Setiap hari di tempat kerja, tentu Anda dihadapkan pada berbagai keputusan, mulai dari hal sederhana seperti memilih prioritas tugas hingga keputusan besar yang memengaruhi jalannya bisnis.
Dalam dunia profesional, setiap keputusan yang Anda buat bisa mempengaruhi produktivitas, efisiensi, dan bahkan keberhasilan sebuah proyek atau perusahaan.
Itulah mengapa decision making skill yang baik menjadi aset penting bagi siapa pun, terlepas dari bidang atau posisi yang dijalani.
Tentunya kemampuan mengambil keputusan yang tepat tidak hanya bergantung pada intuisi, tetapi juga pada analisis yang matang, pemahaman terhadap data, serta kemampuan memprediksi konsekuensi dari setiap pilihan.
Pada artikel kali ini, GajiHub akan membahas apa itu decision making skill, jenis, proses, profesi yang membutuhkan hingga tipsnya.
Apa yang Dimaksud dengan Decision Making Skill?
Decision making skill adalah kemampuan untuk memilih tindakan terbaik dari beberapa pilihan yang ada.
Di dunia kerja, skill ini sangat penting untuk memecahkan masalah, mengambil keputusan dengan cepat, dan menghasilkan solusi yang efektif.
Kemampuan ini melibatkan keputusan dengan cepat dan menghasilkan solusi yang efektif.
Kemampuan ini melibatkan critical thinking skill, analisis, serta mengevaluasi risiko dan manfaat dari setiap pilihan.
Dengan decision making skill yang baik, Anda dapat menilai situasi secara objektif, menghindari keputusan implusif, dan menggunakan logika untuk mencapai hasil terbaik.
Keterampilan ini penting untuk semua posisi, baik sebagai karyawan biasa, manajer, maupun pemimpin tim.
Baca Juga: 16 Teknik Pengambilan Keputusan yang Bisa Digunakan Pemimpin
Apa Saja Jenis-Jenis Decision Making Skill?
Setiap orang memiliki kemampuan pengambilan keputusan yang berbeda-beda.
Berikut beberapa skill yang bisa membantu Anda dalam membuat keputusan yang lebih baik di tempat kerja:
1. Problem Solving
Problem solving adalah kemampuan untuk menemukan solusi atas masalah yang rumit.
Hal ini dimulai dengan memahami inti masalah, mencari berbagai solusi, kemudian memilih yang paling efektif.
Keterampilan ini membantu Anda mengahadapi berbagai tantangan dengan lebih percaya diri.
2. Penalaran Logis
Sebelum mengambil keputusan, penting untuk mempertimbangkan semua keuntungan dan kerugian.
Inilah yang disebut dengan penalaran logis.
Dengan menggunakan data dan fakta yang ada, Anda bisa membuat keputusan yang lebih bijak dan mengurangi risiko kesalahan.
3. Kerjasama Tim
Dalam dunia kerja, keputusan sering kali melibatkan tim.
Pemimimpin yang baik akan mendengarkan ide dan masukan dari anggota tim sebelum mengambil keputusan.
Diskusi yang terbuka bisa menghasilkan keputusan yang lebih matang dan diterima oleh semua pihak.
Baca Juga: 10 Tips Membangun Manajemen Tim di Lingkungan Kerja
4. Emotional Intelligence
Emotional intelligence membantu Anda memahami emosi sendiri dan orang lain saat membuat keputusan.
Hal inipenting untuk mengelola stres, menghindari keputusan yang emosional, dan memastikan pilihan yang diambil benar-benar logis dan adil.
5. Manajemen Waktu
Manajemen waktu adalah kemampuan mengatur waktu dengan baik untuk membuat keputusan tepat waktu.
Di tempat kerja, Anda tentu harus membuat keputusan cepat tanpa mengorbankan kualitas.
Dengan manajemen waktu yang baik, kamu bisa memprioritaskan hal-hal penting dan tetap produktif.
Baca Juga: 6 Strategi Manajemen Waktu untuk Tingkatkan Produktivitas
Bagaimana Proses Pengambilan Keputusan?
Proses pengambilan keputusan biasanya terdiri dari beberapa langkah:
1. Mengidentifikasi Masalah atau Peluang
a) Mulailah dengan mengenali masalah yang harus diselesaikan atau pertanyaan yang perlu dijawab.
b) Pastikan masalah yang dihadapi jelas, spesifik, dan tidak terlalu luas.
c) Jika ada tujuan khusus, buat tujuan tersebut terukur dan memiliki batas waktu.
