Dalam bekerja, tentunya Anda akan bertemu dengan berbagai hal yang memicu konflik, salah satunya adalah atasan pilih kasih.
Bayangkan jika Anda telah bekerja keras untuk mengembangkan skill baru untuk mengoptimalkan kinerja perusahaan, namun Anda dipimpin oleh manajer pilih kasih yang akhirnya menghambat perkembagan Anda dan menciptakan lingkungan kerja yang tidak menyenangkan.
Tindakan pilih kasih ini bisa terjadi ketika manajer memilih orang lain untuk promosi, kenaikan gaji, dan tanggung jawab penting, meskipun sebenarnya orang tersebut tidak lebih unggul dari Anda.
Atasan yang pilih kasih dapat mengurangi motivasi karyawan dan memiliki dampak serius pada keterlibatan di tempat kerja, hubungan antar tim, dan perkembangan masing-masing karyawan.
Pada artikel kali ini, Gajihub akan membahas apa yang dimaksud atasan pilih kasih, contoh tindakan, dampak, hingga cara menghadapinya.
Apa yang Dimaksud dengan Atasan Pilih Kasih?
Atasan pilih kasih adalah kondisi yang terjadi ketika anggota tim atau manajer memberikan perlakuan istimewa yang tidak adil kepada orang lain.
Perlakuan istimewa ini biasanya tidak berkaitan dengan kinerja seseorang melainkan dengan hubungan pribadi atau nepotisme di tempat kerja.
Tindakan pilih kasih ini juga dikenal dengan istilah favorisitme, yakni tindakan atau perlakuan istimewa yang diberikan kepada orang tertentu dalam suatu kelompok.
Contohnya, seseorang pekerja keras yang kehilangan promosi karena terdapat kandidat yang lebih akrab dengan manajer.
Atasan yang pilih kasih tersebut dapat mempengaruhi semangat kerja dan produktivitas karena karyawan merasa usaha mereka tidak diakui dan merasa tidak ada gunanya bekerja sebaik mungkin.
Penelitian menunjukkan bahwa 56% bos sudah memiliki karyawan favorit dalam pikiran sebelum proses promosi secara formal dimulai, dan 75% responden menyaksikan adanya pilih kasih.
Oleh karena itu, perusahaan perlu menggunakan alat evaluasi yang objektif seperti skill test agar dapat membuat proses perekrutan dan promosi yang adil dan transparan.
Baca Juga: Feedforward Control, Apa Bedanya dengan Feedback?
Bagaimana Contoh Tindakan Atasan Pilih Kasih?
Atasan seperti manajer atau karyawan senior bisa menunjukkan pilih kasih terhadap bawahan mereka, dan ini bisa dimulai dari proses perekrutan.
Atasan dapat mempengaruhi HRD atau hiring manager untuk melewatkan kandidat yang lebih berkualitas demi teman atau keluarga mereka.
Orang yang bertanggung jawab dalam proses rekrutmen juga bisa memilih kandidat berdasarkan hubungan pribadi, koneksi di samping kualifikasinya.
Setelah itu, atasan biasanya akan bertindak pilih kasih kepada karyawan tersebut, contohnya seperti:
1. Memberikan Keuntungan
Atasan mungkin akan memberikan keuntungan tertentu kepada karyawan favorit, seperti waktu liburan yang lebih banyak, cuti berbayar, mobil perusahaan, atau tempat kerja yang lebih baik.
2. Peluang Pengembangan Karier
Karyawan yang diistimewakan lebih mungkin mendapatkan promosi, kesempatan bimbingan, dan tugas khusus.
3. Konsekuensi yang Lebih Ringan
Ketika karyawan tidak berkinerja baik, manajer mungkin memberikan konsekuensi yang lebih ringan.
Misalnya, manajer bisa sengaja mengabaikan keterlambatan karyawan favorit mereka, ketidakhadiran, dan kinerja yang buruk.
4. Perhatian dan Bantuan Ekstra
Atasan bisa memberikan bantuan ekstra atau waktu tambahan untuk proyek kepada karyawan favorit.
Mereka juga mungkin lebih memperhatikan pendapat karyawan yang diistimewakan dibandingkan karyawan lainnya.
Baca Juga: Toxic Leadership: Tanda dan Cara Menyikapinya
Apa Saja Tanda Atasan Pilih Kasih?
Tindakan atasan pilih kasih di tempat kerja bisa muncul dalam berbagai bentuk dan tidak semuanya mudah dikenali.
