UMR selalu jadi bagian penting dalam dunia kerja. UMR adalah batas minimum upah yang harus diberikan perusahaan kepada pekerja yang bekerja di perusahaan tersebut.
UMR ini ditentukan berdasarkan daerah dimana perusahaan tersebut berbeda dan setiap tahun jumlah UMR selalu mengalami kenaikan.
Sebagai seorang pekerja ataupun pemilik bisnis, mengetahui pengertian UMR adalah hingga mengetahui perbedaan UMP dan UMK adalah hal yang wajib.
Buat Anda yang ingin mengetahui lebih lengkap mengenai UMR adalah, cara hitung, hingga perbedaan dengan UMP dan UMK, Anda wajib membaca artikel ini hingga selesai.
Pengertian UMR Adalah

Upah minimum adalah gaji terendah yang dapat dibayarkan oleh pemilik perusahaan secara sah kepada karyawan mereka tanpa dikecualikan, baik menurut undang-undang atau menurut kontrak kerja.
UMR ini memiliki jumlah yang berbeda-beda di setiap daerah yang ada di Indonesia dan biasanya setiap tahun selalu mengalami kenaikan.
Setiap menjelang awal tahun, pemerintah daerah akan membuat peraturan baru mengenai penetapan UMR ini.
Di Indonesia penetapan UMR adalah diatur dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 1 Tahun 1999.
Untuk menetapkan besaran UMR setiap tahunnya, dilakukan proses panjang melalui rapay Dewan Pengupahan Daerah (DPD).
Sebelum rapat ini, DPD sudah menunjuk tim survey yang bertugas mencari informasi mengenai harga kebutuhan pokok di pasaran.
Kenaikan UMR ini memang harus disesuaikan dengan harga kebutuhan pokok yang ada di pasaran.
Semakin besar kenaikan UMR, maka semakin besar pula kenaikan kebutuhan pokok di pasaran.
Amerika Serikat melalui Undang-undang Standar Buruh yang Adil tahun 2009 menaikkan upah minimum federal menjadi $7,25 per jam, tetapi sejak saat itu, biaya hidup dan inflasi telah melampaui upah minimum itu.
Dolar memiliki tingkat inflasi rata-rata 2,18% per tahun antara 2009 dan 2021, menghasilkan kenaikan harga kumulatif 29,56%.
Hal ini menyebabkan banyak orang menyimpulkan bahwa kenaikan upah minimum lainnya sudah terlambat.
Ini menjadi bukti bahwa menaikan UMR tidak bisa dilakukan secara sembarangan dan tanpa riset yang panjang.
Baca juga: Apa Itu Tunjangan Jabatan? Ini Pengertian, Jenis, dan Nilainya
Apa Dasar Hukum Penetapan UMR?
Dasar hukum penetapan UMR tahun 2025 diatur dalam Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 16 Tahun 2024.
Peraturan ini didasari oleh Pasal 17 ayat (3) UUD 1945, UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
Juga berdasarkan UUU Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara beserta perubahannya melalui UU Nomor 61 Tahun 2024, serta UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang telah beberapa kali diubah terakhir dengan UU Nomor 6 Tahun 2023 tentang Cipta Kerja.
Selain itu, landasan lainnya adalah Peraturan Presiden Nomor 164 Tahun 2024 tentang Kementerian Ketenagakerjaan dan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 168/PUU-XXI/2023.
Melalui peraturan ini, ditetapkan bahwa Upah Minimum Provinsi (UMP) dan Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) tahun 2025 mengalami kenaikan sebesar 6,5% dari upah minimum tahun sebelumnya.
Penetapannya dilakukan dengan mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan indeks tertentu yang merepresentasikan kontribusi tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi di wilayah masing-masing.
Penetapan UMP dilakukan oleh gubernur berdasarkan rekomendasi dewan pengupahan provinsi, sedangkan UMK ditetapkan gubernur atas usulan bupati/wali kota melalui dewan pengupahan kabupaten/kota.
Kebijakan ini diterapkan sebagai upaya menjaga daya beli pekerja/buruh dan daya saing usaha.
Baca Juga: Kalkulator Perhitungan Lembur Karyawan, Rumus, dan Cara Hitung
Apa Saja Faktor yang Memengaruhi UMR?
Ada beberapa faktor penting yang dapat memengaruhi UMR, seperti:
1. Kebutuhan Hidup Layak (KHL)
KHL adalah standar biaya hidup minimum yang dibutuhkan seorang pekerja lajang untuk hidup layak selama sebulan.
Mulai dari makan, tempat tinggal, transportasi, hingga kesehatan dan pendidikan.
Nilai KHL didapat dari hasil survei dan jadi acuan utama pemerintah dalam menentukan besaran UMR.
2. Rata-Rata Upah di Pasar Tenaga Kerja
Pemerintah juga melihat kondisi pasar kerja, khususnya berapa rata-rata gaji untuk pekerjaan yang sama di wilayah tertentu.
Jikarata-rata upah di pasar naik, biasanya ini jadi pertimbangan untuk ikut menyesuaikan UMR.
3. Kebijakan Pemerintah
Setiap tahun, pemerintah menetapkan nilai UMR lewat keputusan gubernur.
Besaran UMR ini jadi standar minimum yang wajib diterapkan di wilayah tersebut, supaya upah pekerja tetap sesuai dengan kondisi ekonomi dan kebutuhan hidup saat ini.
4. Peran Serikat Pekerja
Serikat pekerja punya peran penting dalam proses penetapan UMR.
Mereka ikut menyuarakan aspirasi buruh dan berunding bersama pemerintah serta pengusaha untuk menentukan angka UMR yang dianggap adil dan layak.
5. Tingkat Produktivitas dan Pertumbuhan Ekonomi
Selain faktor kebutuhan, pemerintah juga mempertimbangkan produktivitas pekerja serta pertumbuhan ekonomi daerah.
Semakin baik kondisi ekonomi dan produktivitas tenaga kerja di suatu wilayah, biasanya UMR-nya juga lebih tinggi.
Baca Juga: Pajak Gaji Berapa Persen? Berikut Besarannya Sesuai Regulasi
Bagaimana Proses Penetapan UMR?
Penetapan UMR setiap tahunnya merupakan hasil dari serangkaian tahapan yang cukup panjang dan melibatkan berbagai pihak.
Proses ini dilakukan dengan cermat agar besaran upah yang ditetapkan benar-benar sesuai dengan kondisi ekonomi di masing-masing daerah.
Berikut tahapan lengkapnya:
1. Pelaksanaan Survei Kebutuhan Hidup Layak (KHL)
Tahap pertama yang dilakukan adalah survei kebutuhan hidup layak oleh tim evaluasi lapangan.
Tim ini mengunjungi berbagai lokasi untuk mengumpulkan data terkait harga barang dan jasa yang menjadi komponen kebutuhan dasar masyarakat.
Survei ini dilaksanakan secara berkala selama sembilan bulan, dimulai dari bulan Januari hingga September.
2. Pembentukan Tim Evaluasi Lapangan
Agar proses berjalan objektif dan mewakili berbagai kepentingan, Dewan Pengupahan Daerah membentuk Tim Evaluasi Lapangan.
Tim ini terdiri atas unsur pemerintah daerah, perwakilan pengusaha, serikat pekerja, serta akademisi yang independen.
3. Pengolahan Data Menggunakan Metode Least Square
Seluruh data yang telah dikumpulkan melalui survei kemudian diolah menggunakan metode least square.
Metode ini bertujuan untuk mengolah data numerik secara matematis, sehingga hasil akhirnya dapat memberikan gambaran yang akurat mengenai perkembangan kebutuhan hidup layak di wilayah tersebut.
4. Penetapan Hasil KHL Bulanan
Setelah data diolah, maka akan diperoleh angka kebutuhan hidup layak untuk masing-masing bulan.
Angka-angka tersebut kemudian dibahas dan disepakati oleh seluruh anggota tim. Kesepakatan ini menjadi dasar sementara sebelum dilakukan perhitungan lebih lanjut.
5. Perhitungan Rata-Rata KHL
Angka kebutuhan hidup layak bulanan yang telah disepakati selanjutnya dirata-ratakan.
Nilai rata-rata inilah yang digunakan sebagai dasar utama dalam menetapkan standar gaji minimum di wilayah tersebut.
6. Pengesahan Standar KHL
Nilai rata-rata kebutuhan hidup layak hasil perhitungan tersebut kemudian ditetapkan secara resmi dan menjadi pedoman dalam menentukan upah minimum regional.
7. Penetapan Upah Minimum Regional (UMR)
Tahap terakhir adalah menetapkan besaran UMR berdasarkan hasil perhitungan rata-rata KHL.
Besaran ini diumumkan oleh pemerintah daerah, dan setiap perusahaan wajib menyesuaikan gaji karyawannya paling sedikit sesuai dengan angka tersebut.
Baca Juga: Laporan Gaji Karyawan: Pengertian, Komponen, dan Contohnya
Kenaikan UMR: Pro dan Kontra
Seperti kebanyakan hal yang berkaitan dengan bisnis, ada pro dan kontra ekonomi berbasis luas untuk kenaikan upah minimum atau UMR ini. Kelebihan dari perubahan ini antara lain:
Meningkatkan Perekonomian
Cara terbaik untuk meningkatkan perekonomian adalah dengan memberikan dana yang dibutuhkan masyarakat untuk membeli produk, barang, dan jasa.
Meningkatkan upah minimum memberi individu lebih banyak daya beli, dan ekonomi dapat mengalami peningkatan karena peningkatan pengeluaran.
Lebih Banyak Pekerjaan
Ketika orang terus merangsang ekonomi dengan daya beli baru mereka, permintaan meningkat, yang dapat mengarah pada penciptaan lebih banyak pekerjaan untuk memenuhi permintaan.
Perusahaan kemudian perlu mempekerjakan lebih banyak pekerja sehingga mereka dapat mengikuti.
Baca Juga: UMR Terendah di Indonesia: Ini Daftar Kabupaten dan Provinsinya
Membantu Karyawan dan Keluarga Mereka
Selain dapat membeli lebih banyak barang, karyawan dan keluarga mereka mendapat manfaat dari kenaikan upah minimum karena membantu mereka mengatasi inflasi harga dan kenaikan biaya hidup yang tak terhindarkan.
Menaikkan upah minimum menarik banyak keluarga keluar dari kemiskinan.
Sebaliknya, ada juga kontra dari perubahan upah minimum, termasuk:
Biaya Produk yang Lebih Tinggi
Kenaikan upah minimum menambah biaya overhead operasional bisnis Anda, yang dapat mengakibatkan titik harga yang lebih tinggi diteruskan ke konsumen.
Seiring waktu, hal ini dapat menyebabkan biaya hidup yang lebih tinggi dan kenaikan upah minimum yang lebih tinggi.
Pasar Kerja yang Macet
Karena meningkatnya biaya dalam menjalankan bisnis, perusahaan dapat menghentikan perekrutan untuk menjaga biaya serendah mungkin.
Ini berarti bahwa orang yang menganggur atau orang yang baru saja lulus dari perguruan tinggi mungkin akan menghabiskan lebih banyak waktu dan tenaga untuk mencari pekerjaan sebelum dipekerjakan.
Lebih Banyak Outsourcing
Jika biaya pekerjaan outsourcing kurang dari biaya perekrutan karyawan baru, perusahaan mungkin tertarik pada outsourcing untuk menjaga biaya overhead pada jumlah yang dapat dikelola untuk operasi yang sukses.
Baca Juga: Arti Salary Adalah:Ini Pengertian, Manfaat, dan Perbedaan dengan Upah
Manfaat Menaikkan UMR
Selain kelebihan yang tercantum di atas, ada manfaat tambahan yang lebih spesifik untuk bisnis dari menaikkan upah minimum di tempat kerja Anda, termasuk:
1. Kepuasan Kerja
Ketika mereka menerima gaji yang lebih tinggi, karyawan mungkin merasa lebih puas dalam pekerjaan mereka.
Kepuasan kerja sama dengan tingkat kolaborasi, kreativitas, dan komunikasi yang lebih tinggi di antara semua karyawan.
2. Loyalitas Karyawan
Karyawan yang puas dengan gaji mereka lebih cenderung setia kepada majikan mereka saat ini daripada mencari pekerjaan di tempat lain.
Ini membantu bisnis karena, dengan pergantian karyawan yang lebih sedikit, biaya untuk merekrut dan melatih staf baru berkurang.
3. Motivasi
Dibayar lebih memotivasi karyawan.
Mereka ingin bekerja keras untuk memastikan mereka memenuhi harapan dan mempertahankan pekerjaan mereka.
4. Kinerja
Jika karyawan dibayar lebih dari sebelumnya, Anda mungkin melihat kinerja yang lebih baik dari staf Anda, terutama jika mereka pernah mengerjakan dua pekerjaan untuk membayar tagihan mereka.
Karyawan mungkin berhenti bekerja di pekerjaan sampingan mereka, yang berarti mereka akan lebih siap dan fokus ketika datang untuk bekerja di bisnis Anda.
Baca Juga: Apa Itu Payroll? Berikut Artinya, Proses, dan Tips Mengelola Payroll
Perbedaan UMR, UMP, dan UMK
Selain UMR, dalam dunia penggajian dikenal juga UMP dan UMK. Nah, apa sih sebenarnya UMP dan UMK ini? Lalu apa perbedaannya dengan UMR?
UMP (Upah Minimum Provinsi)
UMP atau Upah Minimum Provinsi merupakan besaran upah minumum yang berlaku di suatu provinsi.
UMP ini adalah nilai minimum yang harus dibayarkan oleh pengusaha kepada seluruh karyawan yang bekerja di sana.
UMP ini ditentukan oleh gubernur berdasarkan Pasal 4 Kepnaker Nomor 226 Tahun 2000. Sebelumnya UMP ini disebut sebagau UMR atau Upah Minimum Regional. Jadi, bisa dikatakan UMR sudah tidak tepat digunakan karena telah berubah menjadi UMP atau Upah Minimum Provinsi.
Setiap provinsi memiliki besaran UMP yang berbeda-beda dan akan diperbarui setiap tahun oleh gubernur.
Perbedaan ini mengikuti besaran biaya untuk memenuhi kebutuhan di daerah tersebut.
Penetapan UMP ini ditetapkan oleh gubernur paling lambat tanggal 21 November dan akan mulai berlaku sejak tanggal 1 Januari.
UMK (Upah Minimum Kabupaten/Kota)
UMK atau Upah Minimum Kabupaten/Kota merupakan upah minimum yang berlaku di suatu kabupaten atau kota.
UMK ini ditentukan oleh gubernur namun bupati atau walikota yang mengajukan besaran UMK ini.
Sama halnya dengan UMP, UMK di setiap kota atau kabupaten juga berbeda. Ini mengikuti pertumbuhan ekonomi yang ada di daerah tersebut dan tingkat inflasi di daerah tersebut.
Komponen UMR

Ada beberapa komponen yang menentukan UMR yang didasarkan pada Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja Indonesia No. SE-07/MEN/1990 Tahun 1990 yang membahas tentang Pengelompokan Komponen Upah dan Pendapatan Non-Upah, yakni sebagai berikut:
1. Gaji Pokok
Komponen UMR yang pertama adalah gaji pokok. Gaji pokok ini merupakan besaran upah atau gaji karyawan atau pekerja yang wajib dibayarkan oleh perusahaan sesuai kesepakatan bersama.
Gaji pokok ini akan diterima oleh karyawan yang bersangkutan dan ditambah dengan tunjang tetap dan tidak tetap.
2. Tunjangan Tetap
Selain gaji pokok, besaran UMR juga termasuk tunjangan tetap di dalamnya. Tunjangan tetap ini diberikan bersamaan dengan gaji pokok dan besarannya selalu sama setiap bulannya.
Beberapa tunjangan yang masuk ke dalam tunjangan tetap antara lain tunjangan anak, tunjangan istri, tunjangan perumahan, tunjangan kematian, hingga tunjangan daerah.
Tunjangan makan dan tunjangan transport bisa dimasukan ke dalam tunjangan tetap apabila pemberian tunjangan tidak berkaitan dengan kehadiran dan penerimaannya dilakukan secara tetap setiap bulannya.
3. Tunjangan Tidak Tetap
Komponen ketiga dari UMR adalah tunjangan tidak tetap.
Tunjangan ini dibayarkan secara langsung ataupun tidak langsung kepada pekerja atau karyawan dan pemberiannya dilakukan secara tidak tetap.
Tunjangan yang masuk ke dalam tunjangan tidak tetap antara lain tunjangan transport yang ditetapkan berdasarkan kehadiran, dan tunjangan makan yang diberikan jika mengikuti kehadiran pekerja.
Baca Juga: Contoh Slip Gaji, Beserta Pengertian, Fungsi dan Tips Membuatnya

Berapa Besaran UMR di Tahun 2025?
Melali Peraturan Menteri Ketenagakerjaan (Permenaker) Nomor 16 Tahun 2024 tentang Penetapan Upah Minimum Tahun 2025 telah menetapkan kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) sebesar 6,5% dari UMP tahun sebelumnya.
Kebijakan ini mulai berlaku efektif per tanggal 4 Desember 2024, dengan mempertimbangkan faktor inflasi nasional, pertumbuhan ekonomi, serta indeks tertentu.
Berikut beberapa upah minimum di beberapa daerah di INdonesia:
1. DKI Jakarta
DKI Jakarta kembali menjadi provinsi dengan UMP tertinggi di Indonesia.
Pada tahun 2025, UMP DKI Jakarta ditetapkan sebesar Rp5.396.761, naik sebesar Rp329.380 dari tahun 2024 yang berada di angka Rp5.067.381.
Kenaikan ini bertujuan menjaga daya beli pekerja di ibu kota sekaligus menyesuaikan dengan kondisi perekonomian wilayah metropolitan.
2. Jawa Barat
Provinsi Jawa Barat menetapkan UMP 2025 sebesar Rp2.191.232. Angka ini mengalami kenaikan sebesar Rp133.737 dari UMP 2024 yang tercatat sebesar Rp2.057.495.
Penyesuaian upah ini diharapkan dapat memberikan perlindungan pendapatan bagi pekerja di wilayah Jawa Barat sekaligus menjaga keseimbangan dunia usaha.
Baca Juga: 10 Daftar Daerah UMR Tertinggi di Indonesia tahun 2023
3. Jawa Tengah
Di Jawa Tengah, UMP 2025 ditetapkan sebesar Rp2.169.349, naik Rp132.402 dibandingkan UMP tahun 2024 yang sebelumnya sebesar Rp2.036.947.
Meskipun termasuk salah satu provinsi dengan UMP terendah di Pulau Jawa, kenaikan ini tetap disesuaikan dengan kondisi ekonomi dan kemampuan dunia usaha di wilayah tersebut.
4. Jawa Timur
Provinsi Jawa Timur menetapkan UMP 2025 sebesar Rp2.305.985, meningkat sebesar Rp140.741 dari UMP tahun sebelumnya yang sebesar Rp2.165.244.
Kenaikan ini diharapkan dapat menjaga kesejahteraan pekerja sekaligus mendorong stabilitas iklim ketenagakerjaan di provinsi dengan aktivitas industri cukup tinggi ini.
5. DI Yogyakarta
Daerah Istimewa Yogyakarta menetapkan UMP 2025 sebesar Rp2.264.080.
Nilai ini mengalami kenaikan sebesar Rp138.183 dari UMP 2024 yang sebelumnya senilai Rp2.125.897.
Meski masih berada di bawah beberapa provinsi lainnya di Pulau Jawa, kebijakan ini diharapkan mampu meningkatkan taraf hidup pekerja di wilayah Yogyakarta.
Baca Juga: Gaji Karyawan Termasuk Biaya Apa? Ini Penjelasan Lengkapnya
Apakah Semua Perusahaan Wajib Membayar UMR?
Salah satu pertanyaan yang sering muncul adalah: apakah perusahaan boleh membayar gaji karyawan di bawah UMR? Jawabannya, tidak boleh.
Pemerintah sudah menetapkan aturan tentang upah minimum yang wajib dipatuhi. Memberikan gaji di bawah UMR adalah pelanggaran.
Dalam Undang-Undang Cipta Kerja Pasal 81 angka (25), dijelaskan bahwa perusahaan dilarang membayar upah di bawah ketentuan upah minimum yang berlaku.
Artinya, perusahaan wajib membayar gaji minimal sesuai UMR daerah masing-masing.
Jika perusahaan mengalami kesulitan keuangan, ada opsi untuk menangguhkan pembayaran gaji sesuai UMR maksimal selama 1 tahun. Setelah itu, perusahaan harus kembali mengikuti aturan yang berlaku.
Jika perusahaan tetap membayar gaji di bawah UMR, ada konsekuensi hukum yang harus dihadapi.
Menurut Undang-Undang Cipta Kerja Pasal 81 ayat (63), perusahaan bisa dikenai sanksi pidana minimal 1 tahun dan maksimal 4 tahun penjara, serta denda minimal Rp100 juta hingga maksimal Rp400 juta.
Selain itu, menurut UU Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial (UU PPHI) Nomor 2 Tahun 2004, karyawan juga bisa menuntut perusahaan jika tidak membayar sesuai ketentuan UMR.
Sebagai pemberi kerja, pastikan Anda menaati aturan ini untuk memberikan gaji layak dan mendukung kesejahteraan karyawan.
Baca Juga: Membayar Gaji di Bawah UMR: Aturan dan Sanksinya
Cara Menentukan Kenaikan Gaji Karyawan
Mungkin ada saatnya selama menjalankan bisnis ketika Anda mempertimbangkan untuk meningkatkan gaji pokok bagi karyawan.
Inilah cara Anda dapat menentukan apakah itu langkah yang tepat:
1. Pertimbangkan biaya hidup
Karena biaya hidup berfluktuasi, karyawan beralih ke tempat kerja mereka dan mengharapkan lebih banyak uang untuk mengimbangi pergeseran ekonomi.
Jika Anda dapat mengakomodasi perubahan itu dengan memberikan gaji pokok yang lebih tinggi, Anda mungkin melihat lebih banyak kandidat untuk posisi terbuka Anda dan etos kerja yang lebih kuat di tempat kerja.
2. Pikirkan tentang bakat Anda saat ini
Jika tenaga kerja Anda dapat menggunakan penyegaran, meningkatkan tarif dasar Anda dapat memotivasi staf saat ini untuk melakukan upaya tambahan dan membuat perusahaan Anda menarik bagi pencari kerja yang akan menjadi karyawan hebat.
3. Lihat tarif pasar
Tarif pasar menentukan berapa banyak karyawan Anda saat ini dan calon karyawan mengharapkan Anda membayar mereka.
Jika Anda tidak mampu membayar kenaikan yang cukup untuk mencocokkan harga pasar untuk posisi yang sama, tingkatkan paket manfaat.
Salah satu perbaikan yang mungkin adalah menawarkan lebih banyak waktu liburan.
Sangat membantu untuk mendahului kenaikan upah minimum federal sehingga bisnis Anda terbiasa beroperasi dengan biaya ini daripada harus melakukan penyesuaian cepat setiap kali Kongres mengesahkan undang-undang upah baru.
Baca Juga: Internship Adalah: Pengertian, Jenis, dan Cara Mencari Tempat Internship
Cara Mempersiapkan Kenaikan UMR
Banyak yang percaya bahwa kenaikan UMR tidak dapat dihindari, jadi penting untuk bersiap mulai dari sekarang untuk menempatkan bisnis Anda dalam posisi untuk menanggung kenaikan biaya operasional ini.
Berikut adalah beberapa cara untuk membuat bisnis Anda dapat sukses ketika terjadi kenaikan gaji pokok di perusahaan Anda:
1. Perhatikan Jam
Banyak perusahaan membayar waktu setengah untuk lembur, yang dapat bertambah dengan cepat.
Beri tahu karyawan bahwa Anda tidak akan mengizinkan lembur kecuali jika telah disetujui sebelumnya untuk proyek penting.
Ini akan mengurangi upah tenaga kerja Anda. Cara lain untuk menghemat gaji adalah dengan mencegah karyawan masuk kerja lebih cepat dari waktu yang dijadwalkan.
2. Buat Strategi harga
Peningkatan biaya overhead pasti bisa menyebabkan peningkatan harga barang Anda.
Alih-alih menaikkan harga semua yang Anda hasilkan, jadilah lebih strategis dengan model penetapan harga baru Anda.
Dasarkan harga baru pada produk serupa yang dijual di pasar, dan bedakan produk Anda sebagai produk unggulan yang sepadan dengan biaya tambahannya.
3. Buat Anggaran untuk Pengeluaran
Bagian dari persiapan termasuk penganggaran untuk biaya ini.
Hitung dampak kenaikan baik secara finansial maupun sebaliknya, misalnya, dalam pertimbangan pemutusan hubungan kerja atau restrukturisasi tenaga kerja.
Lihat apa yang Anda bayarkan kepada orang lain di organisasi Anda.
Dengan kenaikan upah minimum ini, karyawan dengan bayaran terendah mungkin mengalami kenaikan gaji yang menempatkan mereka tepat atau hanya sedikit di bawah anggota staf yang telah melalui promosi dan kenaikan gaji.
Dengan kata lain, kenaikan upah minimum juga dapat menempatkan Anda pada posisi yang perlu memberikan kenaikan gaji kepada karyawan lain karena keadilan bagi mereka.
Bersiaplah sesuai untuk perubahan sifat ini, dan Anda mungkin tidak perlu berputar pada menit terakhir ketika upah minimum baru diluncurkan.
Plus, karyawan Anda akan menghargai kejujuran dan perhatian Anda tentang status gaji mereka untuk menerapkan rencana sebagai langkah persiapan.
Kesimpulan
Itulah tadi penjelasan mengenai UMR adalah yang dapat Anda ketahui. Meskipun UMR telah diganti menjadi UMP, namun penggunaan istilah UMR masih dipakai hingga sekarang.
Nah, kira-kira gaji yang Anda terima atau gaji yang Anda berikan kepada karyawan (bagi pemilik bisnis) sudah sesuai dengan ketentuan UMR yang berlaku belum?
Menentukan besaran gaji ini memang bukan sesuatu yang mudah, termasuk dalam pengelolaan gaji atau payroll ini.
Untuk itu diperlukan penggunakan software payroll dan aplikasi HRIS seperti GajiHub yang akan membantu memudahkan pengelolaan gaji di perusahaan Anda.
Jadi tunggu apa lagi, yuk gunaka aplikasi payroll dan HRIS GajiHub dan daftar di link ini untuk merasakan kemudahan pengelolaan gaji di perusahaan Anda.
- Rehire Karyawan: Apa Kelebihan dan Kekurangannya? - 6 May 2025
- Gaji di Bawah UMR, Bolehkah Berikut Aturan Lengkapnya - 5 May 2025
- Mental Model: Pengertian dan Contohnya dalam Dunia Kerja - 3 May 2025
3 thoughts on “UMR Adalah: Pengertian, Komponen, dan Perbedaan UMR, UMP, dan UMK”