Bekerja overtime merupakan hal yang sering ditemui, terutama jika Anda seorang karyawan fulltime. Overtime sendiri artinya ketika Anda bekerja lebih dari jam kerja (lembur) yang telah dijadwalkan dalam seminggu dan biasanya Anda berhak mendapatkan upah lembur.
Namun, perlu Anda pahami bahwa ada aturan tertentu yang mengatur penghtiungan overtime dan siapa saja yang berhak menerima pembayaran lembur.
Pemerintah Indonesia sendiri telah menetapkan standar terkait cara perhitungan dan pembayaran pah lembur, meskipun beberapa keputusan tetap berada di tangan perusahaan tempat Anda bekerja.
Pada artikel kali ini, GajiHub akan membahas pengertian overtime, aturan mengenai overtime di Indonesia, dan cara menghitung upahnya.
Apa yang Dimaksud dengan Overtime?
Overtime atau lembur artinya waktu kerja tambahan di luar jam kerja yang telah ditentukan. Biasanya, perusahaan meminta karyawan lembur untuk mengejar target tertentu, seperti dalam produksi atau tugas lainnya.
Menurut Peraturan Pemerintah No. 35 Tahun 2021, lembur diizinkan maksimal 4 jam per hari dan 18 jam per minggu.
Aturan ini bertujuan melindungi karyawan dari eksploitasi, menjaga kesehatan, dan mencegah kelelahan.
Overtime sebaiknya dilakukan hanya pada situasi tertentu agar produktivitas karyawan tetap terjaga.
Selain itu, menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 102 Tahun 2004, overtime atau lembur artinya adalah:
- Bekerja lebih dari 8 jam sehari atau 40 jam seminggu (untuk 5 hari kerja).
- Bekerja lebih dari 7 jam sehari atau 40 jam seminggu (untuk 6 hari kerja).
- Bekerja pada hari libur mingguan (Sabtu/Minggu) atau hari libur nasional.
- Karyawan tidak diizinkan lembur setiap hari tanpa batas waktu, demi melindungi kesehatan mereka.
Baca Juga: UU Cipta Kerja Tentang Lembur: Ini Ketentuannya
Bagaimana Aturan Overtime di Indonesia?
Sebelum kembali membahas lebih jauh tentang overtime di Indonesia, Anda perlu memahami aturan jam kerja karyawan yang diatur dalam UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
Menurut undang-undang tersebut, jam kerja karyawan adalah:
- 7 jam per hari atau 40 jam per minggu untuk 6 hari kerja.
- 8 jam per hari atau 40 jam per minggu untuk 5 hari kerja.
Namun, ada tiga sektor yang dikecualikan dari aturan ini, yaitu:
- Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
- Pertambangan Umum.
- Perikanan.
Menurut Pasal 78 UU No. 13 Tahun 2003, overtime diperbolehkan maksimal 3 jam per hari dan 14 jam per minggu.
Jika karyawan bekerja lebih dari batas tersebut, perusahaan wajib memberikan kompensasi berupa upah lembur atau overtime.
Baca Juga: Aturan Upah Lembur Per Jam, Cara Hitung, dan Contoh Penghitungannya
Bagaimana Cara Menghitung Upah Overtime?
Rumus untuk menghitung upah lembur atau overtime:
Upah lembur per jam = Gaji bulanan x 1/173
Dengan rumus ini, karyawan bisa menghitung upah lembur berdasarkan jam kerja tambahan.
Lembur pada Hari Kerja
- Jam pertama: 1,5 kali upah per jam.
- Jam berikutnya: 2 kali upah per jam.
Lembur pada Akhir Pekan atau Hari Libur
Untuk 5 Hari Kerja:
- 2 kali upah untuk 8 jam pertama.
- 3 kali upah untuk jam ke-9.
- 4 kali upah untuk jam ke-10 dan ke-11.
Untuk 6 Hari Kerja:
- 2 kali upah untuk 7 jam pertama.
- 3 kali upah untuk jam ke-8.
- 4 kali upah untuk jam ke-9 dan ke-10.
Aturan ini memastikan karyawan mendapatkan hak mereka saat overtime tanpa mengorbankan kesehatan atau work life balance.
Baca Juga: Download Excel Perhitungan Upah Lembur Sesuai Aturan Indonesia
Apa Saja Manfaat dari Overtime?
Bekerja overtime artinya bisa membawa berbagai keuntungan bagi karyawan. Overtime dapat memberikan peluang untuk mendapatkan penghasilan tambahan, mengembangkan karier, dan meningkatkan skill.
Namun, penting untuk tetap menjaga keseimbangan dengan memperhatikan dampaknya pada kesejahteraan pribadi.
Berikut ini adalah beberapa manfaat overtime dan bagaimana hal tersebut dapat mendukung perkembangan profesional Anda.
1. Insentif Keuangan
Salah satu manfaat utama overtime adalah insentif keuangan yang diberikan. K
aryawan yang bekerja melebihi jam kerja reguler biasanya mendapatkan kompensasi lebih tinggi, sering kali 1,5 hingga 2 kali lipat dari upah per jam normal mereka.
Pendapatan tambahan ini bisa digunakan untuk berbagai kebutuhan, seperti menutupi biaya hidup, menabung untuk masa depan, atau menikmati liburan dan aktivitas lainnya.
Bagi mereka yang memiliki tujuan keuangan tertentu, lembur bisa menjadi cara efektif untuk meningkatkan penghasilan dan mencapai gaya hidup yang lebih nyaman.
2. Pengembangan Karier
Melakukan pekerjaan overtime dapat memberikan dampak positif pada perkembangan karier seseorang.
Karyawan yang bersedia mengambil tanggung jawab ekstra dan menunjukkan dedikasi pada pekerjaannya akan dinilai lebih dapat diandalkan dan termotivasi oleh atasan mereka.
Hal ini dapat membedakan Anda dari rekan kerja lainnya, serta membuka peluang promosi atau tanggung jawab yang lebih besar di perusahaan.
Manajer dan atasan cenderung menghargai komitmen semacam ini, yang pada akhirnya bisa meningkatkan kepercayaan terhadap Anda untuk memegang peran lebih tinggi di masa depan.
3. Pengembangan Keterampilan dan Pengalaman
Overtime memberi kesempatan berharga untuk mendapatkan pengalaman tambahan dan mengasah keterampilan.
Dengan lebih banyak waktu untuk menyelesaikan tugas, karyawan dapat lebih memahami pekerjaannya dan menguasai detail yang lebih mendalam.
Overtime juga sering kali menghadirkan tantangan baru yang tidak ditemukan saat jam kerja biasa. Menghadapi situasi tersebut dapat meningkatkan kemampuan problem solving dan beradaptasi.
Selain itu, beban kerja yang lebih banyak bisa memberikan peluang untuk memimpin proyek, bekerja sama dengan tim baru, atau menangani tanggung jawab berbeda, yang semuanya berkontribusi pada pengembangan profesional Anda.
Baca Juga: 8 Langkah Melakukan Pengembangan Kompetensi secara Efektif
Apa Saja Dampak Negatif dari Overtime?
Meskipun overtime memiliki manfaat, efek sampingnya juga perlu diperhatikan, terutama terkait kesejahteraan dan efisiensi kerja.
Berikut adalah beberapa dampak negatif lembur berdasarkan penelitian:
1. Penurunan Kesehatan Fisik
Overtime yang berlebihan dampak berdampak buruk pada kesehatan. Penelitian menunjukkan bahwa duduk terlalu lama di kantor bisa berbahaya bagi tubuh.
Misalnya, orang yang duduk selama 13 jam sehari (dengan sedikit aktivitas) memiliki risiko kematian dini dua kali lebih tinggi dibandingkan mereka yang duduk selama 11,5 jam.
Banyak studi juga menghubungkan pola kerja lembur dengan masalah kesehatan jantung dan penyakit kronis lainnya.
2. Penurunan Produktivitas
Studi menunjukkan bahwa produktivitas karyawan cenderung menurun jika bekerja terlalu banyak lembur.
Jumlah pekerjaan mungkin meningkat, tetapi produktivitas per jam justru berkurang dibandingkan jam kerja reguler.
Overtime yang berlebihan dalam waktu panjang dapat menyebabkan burnout syndrome, kehilangan motivasi, sering absen, dan bahkan lebih banyak kesalahan dalam pekerjaan.
Akibatnya, hasil total setelah lembur sering kali tidak jauh lebih baik daripada bekerja secara efisien selama 40 jam seminggu.
3. Hilangnya Keseimbangan Hidup
Lembur juga dapat mengorbankan keseimbangan antara kehidupan kerja dan pribadi (work life balance).
Ketika karyawan lebih banyak waktu di tempat kerja, waktu untuk keluarga, hobi, dan aktivitas pribadi menjadi terbatas.
Kurangnya keseimbangan ini dapat meningkatkan stres, perasaan kewalahan, dan bahkan masalah kesehatan mental.
Baca Juga: Manajemen Stres Kerja: Pengertian, Teknik, dan Cara Mengatasi
Bagaimana Tips Mengelola Overtime secara Bijak?
Sebaiknya, jangan jadikan overtime kebiasaan rutin. Namun, dalam situasi tertentu, hal ini mungkin diperlukan untuk memenuhi kebutuhan bisnis atau menyelesaikan proyek penting.