Oleh karena itu, ada beberapa tanda yang perlu Anda perhatikan, yakni:
1. Terlalu Banyak Waktu di Ruang Istirahat
Seorang pemimpin tim menghabiskan banyak waktu dengan seorang karyawan tertentu untuk kegiatan di luar pekerjaan, baik di kantor maupun dalam panggilan Zoom.
Meskipun persahabatan di tempat kerja bisa meningkatkan semangat kerja, namun hal ini bisa mengurangi profesionalisme.
2. Mengabaikan Pelanggaran Karyawan
Seorang atasan mungkin akan membela karyawan favorit mereka meskipun mereka berperilaku buruk atau berkinerja buruk, baik yang kurang serius seperti tidak masuk kerja sesekali, maupun yang lebih serius.
Hal ini bisa menimbulkan rasa dendam atau kurangnya kepercayaan terhadap nilai-nilai organisasi.
3. Distribusi Tugas yang Tidak Adil
Karyawan favorit mungkin selalu mendapatkan proyek yang menarik atau tugas yang lebih mudah, sementara rekan kerja yang lain harus menerima tugas yang biasa atau kurang menarik.
4. Akses Mentoring dan Panduan yang Tidak Adil
Tindakan pilih kasih juga bisa dilihat dari bagaimana atasan memberikan akses yang lebih baik ke program mentoring atau pertumbuhan karier dibandingkan yang lain, meskipun mereka sama-sama pantas untuk mendapatkannya.
5. Pengakuan yang Tidak Seimbang
Seorang pemimpin mungkin hanya mengakui pekerjaan favorit mereka dan jarang mengakui prestasi orang lain, yang akhirnya bisa menimbulkan rasa dendadm, cemburu, dan gosip di tempat kerja.
Baca Juga: Pentingnya Employee Recognition, Hingga Tips Melakukannya
6. Feedback dan Saran yang Selektif
Atasan mungkin lebih memilih karyawan yang paling ekstrovert atau yang lebih akrab degan mereka, sehingga menghalangi karyawan yang lebih pemalu atau pendiam untuk menyuarakan pendapat mereka.
7. Memihak
Saat seorang atasan terus-menerus memihak pada karyawan favorit mereka dalam suatu konflik, hal ini bisa menghambat pertumbuhan organisasi dan individu, serta melanggengkan perilaku buruk.
8. Promosi yang Menguntungkan Diri Sendiri
Seorang manajer mungkin akan mempromosikan orang yang menguntungkan karier mereka sendiri, yang tidak bisa mendorong pola pikir inovatif dan independen dari para karyawan.
9. Teguran yang Tidak Adil
Tindakan atasan pilih kasih juga dapat dilihat dari bagaimana mereka sulit mengakui kesalahan dan kekeliruan karyawan favorit mereka, sementnara karyawan yang kurang terlihat mungkin akan dihukum ketika terjadi kesalahan yang sama.
Baca Juga: Corporate Stockholm Syndrom: Bagimana Cara Menanganinya?
10. Kenaikan Gaji dan Tunjangan yang Tidak Merata
Kurangnya transparansi gaji bisa mendukung keputusan yang tidak merata dan tidak adil dari atasan yang ingin memberi hadiah kepada karyawan favorit mereka, yang bisa memicu konflik dan mengurangi keterlibatan karyawan.
Sebagai salah satu upaya untuk menghindari kurangnya transparansi dalam proses penggajian, perusahaan dapat mempertimbangkan penggunaan software payroll dan HR dari Gajihub.
Melalui proses ini, tim HR dan tim finance dapat lebih mudah dalam menghitung seluruh komponen gaji karyawan, mulai dari gaji pokok, bonus, tunjangan, hingga potongan-potongan seperti iuran BPJS dan PPh 21.
Kemudian, komponen-komponen tersebut nantinya tercatat secara lengkap dalam slip gaji yang juga disediakan Gajihub dan bisa dikirim kepada karyawan dalam format PDF.
Dengan demikian, perusahaan dapat menjaga karyawan dari tindakan pilih kasih yang mungkin dilakukan atasan dalam bentuk pemberian kompensasi.
Selain dalam hal penggajian, Gajihub juga membantu dalam memantau kehadiran karyawan, yang dapat membuktikan produktivitas atau tidaknya seorang karyawan.
