Setiap karyawan memiliki kepribadian, gaya kerja, dan cara berkomunikasi yang berbeda-beda. Hal inilah yang terkadang menimbulkan kesalahpahaman dan menimbulkan konflik dan bahkan berujung pada tindakan insubordinasi.
Pada artikel kali ini, Gajihub akan membahas apa itu insubordinasi, apa bedanya dengan konflik biasa, dampak, hingga langkah-langkah untuk mencegahnya.
Apa itu Insubordinasi?
Insubordinasi atau pembangkangan di tempat kerja dapat diartikan sebagai tindakan seorang karyawan yang dengan sengaja menolak untuk mengikuti perintah yang sah dan masuk akal dari atasan.
Penolakan tersebut itu dapat merusak hubungan dengan atasan, dan seringkali menjadi alasan untuk tindakan pendisiplinan, bahkan hingga dipecat.
Menurut Socety for Human Resources Management insubordinasi terjadi ketika seorang karyawan mengakui dan memahami instruksi dari pemberi kerja, tetap menolak untuk melaksanakan perintah tersebut, baik secara terang-terangan menolak maupun dengan tidak melaksanakan tugasnya.
Baca Juga: Apa Itu Abseenteism? Simak Arti, Penyebab, Dampak, dan Cara Mengatasinya Berikut Ini
Perbedaan Insubordinasi dan Konflik Biasa
Menentukan tindakan insubordinasi di tempat kerja merupakan hal yang rumit. Sebab, ada jenis perilaku yang tidak dapat ditoleransi, namun perilaku tersebut juga tidak bisa didefinisikan sebagai insubordinasi.
Hal inilah yang menyebabkan setiap perusahaan memiliki cara kerja dan kebijakan masing-masing dalam mengatasi pembangkangan karyawan. Namun, secara umum berikut beberapa perilaku yang bukan termasuk insubordinasi di tempat kerja:
- Kinerja karyawan yang buruk.
- Perselisihan atau konflik tim yang wajar di tempat kerja.
- Penolakan seorang karyawan untuk melakukan sesuatu yang melanggar hukum atau kebijakan perusahaan.
- Penolakan seorang karyawan terhadap perintah yang tidak aman.
Selain itu, perbedaan antara tindakan insubordinasi dan penolakan juga tergantung pada cara karyawan menghadapi situasi tersebut. Jika seorang karyawan mengabaikan instruksi manajer dan melakukan hal, maka tindakan tersebut dapat dianggap sebagai insubordinasi.
Sementara jika karyawan menjelaskan dengan baik penyebab ia menolak perintah tersebut, kemudian terjadi diskusi dan akhirnya mereka sepakat, maka hal tersebut tidak termasuk insubordinasi dan masih bisa disebut wajar.
Baca Juga: Pelanggaran Karyawan: Pengertian dan Tips Meminimalisirnya
Dampak Insubordinasi pada Perusahaan
Tindakan insubordinasi tentunya memberikan dampak negatif pada perusahaan, berikut beberapa di antaranya:
1. Menciptakan Konflik antar Karyawan
Pembangkangan yang dilakukan seorang karyawan akan berdampak pada semangat kerja tim. Misalnya, terdapat satu karyawan yang tidak menyelesaikan tugas dari manajer, maka anggota tim lain akan mengerjakan tugas tersebut. Hal ini dikhawatirkan dapat menyebabkan stres dan demotivasi kerja hingga berujung pada konflik di dalam tim.
2. Merugikan finansial perusahaan
Pembangkangan juga dapat mengakibatkan kerugian finansial pada perusahaan. Misalnya, ketika mereka tidak dapat memberikan layanan yang memuaskan kepada pelanggan, sehingga menyebabkan hilangnya keuntungan.
3. Kepemimpinan yang Tidak Efektif
Ketika pembangkangan terjadi, para atasan akan kehilangan pengaruh dan kemampuan untuk memimpin dengan baik. Hal ini membuat karyawan lain juga kehilangan rasa hormat pada atasan mereka dan menimbulkan kebingungan tentang siapa yang sebenarnya bertanggungj awab.
4. Menghentikan Operasi Bisnis
Karyawan yang tidak melaksanakan tugasnya dapat menghentikan operasi bisnis. Misalnya, jika seorang karyawan menolak untuk menjaga keselamatan, hal ini dapat membahayakan semua orang di tempat kerja. Insubordinasi seperti ini tentu akan menganggu bisnis dan membuat perusahaan harus bertanggung jawab apabila terjadi cedera.
Baca Juga: 12 Tips Menghadapi Karyawan yang Terlambat Masuk Kerja
Contoh Insubordinasi di Tempat Kerja
Berikut adalah beberapa contoh insubordinasi di tempat kerja:
1. Menolak Menyelesaikan Tugas
Salah satu contoh karyawan melakukan pembangkangan yakni ketika mereka tidak mau melakukan tugas yang diberikan oleh atasan mereka. Misalnya, jika seorang manajer meminta seorang barista membersihkan meja kafe, namun barista tersebut mengabaikan atau bahkan langsung menolaknya.