Berikut adalah beberapa tips untuk memastikan lembur menjadi pengalaman yang positif dan saling menguntungkan:
1. Overtime Bersifat Sukarela
Prioritaskan manajemen waktu yang baik dan pembagian kerja yang efektif sebelum meminta karyawan lembur.
Jika ada yang bersedia bekerja tambahan secara sukarela, pastikan itu tetap menjadi pilihan, bukan kewajiban.
Memaksa karyawan lembur dapat menurunkan semangat kerja dan produktivitas dalam jangka panjang.
2. Atur Jam Overtime dan Waktu Istirahat
Pahami bahwa overtime bisa melelahkan secara fisik dan mental. Oleh karena itu, berikan waktu istirahat yang cukup selama jam lembur untuk mencegah burnout.
Usahakan agar lembur tidak terlalu sering atau berkepanjangan, karena ini dapat memengaruhi performa dan kesejahteraan karyawan.
3. Berikan Kompensasi yang Adil
Tawarkan upah overtime yang sesuai, sesuai aturan ketenagakerjaan di Indonesia.
Standar umum di Indonesia adalah upah lembur minimal 1,5 kali lipat dari upah per jam biasa untuk jam pertama, dan dua kali lipat untuk jam berikutnya.
Baca Juga: Pahami Pentingnya Menyusun Strategi Kompensasi dengan Tepat
4. Tawarkan Cuti Pengganti
Sebagai alternatif upah lembur, Anda bisa memberikan cuti pengganti bagi karyawan yang bekerja lembur.
Hal ini memungkinkan mereka mengambil waktu istirahat tambahan untuk memulihkan diri setelah periode kerja intensif.
5. Prioritaskan Keseimbangan Kerja dan Kehidupan
Cobalah untuk meminimalkan overtime dan temukan cara lain untuk menyelesaikan pekerjaan, seperti mendistribusikan tugas lebih merata atau menunda proyek yang tidak mendesak.
6. Bangun Komunikasi Terbuka
Dengarkan masukan dan keluhan karyawan terkait lembur. Evaluasi kebijakan lembur secara berkala dan buat penyesuaian sesuai kebutuhan tim.
Baca Juga: 10 Tips Komunikasi Melalui Email dengan Atasan yang Efektif
7. Hargai Usaha Karyawan
Apresiasi karyawan yang rela bekerja lembur. Anda dapat melakukan program employee recognition untuk menghargai kontribusi mereka dapat meningkatkan motivasi karyawan dan menciptakan lingkungan kerja yang sehat.
Dengan pendekatan yang tepat, lembur dapat dikelola secara efektif tanpa mengorbankan kesejahteraan karyawan.
Baca Juga: Program Kesejahteraan Karyawan: Pengertian dan Jenisnya
Kesimpulan
Bekerja secara overtime artinya Anda bekerja secara lembur dan selain mendatangkan manfaat, hal ini juga bisa menyebabkan beberapa dampak negatif yang perlu Anda pertimbangkan.
Dengan bekerja secara overtime artinya Anda akan merasakan manfaat seperti insentif tambahan, peluang pengembangan karier, dan peningkatkan keterampilan.
Selain itu, bekerja secara overtime juga menunjukkan dedikasi yang bisa membuka peluang promosi dan meningkatkan pengalaman profesional.
Namun, dampak negatif lembur juga perlu diperhatikan. Bekerja terlalu lama dapat memengaruhi kesehatan fisik, menurunkan produktivitas, dan mengganggu work life balance.
Untuk mengelola lembur secara bijak, penting bagi perusahaan untuk menjaga keseimbangan. Pastikan lembur bersifat sukarela, berikan kompensasi yang adil, dan tawarkan waktu istirahat yang cukup.
Selain itu, untuk mempermudah perusahaan dalam mengelola overtime karyawan, perusahaan dapat mempertimbangkan penggunaan sistem HRIS dari GajiHub.
Melalui sistem ini, perusahaan dapat membuat struktur organisasi berdasarkan hierarki jabatan untuk mengontrol siapa saja yang menyetujui cuti, overtime, reimbursement, dan proses lainnya.
Software ini juga menyediakan fitur employee self-service (ESS) yang memungkinkan karyawan untuk mencatatkan jam lembur melalui aplikasi.
Nantinya, catatan tersebut akan otomatis tersinkronisasi dengan sistem payroll di GajiHub. Tertarik mencoba? Kunjungi tautan ini dan dapatkan coba gratis hingga 14 hari.
- Helper Gudang: Tugas, Skill Penting, Syarat, dan Kisaran Gajinya - 30 December 2024
- Pengertian BPO, Manfaat, dan Contoh Perusahannya di Indonesia - 27 December 2024
- Surveyor Adalah? Ini Jobdesk, Skill Penting, dan Gajinya - 27 December 2024