Tertarik mencoba? Klik gambar berikut untuk mendapatkan informasi selengkapnya:
Bagaimana Dampak dari Atasan yang Pilih Kasih?
Pilih kasih di tempat kerja tidak hanya mempengaruhi moral dan keterlibatan karyawan, tetapi juga seluruh organisasi.
Hal tersebut menunjukkan bahwa pengambilan keputusan yang objektif bukanlah prioritas dalam lingkungan kerja.
Berikut adalah beberapa dampak yang ditimbulkan dari tindakan pilih kasih:
1. Tingkat Turnover Karyawan yang Tinggi
Karyawan yang merasa usaha mereka tidak dihargai mungkin akan mulai mencari pekerjaan lain.
Penelitian menunjukkan bahwa 57% karyawan meninggalkan pekerjaan mereka karena bos mereka.
Bos yang menunjukkan pilih kasih bisa menjadi salah satu alasan utama pekerja meninggalkan perusahaan.
Ketika hanya karyawan favorit yang memiliki peluang untuk maju, pekerjaan lain menjadi tidak termotivasi.
Lebih dari 50% karyawan mengatakan mereka secara aktif atau pasif mencari pekerjaan lain. Dengan demikian, tidak memberikan peluang kemajuan bagi semua karyawan bisa sangat merugikan perusahaan.
Untuk menghindari hal ini, jadi pastikan job description secara jelas, transparan, dan objektif, serta rencana pengembangan karier hanya mempertimbangkan kinerja dan keterampilan.
Karyawan akan menghargai transparansi dalam proses ini dan manajer dapat membuat keputusan promosi yang objektif.
2. Moral Rendah dan Karyawan Tidak Termotivasi
Ketika karyawan melihat rekan mereka mendapatkan promosi atau tunjangan ekstra tanpa alasan yang jelas, moral dan motivasi mereka bisa menurun.
Atasan yang pilih kasih menunjukkan bahwa kinerja karyawan kurang penting dibandingkan hubungan pribadi dengan atasan.
Dengan demikian, karyawan tidak melihat pentingnya etos kerja yang kuat ketika manajer mengabaikan kinerja dan mempromosikan berdasarkan preferensi pribadi.
Tindakan pilih kasih sendiri adalah kebalikan dari profesionalisme, yang dalam bekerja karyawan tentunya mengharapkan gaji dan promosi berdasarkan kinerja, kontribusi, dan keterampilan mereka.
Ketika hal tersebut terjadi, mereka akan termotivasi dan puas dengan pekerjaan mereka. Sebaliknya, atasan yang pilih kasih dapat membuat karyawan merasa kecewa, merasa stagnan dalam kariernya, dan menciptakan toxic workplace.
3. Budaya Kerja yang Toxic
Pilih kasih dapat menciptakan budaya kerja yang toxic, misalnya ketika atasan merekrut dan mempromosikan orang yang mereka sukai untuk menciptakan lingkungan yang nyaman bagi mereka sendiri.
Tindakan tersebut mungkin memang menguntungkan atasan tersebut, namun akan merugikan tim lainnya dan mengurangi kepercayaan antara karyawan dan manajer.
Jenis lingkungan kerja ini bisa menyebabkan diskriminasi lain. Karyawan favorit bisa lolos dari hukuman, bahkan jika mereka kerap menindas rekan kerja.
Penindasan di tempat kerja bisa menyebabkan perubahan suasana hati, tingkat stres yang tinggi, kecemasan, hingga drepesi.
4. Produktivitas Rendah
Produktivitas menurun saat karyawan tidak termotivasi dan berhenti bekerja secara efisien. Karyawan yang tidak termotivasi menjadi tidak ingin terlibat dengan perusahaan dan budaya kerja.
Kurangnya keterlibatan ini bisa merugikan produktivitas dan keuntungan perusahaan.
Baca Juga: Cara Meningkatkan Produktivitas Kerja Karyawan Anda
Bagaimana Cara HR Mengatasi Atasan yang Pilih Kasih?
Setelah memahami berbagai dampak negatif yang ditimbulkan dari tindakan atasan yang pilih kasih, sebagai HR berikut beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mencegah budaya kerja yang toxic:
1. Gunakan Rekrutmen Berbasis Kompetensi dan Wawancara Terstruktur
Rekrutmen berbasis kompetensi menguji keterampilan yang diperlukan untuk setiap posisi, bukan hanya melihat resume dan kecocokan budaya.