Baca Juga: Problem Statement: Pengertian, Metode, dan Cara Menulis
2. Mengumpulkan Informasi
a) Kumpulkan semua data yang dibutuhkan, termasuk mengevaluasi keberhasilan dan kegagalan di masa lalu.
b) Cari informasi tambahan dari luar, seperti riset pasar atau saran dari konsultan.
c) Hindari mengumpulkan terlalu banyak data karena bisa membuat proses keputusan semakin rumit.
3. Menentukan Alternatif
a) Dari informasi yang sudah didapat, buat daftar semua solusi atau tindakan yang bisa diambil.
b) Pertimbangkan berbagai cara untuk mencapai tujuan.
Misalnya, untuk meningkatkan engagement media sosial, alternatifnya bisa berupa iklan berbayar, memperbaiki strategi organik, atau kombinasi keduanya.
Baca Juga: Apa itu Efisiensi? Ini Arti, Manfaat, Jenis, dan Cara Meningkatkan
4. Mengevaluasi Alternatif
a) Tinjau kelebihan dan kekurangan dari setiap alternatif yang ada.
b) Pelajari pengalaman organisasi lain dan lihat riwayat keberhasilan atau kegagalan perusahaan Anda sendiri.
c) Pertimbangkan risiko dan manfaat dari setiap pilihan, serta potensi hambatan yang mungkin muncul.
5. Memilih Alternatif Terbaik
a) Setelah mengevaluasi semua pilihan, ambil keputusan yang paling sesuai.
b) Pastikan keputusan tersebut dibuat berdasarkan informasi yang cukup dan pertimbangan yang matang.
6. Melaksanakan Keputusan
a) Buat action plan yang jelas untuk menjalankan keputusan tersebut.
b) Bagikan tugas-tugas spesifik kepada anggota tim untuk memastikan keputusan bisa diterapkan dengan baik.
Baca Juga: Scenario Planning: Manfaat, Kekurangan, Jenis, dan Tahapannya
7. Meninjau Keputusan
a) Setelah waktu tertentu (yang ditentukan di langkah awal), evaluasi hasil dari keputusan tersebut.
b) Periksa apakah masalah sudah teratasi, pertanyaan terjawab, atau tujuan tercapai.
c) Jika berhasil, catat hal-hal penting sebagai pelajaran untuk keputusan selanjutnya. Jika belum berhasil, pelajari kesalahannya dan perbaiki prosesnya untuk ke depan.
Baca Juga: Mental Block: Penyebab, Dampak, dan Cara Mengatasinya
Apa Saja Pekerjaan yang Membutuhkan Decision Making Skill?
Ada banyak profesi yang membutuhkan decision making skill, karena melibatkan maslah kompleks, risiko tinggi, dan tanggung jawab besar.
Berikut beberapa profesinya:
1. Kimiawan
Kimiawan bekerja dengan berbagai zat kimia untuk menciptakan atau meningkatkan kualitas suatu produk. Mereka harus mengambil keputusan seperti:
- Zat apa yang aman dan efektif untuk digunakan?
- Bagaimana cara mencampur bahan agar menghasilkan reaksi yang diinginkan?
- Apakah produk yang dibuat sudah memenuhi standar keamanan?
Kesalahan dalam pengambilan keputusan dapat berakibat fatal, seperti reaksi kimia berbahaya atau produk yang gagal.
Oleh karena itu, seorang kimiawan harus memiliki pemikiran yang logis, analitis, dan mampu mempertimbangkan banyak faktor sebelum mengambil keputusan.
2. Ahli Bedah
Sebagai dokter bedah, Anda harus membuat keputusan dalam hitungan detik yang dapat menentukan hidup dan mati pasien.
Berikut beberapa hal yang perlu mereka putuskan:
- Haruskah operasi dilakukan segera atau bisa ditunda?
- Metode operasi apa yang paling tepat untuk kondisi pasien?
- Bagaimana jika terjadi komplikasi di tengah operasi?
Keputusan yang salah dapat berdampak pada nyawa seseorang.
Oleh karena itu, ahli bedah harus bisa tetap tenang di bawah tekanan, cepat berpikir, dan berani mengambil keputusan yang tepat di saat kritis.
3. Psikolog Kriminal
Dengan decision making skill, seorang psikolog kirminal dapat membantu kepolisian dalam menyelidiki kejahatan dan memahami pola pikir pelaku.
Misalnya, untuk memustukan hal-hal seperti:
- Apakah tersangka menunjukkan tanda-tanda kebohongan?
- Apa motif di balik suatu kejahatan?
- Bagaimana cara terbaik untuk membantu korban trauma?
Keputusan mereka dapat memengaruhi jalannya penyelidikan, menentukan apakah seseorang bersalah atau tidak, serta membantu rehabilitasi pelaku agar tidak mengulangi kejahatannya.
Baca Juga: Konselor Adalah: Tugas, Skill Penting, Syarat, dan Gajinya
4. Dokter
Setiap harinya, dokter harus membuat keputusan penting terkait kesehatan pasien.
Beberapa di antaranya adalah:
- Apakah pasien harus dirawat inap atau cukup dengan pengobatan jalan?
- Obat mana yang paling aman dan efektif untuk diberikan?
- Apakah kondisi pasien membutuhkan tindakan darurat?
Keputusan yang salah dapat memperburuk kondisi pasien atau bahkan mengancam nyawa mereka.
Baca Juga: 16 Prospek Kerja Lulusan Ilmu Kesehatan dan Tipsnya
5. CEO/ Direktur
Sebagai pemipmin tertinggi dalam perusahaan, seorang chief executive officer atau direktur bertanggung jawab atas arah strategis bisnis.
Keputusan mereka tida khanya berdampak pada keuangan perusahaan, tetapi juga pada budaya kerja, inovasi, dan meningkatkan kepuasan pelanggan.
Beberapa hal yang perlu diputuskan oleh CEO di antaranya adalah
- Memilih apakah perusahaan akan berekspansi ke pasar baru atau tetap fokus di pasar yang ada.
- Menentukan apakah perusahaan harus melakukan investasi besar dalam teknologi baru atau tidak.
- Mengambil keputusan saat krisis, misalnya saat menghadapi penurunan penjualan atau persaingan ketat.
Baca Juga: Jobdesk COO, Perbedaan dengan CEO, Skill, dan Gajinya
6. Project Manager
Seorang project manager bertugas memastikan bahwa proyek berjalan sesuai jadwal, anggaran,d an target yang ditentukan.
Mereka harus membuat keputusan cepat untuk menyelesaikan masalah yang muncul selama proyek berlangsung.
Misalnya dalam hal:
- Memilih anggota tim yang paling cocok untuk mengerjakan bagian tertentu dari proyek.
- Menyesuaikan jadwal proyek jika ada hambatan yang tak terduga.
- Memutuskan apakah harus menambah anggaran jika terjadi kendala dalam implementasi proyek.
Baca Juga: 7 Perbedaan Program Manager dan Project Manager
7. HR Manager
HR manager bertanggung jawab atas pengelolaan sumber daya manusia di perusahaan.
Mereka harus membuat keputusan terkait perekrutan, kebijakan karyawan, dan kesejahteraan tenaga kerja.
Sebagai contoh, berikut hal-hal yang perlu dipertimbangkan HR manager menggunakan decision making skill:
- Memutuskan kandidat mana yang paling cocok untuk mengisi posisi tertentu di perusahaan.
- Menentukan strategi pelatihan untuk meningkatkan keterampilan karyawan.
- Mengelola konflik antar karyawan dengan memilih solusi yang paling adil dan efektif.
Baca Juga: Pahami Tahap Resolusi Konflik, Strategi, dan Manfaatnya
8. Financial Analyst
Seorang financial analyst bertugas menganalisis data keuangan untuk membantu perusahaan membuat keputusan bisnis syang tepat.
Mereka menggunakan laporan keuangan, tren pasar, dan indikator ekonomi untuk memberikan rekomendasi investasi dan strategi keuangan.
Misalnya dalam hal:
- Menentukan apakah perusahaan harus berinvestasi dalam saham tertentu atau tidak.
- Menganalisis laporan keuangan untuk menilai apakah perusahaan perlu melakukan pemotongan biaya.
- Membantu CEO atau Direktur dalam mengambil keputusan terkait ekspansi bisnis berdasarkan proyeksi keuangan.
Baca Juga: Berapa Gaji Konsultan Keuangan di Indonesia? Berikut Kisarannya
Bagaimana Tips Mengembangkan Decision Making Skill?
Saat Anda memiliki tanggung jawab, akan ada banyak keputusan yang harus diambil.
Memang tidak ada cara yang selalu berhasil untuk semua situasi, tapi ada beberapa tips yang bisa Anda terapkan untuk mempermudah prosesnya.
Berikut beberapa cara mengembangkan kemampuan pengambilan keputusan:
1. Jangan Terburu-buru
Keputusan yang diambil dengan tergesa-gesa seringkali membuat Anda stres dan hasilnya kurang maksimal.
Penelitian dari Columbia University dan University of Pittsburgh menunjukkan bahwa orang yang diberi waktu sedikit lebih lama untuk membuat keputusan, hasilnya jauh lebih akurat.
Jadi, sebelum terburu-buru bertindak, luangkan waktu untuk memahami situasinya.
2. Hindari Terlalu Banyak Pertimbangan
Mencari informasi sebelum membuat keputusan merupakan hal yang penting.
Namun, terlalu banyak informasi justru bisa membuat Anda bingung.
Dengan banyaknya informasi yang tersedia di internet, seringkali orang ragu dalam membuat keputusan karena takut ada hal penting yang terlewat.
Padahal, ada saatnya Anda harus berhenti mencari informasi dan mulai bertindak.
Untuk mengatasinya, tetapkan batas waktu, batasi riset Anda hanya pada hal-hal yang relevan, dan pecah keputusan besar menjadi beberapa langkah kecil agar lebih mudah dikelola.
Baca Juga: 10 Skill Negosiasi Penting, Manfaat, dan Tips Meningkatkannya
3. Yakin dengan Keputusan Anda, Namun Tetap Fleksibel
Setelah Anda membuat keputusan, jalani dengan sepenuh hati.
Penelitian menunjukkan bahwa saat Anda merasa memiliki kendali atas keputusan yang diambil, kepercayaan diri dan motivasi akan meningkat.
Sebaliknya, rasa ragu bisa membuat usaha Anda tidak maksimal.
Namun, jangan terlalu keras kepala.
Jika keputusan yang diambil ternyata tidak berjalan sesuai harapan, jangan terus dipaksakan hanya karena Anda sudah menghabiskan waktu dan tenaga.
Situasi ini disebut dengan sunk cost fallacy, yakni terjebak mempertahankan keputusan yang salah karena merasa sudah terlanjur berinvestasi.
Jika perlu mengubah arah, jangan ragu untuk melakukannya.
4. Bandingkan Kelebihan dan Kekurangan
Setelah pilihan Anda mengerucut, coba bandingkan kelebihan dan kekurangannya.
Bukan sekadar membuat daftar biasa, tetapi berikan bobot lebih pada hal-hal yang paling penting bagi Anda atau tim Anda.
Misalnya, jika suatu keputusan berdampak besar pada karier Anda, hal itu tentu harus menjadi pertimbangan utama.
Dengan cara ini, Anda bisa melihat pilihan mana yang paling masuk akal dan sesuai dengan tujuan Anda.
Baca Juga: Kano Model Analysis: Pengertian, Cara Kerja, dan Metodenya
5. Evaluasi Hasil dan Belajar dari Pengalaman
Keputusan yang baik tidak dibuat dalam ruang hampa.
Belajar dari kesalahan dan keberhasilan adalah cara terbaik untuk menjadi pengambil keputusan yang lebih baik.
Setelah membuat keputusan, ukur hasilnya dengan tujuan yang jelas dan terukur (misalnya menggunakan metode SMART goals).
Dari situ, Anda bisa mengetahui apa yang berhasil dan apa yang perlu diperbaiki.
Semakin sering Anda belajar dari pengalaman, semakin mudah Anda membuat keputusan berikutnya.
Banyak pemimpin sukses yang mengandalkan insting, tetapi sebenarnya insting tersebut terbentuk dari pengalaman dan pembelajaran yang panjang.
Baca Juga: Soft Skill dan Hard Skill: Mana yang Lebih Baik?
Kesimpulan
Berdasarkan artikel di atas, dapat dipahami bahwa decision making skill merupakan aset penting dalam dunia profesional, baik bagi karyawan, manajer, maupun pemimpin.
Kemampuan ini melibatkan proses analisis data, critical thinking, dan pertimbangan risiko untuk menghasilkan solusi yang efektif.
Dengan menguasai decision making skill, Anda dapat menghadapi berbagai tantangan kerja dengan lebih percaya diri dan mampu mencapai hasil yang optimal.
Untuk meningkatkan kemampuan ini, Anda dapat meluangkan waktu untuk berpikir, menghindari pertimbangan berlebihan, dan belajar dari pengalaman.
Dengan terus berlatih dan memperbaiki proses, Anda akan menjadi lebih terampil dalam membuat keputusan yang tepat dan berdampak positif.
Untuk mendukung berbagai keputusan yang diambil perusahaan, khususnya terkait aspek SDM, perusahaan dapat mempertimbangkan penggunaan software absensi dari GajiHub.
Software ini menyediakan berbagai data yang bisa Anda gunakan untuk menganalisis kinerja karyawan secara real-time.
Mulai dari data kompensasi, demografi karyawan, sampai data produktivitas bisa Anda peroleh dari GajiHub.
Selain itu, GajiHub juga mengintegrasikan proses payroll, HR, dan presensi karyawan dalam 1 platform yang memudahkan Anda dalam pengambilan keputusan yang lebih baik.
Tertarik mencoba? Kunjungi tautan ini dan dapatkan coba gratis hingga 14 hari.
- 8 Pekerjaan yang Membutuhkan Decision Making Skill - 7 February 2025
- 18 Prospek Kerja Lulusan Matematika dan Skill Pentingnya - 6 February 2025
- Berpikir Komputasional: Arti, Manfaat, Contoh, dan Tipsnya - 6 February 2025