Namun, perlu Anda ketahui bahwa dalam beberapa situasi, karyawan masih bisa menolak tugas dengan alasan tertentu dan berdiskusi terlebih dahulu dengan atasan.
2. Tidak Hadir Bekerja
Ketika seorang mulai bekerja, artinya mereka telah setuju untuk hadir sesuai jadwal yang ditentukan. Oleh karena itu, jika seorang karyawan menolak datang ke kantor sesuai jadwal yang telah disepakati, itu juga termasuk insubordinasi.
3. Pulang Lebih Awal
Selama bekerja, seseorang seseorang setuju untuk tinggal di kantor sesuai dengan jam kerja yang telah ditentukan. Dengan demikian, karyawan yang melanggar aturan ini bisa dianggap sebagai insubordinasi.
Contohnya, apabila seseorang seharusnya bekerja sampai pukul 3 sore, namun memutuskan untuk pulang pada pukul 1 siang tanpa memberitahu atasan atau meminta izin.
4. Menghina atasan
Selain itu, pembangkangan juga bisa terjadi ketika seorang karyawan secara terang-terangan menghina atasan di tempat kerja. Misalnya, berteriak atau menggunakan bahasa kasar kepada atasan.
Bahkan perilaku yang tidak terang-terangan, seperti menggelengkan kepala dengan sinis saat atasan memberi perintah, juga bisa dianggap sebagai tindakan insubordinasi.
5. Sabotase kegiatan perusahaan
Sabotase terjadi ketika seseorang dengan sengaja melakukan tindakan yang merusak proyek, inisiatif, atau tujuan tim atau organisasi. Contohnya, jika seorang karyawan menolak untuk melaksanakan tugas mereka dalam sebuah proyek, itu dianggap sebagai sabotase dan insubordinasi.
Baca Juga: Sabbatical Leave: Pengertian, Manfaat, Tantangan, hingga Aturannya di Indonesia
Langkah-Langkah Menghadapi Insubordinasi
Jika tidak segera ditangani, insubordinasi dapat dengan cepat menyebar di tempat kerja dan mempengaruhi sikap karyawan lainnya. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa Anda lakukan untuk menghadapi tindakan tersebut:
1. Berdiskusi dengan Karyawan
Langkah pertama dalam menangani karyawan yang bersikap membangkang adalah dengan melakukan diskusi dengan mereka. Arahkan diskusi tersebut pada proses manajemen kinerja.
Selama berdiskusi, Anda harus mengatasi masalah yang muncul bersama karyawan dan menguraikan harapan perusahaan kepada mereka.
Selama percakapan awal ini, Anda harus mengatasi masalah yang muncul dengan karyawan dan menguraikan apa yang perusahaan harapkan kepada mereka sebagai karyawan. Percakapan juga harus dicatat dan ditandatangani oleh kedua belah pihak untuk mengkonfirmasi apa yang telah dibahas dan disepakati.
2. Manajemen Kinerja
Jika setelah melakukan diskusi, karyawan tersebut tetap menunjukkan tindakan pembangkangan, maka Anda dapat memasuki proses manajemen kinerja. Proses ini bertujuan agar karyawan dan perusahaan mencapai kesepakatan bersama mengenai perubahan yang diperlukan dalam kinerja atau perilaku.
Anda dapat mengusulkan rencana kinerja untuk mendukung karyawan dalam mencapai perubahan yang telah diatur dalam kesepakatan kinerja. Rencana ini harus mencakup strategi yang dapat digunakan oleh karyawan untuk meningkatkan kinerjanya.
3. Peringatan Resmi
Jika pada tahap ini insubordinasi masih belanjut, Anda dapat mengeluarkan surat peringatan resmi. Surat tersebut harus mencakup detail tindakan pembangkangan karyawan, diskusi yang telah dilakukan bersama karyawan tersebut, rencana pengusaha untuk membantu, detail bagaimana karyawan telah bekerja sesuai dengan rencana kinerja, serta waktu di mana perubahan atau peningkatan harus terjadi.
4. Pemberitahuan Pemutusan Hubungan Kerja
Apabila Anda telah mengikuti semua langkah di atas namun tidak ada perbaikan dalam kinerja atau perilaku karyawan, Anda mungkin perlu mempertimbangkan untuk melakukan PHK.
Jika demikian, maka Anda perlu mengeluarkan surat PHK resmi. Anda pun perlu memberikan pemberitahuan kepada karyawan mengenai pemutusan kerja mereka.
5. Pemutusan Hubungan Kerja Segera
Pemutusan hubbungan kerja segera adalah PHK tanpa pemberitahuan atau peringatan. Namun, hal ini hanya bisa dilakukan jika tindakan karyawan sangat serius dan tidak wajar untuk melanjutkan hubungan kerja mereka.
Salah satu alasan umum untuk PHK segera termasuk pencurian, penipuan, dan serangan. Namun, pada beberapa kasus insubordinasi juga bisa menjadi pelanggaran serius yang dapat menyebabkan pemutusan hubungan kerja segera.
Baca Juga: Ketahui Prosedur PHK Karyawan Berdasarkan Aturan yang Berlaku
Menulis Surat Peringatan Disiplin untuk Karyawan Insubordinasi
Seperti yang telah disebutkan di atas, memberikan surat peringatan resmi merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh dalam menghadapi pembangkangan karyawan.
Surat peringatan tersebut harus menjelaskan alasan tindakan pendisiplinan dan memuat rencana tindakan kepada pegawai. Intinya, surat harus menetapkan tujuan perbaikan secara spesifik dan menjelaskan konsekuensi jika pegawai tidak mencapai tujuan tersebut dalam waktu tertentu.
Selain itu, surat peringatan juga harus mencakup hal-hal berikut:
- Jelaskan pelanggaran perilaku yang terjadi, seperti insiden atau tindakan tidak patuh yang dilakukan.
- Sampaikan perbaikan yang diperlukan agar tidak ada lagi tindakan tidak patuh, dan berikan batas waktu untuk melakukan perbaikan.
- Beri tahu konsekuensi yang mungkin terjadi jika perilaku tidak membaik atau terjadi pelanggaran lebih lanjut, seperti peringatan tertulis terakhir atau bahkan pemecatan.
- Jelaskan berapa lama peringatan akan tetap ada di berkas pegawai, tetapi akan diabaikan untuk tujuan disipliner setelah jangka waktu tertentu jika perilaku pegawai mencapai tingkat yang memuaskan.
- Sampaikan hak pegawai untuk mengajukan banding atas keputusan ini, termasuk cara dan batas waktu pengajuan banding.
Baca Juga: Surat Peringatan Karyawan: Pembahasan Lengkap dan Contoh yang Bisa Anda Download
Cara Mencegah Insubordinasi
Berikut adalah beberapa langkah untuk mencegah insubordinasi di tempat kerja:
1. Mematuhi Hukum dan Standar Etika
Pastikan perusahaan Anda mematuhi semua persyaratan hukum dan standar etika. Jangan meminta karyawan untuk melakukan hal-hal yang ilegal atau tidak etis, karena hal tersebut dapat memicu perilaku pemberontakan.
2. Menyediakan Kebijakan yang Terbuka
Ciptakan budaya transparansi dan kepercayaan di tempat kerja dengan membuka diri untuk mendengar masukan dan keluhan karyawan. Ajak karyawan untuk menyampaikan pendapat mereka, seperti dengan melakukan pertemuan masing-masing individu atau dengan kotak saran agar mereka merasa didengar.
3. Mempercayai Karyawan
Berikan kebebasan kepada karyawan untuk menjalankan tugas mereka sesuai dengan keahlian dan pengetahuan mereka. Hindari sikap ikut campur yang berlebihan, karena hal itu dapat membuat karyawan merasa tidak dihargai dan mendorong perilaku pemberontakan.
4. Memberikan Pedoman dan Batasan yang Jelas
Tetapkan harapan dan tugas dengan jelas kepada karyawan. Pastikan mereka memahami apa yang diharapkan dari mereka dan apa yang tidak boleh dilakukan. Komunikasikan kebijakan dan prosedur dengan cara yang mudah diakses oleh semua karyawan.
Dengan mengikuti langkah-langkah ini, Anda dapat menciptakan lingkungan kerja yang mengurangi risiko insubordinasi dan meningkatkan hubungan kerja yang sehat antara karyawan dan pengusaha.
Baca Juga: Pengertian Politik Kantor dan Cara Menghadapinya
Kesimpulan
Berdasarkan artikel di atas, dapat diketahui insubordinasi adalah tindakan seorang karyawan yang sengaja menolak mengikuti perintah yang sah dan masuk akal dari atasan.
Tindakan tersebut dapat menimbulkan konflik antar karyawan, merugikan finansial perusahaan, mengganggu kepemimpinan yang efektif, dan menghentikan operasi bisnis.
Untuk mengatasi potensi insubordinasi dan meningkatkan manajemen karyawan, Gajihub merupakan salah satu software payroll dan HR yang dapat diandalkan. Dengan menggunakan software Gajihub, Anda dapat mengelola gaji, absensi, cuti, dan data karyawan dengan mudah dan efisien.
Yuk, coba gratis selama 14 hari melalui tautan ini dan rasakan kemudahannya.
- Penilaian Objektif dan Subjektif, Apa Bedanya? - 23 December 2024
- Handover Pekerjaan Adalah: Manfaat, Tahapan & Contoh Dokumen - 23 December 2024
- Steward Adalah: Jenis, Tugas, Skill Penting, dan Kisaran Gajinya - 20 December 2024