Hal ini dapat membantu mengurangi bias dalam perekrutan dan mencegah mempekerjakan kandidat yang terlihat baik, namun tidak sesuai dengan budaya perusahaan.
Dengan fokus pada keterampilan objektif daripada faktor subjektif seperti persepsi dan reputasi, Anda dapat memimalkan praktik pilih kasih dari atasan.
Sementara itu, wawancara terstruktur, di mana semua kandidat ditanyai pertanyaan yang sama, membantu menghilangkan tindakan pilih kasih karena tidak memungkinkan atasan terhubung secara pribadi dengan kandidat.
Sebaliknya, wawancara tidak terstruktur bisa mendorong bias karena manajer cenderung memilih kandidat yang mereka sukai secara pribadi.
Dengan penilaian bakat yang objektif, tindakan pilih kasih dapat dicegah dan mengurangi kesalahan dalam proses rekrutmen.
Baca Juga: Ketahui Dampak dan Cara Menghindari Interviewer Bias
2. Ungkapkan Konflik Kepentingan
Konflik kepentingan terjadi ketika tanggung jawab atau kesetiaan seseorang terhadap keluarga atau teman menghalangi mereka bekerja secara objektif.
Ini dapat menyebabkan favoritisme jika seseorang dalam posisi pengambilan keputusan membiarkan hubungan pribadi memengaruhi keputusan mereka.
Mengungkapkan konflik kepentingan (conflict of interest) potensial bisa mengurangi kemungkinan favoritisme.
Contoh favoritisme karena konflik kepentingan adalah nepotisme, di mana pemimpin memberikan perlakuan istimewa kepada teman atau keluarga tanpa melihat kinerja objektif.
Oleh karena itu, Anda dapat membuat kebijakan terkait konflik kepentingan dan panduan tentang cara menyelesaikannya bisa mencegah situasi ini.
Misalnya, jika seorang manajer mengungkapkan bahwa seorang anggota keluarganya melamar pekerjaan, pastikan anggota keluarga tersebut tidak bekerja di bawah pengawasan langsung manajer tersebut.
3. Libatkan Tim dalam Keputusan Perekrutan
Tindakan pilih kasih bisa terjadi jika hanya satu manajer senior yang memutuskan perekrutan tanpa memahami peran yang dibutuhkan.
Pastikan proses perekrutan tidak dimonopoli oleh satu manajer saja.
Libatkan lebih banyak pengambil keputusan, terutama supervisor langsung, untuk memastikan proses perekrutan lebih adil dan objektif.
Dengan melibatkan tim dalam keputusan perekrutan, Anda mendapatkan wawasan tentang kebutuhan peran dari perspektif rekan kerja calon karyawan.
Misalnya, saat merekrut manajer, konsultasikan dengan tim dan libatkan rekan kerja dalam tahap wawancara untuk memastikan calon manajer dapat:
- Memperlakukan semua orang dengan adil
- Mendelegasikan tugas secara efektif
- Menjaga keterlibatan karyawan
- Menciptakan tempat kerja yang inklusif
4. Coba Penilaian Kinerja oleh Rekan Kerja
Penilaian kinerja oleh manajer bisa bias jika manajer memiliki pandangan subjektif tentang karyawan.
Penilaian rekan kerja dapat memberikan pandangan objektif tentang bagaimana karyawan menyelesaikan tugasnya.
Pastikan rekan kerja yang berbeda menilai setiap karyawan setiap bulan untuk mencegah favoritisme di antara teman kerja.
Penilaian ini lebih adil dan menghilangkan kemungkinan preferensi atau bias manajer memengaruhi keputusan promosi.
Untuk melakukan penilaian ini, Anda membutuhkan pedoman yang jelas, termasuk:
- Mendefinisikan keterampilan yang dibutuhkan untuk setiap peran
- Membuat penilaian bakat spesifik untuk peran
- Mendorong penilaian diri
- Menggabungkan feedback dari rekan kerja
Baca Juga: 25 Contoh Peer-to-Peer Feedback, Manfaat, Hingga Tipsnya
5. Gunakan Kriteria Promosi yang Transparan dan Adil
Kriteria promosi yang jelas memastikan hanya karyawan yang memenuhi persyaratan kinerja yang dipromosikan.
Gunakan tolok ukur dan pedoman untuk mengembangkan kebijakan promosi yang transparan.
Berikut beberapa hal yang perlu Anda pertimbangkan:
- Jenis promosi
- Siapa yang memenuhi syarat
- Siapa yang dapat memverifikasi keterampilan karyawan
Dengan kebijakan promosi yang jelas, Anda dapat mengurangi tindakan atasan yang pilih kasih dan mendorong inklusi serta kesetaraan, karena semua karyawan memahami apa yang diharapkan dari mereka.
6. Izinkan Lapotan terkait Tindakan Pilih Kasih Secara Anonim
Karena tindakan pilih kasih sering terjadi pada level manajemen, karyawan mungkin ragu melaporkannya ke HR.
Dorong karyawan untuk melaporkan adanya tindakan pilih kasih dan buat prosesnya mudah dengan pelaporan anonim.
Pelaporan anonim membantu Anda memeriksa dan menangani masalah tersebut di tempat kerja.
7. Latih Karyawan untuk Mengenali dan Menghindari Tindakan Pilih Kasih
Gunakan program pengembangan profesional untuk mengajarkan karyawan saling menghormati dan mencegah tindakan pilih kasih serta konflik di tempat kerja.
Tanamkan perbedaan antara persahabatan yang sehat di tempat kerja, dengan berfokus pada karyawan favorit yang bisa mendiskriminasi orang lain.
Selain dapat mencegah terjadinya tindakan pilih kasih, investasi dalam pelatihan dan pengembangan profesional juga menunjukkan bahwa Anda menghargai karyawan Anda.
Baca Juga: 15 Contoh Red Flag di Dunia Kerja Beserta Artinya
8. Selidiki dan Tindaklanjuti Laporan Tindakan Atasan yang Pilih Kasih
Jika menerima banyak keluhan anonim tentang tindakan pilih kasih atau keluhan formal, akui masalah tersebut dan tindak lanjuti.
Misalnya, jika karyawan mengeluhkan resepsionis yang memprioritaskan karyawan tertentu dan mengabaikan yang lain.
Langkah-langkah untuk mengatasi masalah ini bisa termasuk:
- Pertemuan one-on-one untuk mendengarkan ceritanya dan menjelaskan dampak perilakunya
- Menawarkan alternatif yang lebih adil
- Memantau pendekatannya dan meminta feedback dari rekan kerjanya
- Mengadakan pertemuan tindak lanjut untuk memastikan tidak ada favoritisme yang terjadi lagi
9. Promosikan Inisiatif Pembentukan Tim
Pembentukan tim dapat mendorong karyawan bekerja sama dengan rekan kerja baru dan memperkuat budaya kerja serta resolusi konflik.
Hal ini dapat membantu mengurangi tindakan pilih kasih dengan mendorong kepercayaan dan membantu atas memahami dampak tindakan mereka terhadap tim.
Beberapa ide kegiatan pembentukan tim yang mencegah favoritisme termasuk:
- Mengenali keterampilan rekan kerja
- Membuat program pengakuan yang berffokus pada kualitas positif rekan kerja
- Mengadakan debat sehat untuk belajar menghargai pandangan yang berbeda
10. Gunakan Survei Tempat Kerja untuk Memeriksa Tindakan Pilih Kasih
Jelaskan bahwa perusahaan Anda tidak mentolerir tindakan pilih kasih dan gunakan survei untuk mengetahui apakah karyawan Anda pernah mengalaminya.
Dalam hal ini, Anda bisa menggunakan survei kepuasan karyawan unntuk mengukur keterlibatan dan kebahagiaan karyawan terkait perlakuan perusahaan terhadap mereka.
Untuk mengetahui apakah karyawan Anda berkomitmen, termotivasi, dan puas dengan peluang pengembangan karier, ajukan pertanyaan kuantitatif dan kualitatif yang berkaitan dengan tindakan pilih kasih.
Baca Juga: 16 Contoh Pertanyaan Untuk Survei Kepuasan Karyawan
Bagaimana Cara Menghadapi Atasan yang Pilih Kasih bagi Karyawan?
Selain melalui bantuan tim HR, jika saat ini Anda dihadapkan pada atasan yang terkesan pilih kasih kepada para anggota timnya, berikut sejumlah tips yang bisa Anda lakukan:
1. Bertindak Seperti Biasa
Bertindaklah seolah-olah atasan Anda tidak memiliki karyawan favorit. Jangan tunjukkan eaksi secara negatif terhadap perilaku atasan tersebut, karena hal ini justru akan menimbulkan masalah yang cukup panjang.
Hindari memberikan reaksi negatif yang dapat membuat Anda terlihat buruk di mata atasan.
2. Tingkatkan Diri Anda
Satu hal terbaik yang bisa Anda lakukan adalah dengan memahami harapan atasan, berusaha sebaik mungkin untuk memenuhinya, dan meminta feedback secara teratur.
Fokuslah pada kinerja Anda yang sendiri, sebab perusahaan yang baik biasanya memiliki sistem untuk menangani perilaku atasan yang buruk.
3. Promosikan Diri Anda
Pahami peran Anda dalam tim dan lakukan yang terbaik secara profesional.
Kemudian, cobalah untuk mengajukan diri Anda dengan meminta pertemuan, mengusulkan ide-ide baru, dan menunjukkan rasa hormat kepada atasan.
Jangan biarkan diri Anda terdistraksi oleh perasaan yang diabaikan.
4. Tiru Atasan Anda
Ketika Anda merasa diawasi dan dinilai, tirulah gaya kerja atasan Anda.
Misalnya, dalam bidang penjualan, sebelum bos Anda menanyakan berapa banyak pitching yang telah dijadwalkan, Anda dapat menginformasikannya terlebih dahulu.
Baca Juga: Pengertian Upskilling, Manfaat, Teknik, dan Cara Mengembangkan
5. Singkirkan Emosi
Biasanya, tindakan pilih kasih seorang atasan akan memicu emosi negatif.
Oleh karena itu, Anda dapat mengalihkannya dengan mengevaluasi karyawa favorit secara objektif untuk melihat apakah ada hal yang bisa Anda tiru.
6. Temukan Mentor
Mentor dapat membantu Anda menemukan jalur lain dalam organisasi dan memberikan saran untuk mendapatkan perhatian bos.
Mentor yang memahami situasi Anda dapat memberikan bimbingan yang berguna.
7. Jaga Sikap Netral
Anda perlu konsisten dalam bersikap netral. Temukan titik koneksi dengan atasan, seperti minat yang sama, untuk membantu Anda menonjol dan memperbaiki situasi
8. Lakukan Riset
Sebelum membahas situasi dengan atasan atau HR, pikirkan baik-baik tentang apa yang terjadi dan mintalah feedback dari rekan kerja.
Evaluasi diri Anda dan lihat apa yang bisa dilakukan secara berbeda. Jangan berbicara buruk tentang karyawan favorit atasan dan dengarkan dengan pikiran terbuka.
Dengan memahami dan menerapkan langkah-langkah ini, Anda bisa mengatasi tindakan pilih kasih di tempat kerja dan tetap profesional serta produktif.
Baca Juga: Coping Mechanism: Pengertian, Jenis, dan Tipsnya
Kesimpulan
Berdasarkan artikel di atas, dapat dipahami bahwa tindakan pilih kasih atasan dapat merusak semangat kerja, moral, dan produktivitas karyawan.
Dampaknya tidak hanya dapat dirasakan oleh karyawan yang merasa terbaiakan, melainkan juga oleh tim dan organisasi secara keseluruhan.
Tindakan pilih kasih ini dapat menciptakan lingkungan kerja yang tidak adil dan toxic, memicu turnover karyawan, dan mengurangi keterlibatan karyawan.
Untuk mengatasi masalah ini, perusahaan perlu mengambil beberapa langkah seperti menggunakan rekrutmen berbasis kompetensi, melibatkan tim dalam keputusan rerkutmen, hingga membantu karyawan untuk mengenali tindakan pilih kasih.
Selain itu, sebagai tim HR Anda juga dapat menggunakan software payroll dan HR untuk menciptakan lingkungan kerja yang adil transparan.
Dengan fitur-fitur seperti perhitungan gaji otomatis, pencatatan kehadiran, dan penyediaan slip gaji yang lengkap, Gajihub membantu mengurangi potensi tindakan pilih kasih dalam kompensasi dan pengelolaan karyawan.
Tertarik mencoba Gajihub? Kunjungi tautan ini dan dapatkan coba gratis hingga 14 hari.
- Penilaian Objektif dan Subjektif, Apa Bedanya? - 23 December 2024
- Handover Pekerjaan Adalah: Manfaat, Tahapan & Contoh Dokumen - 23 December 2024
- Steward Adalah: Jenis, Tugas, Skill Penting, dan Kisaran Gajinya - 20 December 2024