Budaya Adhokrasi: Arti, Karakteristik, Kelebihan, Hingga Tips Penerapannya

budaya adhokrasi banner

Penerapan budaya adhokrasi dapat mendorong karyawan untuk berinovasi, beradaptasi dengan cepat, dan meningkatkan keterlibatan karyawan dalam pengambilan keputusan. Selain itu, budaya ini juga memungkinkan perusahaan untuk lebih responsif terhadap perkembangan bisnis.

Pada artikel kali ini, Gajihub akan membahas tentang apa itu budaya adhokrasi, karakteristik, kelebihan dan kekurangan, hingga tips menerapkan budaya ini di dalam perusahaan.

Apa yang Dimaksud dengan Budaya Adhokrasi?

Budaya adhokrasi mengacu pada cara kerja di suatu organisasi di mana setiap orang memiliki kebebasan untuk mengambil keputusan dan bertindak secara proaktif.

Dengan kata lain, di dalam organisasi ini tidak ada aturan yang kaku atau hierarki yang ketat. Organisasi yang menganut budaya ini biasanya sangat inovatif dan berfokus pada perubahan yang cepat.

Dalam budaya adhokrasi, semua anggota organisasi diharapkan memiliki insiatif untuk menghasilkan ide-ide baru, serta menemukan solusi untuk masalah yang dihadapi. Sebab, keputusan tidak hanya dibuat oleh sekelompok orang tertentu, melainkan juga menjadi tanggung jawab seluruh organisasi.

Budaya adhokrasi ditandai dengan struktur yang terdesentralisasi dan kolaboratif yang mendorong karyawan untuk mengambil risiko, mencoba pendekatan baru, dan belajar dari kegagalan.

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Management menemukan bahwa budaya adhokrasi berhubungan positif dengan kepuasan kerja karyawan. Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa organisasi dengan budaya adhokrasi memiliki tingkat kepuasan kerja yang lebih tinggi daripada organisasi dengan budaya tradisional dan lebih berhierarki.

Istilah adhokrasi sendiri menjadi populer pada tahun 1970-an sebagai alternatif yang berbeda dari birokrasi yang terstruktur oleh aturan dan hierarki. Kata adhokrasi berasal dari bahasa Latin ‘ad hoc’, yang berarti ‘for this(purpose)’.

Pada dasarnya, budaya adhokrasi memberikan kebebasan kepada semua orang di organisasi untuk berperan aktif dalam mengambil keputusan dan beradaptasi dengan perubahan yang terjadi.

Baca Juga: Evaluasi Pelatihan, Ketahui Arti, Manfaat, Hingga Langkahnya

budaya adhokrasi

Karakteristik Budaya Adhokrasi

Organisasi yang menerapkan budaya adhokrasi akan lebih fleksibel dan selalu berubah, di mana keputusan diambil oleh orang yang paling tepat untuk memecahkan masalah. Budaya ini dianggap lebih kreatif dan inovatif dibandingkan dengan budaya lain, sebab memberikan fleksibilitas dan kemudahan adaptasi yang lebih besar.

Untuk lebih memahami budaya adhokrasi, berikut adalah beberapa karakteristiknya:

1. Kreativitas dan Inovatif

Budaya adhokrasi selalu mencari cara baru untuk menyelesaikan masalah dan meningkatkan kinerja organisasi. Hal ini tentunya akan menghasiolkan banyak ide kreatif dan inovatif.

2. Berfokus pada Hasil

Karena sifatnya yang fleksibel, maka prosedur yang berlaku tidak harus diterapkan secara ketat sesuai yang tertulis. Oleh karena itu, keputusan dibuat oleh mereka yang berada di dekat atau terlibat di dalam masalah.

Mereka akan menemukan solusi paling efektif untuk mencapai hasil yang diinginkan.

