Job Dissatisfaction: Penyebab, Dampak, dan Cara Mengatasinya

job dissatisfaction banner

Job dissatisfaction atau ketidakpuasan kerja bukanlah hal yang bisa diabaikan.

Pasalnya, hal ini dapat berdampak pada produktivitas perusahaan, tingkat retensi karyawan, serta moral dan semangat tim.

Karyawan yang merasa tidak puas dengan pekerjaannya cenderung kurang termotivasi, kurang produktif, dan bahkan dapat mencari peluang di tempat lain.

Jika dibiarkan berlarut-larut, hal ini tidak hanya merugikan individu yang bersangkutan, tetapi juga dapat memicu lingkungan kerja yang tidak sehat dan menghambat pertumbuhan perusahaan.

Oleh karena itu, jika Anda melihat tanda-tanda ketidakpuasan pada karyawan, Anda harus segera mengambil langkah yang tepat.

Pada artikel kali ini, GajiHub akan membahas apa itu job dissatisfaction, penyebab, tanda-tanda, dampak, hingga cara mengatasinya.

Apa yang Dimaksud dengan Job Dissatisfaction?

job dissatisfaction 1

Job dissatisfaction atau ketidakpuasan kerja adalah perasaan tidak bahagia atau tidak puas yang dialami seseorang terhadap pekerjaan atau lingkungan kerja.

Hal ini bisa terjadi ketika karyawan kurang nyaman, frustasi, atau tidak terpenuhi dalam berbagai aspek pekerjaannya.

Mulai dari tugas yang diberikan, kondisi kerja, gaji, peluang akrier, hubungan dengan rekan kerja atau atasan, hingga budaya perusahaan secara keseluruhan.

Job dissatisfaction tidak hanya berdampak pada kesejahteraan, kinerja, dan motivasi individu, tetapi juga dapat memengaruhi produktivitas perusahaan, semangat kerja tim, serta tingkat retensi karyawan.

Oleh karena itu,  Anda perlu memahami dan mengatasi ketidakpuasan tersebut agar daapat menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan mendukung.

Dengan begitu, karyawan dapat bekerja dengan lebih baik, merasa lebih dihargai, dan perusahaan pun dapat berkembang dengan lebih optimal.

Baca Juga: Quiet Firing: Pengertian, Dampak, dan Cara Mencegahnya

Apa Tanda-Tanda Karyawan Mengalami Job Dissatisfaction?

job dissatisfaction 2

Sebelum berlarut-larut, penting bagi Anda untuk memahami berbagai tanda job dissatisfaction. 

Dengan demikian, Anda dapat menyusun strategi dan mencegah hal-hal yang merugikan terjadi.

Berikut beberapa tandanya:

1. Sering Mengeluh

Karyawan yang merasa tidak bahagia biasanya akan mengungkapkan keluhan kepada manajer atau tim HR, baik itu terkait gaji, perlakuan tidak adil, kurangnya motivasi, atau masalah pribadi yang memengaruhi pekerjaan mereka.

2. Terlihat Lelah Terus-Menerus

Jika seorang karyawan tampak selalu lelah, bisa jadi mereka mengalami stres akibat beban kerja yang berlebihan atau masalah pribadi.

Jika dibiarkan, mereka bisa merasa frustrasi atau bahkan mengalami burnout syndrome.

3. Penurunan Kualitas Kerja

Karyawan yang biasanya produktif tetapi mulai sering melewatkan tenggat waktu, menunda pekerjaan, atau hasil kerjanya menurun mungkin sudah kehilangan motivasi.

Sebaliknya, jika seseorang yang biasanya bekerja dengan santai tiba-tiba menjadi lebih cepat dan efisien, bisa jadi mereka sedang bersiap untuk resign.

Baca Juga: Underperformance Karyawan: Pengertian, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

gajihub 3

4. Perubahan Sikap

Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda, tetapi perubahan sikap yang mencolok bisa menjadi tanda ada masalah.

Misalnya, karyawan yang biasanya aktif dalam rapat tiba-tiba menjadi pendiam atau yang biasanya ramah mendadak mudah tersinggung.

5. Sering Absen atau Terlambat

Jika seorang karyawan mulai sering tidak masuk kerja, sering izin, datang terlambat, atau pulang lebih awal, ini bisa menjadi tanda bahwa mereka sudah tidak tertarik dengan pekerjaannya atau sedang mencari pekerjaan lain.

Baca Juga: Karyawan Sering Absen Kerja? Ini 7 Cara Mengatasinya

6. Berperilaku Negatif

Karyawan yang tiba-tiba sering menimbulkan konflik, menyebarkan gosip, atau bahkan menyalahgunakan waktu dan fasilitas kantor bisa jadi merasa tidak puas dengan pekerjaannya atau lingkungan kerja mereka.

7. Mengalami Peristiwa Besar dalam Hidup

Peristiwa besar seperti kehilangan orang terdekat, pernikahan, perceraian, kelahiran anak, atau masalah kesehatan dapat memengaruhi kondisi emosional dan produktivitas karyawan.

Mereka mungkin terlihat lebih stres, teralihkan, atau kurang bersemangat dalam bekerja.

Baca Juga: 7 Manajemen Stress yang Baik di Tempat Kerja

Apa Saja Jenis-Jenis Dissatisfaction?

job dissatisfaction 3

Terdapat beberapa jenis dissatisfaction yang perlu Anda kenali, di antaranya adalah:

1. Kepuasan Evaluatif

Sejauh mana karyawan menyukai atau tidak menyukai pekerjaannya secara keseluruhan.

2. Kepuasan Kognitif

Apakah karyawan merasa tertantang dan terstimulasi secara mental oleh pekerjaannya?

Apakah mereka merasa pekerjaannya menarik dan bermakna?

Baca Juga: 10 Indikator Kepuasan Kerja dan Cara Meningkatkannya

3. Kepuasan Perilaku

Berkaitan dengan bagaimana karyawan menilai dirinya sendiri dan lingkungan kerjanya.

Apakah mereka merasa bangga dengan pekerjaannya? Apakah mereka diperlakukan dengan baik dan dihormati oleh rekan kerja?

Semua faktor ini memengaruhi tingkat kepuasan kerja.

Jika ingin meningkatkan kebahagiaan dan produktivitas karyawan, perusahaan perlu memahami dan mengelola faktor-faktor tersebut dengan baik.

Baca Juga: 10 Cara Menumbuhkan Komitmen dalam Bekerja dan Manfaatnya

Apa Saja Dampak Ketidakpuasan Kerja terhadap Perusahaan?

job dissatisfaction 4

Job dissatisfaction dapat membawa pengaruh besar pada perusahaan.

Semakin banyak karyawan yang mengalami ketidakpuasan kerja, maka semakin besar efek negatifnya terhadap kinerja bisnis.

Beberapa karyawan mungkin memilih untuk resign, tetapi ada juga yang tetap bertahan meskipun merasa tidak bahagia.

Berikut beberapa dampak yang bisa terjadi akibat ketidakpuasan kerja:

1. Kurangnya Keterlibatan Karyawan

Karyawan yang tidak puas biasanya kurang peduli dengan pekerjaannya dan tidak memiliki rasa memiliki terhadap perusahaan.

Mereka jadi kurang termotivasi, tidak berusaha lebih keras, dan enggan mencari solusi terbaik untuk kemajuan bisnis.

Baca Juga: 15 Cara Meningkatkan Employee Engagement dan Manfaatnya

2. Penurunan Produktivitas

Karyawan yang tidak bahagia cenderung lebih banyak mengeluh daripada fokus pada pekerjaan.

Hal ini tidak hanya menghambat tugas mereka sendiri, tetapi juga bisa memengaruhi rekan kerja dan menciptakan lingkungan kerja yang negatif.

Selain itu, mereka sering kurang teliti dalam bekerja, sehingga hasilnya kurang maksimal.

Baca Juga: Cara Meningkatkan Produktivitas Kerja Karyawan Anda

3. Tingkat Turnover yang Tinggi

Jika banyak karyawan yang merasa tidak puas, risiko mereka keluar dari perusahaan semakin besar, termasuk karyawan yang sebenarnya berprestasi.

Tingkat turnover yang tinggi juga bisa meningkatkan biaya operasional karena perusahaan harus terus mencari, merekrut, dan melatih karyawan baru.

4. Dampak Negatif pada Reputasi Perusahaan

Cara karyawan bekerja dan berinteraksi dengan orang lain mencerminkan citra perusahaan.

Karyawan yang tidak puas mungkin kurang ramah terhadap pelanggan atau bahkan berbicara buruk tentang perusahaan, yang bisa merusak reputasi bisnis di mata pelanggan, pesaing, dan calon karyawan.

Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan mendukung kesejahteraan karyawan agar mereka tetap termotivasi dan produktif.

Baca Juga: Employer Branding: Pengertian, Tujuan dan Cara Meningkatkannya

Apa Penyebab dari Job Dissatisfaction?

job dissatisfaction 5

Job dissatisfaction bisa disebabkan oleh berbagai faktor.

Jika perusahaan bisa mengenali penyebabnya lebih awal dan mengambil tindakan yang tepat, masalah ini bisa dicegah sebelum berdampak lebih besar.

Berikut adalah beberapa faktor utama yang sering menyebabkan ketidakpuasan kerja dan cara mengatasinya.

1. Kurangnya Apresiasi

Setiap orang ingin merasa dihargai, baik dalam kehidupan pribadi maupun di tempat kerja.

Penghargaan terhadap pegawai bukan hanya tentang mengakui hasil kerja mereka, tetapi juga menghormati mereka sebagai individu.

Jika karyawan merasa keberadaan mereka tidak dihargai, mereka bisa kehilangan motivasi dan merasa tidak memiliki tujuan dalam bekerja.

Survei Glassdoor menunjukkan bahwa 53% karyawan akan bertahan lebih lama di perusahaan jika mereka lebih sering mendapatkan apresiasi dari atasan.

Cara Mengatasi

  • Manajer sebaiknya menunjukkan kepedulian dan ketertarikan yang tulus terhadap timnya.
  • Komunikasi rutin membantu karyawan merasa diperhatikan.
  • Berikan apresiasi secara langsung melalui pujian lisan untuk menghargai keterampilan, ide, dan kontribusi karyawan.
  • Hindari praktik favoritisme atau atasan pilih kasih agar semua karyawan merasa diperlakukan dengan adil.
  • Buat program apresiasi karyawan atau perbarui sistem yang sudah ada, seperti makan siang bersama, employee gathering, atau outing untuk mempererat hubungan tim.

Baca Juga: Karyawan Merasa Kurang Diapresiasi? Ini 8 Cara Mengatasinya

2. Gaji yang Tidak Sesuai

Meskipun gaji bukan satu-satunya faktor kepuasan kerja, karyawan yang merasa dibayar di bawah standar bisa merasa kurang dihargai.

Jika kondisi finansial mereka sulit dan gaji dianggap tidak mencukupi, mereka bisa kehilangan motivasi dan mencari pekerjaan lain dengan bayaran lebih tinggi.

Cara Mengatasi

  • Pastikan gaji yang ditawarkan setidaknya sesuai dengan standar pasar. Jika memungkinkan, tinjau ulang struktur gaji dan pertimbangkan kenaikan upah secara berkala.
  • Berikan insentif tambahan seperti bonus kinerja dan peluang promosi jabatan agar karyawan merasa dihargai dan memiliki prospek karier yang jelas.
  • Jika kenaikan gaji belum memungkinkan, coba berikan manfaat lain seperti:
  • Bonus berbasis target atau profitabilitas
  • Diskon khusus untuk produk atau layanan perusahaan
  • Fleksibilitas jam kerja
  • Waktu istirahat makan siang yang lebih panjang
  • Tambahan hari libur

3. Manajemen yang Buruk

Hubungan antara karyawan dan atasan berperan besar dalam kepuasan kerja.

Jika karyawan merasa tidak cocok dengan gaya kepemimpinan manajer atau tidak mempercayai atasan mereka, loyalitas dalam pekerjaan mereka bisa menurun.

Akibatnya, mereka merasa kurang nyaman dalam bekerja dan bahkan mulai mencari peluang di tempat lain.

Manajer yang kurang memiliki kemampuan leadership dapat berdampak buruk pada kinerja tim dan kesuksesan bisnis secara keseluruhan.

Karyawan membutuhkan arahan yang jelas agar tidak mengalami kebingungan atau frustrasi dalam pekerjaannya.

Sebaliknya, jika mereka memiliki pemimpin yang menginspirasi, mereka akan lebih termotivasi dan berkomitmen pada pekerjaannya.

Cara Mengatasi

  • Pastikan manajer memiliki keterampilan kepemimpinan yang baik dengan memberikan pelatihan secara berkala.
  • Tetapkan tujuan yang jelas, baik jangka pendek maupun jangka panjang, agar karyawan memahami ekspektasi yang harus dicapai.
  • Dorong komunikasi yang terbuka dan transparan di lingkungan kerja.
  • Dukung perkembangan jenjang karir karyawan dengan memberikan bimbingan dan peluang belajar.
  • Berikan feedback secara rutin dengan pendekatan yang membangun, agar karyawan dapat berkembang tanpa merasa terbebani.
  • Hindari tindakan micromanaging dan berikan kepercayaan kepada karyawan untuk menyelesaikan pekerjaannya secara mandiri.

Baca Juga: Employee Empowerment: Arti, Jenis, Manfaat, Cara, dan Tips

ketidakpuasan kerja 6

4. Terbatasnya Peluang Karier

Banyak karyawan ingin berkembang dalam karier mereka.

Mereka akan lebih bersemangat jika pekerjaan mereka menawarkan peluang untuk maju.

Sebaliknya, jika mereka merasa tidak ada kesempatan untuk berkembang, rasa puas terhadap pekerjaan bisa menurun, dan mereka mungkin mencari peluang di tempat lain.

Karyawan akan merasa lebih dihargai jika perusahaan mendukung pertumbuhan karier mereka.

Oleh karena itu, manajer sebaiknya meluangkan waktu untuk memahami tujuan karier setiap karyawan dan membantu mereka menyusun rencana untuk mencapainya.

Cara Mengatasi

  • Mobilitas internal -Memberikan kesempatan bagi karyawan untuk berpindah posisi dalam perusahaan agar mereka bisa mendapatkan pengalaman baru.
  • Pelatihan dan pengembangan – Menyediakan berbagai program pelatihan untuk meningkatkan keterampilan karyawan.
  • Dukungan terhadap proyek sampingan – Memfasilitasi karyawan untuk mengembangkan skill baru melalui proyek di luar tanggung jawab utama mereka.
  • Promosi dari dalam perusahaan – Memberikan kesempatan kepada karyawan yang sudah ada sebelum mencari kandidat dari luar.
  • Program mentoring – Membantu karyawan berkembang dengan bimbingan dari rekan kerja yang lebih berpengalaman.

Baca Juga: Career Mentoring, Manfaat, Contoh, dan Cara Memilih Mentor

ketidakpuasan kerja 7

5. Kurangnya Pelatihan dan Pengembangan

Banyak orang memilih bekerja di perusahaan yang mau berinvestasi dalam pengembangan karyawan.

Dengan adanya kesempatan untuk belajar dan berkembang, karyawan akan lebih termotivasi dan loyal terhadap perusahaan.

Mereka juga akan lebih puas dengan pekerjaan yang mereka jalani.

Perusahaan yang memahami pentingnya pelatihan dan pengembangan biasanya mengalokasikan sumber daya untuk hal ini.

Tips Mengatasi

Namun, jika anggaran terbatas, ada beberapa alternatif yang tetap bisa memberikan manfaat bagi karyawan, seperti:

  • Pembelajaran daring – Pelatihan dan webinar online yang bisa diakses kapan saja, sehingga karyawan dapat belajar sesuai jadwal mereka.
  • Belajar dari rekan kerja – Karyawan bisa saling berbagi keterampilan dan pengalaman melalui sesi diskusi langsung, baik secara tatap muka maupun online.
  • Cross-training – Karyawan diberi kesempatan untuk mempelajari tugas di luar tanggung jawab mereka, sehingga bisa memahami peran lain dalam perusahaan.
  • Job shadowing – Dalam job shadowing, karyawan dapat mengamati langsung pekerjaan rekan mereka untuk memahami tugas dan tanggung jawab dalam peran yang mereka minati.
  • Performance coaching – Sesi bimbingan antara manajer dan karyawan atau antar sesama karyawan untuk meningkatkan keterampilan melalui pembelajaran langsung di tempat kerja.

Baca Juga: 8 Tahapan Evaluasi Karyawan dan Metodenya

6. Hubungan di Tempat Kerja

Hubungan yang baik di tempat kerja berperan besar dalam kepuasan karyawan.

Meskipun pekerjaannya sendiri mungkin tidak sempurna, lingkungan kerja yang nyaman dan suportif bisa membuat karyawan tetap bersemangat.

Sebaliknya, suasana kerja yang toxic bisa merusak pengalaman kerja, bahkan jika pekerjaannya cukup menarik.

Karyawan memang tidak harus menjadi sahabat dekat, tetapi setidaknya mereka perlu merasa nyaman dan bisa bekerja sama dengan baik.

Perhatikan budaya kerja di perusahaan Anda untuk melihat apakah ada yang perlu diperbaiki, terutama jika karyawan mulai mengeluhkan suasana kerja.

Misalnya, apakah manajer menangani konflik antar karyawan dengan baik?

Apakah ada perilaku kasar atau bullying yang dibiarkan begitu saja?

Untuk mempererat hubungan di tempat kerja, Anda bisa mengadakan aktivitas team building, sesi permainan, atau sekadar waktu santai bersama.

Kegiatan ini bisa membantu karyawan mengenal satu sama lain lebih baik, menciptakan suasana kerja yang lebih menyenangkan, meningkatkan kerja sama tim, dan pada akhirnya, meningkatkan kepuasan kerja secara keseluruhan.

ketidakpuasan kerja 8

7. Work Life Balance

Bekerja full time memang menghabiskan sebagian besar waktu seseorang, tetapi setiap karyawan tetap membutuhkan waktu untuk keluarga, teman, hobi, dan kegiatan pribadi lainnya.

Jika batas antara pekerjaan dan kehidupan pribadi tidak jelas, karyawan bisa merasa overwhelmed.

Perusahaan yang tidak mendukung keseimbangan ini berisiko menghadapi masalah seperti burnout dan rendahnya kepuasan kerja.

Menunjukkan kepedulian terhadap kesejahteraan karyawan dapat membantu mengurangi ketidakpuasan kerja.

Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk menjaga work life balance:

Batasi lembur

Hindari meminta karyawan bekerja di luar jam kerja secara berlebihan.

Gunakan sistem sukarela

Jika ada tugas tambahan seperti perjalanan dinas atau kerja di hari libur, prioritaskan karyawan yang bersedia terlebih dahulu.

Jadwal kerja yang konsisten

Untuk karyawan dengan sistem shift, pastikan jadwalnya tetap agar mereka bisa merencanakan kehidupan pribadi dengan lebih baik.

Fleksibilitas kerja

Berikan opsi seperti jam kerja fleksibel atau kesempatan untuk bekerja dari rumah.

Baca Juga: Jam Kerja Fleksibel: Pengertian, Manfaat, Kelebihan dan Kekurangannya

Manfaatkan hak cuti

Dorong karyawan untuk menggunakan hak cuti mereka agar bisa beristirahat dan kembali bekerja dengan lebih segar.

8. Pekerjaan yang Tidak Menarik atau Tidak Bermakna

Karyawan ingin merasa bahwa pekerjaan mereka berarti dan memberikan dampak.

Jika tugas yang diberikan terlalu monoton, kurang menantang, atau terasa tidak ada manfaatnya, mereka bisa kehilangan motivasi dan minat terhadap pekerjaannya.

Pekerjaan yang membosankan sering menjadi penyebab utama ketidakpuasan kerja.

Untuk mengatasinya, perusahaan bisa memanfaatkan teknologi untuk mengotomatisasi tugas-tugas repetitif, sehingga karyawan bisa lebih fokus pada pekerjaan yang lebih bermakna dan bermanfaat.

Selain itu, perusahaan bisa melakukan penyesuaian dalam desain pekerjaan, seperti:

Job enrichment

Job enrichment dapat emberikan tanggung jawab tambahan yang lebih bervariasi agar pekerjaan lebih menantang dan menarik.

Job rotation

Memindahkan karyawan ke berbagai posisi untuk memberi pengalaman baru dan menghindari kejenuhan.

Ketika karyawan merasa pekerjaannya memiliki dampak nyata dan berkontribusi bagi perusahaan, mereka akan lebih termotivasi, produktif, dan puas dalam bekerja.

Baca Juga: Work Engagement: Arti, Ciri-ciri, Aspek, Dampak, dan Strateginya

Mana yang Lebih Penting: Kepuasan Kerja atau Gaji?

Banyak orang mungkin mengejar gaji tinggi dalam karier mereka, tetapi pepatah “Uang tidak bisa membeli kebahagiaan” tetap berlaku dalam hal kepuasan kerja.

Menurut laporan Harvard Business Review tahun 2018, 9 dari 10 pekerja bersedia mengorbankan sebagian dari pendapatan mereka demi mendapatkan pekerjaan yang lebih memuaskan.

Data ini menunjukkan bahwa kebanyakan orang lebih memilih menikmati pekerjaannya, memiliki tujuan yang bermakna, serta membangun hubungan baik di tempat kerja, daripada hanya sekadar mendapatkan gaji tinggi tetapi merasa tidak puas.

Mengingat orang dewasa menghabiskan sekitar sepertiga hidup mereka di tempat kerja, merasa nyaman dan bahagia saat bekerja sangat penting untuk kesejahteraan mental dan fisik.

Sebagai pemberi kerja, memahami pentingnya kepuasan karyawan dapat membantu menciptakan lingkungan kerja yang lebih positif, suportif, dan seimbang.

Dengan begitu, Anda bisa mencegah tingginya angka karyawan yang keluar karena merasa tidak bahagia.

Tanpa lingkungan kerja yang sehat, uang saja tidak cukup untuk mengatasi masalah yang muncul dalam bisnis Anda.

Jika perusahaan Anda kesulitan mempertahankan karyawan meskipun sudah menawarkan gaji yang kompetitif, mungkin saatnya memikirkan cara meningkatkan kepuasan kerja mereka.

Baca Juga: 11 Strategi Mempertahankan Karyawan Paling Efektif, Apa Saja?

Kesimpulan

Berdasarkan artikel di atas, dapat dipahami bahwa job dissatisfaction termasuk masalah serius yang tidak boleh diabaikan oleh perusahaan.

Ketidakpuasan ini dapat muncul karena berbagai faktor, seperti kurangnya apresiasi, gaji yang tidak sesuai, manajemen yang buruk, atau terbatasnya peluang karier.

Jika tidak ditangani dengan baik, ketidakpuasan kerja dapat berdampak negatif pada produktivitas, retensi karyawan, moral tim, dan bahkan reputasi perusahaan.

Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk mengenali tanda-tanda ketidakpuasan dan mengambil langkah proaktif untuk menciptakan lingkungan kerja yang mendukung dan memotivasi karyawan.

Untuk mengatasi ketidakpuasan kerja, perusahaan perlu fokus pada peningkatan apresiasi terhadap karyawan, menawarkan gaji yang kompetitif, serta mendukung work life balance.

Selain itu, menciptakan pekerjaan yang menarik dan bermakna juga dapat meningkatkan motivasi dan kepuasan karyawan.

Dengan memahami dan mengatasi akar penyebab ketidakpuasan, perusahaan tidak hanya dapat mempertahankan karyawan berkualitas tetapi juga menciptakan budaya kerja yang positif.

Sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kepuasan kerja karyawan, perusahaan dapat menggunakan software HRIS dari Gajihub.

Software ini memudahkan perusahaan dalam melakukan program employee recognition, payroll, hingga manajemen kehadiran karyawan.

Selain itu, karyawan juga lebih mudah dalam melakukan berbagai urusan administrasi karena GajiHub dilengkapi oleh employee self-service (ESS).

Mulai dari absensi, pengajuan izin dan cuti, semuanya bisa dilakukan lewat smartphone masing-masing.

Tertarik mencoba? Kunjungi tautan ini dan dapatkan coba gratis hingga 14 hari.

Amelia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *