Salah satu manfaat workshop adalah meningkatkan keterampilan, pengetahuan, dan kerja sama. Untuk itu, perusahaan yang mengadakan workshop dengan topik-topik yang relevan dengan pekerjaan dan tujuan, akan membantu meningkatkan produktivitas, inovasi, dan efisiensi.
Mengadakan workshop secara rutin juga dapat membawa banyak manfaat bagi perusahaan, seperti membantu karyawan meningkatkan keahlian teknis hingga mendorong terciptanya inovasi melalui diskusi dan kerjasama tim.
Sementara bagi karyawan, workshop dapat menjadi kesempatan berharga untuk pengembangan pribadi dan profesional. Mereka juga dapat memperluas jaringan dengan rekan-rekan yang memiliki minat serupa.
Pada artikel kali ini, Gajihub akan membahas apa itu workshop, manfaat, jenis, metode, contoh, hingga tips saat mengikutinya.
Apa yang Dimaksud dengan Workshop?
Workshop atau lokakarya adalah suatu acara di mana kelompok orang berkumpul dengan tujuan yang sama untuk bekerja sama, berinteraksi, dan memecahkan masalah yang kompleks secara interaktif.
Dalam workshop, peserta akan aktif terlibat dalam berbagai aktivitas, diskusi, dan latihan yang dirancang untuk mencapai hasil tertentu. Berbeda dari pertemuan biasa atau pelatihan, workshop lebih menekankan pada partisipasi aktif dan kerja sama kelompok.
Tujuan utama dari workshop adalah menciptakan lingkungan yang mendukung pembelajaran, inovasi, dan pencapaian hasil yang luar biasa. Workshop sendiri bisa digunakan untuk berbagai topik dan tujuan, mulai dari pelatihan kreatif hingga perencanaan strategis perusahaan.
Dengan merancang dan mengelola workshop secara maksimal, perusahaan Anda dapat mencapai hasil yang postif bagi tim Anda.
Baca Juga: Perbedaan Workshop dan Seminar, Apa Saja?
Apakah yang Dimaksud Workshop Perusahaan?
Workshop perusahaan adalah acara yang dirancang untuk membantu karyawan belajar, berkembang, dan meningkatkan keterampilan mereka di lingkungan kerja.
Tujuannya adalah untuk mengatasi berbagai aspek pekerjaan, seperti meningkatkan komunikasi antar tim, meningkatkan produktivitas, atau menciptakan budaya kerja yang lebih baik.
Workshop ini bisa disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan dan melibatkan karyawan dalam berbagai aktivitas seperti bermain peran, diskusi kelompok, latihan secara langsung, atau presentasi.
Kunci keberhasilan workshop perusahaan adalah keterlibatan aktif dari karyawan, sehingga dapat mendorong mereka untuk mengimpelementasikan pengetahuan dan keterampilan baru di tempat kerja.
Baca Juga: 15 Contoh KPI Layanan Pelanggan dan Strategi Meningkatkannya
Apakah Workshop Penting bagi Perusahaan?
Dalam dunia bisnis yang selalu berubah dengan cepat seperti sekarang ini, penting untuk terus beradaptasi, belajar, dan berkembang. Untuk itu, workshop menjadi salah satu solusi yang efektif guna menjawab tantangan-tantangan tersebut.
Dengan perkembangan teknologi dan perubahan dalam dunia bisnis, karyawan harus terus memperbarui ketermapilan dan pengetahuan mereka. Workshop merupakan tempat yang ideal untuk pembelajaran, yang membantu karyawan tetap up-to-date.
Selain itu, workshop juga melibatkan kerja sama dan komunikasi antar tim, sehingga dapat memperkuat kerja sama tim dan memperkuat ikatan antar karyawan, serta meningkatkan komunikasi.
Pada intinya, workshop perusahaan dapat mengatasi berbagai kebutuhan, sehingga menjadikannya aset yang berharga dalam dunia bisnis yang dinamis seperti sekarang ini.
Baca Juga: Pelatihan Manajerial: Arti, Manfaat, Teknik, Hingga Langkahnya
Apa Perbedaan antara Workshop, Training, dan Seminar?