3. Tidak Ada Hierarki yang Kuat

Dalam budaya adhokrasi, tidak ada hierarki yang kuat dan bersifat memaksa. Semua orang memiliki kekuasan dan peran yang sama, serta tidak ada batasan atau gelar seperti manajer atau supervisor. 

4. Kepercayaan dan Dukungan Tinggi

Organisasi yang menerapkan budaya ini biasanya memiliki kepercayaan dan dukungan tinggi antar anggotanya.Para anggota didorong untuk mengambil risiko dan meminta bantuan apabila diperlukan.

Tingkat kepercayaan yang tinggi ini disebabkan karena semua orang memiliki tujuan yangs ama dan harus bekerja sama untuk mewujudkannya. Dengan kata lain, budaya ini mendukung dan mendorong kesuksesan bersama.

5. Penekanan pada Individu

Setiap orang dalam organisasi dianggap pemimpin dan bertanggung ajwab dalam mencapai tujuan. Di sini, peran individu sangat penting dalam mencapai kesuksesan.

Baca Juga: Siklus Hidup Organisasi: Pengertian, Tujuan, dan Tahapannya Menurut Ahli

Kelebihan Menerapkan Budaya Adhokrasi

Berikut adalah beberapa kelebihan dari penerapan budaya adhokrasi:

1. Pengambilan Keputusan Lebih Cepat

Budaya ini lebih berfokus pada pengambilan risiko dan struktur hierarki yang tidak kuat, keputusan dapat diambil dengan cepat ketika tidak ada waktu cukup waktu untuk menganalisisnya. Hal ini memungkinkan Anda memenuhi kebutuhan pelanggan dan tuntutan pasar secara cepat seiring perubahan kondisi.

2. Kemampuan Beradaptasi

Dengan menerapkan budaya ini, organisasi Anda akan lebih fokus pada masa depan dan pemikiran kreatif. Hal ini membantu Anda menjadi lebih maju dibandingkan pesaing. Selain itu, organisasi juga dapat melakukan penyesuaian strategi secara fleksibel berdasarkan kondisi yang sedang berjalan.

3. Mendorong Perilaku Inovatif dan Kreativitas

Tidak adanya hierarki memudahkan interaksi dan kerja sama dengan rekan kerja. Anggota organisasi akan merasa lebih nyaman untuk menyampaikan pendapat dan ide mereka, bereksperimen, dan menemukan solusi baru.

4. Memberdayakan Tenaga Kerja

Tanpa batasan struktur formal, karyawan merasa memiliki lebih banyak kendali atas karir mereka. Pekerjaan yang dilakukan di seluruh organisasi menjadi lebih terlihat, sehingga karyawan tahu tentang peluang baru dan merasa bebas untuk mengubah peran mereka.

Baca Juga: Budaya Hierarki dalam Organisasi: Panduan Untuk Tim HR

Kekurangan Budaya Adhokrasi

Selain menawarkan beberapa keuntungan, budaya adhokrasi juga memiliki beberapa kelemahan. Berikut beberapa hal yang perlu Anda perhatikan:

1. Kesenjangan Komunikasi

Dengan struktur hierarki yang rendah, maka komunikasi harus dilakukan secara efektif. Komunikasi yang kurang baik dapat menyebabkan hal-hal penting terlewat, sehingga kesulitan dalam mencapai tujuan.

2. Tidak Cocok untuk Semua Jenis Bisnis

Budaya adhokrasi kurang memiliki proses dan prosedur yang terstruktur, sehingga tidak semua jenis bisnis dapat beroperasi dengan baik dalam budaya ini. Misalnya, di industri rumah sakit yang mengedepankan keamanan dan analisis dalam prosesnya.

3. Kurangnya Pedoman dan Standar Kinerja

Kurangnya panduan yang jelas tentang perilaku yang tepat dan standar kinerja dapat menimbulkan kebingungan dan frustasi. Hal ini dikhawatirkan membuat karyawan merasa tidak tahu apakah mereka diharagai atau tidak.

4. Tidak Semua Orang Mendukung Struktur Tanpa Hierarki

Pihak-pihak speerti dewan direksi dan pemegang saham mungkin membutuhkan adanya struktur hierarki untuk memastikan kesuksesan dan profitabilitas perusahaan. Oleh karena itu, mereka mungkin tidak mendukung organisasi tanpa struktur hierarki.

5. Ketergantungan Tinggi pada Teknologi

Budaya adhokrasi sangat bergantung pada teknologi modern. Ketergantungan ini akan menjadi masalah jika organisasi mengalami kesulitan dalam mendistribusikan informasi kepada karyawan, terutama jika karyawan bekerja dari rumah atau perlu berpergian.

6. Memerlukan Investasi yang Tinggi

Untuk menjaga fleksibilitas yang tinggi, organisasi perlu menginvestasikan sumber daya yang cukup. Misalnya, biaya untuk pelatihan dan teknologi yang relatif mahal. Dengan demikian, menerapkan budaya ini membutuhkan biaya yang lebih tinggi.

gajihub 1

Baca Juga: Apa itu Budaya Organisasi Clan Culture?

Contoh Perusahaan Besar yang Menerapkan Budaya Adhokrasi

Adhokrasi lebih umum terjadi di bisnis yang menggunakan teknologi tinggi dan menghadapi persaingan sengit. Biasanya, ini lebih sering terjadi di perusahaan swasta.

Bisnis-bisnis ini sangat bergantung pada kemampuan pengambil keputusan untuk memprediksi pasar. Mereka tahu persis perubahan apa dalam kondisi pasar yang penting.

Selain itu, mereka juga tahu teknologi dan strategi apa yang bisa membantu mereka merespons. Berikut adalah beberapa perusahaan besar yang menerapkan budaya adhokrasi:

1. Amazon

Amazon yang mendorong budaya adhokrasi yang sangat mengutamakan inovasi dengan memberikan kebebasan kepada karyawan, serta menerima setiap kegagalan dalam bereksperimen. Mereka memiliki tim-tim kecil yang fleksibel yang fokus pada pengalaman pelanggan yang lebih baik.

2. Wikipedia

Selain itu, ada juga Wikipedia yang didirikan pada tahun 2001. Wikipedia tidak memiliki struktur hierarki atau birokrasi. Wikipedia dikelola oleh Yayasan Wikimedia yang hanya memiliki beberapa karyawan tetap yang dibayar. Situs ini terbuka untuk semua orang dan terkenal karena dedikasinya dalam menyediakan konten gratis. Ini adalah contoh nyata bisnis yang menerapkan budaya adhokrasi.

3. Tesla

Sejarah inovasi Tesla mencerminkan budaya adhokrasi yang mereka anut. Tesla telah menjadi pelopor dalam berbagai teknologi, termasuk kendaraan listrik, atap tenaga surya, dan kendaraan otonom. Penerpan budaya ini juga membantu Tesla menarik bakat-bakat terbaik.

Karyawan Tesla didorong untuk menciptakan dan bereksperimen dengan ide-ide baru. Kebebasan ini memungkinkan orang-orang untuk mengambil risiko dan berinovasi. Hasilnya, Tesla telah menciptakan beberapa teknologi paling canggih di dunia.

4. Apple

Perusahaan teknologi besar ini memiliki struktur kerja yang kolaboratif, diatur berdasarkan keahlian yang dimiliki daripada jenis produk. Setiap anggota yang tergabung dalam tim memiliki tanggung jawab terhadap produk masing-masing.

Oleh karena itu, setiap bagian perusahaan memiliki kebebasan untuk bekerja sesuai dengan cara mereka sendiri.

5. Google

Karyawan perusahaan mesin pencari dan teknologi ini memiliki fleksibilitas dalam jam kerja untuk menyelesaikan tugas dan berinovasi. Mereka dianjurkan untuk menghabiskan 10% waktu mereka untuk mencari ide-ide baru, baik yang berhubungan dengan proyek yang sedang dikerjakan maupun tidak.

Baca Juga: Budaya Kerja: Pengertian Lengkap dan Cara Membangunnya

budaya adhokrasi

Tips Membangun Budaya Adhokrasi

Sebagai HR, jika perusahaan Anda memang ingin menerapkan budaya ini, berikut adalah beberapa tips untuk membangun budaya dhokrasi yang efektif:

1. Sesuaikan dengan Kebutuhan Anda

Pahami prinsip-prinsip adhokrasi dengan baik, tetapi ingat bahwa tidak semua prinsip harus diadopsi sepenuhnya. Anda dapat memilih untuk menerapkan prinsip-prinsip yang sesuai dengan kebutuhan organisasi dan tim tertentu.

Jangan mencoba menjiplak apa yang dilakukan oleh perusahaan lain, buatlah variasi yang sesuai dengan kebutuhan organasi, atau Anda bisa melakukan beberapa percobaan untuk menemukan pendekatan yang tepat.

2. Dorong Kolaborasi Antar Tim dan Fungsi

Jika organisasi Anda memiliki beberapa tim atau departemen yang bekerja secara terpisah, penting untuk mendorong kolaborasi di antara mereka. Buatlah kesempatan untuk berbagai informasi, seperti proyek yang menggabungkan beberapa tim, sesi diskusi, dan sebagainya.

Dengan mendorong pertukaran ide dan pemecahan masalah bersama, Anda dapat menciptakan lingkungan di mana anggota organisasi dapat berbagai pengetahuan dan pengalaman untuk menghadapi tantangan.

3. Rekrut dan Pertahankan Karyawan yang Cocok

Pastikan Anda menarik dan memeprtahankan karyawan yang cocok dengan budaya adhokrasi. Saat merekrut, sampaikan dengan jelas mengenai budaya perusahaan agar calon karyawan bisa memahami apa yang diharapkan.

Perhatikan bahwa Anda perlu mencari orang yang memiliki sikap inovatif, mandiri, fleksibel, dan dapat bekerja sama.

4. Dorong dan Apresiasi Perilaku yang Diinginkan

Tentukan perilaku yang ingin Anda tekankan dalam organisasi, kemudian berikan penghargaan untuk atas perilaku tersebut. Hal ini termasuk memberikan dukungan untuk pembelajaran dari kegagalan serta pengakuan atas pencapaian.

Contohnya, berikan apresiasi kepada karyawan yang berani dan senang bereksperimen, bahkan jika hasilnya tidak begitu sukses. Dengan demikian, karyawan akan mengadopsi sikap inovatif dan saling mendukung rekan kerja mereka.

Baca Juga: 18 Rekomendasi Buku Tentang HRM yang Wajib Dibaca HRD

Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa budaya adhokrasi mengacu pada cara kerja di sebuah organisasi di mana setiap orang memiliki kebebasan untuk mengambil keputusan dan bertindak secara proaktif.

Meskipun memiliki banyak keuntungan, namun sebelum menerapkan suatu budaya kerja, Anda perlu mempertimbangkan apakah budaya tersebut benar-benar cocok untuk perusahaan Anda, dan bagaimana strategi pendekatan yang akan digunakan.

Agar lebih fokus dalam strategi menentukan budaya yang cocok untuk perusahaan, Anda dapat mengandalkan Gajihub, sebuah software payroll dan HR yang akan memudahkan Anda dalam pengelolaan data karyawan.

Dengan menggunakan software Gajihub, Anda dapat mengelola gaji, absensi, cuti, dan data karyawan dengan mudah dan efisien.

Yuk, coba gratis selama 14 hari melalui tautan ini dan rasakan kemudahannya.

 

3 thoughts on “Budaya Adhokrasi: Arti, Karakteristik, Kelebihan, Hingga Tips Penerapannya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *