25 Contoh Peer-to-Peer Feedback, Manfaat, Hingga Tipsnya

peer-to-peer feedback banner

Memberikan feedback dari rekan kerja atau dikenal istilah dengan peer-to-peer feedback merupakan salah satu cara efektif untuk membantu meningkatkan keterlibatan karyawan dalam pekerjaan mereka sambil memperoleh wawasan lebih lanjut tentang kelebihan dan area yang perlu diperbaiki.

Selain itu, feedback dari rekan kerja juga menciptakan lingkungan kerja yang lebih terbuka, inklusif, dan dinamis.

Namun, apa yang disebut dengan peer-to-peer feedback? Pada artikel kali ini, Gajihub akan membahas hal tersebut berserta manfaat hingga tips pelaksanaannya.

Apa yang Dimaksud dengan Peer-to-peer Feedback?

Peer-to-peer feedback atau feedback dari rekan adalah suatu proses di mana karyawan masukan yang membantu, berdasarkan apa yang mereka lihat dan alami saat berinteraksi dengan rekan-rekan kerja.

Feedback ini mencakup berbagai hal, seperti bagaimana seseorang berperilaku, kemampuan berkomunikasi, dan kontribusi terhadap tim. Jenis feedback ini bertujuan untuk memberikan wawasan yang bermanfaat, mendorong pertumbuhan pribadi, serta meningkatkan kerjasama dalam tim di perusahaan.

Secara umum, feedback ini mencakup pujian dan kritik yang membangun, sehingga dapat membentuk budaya perbaikan terus-menerus.

Pendekatan ini membantu karyawan emmahami kelebihan mereka dan area yang perlu ditingkatkan, yang pada akhirnya berkontribsi pada perkembangan profesional dan kesuksesan organisasi secara keseluruhan.

Peer-to-peer feedback juga menjadi bagian penting dari sistem 360 degree feedbackyang memberikan gambaran menyeluruh trehadap kinerja seorang.

peer-to-peer feedback 1

Baca Juga: Download Survei Onboarding, Arti, Manfaat, dan Tips Optimalisasi

Apakah Peer-to-Peer Feedback itu Penting?

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, feedback dari rekan kerja memberikan manfaat bagi semua pihak dan sangat penting untuk proses evaluasi yang tidak memihak. Berikut adalah alasan yang membuat Anda perlu mengembangkan budaya peer-to-peer feedback:

1. Wawasan Baru

Sebagai seorang manajer, Anda melihat karyawan Anda dengan cara yang berbeda dibandingkan rekan kerja. Seringkali, rekan kerja dapat mengidentifikasi kelebihan dan bakat tersembunyi satu sama lain yang mungkin Anda lewatkan pada awalnya sebagai seorang manajer.

2. Pertahanan Karyawan

Data feedback dari rekan kerja dapat membantu perusahaan Anda mengurangi tingkat pergantian karyawan. Menurut suatu survei, 92% karyawan percaya bahwa pengakuan meningkatkan kemungkinan mempertahankan pekerja.

3. Wawasan Pelatihan

Feedback dari rekan kerja adalah cara yang bagus untuk menemukan area yang perlu diperbaiki. Jika beberapa komentar terus muncul, seperti orang melaporkan bahwa satu rekan kerja kurang memiliki keterapmilan interpersomal, Anda harus mempertimbangkan untuk mengelola pelatihan tambahan atau mentoring. 

4. Peta Karier

Terkadang, peer-to-peer feedback dari rekan kerja dapat mengungkapkan bahwa seseorang memiliki kemampuan untuk peran baru yang sebelumnya belum dipertimbangkan.

Jika seorang customer service dipuji karena keterampilan kepemimpinan mereka yang luar baisa, Anda mungkin perlu mempertimbangkan untuk membahas jalur karier alternatif.

Baca Juga: Peer Interview: Panduan Praktis untuk HR

Apa Saja Jenis Peer-to-Peer Feedback?

Peer-to-peer feedback dapat beragam, disesuaikan dengan tujuan dan konteks dalam suatu perusahaan. Berikut daalah beberapa jenis feedback:

1. Formative Feedback

Formative feeedback adalah feedback yang diberikan selama pengembangan proyek, di mana rekan kerja memberikan saran untuk meningkatkan pekerjaan yang sedang berlangsung.

2. Summative Feedback

Summative feedback atau feedback keseluruhan biasanya diberikan pada akhir proyek atau tugas untuk mengevaluasi kinerja keseluruhan dan hasilnya.

3. Feedback Membangun

Hal ini merupakan feedback yang bertujuan untuk membantu meningkatkan kinerja dengan mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki.

4. Feedback Positif

Feedback ini menekankan pada kelebihan dan prestasi, yang berguna untuk memberikan pengakuan dan meningkatkan motivasi.

5. 360 Degree Feedback

Pendekatan komprehensif ini mengumpulkan feedback dari berbagai sumber, termasuk rekan kerja, manajer, bawahan, dan penilaian diri.

6. Feedback Anonim

Beberapa perusaahaan memilih agar ulasan dari rekan kerja bersifat anonim untuk mendorong feedback yang jujur

7. Feedback Berkualitas dan Berjumlah

Feedback bisa besifat deskriptif atau terukur. Deskriptif memberikan komentar naratif, sementara terukur mungkin melibatkan skala penilaian atau penilaian numerik.

8. Feedback Berkelanjutan

Feedback ini diberikan secara teratur, bukan hanya pada saat tinjauan kinerja tahunan untuk memungkinkan perbaikan secara cepat.

9. Feedback Khusus Proyek

Feedback ini ditujukan untuk proyek atau tugas tertentu, misalnya membahas kinerja dalam konteks tugas tersebut.

10. Feedback Kinerja Umum

Jenis ini menilai kinerja secara keseluruhan, biasanya dalam periode waktu tertentu dan dapat mencakup berbagai aspek peran dan tanggung jawab individu.

Pilihan jenis feedback tergantung pada tujuan perusahaan, sifat pekerjaan, dan hasil yang diinginkan dari proses ulasa oleh rekan kerja. Berbagai jenis feedback ini dapat digunakan bersamaan untuk memberikan pemahaman menyeluruh tentang kinerja seseorang.

Baca Juga: Employee Feedback: Arti, Manfaat, Hingga Contohnya

Apa Saja Elemen Penting dari Peer-to-Peer Interview?

Berikut elemen-elemen penting dari peer-to-peer interview yang perlu Anda sertakan:

1. Skala Likeart

Jika Anda ingin mendapatkan data tentang suatu kualitas atau nilai tertentu, cara terbaik adalah menyertakan skala 5 poin dalam contoh feedback.

Dalam hal ini, Anda bisa menggunakan Skala Likert untuk meningkatkan kemungkinan bahwa orang akan bersedia merespons survei karena tidak bersifat biner (seperti pertanyaan Ya/Tidak) dan memungkinkan mereka tetap netral untuk menjawa beberapa pertanyaan.

Yang harus Anda lakukan adalah mencantumkan karakteristik yang menarik minat Anda atau menyusun beberapa pertanyaan.

Misalnya, apakah orang in bekerja secara ekstra akhir-akhir ini? Bagaimana Anda menilai keterampilan berkomunikasi mereka? Apakah mereka anggota tim yang baik?

Kemudian, tambahkan skala berikut dari 1 hingga 5:

1 – Sangat tidak setuju
2 – Tidak setuju
3 – Tidak setuju atau setuju
4 – Setuju
5 – Sangat setuju

2. Kelebihan

Penelitian menunjukkan bahwa feedback positif mungkin lebih kuat dibandingkan yang kita pikirkan. Sebab, orang tidak hanya senang jika merasa dihargai atas perilaku baik mereka, tetapi hal ini juga memotivasi mereka untuk bekerja lebih keras.

Penelitian menunjukkan bahwa 39% karyawan merasa usaha mereka tidak cukup dihargai dan bahwa 69% karyawan akan bekerja lebih keras jika merasa usaha mereka diakui.

Oleh karena itu, Anda sebaiknya mendorong orang untuk mengakui kelebihan satu sama lain karena hal ini menciptakan lingkaran feedback positif yang memperkuat perilaku positif.

Anda dapat membagikan teknik sandwich feedback dengan tim Anda dan mendorong mereka untuk menggunakannya setiap kali mereka ingin membagikan pendapat yang bukan feedback positif terhadap karyawan.

Sandwich feedback sendiri merupakan feedback yang dimulai dengan komentar positif dan diakhiri dengan catatan positif. Singkatnya, setiap feedback negatif atau saran sebaiknya diapit di antara dua komentar positif.

gajihub 3

Baca Juga: Interview Feedback: Panduan Lengkap untuk HR

3. Area yang Perlu Ditingkatkan

Kritik konstruktif dapat menjadi perubahan permianan dalam perusahaan Anda jika diatasi dengan baik. Hal ini dapat membantu terjadinya peningkatan kinerja karyawan, dan terkadang lebih kuat dibandingkan feedback positif.

Ingatlah bahwa penting untuk memotivasi karyawan agar bisa terbuka dan tidak takut untuk membagikan feedback negatif namun konstruktif apabila diperlukan.

Berikut adalah dua cara yang bisa Anda lakukan:

1. Buat Menjadi Anonim

Orang cenderung memberikan feedback yang lebih jujur ketika mereka tahu hal tersebut tidak akan mempengaruhi hubungan interpersonal mereka. Jangan lupa untuk menekankan bahwa feedback akan tetap anonim dan membuat mereka merasa nyaman untuk membukanya.

2. Hindari Bersifat Tersinggung

Setiap HR memahami bahwa menerima feedback negatif dapat menjadi sumber stres bagi karyawan. Jadi, sebelum melakukan evaluasi apapun, sebaiknya Anda menegaskan bahwa feedback hanya refleksi dari kinerja karyawan saat ini dan bukan refleksi dari nilai mereka.

Apabila terdapat seorang karyawan yang merasa terlalu kesal, ada baiknya Anda membuat sesi one-on-one, di mana Anda dapat mendiskusikan feedback negatif dari perspektif yang berbeda.

3. Pertanyaan dan Pemicu Terbuka

Orang lebih mungkin memberikan feedback konstruktif jika Anda memberi mereka pemicu tentang cara menjawab. Hal ini juga menjadi metode terbaik untuk mendapatkan feedback yang tepat dan bermakna dibandingkan kalimat ambigu yang tidak memiliki makna sama sekali.

Apabila Anda berencana membuat peer-to-peer feedback dalam bentuk survei, berikut beberapa contoh pertanyaan yang perlu Anda pertimbangkan:

  • Apa satu hal tentang karyawan X yang paling Anda hargai?
  • Apa pencapaian terbesar mereka bulan lalu?
  • Bagaimana mereka membantu Anda atau anggota tim lain bulan lalu?
  • Apa inovasi atau perubahan apa yang Anda harapkan dari mereka?

Baca Juga: 5 Tahap Membangun Feedback Management untuk Bisnis

Bagaimana Cara Memberikan Peer-to-Peer Feedback?

Berikut adalah cara yang bisa Anda lakukan untuk memberikan feedback kepada rekan kerja:

1. Lakukan Persiapan

Sebelum menyampaikan feedback, Anda perlu melatih kata-kata yang akan digunakan, membaca ulang feedback untuk memastikan pesan disampaikan secara jelas, dan pertimbangkan contoh konkret perilaku atau situasi agar dapat memberikan kritik konstruktif.

2. Informasikan Terlebih Dahulu

Pastikan untuk menginformasikan kepada rekan kerja sebelum memberikan feedback. Jika menggunakan sistem formal, berikan informasi tentang kapan dan dari siapa feedback akan diberikan. Jika dalam konteks informal, beri pemberitahuan singkat sebelumnya agar rekan kerja Anda siap dalam menerima feedback. 

3. Hindari Menunda-nunda Waktu

Memberikan feedback segera setelah melihat perilaku yang perlu perbaikan adalah langkah yang bijaksana. Hal ini memberikan waktu bagi rekan untuk melakukan perbaikan sebelum perilaku tersebut menjadi kebiasaan dan berpotensi menghambat kinerja mereka.

4. Dorong Percakapan

Sajikan feedback sebagai diskusi, bukan sebagai sesi ceramah. Ajak rekan kerja berbicara, berbagi pandangan, dan gunakan pertanyaan terbuka untuk mendorong partisipasi aktif. Hal ini dapat menciptakan lingkungan di mana rekan kerja merasa dihargai dan terlibat dalam proses perbaikan.

5. Praktikan Empati

Saat memberikan feedback, penting untuk memahami sudut pandang dari rekan kerja. Pertimbangkan situasi atau faktor lain yang mungkin mempengaruhi kinerja mereka. Smpaikan feedback dengan empati, dan tunjukkan pemahaman terhadap tantangan atau situasi yang mereka alami.

6. Feedback Anonim

Pilihan feedback anonim dapat meningkatkan kejujuran. Jelaskan bahwa tujuannya adalah untuk menciptakan lingkungan di mana rekan kerja merasa nyaman untuk memberikan feedback yang kritis tanpa merasa khawatir.

Hal ini nantinya dapat menghasilkan feedback yang lebih jujur dan konstruktif.

Dengan memahami dan menerapkan langkah-langkah ini, Anda dapat memberikan feedback yang bermutu dan menciptakan lingkungan kerja yang positif.

Baca Juga: 12 Cara Menjadi Mentor yang Baik di Tempat Kerja

Apa Saja Tips untuk Mengoptimalkan Peer-to-Peer Feedback dalam Tim?

Berikut adalah tips yang bisa Anda lakukan untuk meningkatkan peer-to-peer feedback: 

1. Konsisten

Meningkatkan feedback melibatkan pendekatan yang konsisten dan berkelanjutan. Anda dapat memberikan feedback rekan bulanan atau per kwartal memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mendiskusikan kinerja terbaru.

Hal ini memungkinkan adanya koreksi dan penyesuaian secara real-time, sehingga tidak perlu menunggu evaluasi tahunan.

2. Positif namun Realistis

Penting untuk menyajikan feedback secara positif agar penerima dapat menerima informasi secara konstruktif. Namun, kritik konstruktif harus tetap realistis.

Untuk itu, fokuslah pada contoh objektif yang dapat ditingkatkan menghindari penilaian negatif terhadap kinerja atau karakter secara menyeluruh.

3. Fokus dan Spesifik

Feedback sebaiknya selalu spesifik dan terkait dengan tugas individu. Hubungkan kinerja dengan peran unik setiap karyawan dalam perusahaan. Misalnya, membandingkan kinerja dengan persyaratan yang tercantum dalam deskripsi pekerjaan mereka dapat membantu memberikan pandangan objektif.

4. Personalisasi Feedback

Meskipun menggunakan fakta dan data objektif, penting untuk menyampaikan feedback secara personal, yaitu melihat seluruh karya karyawan membantu menilai perkembangan mereka.

Feedback yang dipersonalisasi dapat memastikan dukungan yang sesuai dengan kebutuhan individu. Beberapa orang mungkin membutuhkan penguatan positif, sementara yang lain merespons lebih baik pada fakta dan pola.

Baca Juga: 8 Tips Mengoptimalkan Manajemen Penilaian Karyawan

peer-to-peer feedback 2

Bagaimana Cara Membangun Budaya Peer-to-Peer Feedback?

Setelah mengetahui tips mengoptimalkan manfaat peer-to-peer feedback, berikut ini adalah cara menumbuhkan budaya feedback antar rekan kerja:

1. Pengembangan Sistem yang Jelas

Membangun budaya feedbacak dimulai dengan mengembangkan sistem yang jelas dan mudah diakses. Sesuaikan dengan preferensi karyawan dengan menyediakan sesi tinjauan reguler, opsi umpan balik tertulis, atau bahkan opsi anonim.

Anda dapat menyertakan template feedback untuk membantu menjaga kesopanan dan memandu proses.

2. Menguatkan Kebiasaan Baik dengan Memberikan Feedback yang Positif

Selain mempromosikan kritik konstruktif, dorong juga feedback yang positif. Mendorong karyawan untuk mengenali dan mencatat kinerja luar biasa rekan kerja membuat proses feedback positif sejajar dengan memberikan kritik.

Hal ini membantu karyawan memahami saat mereka memberikan kinerja yang sangat baik, memberikan motivasi untuk berkinerja baik terus.

3. Mempromosikan Feedback secara Konsisten

Setelah memiliki sistem feedback, penting untuk mempromosikannya di seluruh perusahaan. Pastikan semua karyawan memahami cara kerja sistem feedback antar rekan.

Misalnya, dengan membuat template feedback yang mudah diakses oleh siapa pun yang membutuhkannya membantu memperkuat budaya feedback. Jika ingin meningkatkan keterlibatan karyawan, pertimbangkan memberikan penghargaan bagi kontributor paling aktif.

Baca Juga: Manfaat Penilaian Kinerja Bagi Perusahaan dan Karyawan

Bagaimana Contoh Peer-to-Peer Feedback?

Sebagai gambaran, Anda bisa melihat beberapa contoh peer-to-peer feedback berikut ini:

  1. “Hebat sekali presentasinya! Gambar-gambar Anda menarik, dan Anda dengan jelas menyampaikan poin-poin utamanya.”
  2. “Saya lihat Anda aktif sekali mengambil tugas baru. Teruskan pekerjaan bagusnya!”
  3. “Perhatian Anda terhadap detail dalam laporan sangat bagus. Datanya disusun rapi dan mudah dipahami.”
  4. “Saya pikir Anda bisa mendapatkan manfaat dari berbicara dengan lebih percaya diri saat rapat. Coba latihan poin-poin Anda sebelumnya.”
  5. “Keterampilan kerja tim Anda luar biasa. Anda selalu berusaha untuk melibatkan ide semua orang dan mencapai kesepakatan.”
  6. “Selama sesi brainstorming, ide-ide inovatif dari Anda sangat berharga. Kreativitas Anda menjadi aset penting bagi tim.”
  7. “Keterampilan manajemen waktu Anda sudah jauh lebih baik. Teruskan pekerjaan bagus dalam memprioritaskan dan menyelesaikan tugas tepat waktu.”
  8. “Saya lihat kadang-kadang Anda sedikit teralihkan selama diskusi. Tetap fokus pada agenda bisa membantu Anda berkontribusi lebih efektif.”
  9. “Cara Anda menulis dengan jelas dan singkat, membuatnya mudah bagi semua orang memahami ide-ide Anda.”
  10. “Ketika Anda memimpin rapat, pertahankan kontak mata dengan audiens. Ini membantu menciptakan koneksi yang lebih baik dan menjaga keterlibatan semua orang.”
  11. “Anda telah memberikan kritik konstruktif yang sangat baik kepada rekan tim kami. Masukan Anda membantu semua orang untuk berkembang.”
  12. “Kesabaran dan keinginan Anda untuk membantu orang lain membuat perbedaan yang nyata dalam produktivitas tim kami.”
  13. “Ke depannya, coba periksa pekerjaan Anda sebelum mengirimkannya. Ini akan membantu mengurangi kesalahan dan menjamin hasil yang lebih baik.”
  14. “Saya menghargai bagaimana Anda selalu mendorong orang lain untuk berbagi ide mereka selama diskusi tim. Ini membina lingkungan kolaboratif.”
  15. “Anda selalu tetap tenang di bawah tekanan, yang membantu tim kami tetap fokus dalam situasi yang menekan.”
  16. “Kemampuan Anda untuk mendistribusikan tugas dengan baik telah meningkatkan efisiensi tim kami. Teruskan pekerjaan bagusnya!”
  17. “Saya perhatikan kadang-kadang Anda interupsi orang lain selama percakapan. Menjadi lebih sadar terhadap perilaku ini akan membantu menciptakan lingkungan yang lebih inklusif.”
  18. “Semangat dan sikap positif Anda menular, membuatnya senang bekerja sama dengan Anda.”
  19. “Anda memiliki kemampuan untuk menjelaskan konsep-konsep yang sulit dengan cara yang sederhana. Keterampilan ini sangat berharga untuk membantu tim kami memahami informasi baru.”
  20. “Saya lihat Anda sangat responsif terhadap umpan balik dan cepat mengimplementasikan perubahan. Kemampuan Anda untuk beradaptasi adalah aset nyata bagi tim kami.”
  21. “Kemampuan Anda mengelola beberapa proyek sekaligus sangat mengesankan. Keterampilan organisasi Anda berkontribusi pada kesuksesan tim kami.”
  22. “Anda punya bakat dalam mengajukan pertanyaan yang merangsang pemikiran, yang membawa pada diskusi dan solusi yang lebih baik.”
  23. “Saya menghargai komitmen Anda terhadap perkembangan profesional. Semangat Anda untuk belajar keterampilan baru dan berbagi pengetahuan Anda memberi manfaat bagi seluruh tim.”
  24. “Saat proyek kelompok, Anda unggul dalam menjaga semua orang berada pada jalur yang benar dan memastikan batas waktu terpenuhi. Keterampilan kepemimpinan Anda berkontribusi pada kekompakan tim kami.”
  25. “Anda selalu menunjukkan empati dan pengertian saat berinteraksi dengan rekan kerja, menciptakan lingkungan kerja yang mendukung bagi semua orang.”

Baca Juga: Download Form Penilaian Kinerja Karyawan dan Pembahasan Lengkapnya

Kesimpulan

Berdasarkan artikel di atas, dapat dipahami bahwa peer-to-peer feedback adalah proses di mana karyawan memberikan maskan berdasarkan pengamatan dan pengalaman mereka saat berinteraksi dengan rekan kerja.

Hal tersebut mencakup aspek perilaku, kemampuan berkomunikasi, dan kontribusi terhadap tim. Melalui feedback ini, diharapkan karyawan mendapatkan wawasan yang bermanfaat dari rekan kerjanya, mendorong pertumbuhan pribadi, dan meningkatkan kerjasama tim.

Selain itu, peer-to-peer feedback juga menciptakan lingkungan kerja yang lebih terbuka, inklusif, dan dinamis.

Untuk mengoptimalkan program feedback ini, Anda dapat memanfaatkan fitur-fitur canggih dari software payroll dan HR, seperti pelacakan absensi dan produktivitas karyawan.

Di samping itu, penggunaan software ini juga dapat meningkatkan efisiensi dalam proses payroll, pengelolaan data karyawan yang lebih akurat, yang semuanya turut berkontribusi pada kejauan dan produktivitas tim serta perkembangan individu di dalamnya.

Tertarik untuk mencobanya? Kunjungi tautan ini dan dapatkan coba gratis hingga 14 hari.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *