Selain bekerja pada working hour seperti jam 09.00 hingga 17.00, ada beberapa profesi yang mengharuskan para pekerjanya untuk menjalani long shift atau shift panjang.
Misalnya, pekerja pabrik yang sering kali harus bekerja selama 12 jam atau lebih dalam 1 shift. Begitu pula dengan perawat yang mungkin harus bertugas selama 24 jam n0n-stop di rumah sakit.
Namun, sistem kerja ini tidak hanya berlaku untuk pabrik dan rumah sakit. Beberapa pekerja di sektor jasa seperti restoran, hotel, atau pelayanan darurat juga sering kali menghadapi jam kerja yang panjang.
Nah, jika tidak dilaksanakan sesuai dengan aturan yang berlaku, jam kerja yang panjang kerap menimbulkan kelelahan fisik dan menganggu kehidupan pribadi para staff.
Pada artikel kali ini, Gajihub akan membahas apa itu long shift, aturannya di Indonesia, cara perhitungan upah, hingga tips mengelola pekerja shift dengan efektif.
Apa yang Dimaksud dengan Long Shift?
Long shift adalah salah satu jenis shift di mana karyawan bekerja selama 10 jam sehari, dengan 1 jam istirahat, selama 5 hari dalam seminggu.
Artinya, karyawan akan bekerja lebih lama setiap hari dibandingkan dengan shift biasa yang umumnya berlangsung selama 7 atau 8 jam kerja.
Shift panjang sering kali diterapkan pada situasi di mana perusaahaan memiliki target produksi yang tinggi atau ketika proyek memiliki deadline yang sudah dekat.
Oleh karena itu, jenisini tidak diterapkan secara terus-menerus, melainkan hanya pada periode atau momen tertentu yang membutuhkan upaya ekstra untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
Perlu dicatat bahwa long shift tidak sama dengan double shift, yaitu jenis shift yang dilakukan untuk memenuhi target dalam jangka pendek.
Sementara pada long shift, karyawan akan menerima kompensasi lembur karena mereka bekerja lebih dari jumlah jam kerja standa yang telah ditetapkan undang-undang.
Baca Juga: Motivation Letter: Cara Membuat, Contoh, dan Templatenya
Bagaimana Aturan Long Shift di Indonesia?
Di Indonesia, terdapat regulasi yang mengatur durasi kerja yang harus ditaati oleh perusahaan. Aturan ini tercantum dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan pasal 77 ayat (1), yang secara garis besar menyatakan:
- Karyawan bekerja selama 7 jam sehari jika bekerja 6 hari dalam seminggu.
- Karyawan bekerja selama 8 jam sehari jika bekerja 5 hari dalam seminggu.
Namun, untuk beberapa jenis pekerjaan tertentu, sesuai aturan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 233 Tahun 2003, aturan jam kerja di atas dapat dilonggarkan.
Jenis pekerjaan tersebut termasuk:
- Usaha swalayan
- Media massa
- Penyedia bahan bakar minyak dan gas bumi
- Pelayanan jasa kesehatan
- Jaringan pelayanan air bersih
- Pelayanan jasa transportasi
- Pengamanan
- Konservasi
- Jasa pos dan telekomunikasi
- Penyedia tenaga listrik
- Usaha pariwisata
Dengan kata lain, beberapa jenis pekerjaan tersebut dapat menerapkan sistem shift panjang, di mana durasi maksimalnya ditentukan oleh kesepakatan antara perusahaan dan karyawan, tergantung pada kebutuhan produksi atau target
Untuk memudahkan Anda dalam mengatur durasi jam kerja, Anda dapat menggunakan software payroll dan HR dari Gajihub yang memiliki fitur absensi.
Dengan fitur ini, Anda dapat mengatur pembatasan waktu lembur pada karyawan, yang mencegah kelelahan bekerja pada karyawan dan memungkinkan mereka untuk tetap bisa produktif setiap harinya.
Sebagai gambaran, simak tutorialnya berikut ini:
Selain mengatur waktu lembur secara bijak, tentu saja perusahaan harus memperhatikan hak-hak pekerja dalam menerapkan long shift, termasuk menyediakan waktu istirahat dan menghitung upah lembur secara adil.
Dengan Gajihub, Anda pun dapat melakukan penghitungan lembur secara otomatis dan akurat, yang membantu menghindari kesalahan dalam penghitungan gaji.
Tertarik mencoba? Klik gambar berikut untuk informasi selengkapnya:
Baca Juga: Tips Mengelola Shifting Karyawan Bagi Pemilik Bisnis
Bagaimana Cara Menghitung Upah Karyawan Long Shift?
Untuk menghitung upah karyawan yang bekerja secara shift panjang, Anda perlu menggunakan rumus khusus, karena mereka bekerja lebih dari jam kerja biasanya (8 jam).
Dasar perhitungannya sendiri tercantum dalam pasal 31 Peraturan Pemeritah No. 35 Tahun 2021 tentang Perjanjian Kerja Waktu Tertentu, Alih Daya, Waktu Kerja dan Waktu Istirahat, dan Pemutusan Hubungan Kerja.
Berikut rumus penghitungan upah lembur untuk karyawan yang bekerja dengan jam kerja panjang:
- Upah untuk 1 jam pertama lembur adalah 1,5 kali tarif lembur per jam, yang dihitung sebagai 1/173 dari gaji bulanan.
- Upah lembur untuk setiap jam berikutnya adalah 2 kali tarif lembur per jam, yang juga dihitung sebagai 1/173 dari gaji bulanan.
Contoh Penghitungan Upah Long Shift
Arka bekerja dalam bidang marketing di sebuah perusahaan yang menerapkan sistem shift panjang, yaitu 10 jam per hari. Arka menerima gaji sebesar Rp7.000.000 per bulan. Berikut cara menghitungnya:
- Upah untuk 1 jam pertama: (1,5 x 1/173) x 7.000.000 = Rp60.694
- Upah untuk 1 jam kedua: (2 x 1/173) x 7.000.000 = Rp80.925
- Total upah shift panjang per hari: Rp60.694 + Rp80.925 = Rp141.619
Jadi, total upah long shift yang diterima oleh Budi per harinya adalah Rp141.619.
Baca Juga: Jam Kerja, Shift, Lembur, dan Cuti Menurut Undang-undang
Apa Saja Jenis-Jenis Shift yang Ada di Indonesia?
Setiap perusahaan memiliki kebijakan masing-masing terkait sistem jam kerja yang digunakan. Berikut adalah beberapa jenis shift yang umumnya diterapkan perusahaan:
1. Shift Pagi dan Siang
- Shift kerja standar yang dimulai sekitar pukul 8 pagi dan berakhir sekitar pukul 3 sore.
- Umumnya berlaku selama 5 atau 6 hari dalam seminggu, tergantung pada kebijakan perusahaan.
- Cocok untuk bisnis atau institusi yang beroperasi pada jam-jam biasa dan ingin menjaga karyawan tetap aktif selama jam kerja utama.
2. Shift Malam
- Biasanya diterapkan di perusahaan dengan layanan 24 jam, dimulai dari pukul 8 malam hingga 3 pagi atau 11 malam hingga 7 pagi.
- Terutama digunakan di industri seperti rumah sakit, media massa, atau pabrik yang memerlukan kehadiran karyawan selama jam-jam larut malam.
3. Long Shift
- Merupakan tambahan waktu kerja di atas shift reguler, sering kali untuk mencapai target jangka panjang.
- Durasi kerja bisa diperpanjang hingga 10 jam per hari, dan upahnya dihitung sesuai dengan tarif lembur.
4. Rostering Shift Kerja
- Pola jam kerja bergiliran yang membagi waktu kerja ke dalam beberapa grup.
- Contoh pola termasuk 4 grup 3 shift, 3 grup 3 shift, dan 3 grup 2 shift, yang disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik pekerjaan perusahaan.
- Memungkinkan perusahaan untuk menjaga operasional selama 24 jam tanpa membebani karyawan secara berlebihan.
5. Shift Fleksibel
- Memberikan karyawan kebebasan untuk menentukan jadwal kerja mereka sendiri, dengan tetap memenuhi syarat tertentu.
- Karyawan dapat memilih untuk memulai dan mengakhiri kerja sesuai dengan kebutuhan, dengan memastikan jumlah jam kerja mingguan tetap terpenuhi.
- Sering diterapkan di perusahaan modern seperti startup, di mana fleksibilitas sangat dihargai dan karyawan diharapkan untuk bertanggung jawab atas waktu kerja mereka sendiri.
Baca Juga: 10 Rekomendasi Aplikasi Absensi Pabrik Terbaik
Bagaimana Tips Mengelola Pekerja Shift?
Jika dilakukan secara terus-menerus, long shift dapat menyebabkan kelelahan pada karyawan, yang akhirnya membuat produktivitas menurun.
Oleh karena itu, Anda perlu menerapkan beberapa tips tertentu agar karyawan tetap bisa bekerja secara produktif dan efisien, seperti:
1. Memberi Kekuasaan kepada Pekerja Shift
Berikan karyawan kontrol atas jadwal mereka dengan sistem yang fleksibel. Misalnya, mereka diperbolehkan mengisi shift kosong dan menukar jam kerja.
Selain itu, Anda menglola shift kerja karyawan sesuai dengan aturan yang berlaku.
2. Mengurangi Kelelahan para Pekerja
Melakukan pengelolaan terkait kelelahan fisik merupakan hal yang sangat penting. Jadi, buatlah jadwal istirahat yang teratur dan pantau tingkat kelelahan karyawan sebelum jam kerja dimulai.
3. Membuat Variasi Jadwal Pekerja Shift
Rotasi shift dapat membantu mengurangi masalah kesehatan mental para pekerja. Oleh karena itu, pertimbangkan untuk merotasi jam malam, siang, dan pagi untuk mengimbangi kebutuhan perusahaan dan kesejahteraan karyawan.
4. Mengatur Pekerjaan
Jadwalkan pekerjaan berat saat karyawan mencapai puncak kinerja, misalnya pada sore atau awal malam. Hindari menugaskan pekerjaa yang berbahaya saat karyawan lelah atau pada akhir jam kerja mereka.
5. Mematuhi Standar Keamanan dan Kesehatan
Selanjutnya, pastikan kepatuhan terhadap standar keamanan dan kesehatan yang berlaku jika pekerja berinteraksi dengan bahan berbaya.
Selain itu, Anda juga bisa menyediakan pelatihan tentang penanganan yang aman dan batasi paparan mereka terhadap bahan berbaya.
Baca Juga: Peraturan Kerja 12 Jam Menurut Undang-Undang dan Sanksinya
6. Menciptakan Suasana Kerja yang Sehat
Pastikan lingkungan kerja menyediakan kondisi yang optimal untuk kesejahteraan fisik dan mental karyawan, termasuk pencahayaan yang memadai, sirkulasi udara yang baik, dan kebutuhan asupan yang sehat.
Baca Juga: 15 Contoh Red Flag di Dunia Kerja Beserta Artinya
7. Menyediakan Akses ke Layanan Kesehatan
Pastikan pekerja memiliki akses ke layanan kesehatan dan konseling yang diperlukan, terutama saat layanan tersebut tidak tersedia di malam hari.
Anda bisa menyediakan daftar layanan kesehatan di sekitar area kerja, agar karyawan dapat dengan mudah mengaksesnya.
8. Meningkatkan Kesadaran
Adakan pertemuan dan pelatihan untuk meningkatkan kesadaran karyawan tentang efek jam kerja panjang terhadap kesehatan dan kesejahteraan mereka.
Misalnya, dengan mengajak karyawan untuk berbagi pengalaman dan strategi tertentu untuk bisa menghadapi berbagai tantangan dari bekerja secara sistem shift.
9. Menyediakan Sarana Sosial bagi Pekerja
Atus kegiatan sosial atau klub hobi bagi pekerja untuk membantu mengurangi perasaan kesepian dan meningkatkan koneksi antar karyawan.
Pastikan acara ini juga tersedia bagi karyawan yang bekreja pada malam atau akhir pekan.
10. Sertakan Istirahat Singkat
Selain istirahat reguler, dorong karyawan untuk mengambil istirahat singkat selama jam kerja mereka. Hal ini dapat membantu meningkatkan konsentrasi dan mengurangi kelelahan.
Anda bisa mengajak karyawan meregangkan tubuh, berjalan-jalan sebentar, atau berbicara dengan rekan kerja selama istirahat singkat mereka.
Baca Juga: Peraturan Kerja Lembur Menurut Undang Undang Ketenagakerjaan Terbaru
Kesimpulan
Berdasarkan artikel di atas, dapat dipahami bahwa long shift merupakan sistem kerja yang umumnya digunakan oleh beberapa jenis pekerjaan seperti di industri hingga layanan kesehatan.
Untuk bisa menerapkan sistem ini secara efektif, perusahaan harus mematuhi aturan terkait shift yang berlaku di Indonesia, memperhatikan kebutuhan karyawan, hingga menyediakan lingkungan kerja yang aman dan sehat.
Selain itu, perusahaan juga perlu menggunakan software payroll dan HR yang mendukung seperti Gajihub untuk mengatur batas lembur, menentukan jadwal kerja dengan lebih efisien, memastikan kesejahteraan sambil memantau produktivitas karyawan, dan memastikan kepatuhan terhadap aturan yang berlaku.
Tertarik mencoba Gajihub? Kunjungi tautan ini dan dapatkan coba gratis hingga 14 hari.
- Penilaian Objektif dan Subjektif, Apa Bedanya? - 23 December 2024
- Handover Pekerjaan Adalah: Manfaat, Tahapan & Contoh Dokumen - 23 December 2024
- Steward Adalah: Jenis, Tugas, Skill Penting, dan Kisaran Gajinya - 20 December 2024