di Indonesia. Setiap perusahaan memiliki kebebasan dalam hal kebijakan klasifikasi karyawan. Namun, setelah didefinisikan, kebijakan yang sama harus diterapkan di seluruh organisasi.

Hal ini membantu karyawan memahami kelayakan mereka untuk mendapatkan tunjangan. Mereka juga dapat memperoleh penilaian yang adil atas upah mereka sesuai dengan jumlah jam kerja per hari.

Mari kita jelajahi setiap jenis karyawan secara lebih rinci.

1. Karyawan penuh waktu

Karyawan penuh atau full time waktu biasanya bekerja rata-rata 40 jam per minggu, berhak mendapatkan tunjangan, dan mungkin tidak memiliki tanggal akhir untuk kontrak mereka.

Mereka adalah apa yang disebut karyawan tetap dan biasaya dibuatkan PKWTT atau Perjanjian Kerja Waktu Tertentu.

Maksudnya, hubungan kerja antara perusahaan dengan karyawan hanya bisa berakhir ketika mereka memasuki usia pensiun, meninggal dunia, sakit atau cacat permanen yang menyebabkan tidak dapat bekerja, atau kondisi-kondisi lainnya.

Pekerjaan penuh waktu sering dianggap sebagai salah satu kondisi kerja yang paling dapat diandalkan dan aman karena pemberi kerja menawarkan gaji tetap dan terkadang ditambah upah lembur (dihitung per jam).

Baca juga: Mengetahui Pentingnya Six Sigma dalam Proses HR

2. Karyawan paruh waktu

Orang-orang ini bekerja kurang dari 40 jam per minggu dan biasanya dibayar per jam. Namun, beberapa karyawan paruh waktu lebih memilih basis gaji, jadi itu tergantung pada perusahaan.

Biasanya, para pekerja part time adalah orang yang masih berada di bangku kuliah yang mencari kerja untuk menambah penghasilan atau sekadar cari pengalaman.

3. Karyawan kontrak

Tidak seperti karyawan tetap, karyawan kontrak (atau temporer, jika Anda mau) memiliki tanggal akhir yang ditetapkan pada kontrak mereka.

Orang-orang ini biasanya bekerja di perusahaan antara enam bulan hingga satu atau dua tahun. Selain itu, beberapa orang dipekerjakan selama durasi proyek. Kemudian, kontrak mereka berakhir ketika proyek selesai.

Aturan karyawan kontrak di Indonesia sendiri dalam undang-undang PKWT

PKWT dapat diadakan untuk pekerjaan yang jenis dan sifat atau kegiatannya bersifat tidak tetap. PKWT dapat dilaksanakan terhadap pekerjaan yang didasarkan atas jangka waktu, atau selesainya suatu pekerjaan tertentu, atau pekerjaan tertentu lainnya yang jenis dan sifat atau kegiatannya bersifat tidak tetap, dengan rincian sebagai berikut:

1. Pasal 5 ayat (1) PP 35/2021 mengatur PKWT berdasarkan jangka waktu, yaitu: 

  • Pekerjaan yang diperkirakan penyelesaiannya dalam waktu yang tidak terlalu lama,
  • Pekerjaan yang bersifat musiman, atau
  • pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru, kegiatan baru, atau produk tambahan yang masih dalam percobaan atau penjajakan.

2. Pasal 5 ayat (2) PP 35/2021 mengatur PKWT berdasarkan selesainya suatu pekerjaan tertentu, yaitu: 

  • Pekerjaan yang sekali selesai, atau
  • Pekerjaan yang sementara sifatnya.

3. Pasal 5 ayat (3) dan Pasal 10 ayat (1) PP 35/2021 menyebut PKWT yang dapat dilaksanakan terhadap pekerjaan tertentu lainnya yang jenis dan sifat atau kegiatannya bersifat tidak tetap berupa pekerjaan tertentu yang berubah-ubah dalam hal waktu dan volume pekerjaan serta pembayaran upah Pekerja/buruh berdasarkan kehadiran, seperti perjanjian kerja harian.

Baca juga: Cara Menjaga Hubungan Baik Karyawan dan Perusahaan

4. Pekerja magang

Pekerja magang atau intern biasanya dipekerjakan untuk waktu yang singkat (paling lama beberapa bulan) dan bisa dibayar, dibayar sebagian, atau tidak dibayar.

Mereka umumnya adalah siswa sekolah menengah atau mahasiswa yang ingin mendapatkan pengalaman kerja pertama mereka. Magang mungkin berpotensi mengarah pada pekerjaan di perusahaan Anda.

5. Pekerja musiman

Jenis karyawan yang tidak permanen dan termasuk dalam PKWT adakah pekerja musiman atau seasonal.

Pekerja musiman dipekerjakan untuk menutupi peningkatan pekerjaan musiman bisnis. Kebutuhan ini biasanya muncul selama musim tertentu dalam setahun (liburan musim dingin dan musim panas adalah yang paling umum).

6. Freelancer

Jenis pekerja atau karyawan ini masih merupakan individu yang digaji (bukan kontraktor independen), tetapi mereka tidak muncul dalam daftar gaji perusahaan Anda.

Seperti namanya, perusahaan dapat menyewa freelancer atau pekerja lepas untuk menyelesaikan proyek atau menambah staf selama periode sibuk.

Di bawah ini Anda dapat melihat klasifikasi karyawan dalam ekonomi baru, yang dibagi menjadi beberapa jenis pekerjaan dan pekerjaan kontrak.

Baca juga: Cara Hitung Gaji Masa Percobaan Karyawan Sesuai Regulasi

Pekerja Staff dan Non Staff

klasifikasi karyawan 2

Istilah staff merujuk pada dua hal, yaitu staff dari segi fungsi atau staff function dan juga line function.

Misalnya jabatan Personal Assistant, Staff Ahli, Personal Secretary adalah jabatan yang menjalankan fungsi staff atau staff function terhadap jabatan yg menggunakannya.

Sedangkan dari segi line function (fungsi lini) memiliki level dan klasifikasi yang lebih jelas di organisasi perusahaan. Misalnya adalah Poduction Supervisor yang melakukan reporting ke Production Manager yang berada diatas level dia. Dalam organisas chart akan terlihat job level nya.

Yang kedua dilihat dari segi level di organisasi, misalnya level 1 sampai dengan 4 diklasifikasikan sebagai golongan non staff, level 5 s/d 8 diklasifikasikan sebagai golongan staff.

Dalam remuneration management, golongan non staff disebut sebagai golongan non exempt, golongan staff disebut sebagai golongan exempt.

Golongan non exempt kalau bekerja lembur, akan dihitung upah lemburnya sesuai dengan peraturan yang berlaku sesuai undang-undang ketenaagakerjaan, sedangkan golongan exempt tidak akan mendapat upah lembur kalau kerja lembur, karena gaji mereka sudah pada tingkat tertentu sebagai “staff”.

Jabatan seperti OB, Messenger, Driver, Janitor, Security adalah golongan non exempt, jabatan-jabatan pada level supervisor keatas adalah golongan exempt.

Baca juga: Aturan Gaji Karyawan Terlambat dan Cara Mengatasinya

Apa yang Dimaksud dengan Pekerja Kontingen?

Kontraktor independen, konsultan, atau jenis pekerja lainnya yang tidak dipekerjakan melalui kontrak kerja diklasifikasikan sebagai pekerja kontingen.

Mereka adalah kolaborator yang dapat membantu dalam berbagai proyek dan tugas, namun mereka juga merupakan entitas yang terpisah dari bisnis Anda.

Ketika menyewa jasa pekerja kontingen, Anda sebagai pemilik bisnis tidak perlu khawatir tentang tunjangan, menyediakan asuransi kesehatan, atau tindakan lain yang biasanya melibatkan karyawan tradisional.

Pekerja Remote dan Kontraktor Independen

Secara definisi, pekerja remote tidak hadir di kantor atau tempat kerja. Sebaliknya, mereka mengerjakan tugas-tugas mereka dari lokasi yang jauh (rumah atau tempat lain di seluruh dunia).

Adopsi pekerjaan remote (atau bekerja dari rumah) telah meningkat pesat selama pandemi. Namun, hal ini juga merupakan hasil dari perkembangan teknologi yang luar biasa yang kita alami dalam beberapa tahun terakhir.

Berkat perangkat portabel dan berbagai layanan yang memungkinkan kerja kolaboratif antara karyawan di kantor dan karyawan jarak jauh, perusahaan saat ini memiliki sumber daya manusia di seluruh dunia yang dapat mereka manfaatkan.

Namun, sebagai pemilik bisnis, penting untuk memahami bahwa pekerja remote tidak selalu merupakan pekerja kontingen (atau kontraktor independen).

Anda bisa memiliki karyawan yang bekerja secara remote (penuh waktu, paruh waktu, atau kontrak) dan pekerja jarak jauh yang merupakan kontraktor independen.

Perbedaannya adalah tipe pertama diklasifikasikan sebagai karyawan tradisional, sedangkan tipe kedua adalah kolaborator yang bekerja dari jarak jauh dan mengurus manajemen waktu, perangkat, dan pajak mereka sendiri.

Banyak organisasi yang mengutamakan kerja remote mempekerjakan orang sebagai kontraktor independen, karena ini adalah cara termudah untuk mengajak orang bekerja tanpa perlu berurusan dengan hukum ketenagakerjaan dan bisnis yang berbeda di berbagai negara.

Baca juga: Mutasi Karyawan: Pengertian, Alasan, Jenis dan Kebijakannya

Cara Menangani Tenaga Kerja yang Kompleks

Memiliki tenaga kerja yang terdiri dari berbagai jenis karyawan memungkinkan bisnis Anda menjadi fleksibel dan gesit. Anda bisa merespons kebutuhan bisnis Anda dengan lebih cepat.

Untuk mencapai hal ini, bisnis harus belajar bagaimana mengelola tenaga kerja yang mencakup pekerja remote dan pekerja di kantor, ditambah beberapa kolaborator dan mungkin beberapa freelancer.

Untuk memudahkan Anda dalam mengelola manajemen data karyawan, Anda bisa menggunakan software HR dan payroll yang memiliki fitur terlengkap seperti Gajihub.

Dengan menggunakan Gajihub, selain proses pengelolaan payroll dan absensi, Anda bisa dengan mudah melakukan klasifikasi setiap tipe karyawan beserta analisis kinerja dalam satu platform yang intuitif.

Jika tertarik, Anda bisa mencoba Gajihub secara gratis selama 14 hari atau selamanya melalui tautan ini.

Bisnis akan semakin sering menghadapi situasi ini di masa depan. Organisasi yang tidak beradaptasi pada akhirnya akan gagal, sementara persaingan akan semakin ketat. Jadi, di pihak mana Anda ingin bisnis Anda berada?

1 thought on “Mengetahui Klasifikasi Karyawan Untuk Para Praktisi HR

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *