Tahukah Anda, ada berbagai jenis psikotes yang dapat digunakan dalam proses rekrutmen?
Seperti yang diketahui, untuk menemukan kandidat terbaik untuk mengisi posisi di perusahaan dibutuhkan berbagai tes, termasuk psikotes.
Sebagai HRD pastinya Anda harus memahami apa saja jenis psikotes agar bisa memilih jenis psikotes terbaik untuk menemukan karyawan terbaik.
Pada artikel ini GajiHub akan menjelaskan mengenai jenis psikotes dan manfaat psikotes untuk rekrutmen.
Baca selengkapnya hanya pada penjelasan di bawah ini:
Apa yang Dimaksud dengan Psikotes dalam Rekrutmen?

Jawaban dari pertanyaan ‘apa itu psikotes dalam rekrutmen’ adalah sebuah tes kemampuan yang menggunakan berbagai tes berbeda untuk mengukur kesesuaian kandidat untuk peran di organisasi Anda.
Psikotes adalah istilah yang luas dan dapat mencakup banyak bidang.
Tes-tes ini mengukur kemampuan dan kecerdasan kandidat Anda dalam hal kemampuan verbal, emosional, numerik, dan logika.
Ini kemudian membantu perekrut menentukan kecepatan pemrosesan informasi kandidat dan kemampuan emosional dan pemecahan masalah mereka.
Psikotes ini berbeda dari jenis metode penilaian kandidat lainnya karena tes ini dimaksudkan untuk memberikan pandangan yang menyeluruh kepada pemberi kerja tentang kandidat.
Psikotes ini dapat membantu mengungkap proses berpikir logis kandidat, kemampuan mereka untuk menganalisa dan menginterpretasikan data, serta kemampuan mereka dalam memecahkan masalah.
Selain itu, mereka juga dapat mengenali faktor-faktor lain, seperti ciri-ciri kepribadian, kemampuan komunikasi, integritas pribadi, dan kecerdasan emosional.
Faktor-faktor ini dapat membantu Anda menentukan seberapa cocok seorang kandidat dengan tim atau organisasi yang sudah ada dan potensi mereka untuk peran kepemimpinan.
Baca Juga: Psikotes Online dan Offline, Mana yang Lebih Baik?
Apa Saja Kategori Psikotes?

Sebagai seorang profesional rekrutmen, Anda bisa menggunakan berbagai macam psikotes, yang masing-masing bisa memberikan perspektif unik tentang bagaimana seseorang menunjukkan keahlian atau kemampuan tertentu.
Ada tiga area kandidat utama yang dapat dievaluasi oleh psikotes yang dapat membantu perekrut:
- Kemampuan kandidat
- Kecocokan kandidat untuk pekerjaan tersebut
- Ciri-ciri kepribadian kandidat dan bagaimana mereka cocok dengan visi tim atau perusahaan secara keseluruhan
Karena cakupannya yang luas, Anda bisa membagi psikotes ke dalam beberapa kategori, termasuk psikotes bakat, psikotes keterampilan, dan psikotes kepribadian.
Berikut adalah definisi dari masing-masingnya:
1. Tes Bakat
Tes bakat mengukur dan menilai keterampilan umum atau spesifik untuk membantu Anda menentukan kecerdasan keseluruhan dari kandidat potensial Anda.
Tes ini terkait dengan tes IQ dan dapat melibatkan menjawab serangkaian pertanyaan yang berhubungan dengan logika dan penalaran.
Ada beberapa jenis bakat yang mungkin dicari oleh pemberi kerja, dan Anda bisa membagi tes bakat ke dalam beberapa sub-kategori, termasuk:
- Penalaran verbal: Penalaran verbal menentukan kemampuan kandidat untuk memahami dan mengevaluasi informasi tertulis dan membuat keputusan yang tepat berdasarkan evaluasi ini.
- Penalaran numerik: Tipe ini sering kali menggunakan kombinasi informasi tertulis dan numerik yang disajikan dalam bagan, laporan, atau grafik untuk menilai kemampuan matematika dan menilai bagaimana kandidat menginterpretasikan data.
- Penalaran induktif: Tipe ini menilai kemampuan kandidat untuk mengidentifikasi pola dan tren.
- Penalaran logis: Tipe ini meminta kandidat untuk mengambil keputusan berdasarkan data yang Anda berikan dan memungkinkan Anda untuk mengevaluasi kemampuan mereka dalam mengambil kesimpulan yang logis.
Baca Juga: Psikotes Gambar Orang: Cara Penilaian dan Tips Mengerjakan
2. Tes Kepribadian
Psikotes kepribadian membantu menentukan reaksi dan perilaku kandidat dalam berbagai situasi dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang menggunakan analisis diri dan emosi.
Psikotes kepribadian adalah cara terbaik untuk menentukan apakah kandidat Anda memiliki, misalnya, kemampuan kepemimpinan yang diperlukan untuk sukses dalam peran tersebut.
Tes ini dapat membantu menentukan kecocokan kandidat Anda berdasarkan perilaku mereka dan bagaimana mereka melakukan pendekatan terhadap tugas-tugas.
Lebih jauh lagi, psikotes kepribadian dapat menentukan apakah kandidat memiliki sikap dan kepribadian yang tepat agar sesuai dengan budaya, tujuan, dan visi organisasi.
Salah satu contoh psikotes kepribadian yang umum digunakan oleh perusahaan adalah psikotes kepribadian Myers Briggs.
Tes ini memberikan satu dari 16 tipe kepribadian berdasarkan jawaban kandidat tentang bagaimana mereka merasa atau bertindak dalam sebuah skenario
3. Tes Keterampilan
Tes keterampilan adalah cara yang sangat baik bagi kandidat Anda untuk mendemonstrasikan keterampilan yang mungkin mereka cantumkan di CV mereka.
Anda bisa mengimplementasikan tes keterampilan berjangka waktu dan menggunakannya untuk mengevaluasi seberapa cepat kandidat bisa mendemonstrasikan sebuah keterampilan hingga kompetensi.
Tergantung pada peran spesifik yang akan Anda isi, tes keterampilan bisa mencakup berbagai macam tugas.
Misalnya, jika posisi yang Anda rekrut sangat bergantung pada pembuatan rumus matematika, seperti posisi penggajian atau keuangan, maka tes keterampilan mungkin mengharuskan kandidat untuk mendemonstrasikan kompetensi dengan rumus-rumus ini.
Baca Juga: Assessment Test: Pengertian, Jenis, dan Contohnya
Apa Saja Jenis-Jenis Psikotes?

Setelah Anda mengetahui kategori dari psikotes, lalu apa saja jenis psikotes yang sering digunakan dalam rekrutmen?
Berikut penjelasan beberapa jenis psikotes tersebut.
1. Myers-Briggs Type Indicator
Jenis psikotes yang pertama ini juga dikenal sebagai MBTI, Myers-Briggs Type Indicator sering digunakan oleh perusahaan selama proses perekrutan.
Pertanyaan-pertanyaannya menentukan di mana pelamar berada dalam empat pengelompokan utama
- Extroversion vs introversion
- Intuition vs sensing
- Thinking vs feelinh
- Judging vs perceiving
Hasil dari pengelompokan ini menempatkan peserta tes ke dalam salah satu dari 16 tipe kepribadian.
Dengan 93 pertanyaan secara keseluruhan, ini adalah penilaian yang cukup panjang.
2. Profil Caliper
Profil Caliper mengukur bagaimana sifat-sifat kepribadian seorang pelamar atau karyawan berkorelasi dengan performa mereka dalam peran kerja mereka.
Jenis psikotes ini sering digunakan saat seleksi kerja, saat mengikuti tes ini, Anda akan menjawab pertanyaan dalam berbagai format.
Paling umum adalah menyajikan serangkaian pernyataan dan meminta Anda untuk memilih yang paling sesuai dengan pandangan Anda.
Format pertanyaan lainnya termasuk benar atau salah, pilihan ganda dan skala tingkat persetujuan, penilaian ini melihat kualitas yang berpotensi negatif dan positif dari seorang kandidat untuk memberikan gambaran yang lebih luas mengenai bagaimana mereka akan bekerja dalam suatu peran.
Penilaian ini juga dapat disesuaikan untuk menargetkan perilaku spesifik yang sangat penting untuk pekerjaan atau fungsi tertentu.
Baca Juga: 7 Jenis Tes Pre-Employment Assessment dan Toolsnya
3. 16 Personality Factor Questionnaire
Pada tahun 1949, Raymond B. Cattell, Maurice Tatsuoka dan Herbert Eber mempublikasikan versi pertama dari 16 Personality Factor Questionnaire, yang juga disebut 16PF, meskipun telah direvisi selama bertahun-tahun.
Kuesioner ini membantu mengukur perilaku individu dan memiliki banyak aplikasi, termasuk pengembangan karier dan perkembangan karyawan.
Jenis-jenis sifat kepribadian yang diukurnya meliputi dominasi, kesadaran akan aturan, kepekaan, stabilitas emosi, perfeksionisme, kemandirian, dan keterbukaan terhadap perubahan.
4. SHL Occupational Personality Questionnaire
SHL Occupational Personality Questionnaire, juga disebut OPQ32, memberikan wawasan tentang bagaimana ciri-ciri kepribadian dan perilaku seseorang dapat mempengaruhi performa kerja.
Kuesioner ini mencakup 104 pertanyaan yang mengukur 32 karakteristik utama, yang dikategorikan ke dalam tiga area utama yang memengaruhi perilaku individu di tempat kerja: emosi, gaya berpikir dan perasaan, serta hubungan dengan orang lain.
Setiap pertanyaan mencakup beberapa pernyataan, dan peserta memilih salah satu pernyataan yang paling menggambarkan dirinya dan pernyataan yang paling tidak menggambarkan dirinya.
Hasilnya berupa laporan yang disesuaikan untuk setiap peserta, yang menggambarkan kekuatan dan kelemahan mereka secara rinci, serta ringkasan grafis yang dapat digunakan untukmembandingkan pelamar satu dengan yang lain.
Baca Juga: Tips Lolos Tes Kepribadian Saat Interview Kerja
5. HEXACO Personality Inventory-Revised
Lebih dari dua dekade yang lalu, para peneliti membuat HEXACO Personality Inventory untuk menilai berbagai dimensi kepribadian seseorang.
Termasuk bagaimana mereka menerapkan interpretasi teoritis mereka sendiri pada berbagai situasi, yang mengukur enam dimensi kepribadian utama: kejujuran/kerendahan hati, stabilitas emosi, extraversi, keramahan, ketelitian, dan keterbukaan terhadap pengalaman.
Dalam versi revisi, Anda dapat memilih dari tiga pilihan panjang penilaian: panjang penuh (200 pertanyaan), setengah panjang (100 pertanyaan) dan HEXACO 60 (60 pertanyaan).
6. Eysenck Personality Inventory
Eysenck Personality Inventory merupakan jenis psikotes yang menilai kepribadian seseorang berdasarkan dua dimensi utama: neurotisme vs stabilitas dan ekstroversi vs introversi.
Hasilnya mencakup tiga skor utama, dinilai sebagai “E” (tingkat ekstroversi), “N” (tingkat neurotisme) dan “kebohongan”, yang mengukur kejujuran dalam penilaian berdasarkan keinginan untuk mendapatkan skor yang lebih baik.
Penilaian lengkapnya mencakup 100 pertanyaan, meskipun ada juga versi yang dipersingkat dengan 57 pertanyaan ya/tidak.
Baca Juga: Apa itu Tes Psikometri? Simak Arti, Manfaat, Hingga Contohnya
7. Tes Kepribadian DISC
Berdasarkan kategori, Dominance, Influence, Steadiness dan Compliance (DISC), tes ini dibagi menjadi 28 pernyataan yang masing-masing memiliki empat pilihan bagi peserta.
Tes ini dilakukan untuk menilai bagaimana mereka mengidentifikasikan diri mereka dengan pernyataan tersebut, yang pada akhirnya akan menghasilkan salah satu dari 12 tipe kepribadian yang berbeda.
8. The Big Five Personality Test
Tes ini menentukan lima komponen inti kepribadian, yaitu keterbukaan, kesadaran, ekstroversi, keramahan, dan neurotisisme.
Setelah mengikuti tes, yang dapat dilakukan secara online, Anda akan mendapatkan skor untuk setiap komponen.
Hasil yang Anda dapatkan mencerminkan kreativitas, disiplin diri, kemampuan sosial, kemampuan berempati dan stabilitas mental Anda.
Baca Juga: Tes Kerja Apa Saja? Ini Jenisnya dan Tips Mempersiapkannya
9. Tes Wartegg
Tes Wartegg merupakan jenis psikotes yang membutuhkan kemampuan analisis yang sangat baik.
Tes ini akan muncul dalam bentuk gambar dengan beraneka ragam bentuk dan tugas peserta adalah menemukan jawaban dari tes ini.
Dari tes ini, akan dinilai kepribadian seseorang ketika harus mengambil sebuah keputusan.
Dari sini perusahaan dapat melihat dan menilai karakter kandidat.
10. Kraepelin atau Pauli Test
Tes Kraepelin atau Tes Pauli merupakan jenis psikotes yang sering digunakan oleh perusahaan.
Bentuk dari psikotes ini berupa angka-angka yang disusun secara membujur dengan jumlah angka yang ditambah, dikurangi, ataupun dengan jenis perhitungan lainnya.
Baca Juga: 8 Jenis Tes Kepribadian yang Sering Digunakan Perusahaan
Apa Manfaat dari Psikotes?

Psikotes dapat bermanfaat bagi perekrut karena dapat membantu memprediksi performa kerja kandidat di masa depan dan kecocokan mereka secara keseluruhan dalam organisasi.
Dengan melihat kombinasi keterampilan, kepribadian dan bakat, Anda dapat membuat keputusan yang lebih tepat dan pasti saat merekrut.
Psikotes memberikan lebih banyak informasi, dan informasi yang lebih spesifik, tentang kandidat dengan menampilkan kekuatan, kelemahan dan potensi mereka untuk berkembang.
Psikotes juga memiliki manfaat lain, yakni:
1. Efisiensi Biaya
Dengan menggunakan psikotes sebelum mengundang kandidat untuk wawancara, Anda dapat memastikan bahwa setiap kandidat yang Anda temui secara langsung memiliki banyak kualitas yang dibutuhkan untuk sukses dalam sebuah peran.
Hal ini dapat mengurangi jumlah orang yang Anda wawancarai dan waktu yang dibutuhkan untuk keseluruhan proses.
Selain itu, hal ini juga dapat mengurangi risiko jangka panjang dalam merekrut kandidat yang mungkin tidak cocok untuk posisi tersebut.
2. Retensi yang Lebih Baik
Psikotes psikometrik menambah validitas pada proses rekrutmen karena dapat menunjukkan dengan tepat ciri-ciri kepribadian dan perilaku yang mengindikasikan kecocokan kandidat untuk sebuah peran.
Ketika Anda dapat membuat keputusan perekrutan yang lebih tepat, Anda dapat memilih kandidat yang paling mungkin menemukan kepuasan dalam peran tersebut.
Dan, jika kandidat Anda memiliki kemungkinan besar untuk mendapatkan kepuasan kerja, seorang karyawan baru dapat dengan mudah menjadi karyawan lama.
3. Standardisasi
Psikotes psikometrik dapat membandingkan kandidat dalam spektrum kriteria yang lebih luas dibandingkan metode yang lebih tradisional, seperti wawancara standar.
Dengan memberikan setiap kandidat serangkaian penilaian psikometrik yang sama, akan lebih mudah untuk menilai kecocokan mereka tanpa membuat keputusan yang bias.
Dengan memastikan bahwa semua kandidat mengikuti tes yang sama dalam kondisi yang sama, Anda dapat menerapkan standarisasi yang dapat memberikan konsistensi untuk aktivitas perekrutan lainnya.
Hal ini dapat memberikan kesempatan yang sama bagi semua karyawan.
4. Profil karakter
Psikotes dapat memberikan Anda gambaran lengkap tentang karakter kandidat, terutama melalui psikotes kepribadian.
Dengan memberikan kesempatan kepada calon karyawan untuk menjawab serangkaian pertanyaan pilihan ganda tentang kepribadian mereka, dalam waktu mereka sendiri dan bukannya ditanyakan dalam wawancara, Anda dapat mengungkap nuansa kepribadian mereka.
Hal ini dapat membantu Anda merasa yakin bahwa karyawan yang Anda pilih memiliki kepribadian yang tepat dan keterampilan yang tepat.
Baca Juga: Pentingnya Asesmen Keterampilan dalam Proses Rekrutmen
5. Feedback yang Kuat
Psikotes memberikan tim rekrutmen Anda skor dan data yang terukur yang dapat digunakan untuk membuat keputusan perekrutan, yang berarti psikotes ini dapat membantu Anda memberikan umpan balik yang berarti.
Jika kandidat membutuhkan umpan balik, Anda dapat menggunakan bukti kuat ini untuk mendukung keputusan Anda.
Feedback yang konstruktif juga memberikan kandidat kesempatan untuk memperbaiki dan meningkatkan area-area di mana mereka mungkin tidak unggul.
6. Rekrutmen Global
Psikotes tersedia dalam berbagai bahasa dan merupakan standar yang sangat baik yang dapat digunakan oleh perusahaan global untuk merekrut karyawan di seluruh dunia.
Jenis psikotes ini memungkinkan untuk proyek-proyek global terstandardisasi yang menggunakan asesmen yang mudah ditiru dan mudah dikelola secara online.
Hal ini dapat menguntungkan bagi perusahaan-perusahaan besar di mana faktor-faktor seperti zona waktu dan hambatan bahasa dapat mempengaruhi jumlah kandidat potensial.
7. Data Tambahan
Psikotes adalah cara yang efisien untuk mengukur kekuatan dan kelemahan kandidat yang mungkin tidak berkinerja baik dalam situasi wawancara, mungkin karena kecemasan atau bahkan cacat fisik, namun masih memiliki kualitas yang dibutuhkan untuk posisi Anda.
Tes-tes ini dapat memberikan platform bagi kandidat yang introvert untuk mendemonstrasikan kemampuan mereka.
Data tambahan ini memberikan tim rekrutmen Anda kemampuan untuk mengajukan pertanyaan yang lebih mendalam dan mengeksplorasi poin-poin lain yang menjadi perhatian saat melakukan wawancara lebih lanjut.
8. Tes Kecerdasan yang Akurat
Asesmen psikometri dapat diformulasikan untuk mengeksplorasi bakat dan kemampuan.
Jika posisi yang ditawarkan membutuhkan tingkat akurasi yang tinggi, psikotes psikometrik dapat membantu perusahaan untuk menilai tingkat kecerdasan kandidat dibandingkan dengan kandidat lainnya.
Kemampuan untuk mengidentifikasi bakat dan kemampuan kognitif dapat membantu pemberi kerja memahami seberapa mudah seorang kandidat dapat mempelajari keterampilan baru dan dapat menginformasikan rencana pengembangan karier mereka.
9. Potensi Kepemimpinan
Psikotes dapat membantu pemberi kerja mengidentifikasi kandidat yang menunjukkan keterampilan yang diperlukan untuk maju dan memimpin di perusahaan.
Dengan menandai keterampilan kepemimpinan yang telah ditentukan sebelumnya yang perlu diperhatikan yang selaras dengan visi perusahaan, Anda dapat dengan cepat mengidentifikasi pemimpin potensial.
Setelah Anda mengidentifikasi para pemimpin potensial ini, Anda dapat terlibat dalam perencanaan suksesi yang lebih baik dan memaksimalkan ambisi karyawan.
Baca Juga: Tes Koran: Aspek yang Dinilai, Contoh, Cara dan Tips Mengerjakan
Kesimpulan
Itulah tadi penjelasan mengenai jenis psikotes yang dapat menjadi referensi Anda dalam memilih jenis psikotes untuk melakukan penilaian kandidat karyawan.
Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa psikotes digunakan untuk melakukan penilaian, khususnya berhubungan dengan kepribadian dan karakter dari kandidat karyawan.
Ini nantinya akan membantu HRD mengetahui kandidat mana yang cocok untuk mengisi posisi di perusahaan.
Selain memahami pentingnya psikotes dalam rekrutmen, sebagai HRD Anda juga wajib memahami pentingnya pengelolaan karyawan di perusahaan.
Pengelolaan karyawan ini sangat penting karena akan mendukung setiap potensi yang dimiliki karyawan.
GajiHub menjadi rekomendasi sistem HRIS yang akan memudahkan pengelolaan karyawan di perusahaan Anda.
GajiHub dilengkapi berbagai fitur yang akan memudahkan pengelolaan karyawan, termasuk pengelolaan penggajian, kehadiran, cuti dan izin, employee self service, analisis data, reimbursement, kasbon. hingga kemudahan pengelolaan karyawan karena GajiHub telah terintegrasi dengan software akuntansi Kledo.
Jadi tunggu apa lagi, segera daftar GajiHub sekarang juga di tautan ini dan dapatkan uji coba gratis selama 14 hari.
- 15 Pertanyaan Interview Terkait Etika Kerja dan Jawabannya - 21 March 2025
- PPh 21 Bukan Pegawai: Ini Tarif dan Cara Menghitungnya - 21 March 2025
- 10 Jenis Psikotes dalam Rekrutmen dan Manfaatnya - 20 March 2025