Meskipun sama-sama bermanfaat untuk mengembangkan skill dan pengetahuan, ketiganya memiliki beberapa perbedaan tertentu, seperti:
1. Format
Seminar bersifat mirip dengan kelas, di mana pembicara utama memberikan materi kepada banyak peserta dalam suasana yang formal atau semi-formal.
Workshop lebih fokus pada kegiatan praktik langsung, di mana peserta dibagi ke dalam kelompok kecil untuk melakukan latihan, simulasi, dan tugas praktik.
Sementara training lebih seperti pelatihan formal dengan instruktur atau ahli yang mengajarkan keterampilan baru secara terstruktur, mirip dengan hubungan guru dan murid.
2. Tujuan
Tujuan utama seminar adalah untuk membahas topik tertentu secara umum di hadapan banyak orang, sering kali bersifat edukatif dan informatif.
Workshop bertujuan untuk memfasilitasi praktik langsung sehingga peserta dapat menerapkan konsep yang dipelajari. Peserta aktif dalam aktivitas dan diskusi.
Training berfokus pada pengembangan keterampilan atau pengetahuan tambahan secara intensif, yang biasanya bertujuan untuk meningkatkan kompetensi kerja karyawan.
3. Cara Penyampaian
Dalam seminar, materi disampaikan secara satu arah dari pembicara ke peserta, biasanya dengan alat bantu visual seperti slide atau video.
Workshop lebih mengandalkan komunikasi dua arah yang interaktif antara pembicara dan peserta, sehingga tercipta lingkungan belajar yang kolaboratif.
Training biasanya disampaikan secara formal dan terstruktur, dengan metode yang jelas, latihan praktik, dan sesi yang memungkinkan peserta langsung menerapkan keterampilan baru.
4. Peran Pembicara atau Instruktur
Pada seminar, pembicara memberikan pengetahuan yang luas dan umum tentang suatu topik, dengan tujuan memberikan wawasan atau inspirasi.
Dalam workshop, pembicara memberikan arahan, memfasilitasi diskusi, dan mengarahkan peserta dalam aktivitas praktis.
Sedangkan pada training, instruktur memberikan arahan langsung, membimbing peserta secara bertahap, dan memberikan umpan balik untuk membantu penguasaan keterampilan baru.
5. Keuntungan yang Diberikan
Seminar memberikan pemahaman teoritis dan inspirasi dari pembicara ahli, cocok bagi mereka yang ingin mendapatkan wawasan baru atau memperdalam pengetahuan.
Sementara itu, workshop menghasilkan keterampilan praktis yang dapat langsung diterapkan, dengan peserta dapat berinteraksi langsung dengan pembicara dan peserta lainnya.
Training memberikan keterampilan teknis atau profesional yang mendalam melalui latihan berulang dan fokus yang lebih terperinci.
6. Aktivitas
Seminar umumnya berfokus pada pemaparan materi tanpa aktivitas tambahan. Workshop menawarkan berbagai aktivitas langsung seperti diskusi kelompok, simulasi, atau latihan praktik.
Sementara pada training, terdapat aktivitas yang terstruktur dan berulang untuk mengasah keterampilan tertentu, biasanya berupa sesi praktik berkelanjutan.
7. Jumlah Peserta
Seminar cenderung melibatkan banyak peserta karena formatnya yang lebih bersifat mendengarkan.
Workshop memiliki jumlah peserta yang lebih sedikit untuk memastikan materi praktik dapat disampaikan dengan lebih fokus, sering kali dalam kelompok kecil.
Di sis lain, training biasanya juga terdiri dari kelompok kecil agar instruktur dapat memberikan perhatian lebih pada setiap peserta.
8. Durasi
Seminar biasanya berdurasi singkat, antara 1,5 hingga 3 jam. Workshop cenderung berlangsung lebih lama, bisa seharian atau beberapa hari, tergantung pada kebutuhan materi yang diajarkan.
Training memiliki durasi yang bervariasi, mulai dari beberapa hari hingga beberapa minggu, tergantung pada kompleksitas materi yang akan dipelajari.
Baca Juga: Pelatihan Kepemimpinan: Arti, Manfaat, dan Strateginya
Apa Saja Manfaat Workshop untuk Perusahaan?
Terdapat berbagai manfaat yang akan dirasakan peruahaan saat melakukan workshop untuk karyawan, di antaranya adalah:
1. Peningkatan Pengembangan Keterampilan
Workshop adalah tempat pembelajaran yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan tim Anda, sehingga membantu karyawan memperoleh keterampilan yang sesuai dengan pekerjaan mereka masing-masing.
2. Kerja Sama dan Komunikasi Tim yang Lebih Baik
Workshop melibatkan aktivitas kelompok yang dapat memperkuat ikatan tim dan meningkatkan komunikasi antar anggota tim.
3. Meningkatkan Semangat Kerja Karyawan
Workshop atau lokakarya dapat menunjukkan kepada karyawan bahwa mereka dihargai, sehingga meningkatkan semangat kerja dan mengurangi tingkat turnover karyawan.
4. Mendorong Inovasi
Lokakarya memacu kreativitas dan pemikiran yang out of the box, yang mendorong tim untuk menemukan solusi inovatif.
5. Mempromosikan Kesejahteraan Karyawan
Lokakarya yang berkaitan dengan kesejahteraan membekali karyawan tentang bagaimana cara mengelola stres, menjaga kesehatan, dan mencapai work life balance.
Baca Juga: Program Kesejahteraan Karyawan: Pengertian dan Jenisnya
6. Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah
Lokakarya melibatkan pelatihan problem solving yang menghasilkan tim yang terampil dalam menangani berbagai rintangan pekerjaan.
7. Menumbuhkan Budaya Belajar
Workshop dapat menumbuhkan budaya belajar yang mendorong pertumbuhan, adaptasi, dan mampu menghadapi tantangan.
8. Menciptakan Peluang Kepemimpinan
Lokakarya yang berfokus pada keterampilan leadership dapat membuat karyawan memiliki kemampuan tersebut, sehingga dapat menjadi pemimpin di masa depan.
9. Meningkatkan Layanan Pelanggan
Banyak lokakarya yang berfokus pada peningkatan layanan pelanggan melalui komunikasi yang lebih baik dan pemecahan masalah.
10. Memfasilitasi Manajemen Perubahan
Workshop membantu perusahaan mengelola perubahan dengan mempersiapkan karyawan untuk transisi yang lebih lancar dan tanpa hambatan.
Baca Juga: Manajemen Krisis: Pengertian dan Peran Tim HR di Dalamnya
Apa Saja Metode dan Struktur Workshop?
Metode dan struktur workshop yang interaktif dan partisipatif bertujuan untuk melibatkan peserta secara aktif dalam proses pembelajaran, berbagi ide, dan pemecahan masalah.
Berikut penjelasan dari kedua konsep tersebut:
Metode Interaktif
Metode interaktif berfokus pada keterlibatan langsung antara fasilitator dan peserta workshop.
Pendekatan ini membuat workshop menjadi dinamis dan penuh dengan diskusi serta kegiatan kolaboratif. Berikut beberapa elemen penting dalam metode interaktif:
- Diskusi Kelompok – Fasilitator mendorong dialog terbuka di antara peserta untuk berbagi ide, pengalaman, atau pemikiran. Peserta tidak hanya mendengar, tetapi aktif terlibat dalam percakapan.
- Stimulasi Pertanyaan –Fasilitator memberikan pertanyaan-pertanyaan yang mendorong peserta untuk berpikir kritis, menganalisis situasi, dan memberikan tanggapan yang dapat memicu diskusi lebih lanjut.
- Feedback Langsung – Peserta memberikan feedback secara real-time mengenai topik yang dibahas, sehingga terjadi siklus pembelajaran antara fasilitator dan peserta.
- Sesi Tanya Jawab – Sesi ini memberikan kesempatan bagi peserta untuk bertanya dan mendapatkan jawaban langsung dari fasilitator atau peserta lainnya, menciptakan pembelajaran yang lebih mendalam.
Metode Partisipatif
Metode partisipatif menekankan pada kontribusi aktif peserta dalam seluruh proses workshop, baik melalui kegiatan individu, berkelompok, atau pleno.
Partisipasi tidak hanya berarti mendengar, tetapi juga berperan aktif dalam berbagi ide, pengalaman, dan solusi.
Berikut beberapa teknik yang digunakan dalam metode partisipatif:
- Brainstorming – Fasilitator meminta peserta untuk memberikan ide-ide tanpa penilaian langsung, yang kemudian disaring untuk mendapatkan solusi terbaik. Hal ini mendorong kreativitas dan partisipasi maksimal dari semua peserta.
- Simulasi atau Role Play – Peserta dilibatkan dalam simulasi atau memainkan peran tertentu untuk memahami situasi nyata. Ini memberikan pengalaman langsung yang memicu pembelajaran berbasis praktik.
- Kerja Kelompok – Peserta dibagi dalam kelompok-kelompok kecil untuk mendiskusikan topik tertentu atau memecahkan masalah bersama-sama. Kegiatan ini memupuk kolaborasi dan pemahaman yang lebih baik.
- Voting atau Polling – Fasilitator dapat meminta peserta memberikan opini melalui voting atau polling, yang memungkinkan setiap orang menyuarakan pendapatnya secara langsung.
Baca Juga: Pengertian Lokakarya, Manfaat, dan Cara Menyelenggarakannya
Struktur Workshop Interaktif dan Partisipatif
1. Pendahuluan (10-15%)
Fasilitator membuka sesi dengan memperkenalkan topik, tujuan workshop, dan mengajak peserta untuk berbagi harapan atau ekspektasi mereka.
Ice-breaking games dapat digunakan untuk memulai interaksi.
2. Presentasi Singkat (20-30%)
Fasilitator menyajikan materi utama secara singkat dan padat. Presentasi ini bisa diselingi dengan pertanyaan, polling, atau diskusi singkat agar tetap interaktif.
3. Diskusi Kelompok atau Aktivitas (40-50%)
Bagian terbesar dari workshop adalah sesi partisipatif.
Peserta dibagi dalam kelompok atau diminta terlibat dalam aktivitas yang menuntut mereka untuk bekerja sama, berdiskusi, dan memecahkan masalah.
4. Presentasi Kelompok atau Debrief (15-20%)
Setelah diskusi atau aktivitas, masing-masing kelompok diminta untuk mempresentasikan hasilnya atau berbagi temuan dengan peserta lain.
Fasilitator kemudian memfasilitasi diskusi untuk menghubungkan hasil tersebut dengan konsep atau teori yang relevan.
5. Kesimpulan dan Refleksi (10-15%)
Fasilitator menutup workshop dengan merangkum pembelajaran utama dan meminta peserta untuk merefleksikan apa yang mereka pelajari serta bagaimana mereka akan menerapkannya di lingkungan kerja atau kehidupan nyata.
Baca Juga: Active Learning: Arti, Manfaat, dan Cara Menerapkannya
Apa Saja Jenis-Jenis Workshop?
Workshop dibedakan menjadi beberapa jenis, berdasarkan waktu, sifat, dan penyelenggaranya. Berikut penjelasannya:
1. Jenis Workshop Berdasarkan Waktu
- Workshop Beruntun: Kegiatan ini berlangsung terus-menerus selama beberapa hari, misalnya 4-5 hari.
- Workshop Berkala: Kegiatan ini diadakan secara teratur dalam jangka waktu tertentu, misalnya tiga bulan sekali.
2. Jenis Workshop Berdasarkan Sifat
- Workshop Mengikat: Dalam workshop ini, peserta diharakan aktif terlibat untuk mencapai tujuan tertentu.
- Workshop Tidak Mengikat: Peserta memiliki pilihan untuk ikut atau tidak, dan hasilnya tidak berdampak signifikan.
3. Jenis Workshop Berdasarkan Penyelenggara
Fokus workshop ini ditentukan oleh pihak penyelenggara. Contohnya:
- Workshop yang diselenggarakan oleh komunitas chef profesional, misalnya workshop memasak.
- Workshop pendidikan yang diadakan oleh instansi pendidikan resmi.
Baca Juga: 9 Manfaat Coaching Karyawan Hingga Tips Optimalisasinya
Bagaimana Cara Melakukan Workshop yang Efektif?
Ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk membuat workshop yang efektif untuk karyawan, di antaranya adalah:
1. Tentukan Tujuan
Pertama-tama, Anda perlu memahami mengapa perusahaan ingin mengadakan workshop ini. Dengan kata lain, jangan melakukannya hanya karena formalitas. Pastikan workshop memiliki tujuan yang jelas dan bermanfaat.
Pertimbangkan apa yang ingin Anda lihat dari peserta, seperti perubahan perilaku atau peningkatan keterampilan.
2. Evaluasi Kapabilitas
Perhatikan para karyawan dan evaluasi kemampuan mereka. Kemudian, prioritaskan apa yang penting bagi bisnis Anda dan lihat apa yang perlu ditingkatkan. Hal ini akan membantu Anda dalam menentukan fokus workshop.
Beberapa kemampuan yang mungkin perlu ditingkatkan melalui workshop adalah manajemen proyek, onboarding, pembuatan agenda, strateg penjualan, dan sebagainya.
3. Buat Agenda Workshop
Agenda workshop adalah rencana terkait segala kegiatan yang akan dilakukan. Hal ini akan mencakup:
- Topik utama yang akan dibahas.
- Jenis kegiatan yang akan dilakukan.
- Durasi waktu yang dialokasikan untuk setiap kegiatan.
- Sumber daya yang diperlukan, seperti presentasi atau alat bantu visual.
Pastikan Anda menyusun agenda dengan baik dan mencakup semua informasi yang dibutuhkan oleh peserta.
4. Tetapkan Format
Sebagian besar workshop berlangsung selama satu hingga empat jam. Oleh karena itu, agar karyawan tidak merasa bosan, sampaikan materi workshop dengan berbagai variasi yang menarik.
Berikut adalah beberapa format yang bisa Anda pertimbangkan:
Santai
Apabila Anda ingin mengadakan workshop secara singkat, format ini bisa menjadi pilihan. Walaupun durasinya tidak terlalu lama, workshop seperti ini masih bisa memberikan dampak besar, terutama jika tujuannya adalah memberikan gambaran umum tentang topik baru.
Anda dapat menciptakan suasana yang santai, misalnya menggabungkan sesi makan siang dengan belajar. Hal ini memberi kesempatan bagi karyawan untuk berbicara tentang hal-hal yang mereka minati.
Namun, tentu saja Anda perlu menjaga agar topik yang dibahas tetap relevan dengan pekerjaan mereka. Pendekatan ini membantu membangun komunikasi dengan percaya diri di lingkungan kerja.
Dalam Beberapa Hari
Ada situasi tertentu di mana Anda perlu mengadakan workshop yang berlangsung selama beberpaa hari, terutama jika agenda pelatihan sangat kompleks.
Saat melakukan workshop dengan format ini, pastikan Anda telah menginformasikan agenda sebelumnya kepada peserta, sehingga mereka tahu tentang berapa lama mereka akan terlibat dan kapan mereka bisa beristirahat.
4. Evaluasi Proses
Evaluasi merupakan bagian penting dari workshop. Hal ini membantu Anda mengetahui tingkat efektivitas workshop dan apakah karyawan menganggapnya bermanfaat atau hanya membuang-buang waktu.
Dalam evaluasi proses, ada tiga hal yang perlu Anda perhatikan:
Survei Karyawan
Feedback dari karyawan sangat penting karena perasaan negatif mengenai workshop akan berdampak pada upaya transfer pengetahuan atau pengembangan keterampilan.
Kinerja Setelah Workshop
Tinjau apakah tujuan workshop telah direalisasikan dalam pekerjaan sehari-hari.
Pertimbangkan Dampak bagi Perusahaan
Pertimbangkan bagaimana workshop mempengaruhi proses dalam perusahaan dan apakah terdapat peningkatan dalam kepuasan pelanggan dan keterlibatan karyawan sebagai hasil dari workshop.
Baca Juga: Evaluasi Pelatihan, Ketahui Arti, Manfaat, Hingga Langkahnya
Apa Saja Tantangan dalam Penyelenggaraan Workshop?
Dalam menyelenggarakan workshop, mungkin ada beberapa tantangan yang perlu Anda hadapi, seperti:
1. Kurangnya Kejelasan
Salah satu tantangan terbesar dalam workshop adalah kurangnya kejelasan mengenai tujuan, sasaran, dan agenda workshop.
Hal ini bisa menyebabkan kebingungan dan frustrasi di antara peserta. Untuk menghindari ini, pastikan ruang lingkup, tujuan, dan hasil yang diharapkan dari workshop disampaikan dengan jelas.
Selain itu, buat dan bagikan agenda yang detail dan realistis, mencakup aktivitas, durasi, serta peran fasilitator dan peserta.
2. Keterlibatan Rendah
Rendahnya keterlibatan peserta sering kali disebabkan oleh rasa bosan, lelah, atau ketidakmauan untuk berpartisipasi.
Untuk mengatasi ini, ciptakan suasana yang positif dan menyenangkan agar peserta mau berinteraksi.
Gunakan metode yang bervariasi untuk menyesuaikan dengan gaya belajar peserta, seperti icebreaker, permainan, kuis, cerita, video, atau simulasi, sehingga workshop terasa lebih menarik dan interaktif.
Baca Juga: 10 Contoh Ice Breaking Games dan Tips Melakukannya
3. Dinamika Kelompok
Dinamika kelompok bisa menjadi tantangan, misalnya saat ada persaingan kekuasaan, konflik, atau dominasi oleh individu tertentu.
Untuk mengatasinya, tetapkan aturan dasar yang mendukung rasa hormat dan kerja sama.
Pantau dan kelola dinamika kelompok dengan teknik seperti mendengarkan aktif, membuat parafrasa, atau meringkas untuk memastikan setiap peserta memiliki kesempatan untuk berkontribusi.
4. Manajemen Waktu
Masalah manajemen waktu seperti keterlambatan, gangguan, atau perpanjangan waktu dapat mengganggu alur workshop.
Untuk mencegah hal ini, rencanakan alokasi waktu setiap sesi dengan realistis. Pantau waktu dan sesuaikan agenda jika diperlukan.
Anda bisa menggunakan pengatur waktu, pengingat, atau checkpoint untuk memastikan workshop berjalan tepat waktu.
5. Tidak Ada Action Plan
Tantangan lain yang sering muncul adalah tidak adanya action plan. Terkadang, kurangnya kepemilikan atau akuntabilitas bisa membuat hasil workshop tidak berkelanjutan.
Untuk mengatasinya, bantu peserta menyusun action plan yang jelas, lengkap dengan peran dan tenggat waktu yang disepakati.
Setelah itu, lakukan tindak lanjut untuk memastikan implementasi rencana berjalan sesuai dengan yang direncanakan.
6. Evaluasi
Evaluasi bertujuan untuk mengukur dan meningkatkan kualitas serta dampak workshop. Tantangan di sini adalah kurangnya feedback atau data evaluasi.
Untuk mengatasinya, buat proses evaluasi yang sistematis, kumpulkan data dari berbagai sumber seperti survei atau wawancara, dan analisis hasilnya.
Terakhir, bagikan temuan dan rekomendasi evaluasi kepada pihak terkait agar manfaat workshop dapat terus ditingkatkan.
Baca Juga: 13 Cara Meningkatkan Partisipasi Tim dalam Meeting
Bagaimana Peran Fasilitator dalam Penyelenggaraan Workshop?
Dalam sebuah workshop, fasilitator bertugas menciptakan lingkungan yang kondusif untuk kerja sama tim yang efektif, memecahkan masalah, dan mencapai tujuan bersama.
Seorang fasilitator tidak hanya bertugas mengatur waktu atau melaksanakan agenda, melainkan juga menjadi pendorong agar peserta mau menyampaikan ide, memastikan setiap suara didengar, dan memandu kelompok menemukan solusi terbaik.
Selain itu, berikut beberapa hal yang membuat fasilitator sangat penting di dalam workshop:
1. Mempertahankan Netralitas dan Objektivitas
Seorang fasilitator bertindak sebagai pihak netral, yang artinya mereka tidak memiliki keterikatan emosional atau kepentingan pribadi terhadap hasil workshop.
Hal ini sangat penting karena memungkinkan fasilitator untuk menghadapi topik sensitif atau permasalahan yang rumit dengan sikap yang objektif.
2. Memberikan Perspektif dan Pengetahuan Spesifik
Fasilitator, terutama yang berasal dari luar organisasi, sering kali membawa keahlian dan wawasan yang berbeda serta pengetahuan yang mendalam dalam bidang tertentu.
Mereka dapat memperkenalkan cara-cara baru untuk memecahkan masalah dan mendesain solusi yang mungkin belum diketahui oleh anggota internal.
Dengan membawa fasilitator eksternal yang memiliki pemahaman mendalam tentang topik tersebut, tim dapat lebih mudah mencapai inovasi dan pengembangan yang mereka inginkan.
3. Merancang Workshop Berdasarkan Hasil yang Ingin Dicapai
Fasilitator yang berpengalaman memiliki keahlian dalam merancang workshop yang berfokus pada hasil yang penting bagi organisasi.
Mereka tahu teknik fasilitasi yang efektif dan dapat menyesuaikan pengalaman workshop dengan kebutuhan dan tujuan khusu
4. Meningkatkan Efektivitas Tim
Fasilitator membantu tim bekerja lebih baik bersama dengan cara memandu diskusi dan memastikan semua orang berkontribusi.
5. Meningkatkan Partisipasi
Dengan suasana yang aman dan inklusif, fasilitator memastikan bahwa setiap anggota tim, baik yang ekstrovert maupun introvert, punya kesempatan yang sama untuk berbicara.
6. Mempercepat Proses Pengambilan Keputusan
Dengan memfokuskan diskusi dan menjaga agenda tetap on track, fasilitator membantu mempercepat proses pengambilan keputusan dan mengurangi waktu yang terbuang.
7. Membawa Perspektif Baru
Fasilitator eksternal membawa wawasan dan teknik baru yang dapat membantu tim melihat masalah dari sudut pandang berbeda, yang dapat mengarah pada solusi inovatif.
Baca Juga: Synchronous Training: Pengertian, Manfaat, dan Tantangannya
Apa Saja Contoh Workshop yang Bermanfaat bagi Perusahaan?
Banyak sekali macam-macam workshop yang bisa diikuti karyawan dan mendatangkan manfaat bagi karyawan. Namun, secara umum berikut adalah beberapa contoh workshop yang perlu Anda pertimbangkan:
1. Workshop Kepemimpinan
Workshop kepemimpinan dapat menjadi cara yang efektif untuk mengasah keterampilan interpersonal yang penting bagi para pemimpin dan calon pemimpin.
Workshop ini biasanya menekankan kemampuan problem solving, baik dalam kerja tim maupun individu, misalnya seperti latihan resolusi konflik.
2. Workshop Budaya dan Pembangunan Tim
Workhsop ini dapat berfokus pada tim yang melakukan pekerjaan pendukung atau bergabung dengan tim kepemipminan. Untuk tim pendukung, workshop ini akan membantu mereka memperkuat hubungan kerja yang lebih erat.
Sementara untuk tim kepemimpinan, workshop ini membantu memperkuat budaya perusahaan di mana tim tersebut beroperasi. Seperti yang Anda ketahui, tim kepemimpinan memiliki peran penting untuk menentukan atmosfer dalam organisasi.
3. Workshop Keragaman dan Inklusi
Workshop terkait keragaman, kesetaraan, dan inklusi menjadi semakin penting dan merupakan bagian dari kode etik karyawan.
Untuk itu, Anda dapat menyelenggarakan workshop ini secara berkala untuk memastika bahwa kesadaran sosial dan budaya tetap relevan dengan perkembangan tenaga kerja dan nilai-nilai perusahaan.
Pada dasarnya, untuk memilih workshop yang akan diselenggarakan, harus terdapat tujuan strategis yang terhubung erat dengan pekerjaan sehari-hari atau rencana pengembangan karyawan.
Dengan cara tersebut, workshop akan memberikan manfaat yang lebih besar dan relevan bagi karyawan dan perusahaan.
Baca Juga: 8 Langkah Melakukan Pengembangan Kompetensi secara Efektif
Apa Saja Tips Memaksimalkan Diri Saat Mengikuti Workshop?
Menghadiri workshop merupakan salah satu cara terbaik untuk menambah pengetahuan, mempelajari keterampilan praktis, dan memperluas jaringan profesional.
Namun, agar benar-benar mendapatkan mandaat dari workshop, Anda perlu melakukan beberapa cara berikut untuk memaksimalkan diri, yaitu:
1. Pilih Workshop yang Tepat
Langkah pertama adalah memastikan Anda menghadiri workshop yang sesuai. Jika perusahaan mengirim Anda, tanyakan bagaimana workshop ini berkaitan dengan peran Anda dan alasan mereka ingin Anda hadir.
Jika Anda memilih workshop sendiri, cari yang relevan dengan pekerjaan saat ini atau rencana karir masa depan Anda.
Dengan memahami manfaat workshop, Anda akan lebih termotivasi untuk benar-benar memanfaatkannya.
2. Pilih Workshop yang Berfokus pada Praktik
Belajar dari buku atau mendengarkan presentasi adalah satu hal, tetapi menerapkan pelajaran tersebut ke dunia nyata adalah hal yang berbeda.
Pilih workshop yang menekankan pada praktik langsung dan memberikan waktu untuk mengaplikasikan apa yang Anda pelajari.
3. Rencanakan dengan Matang
Setelah memilih workshop, pertimbangkan peluang di tempat kerja Anda dan bagaimana workshop ini bisa membantu Anda mengembangkan keterampilan.
Anda juga bisa berdiskusi dengan atasan mengenai cara menerapkan keterampilan ini secara efektif di dalam organisasi.
4. Datang dengan Sikap Positif
Selain cukup istirahat dan datang tepat waktu, hadirkan sikap yang positif dan antusias untuk belajar.
Jauhkan gangguan dengan mematikan laptop, mengatur ponsel dalam mode senyap, dan menunda memeriksa email hingga kelas selesai.
Bangun pola pikir bahwa Anda ada di sana untuk belajar agar bisa fokus dan tidak hanya sekadar hadir.
5. Aktif Berpartisipasi
Jangan hanya duduk dan mendengarkan; jadilah bagian dari pelajaran. Jangan ragu untuk berpartisipasi, mengajukan pertanyaan, dan ikut serta dalam aktivitas.
Walau mungkin terasa canggung, ini akan membuat workshop menjadi lebih bernilai.
Baca Juga: Manfaat Pelatihan Kerja bagi Karyawan dan Perusahaan
6. Catat Hal-Hal Penting
Selama workshop, catat poin-poin penting dan ide yang bisa membantu Anda dalam pekerjaan. Jika instruktur menggunakan slide presentasi, mintalah salinannya di akhir sesi untuk referensi.
7. Berinteraksi dengan Instruktur
Luangkan waktu untuk memperkenalkan diri kepada instruktur. Gunakan waktu istirahat atau setelah sesi untuk berdiskusi tentang apa yang telah Anda pelajari.
Ini dapat menjadi kesempatan bagus untuk bertanya, meminta penjelasan tambahan, atau mendapatkan saran mengenai penerapan konsep dalam konteks pekerjaan Anda.
8. Buat Action Plan
Setelah workshop selesai, pikirkan bagaimana konsep dan keterampilan yang Anda pelajari dapat diterapkan dalam rutinitas sehari-hari.
Buat rencana tertulis untuk menerapkan pengetahuan baru ini, dan lakukan segera agar informasi tetap segar dalam ingatan Anda.
Baca Juga: 7 Langkah Melakukan Perencanaan Pelatihan Karyawan dan Tipsnya
Kesimpulan
Berdasarkan artikel di atas, dapat dipahami bahwa workshop berperan penting dalam mengembangkan keterampilan individu, baik yang bersifat soft skill maupun hard skill.
Di dalam lingkungan pekerjaan, workshop juga dapat membantu perusahaan dalam menumbuhkan budaya belajar, meningkatkan kemampuan pemecahan masalah pada karyawan, dan masih banyak lagi.
Salah satu kunci keberhasilan dari workshop sendiri adalah keterlibatan karyawan. Oleh karena itu, untuk mengoptimalisasi pelaksanaan workshop, Anda dapat menggunakan software payroll dan HR dari Gajihub.
Dengan fitur absensi yang dimiliki Gajihub, Anda dapat memantau kehadiran karyawan di kantor. Selain itu, software ini juga menghadirkan fitur employee self service (ESS) yang memudahkan karyawan untuk melakukan presensi melalui smartphone masing-masing.
Penasaran dengan beragam fiturnya yang menarik? Yuk, kunjungi tautan ini untuk daftar dan coba gratis selama 14 hari.
Catatan Kaki:
- Surat Resign: Pengertian, Cara Membuat, dan Contohnya - 2 December 2024
- 15 Kesalahan Manajemen HR yang Wajib Anda Ketahui - 13 November 2024
- Perilaku Gen Z dalam Dunia Kerja yang Wajib Dipahami HRD - 17 October 2024