Di tengah perkembangan teknologi dan pasar yang terus berubah, perusahaan harus mampu menyesuaikan diri dengan cepat agar tetap kompetitif. Salah satu cara paling efektif untuk menghadapi tantangan tersebut adalah dengan menyusun talent strategy framework.
Melalui strategi ini, perusahaan dapat memastikan bahwa setiap karyawan memiliki skill dan kemampuan yang sesuai dengan kebutuhan bisnis saat ini dan di masa depan.
Proses talent strategy framework tidak hanya melibatkan upaya untuk merkrut orang-orang terbaik, melainkan juga tentang mengidentifikasi bakat yang ada di dalam organisasi, memahami potensi mereka, dan memberikan dukungan untuk membantu mereka berkembang.
Pada artikel kali ini, GajiHub akan membahas apa itu talent strategy framework, cara melakukan, elemen penting, dan contohnya.
Apa yang Dimaksud dengan Talent Strategy Framework?
Talent strategy framework adalah sistem yang membantu perusahaan mengidentifikasi, mengembangkan, dan mempertahankan karyawan dengan keterampilan dan kemampuan yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan bisnis, baik saat ini maupun di masa depan.
Tujuannya adalah memastikan perusahaan memiliki orang yang tepat di posisi yang tepat, dengan keahlian yang mendukung pencapaian tujuan strategis.
Dengan menerapkan talent strategy framework, perusahaan dapat lebih mudah memahami bakat yang dimiliki, apa yang dibutuhkan, dan bagaimana menyelaraskan keduanya.
Selain itu, framework ini juga membantu mencocokkan jalur karier karyawan dengan kebutuhan perusahaan.
Kerangka ini mencakup berbagai elemen penting, seperti:
- Kejelasan strategi perusahaan dan bagaimana kebutuhan bisnis akan berkembang.
- Definisi yang jelas tentang hasil yang ingin dicapai melalui pengelolaan talenta.
- Pemahaman mendalam tentang keterampilan yang dibutuhkan untuk mencapai hasil tersebut.
- Proses yang terstruktur untuk menilai keterampilan karyawan saat ini dan mengidentifikasi kesenjangan.
- Rencana yang terarah untuk menutup kesenjangan tersebut.
- Sistem yang andal untuk memantau kemajuan dan mengukur hasil.
Dengan talent strategy framework yang baik, perusahaan memiliki panduan yang jelas untuk menarik, mengembangkan, dan mempertahankan talenta terbaik agar dapat mencapai tujuan bisnis secara efektif.
Baca Juga: Skill Gap Analysis: Pengertian dan Cara Melakukannya
Bagaimana Cara Membuat Talent Strategy Framework?
Membuat talent strategt framework yang efektif untuk organisasi membutuhkan langkah-langkah yang terencana. Berikut panduan sederhana untuk memulainya:
1. Dapatkan Dukungan dari Semua Tingkat Manajemen
Agar framework ini berhasil, tim HR perlu mendapatkan dukungan dari semua tingkatan manajemen, termasuk eksekutif seperti CEO.
Dukungan ini penting untuk menyelaraskan berbagai aspek organisasi, sehingga proses pembuatan, penerapan, dan pengawasan framework berjalan dengan lancar.
2. Analisis Kebutuhan Organisasi
Pahami kebutuhan organisasi secara menyeluruh melalui kerja sama dengan berbagai departemen. Kemudian, identifikasi kesenjangan keterampilan dan kebutuhan talenta.
Misalnya, jika perusahaan sedang memperluas infrastruktur IT, Anda mungkin membutuhkan pengembang sistem, teknisi, atau manajer IT.
Selain merekrut talenta baru, pertimbangkan juga untuk melakukan upskilling atau melatih ulang (reskilling) karyawan yang ada agar lebih hemat biaya.
3. Tinjau Employee Life Cycle
Analisis setiap tahap employee life cycle di perusahaan untuk menemukan area yang dapat ditingkatkan:
Rekrutmen
Evaluasi teknik perekrutan untuk memastikan prosesnya sesuai dengan kebutuhan saat ini dan masa depan. Pastikan perusahaan terlihat menarik di mata calon karyawan berkualitas.
Pengembangan
Tinjau program pengembangan karyawan untuk membantu mereka menghadapi tantangan baru dan mengeksplorasi peluang karier.
Rencana ini juga menunjukkan potensi pertumbuhan karier yang memotivasi karyawan.
Retensi
Tinjau strategi perusahaan untuk mempertahankan karyawan dengan menciptakan lingkungan kerja yang menyenangkan dan bermakna.
Transisi
Pastikan prosedur transisi, seperti promosi, rotasi posisi, atau pengelolaan suksesi, berjalan dengan baik agar perusahaan dapat menjaga kontinuitas kerja.
Baca Juga: Pengertian Rotasi Pekerjaan, Manfaat, dan Contohnya
4. Tentukan Elemen Utama dan Ukuran Keberhasilan
Identifikasi elemen utama framework dan tetapkan metrik atau key performance indicator (KPI) untuk mengukur keberhasilannya.
Misalnya, untuk proses rekrutmen, Anda bisa menggunakan waktu perekrutan sebagai indikator efisiensi.
KPI ini juga berguna untuk mengevaluasi kinerja karyawan dan memastikan mereka siap untuk tanggung jawab yang lebih besar.
5. Fokus pada Kebutuhan Karyawan
Prioritaskan kebutuhan dan aspirasi karyawan saat mengembangkan framework ini. Berikan komunikasi rutin untuk menjelaskan harapan perusahaan dan mendukung karier mereka.
Diskusikan tujuan karier setiap karyawan agar perusahaan bisa menyediakan peluang yang sesuai. Selain itu, tetapkan budaya kerja yang positif, seperti menilai kualitas hasil kerja, bukan hanya jumlah jam kerja.
6. Siapkan Alat Pendukung
Gunakan alat yang mendukung berbagai aspek framework, seperti alat kerjasama, komunikasi, dan sistem penghargaan.
Misalnya, insentif berupa penggantian biaya pendidikan dapat memotivasi karyawan meningkatkan keterampilan mereka.
Sistem penghargaan atas kinerja luar biasa juga bisa meningkatkan semangat kerja mereka.
Baca Juga: 7 Indikator Motivasi Kerja dan Cara Meningkatkannya
7. Tetapkan Tanggung Jawab
Tentukan siapa saja yang akan berperan dalam implementasi framework ini. Misalnya, manajer eksekutif bisa fokus pada perencanaan suksesi, sementara manajer HR dan departemen bertanggung jawab pada pelatihan.
Pembagian tugas yang jelas membantu menciptakan kerjasama yang efektif.
8. Terapkan dan Evaluasi Framework
Setelah selesai, terapkan talent strategy framework ini dan pastikan setiap perubahan berjalan lancar dengan mendukung karyawan selama proses tersebut.
Lakukan evaluasi secara rutin dan buat penyesuaian jika diperlukan untuk menjaga efektivitas framework.
Baca Juga: JTBD Framework: Manfaat, Cara Menggunakan, dan Contohnya
Apa Saja Elemen Penting dalam Talent Strategy Framework?
Berikut adalah elemen penting dalam talent strategy framework untuk membantu organisasi mengelola dan mengembangkan talenta secara efektif:
1. Perencanaan dan Penyusunan Panduan
Tahap ini berfokus pada memetakan kebutuhan talenta organisasi dan menyusun panduan strategi yang jelas. Langkah-langkahnya meliputi:
- Mengidentifikasi metrik bisnis yang relevan.
- Membentuk tim khusus untuk mengelola strategi talenta.
- Menentukan peran dan tanggung jawab dalam organisasi.
- Merancang strategi untuk meningkatkan employee engagement, retensi, dan penghargaan pegawai.
2. Proses Talent Acquistion
Elemen ini memastikan organisasi mampu menarik dan merekrut talenta yang sesuai. Beberapa komponen penting meliputi:
- Mendefinisikan nilai unik yang ditawarkan perusahaan (employer value proposition).
- Membuat proses rekrutmen yang strategis dan efektif.
- Memposting iklan lowongan pekerjaan melalui saluran yang tepat.
- Screening kandidat secara menyeluruh.
- Membangun dan mengelola talent pool yang berkualitas.
- Melakukan onboarding untuk membantu karyawan baru beradaptasi dengan budaya perusahaan.
Baca Juga: Talent Acquisition Analytics: Pengertian, Manfaat Perusahaan, Hingga Langkah Implementasinya
3. Pelatihan dan Pengembangan Karyawan
Organisasi perlu mendukung pengembangan skill dan pengetahuan karyawan untuk meningkatkan kinerja mereka. Contoh kegiatan dalam elemen ini:
- Menyelaraskan program pelatihan dengan tujuan perusahaan.
- Membudayakan pembelajaran berkelanjutan di tempat kerja.
- Menyediakan berbagai metode pembelajaran, seperti pelatihan online dan mentoring.
- Mengukur keberhasilan pelatihan untuk memastikan dampaknya terhadap kinerja karyawan.
4. Manajemen Kinerja Karyawan
Mengelola kinerja karyawan adalah elemen kunci dalam talent strategy framework. Aktivitas yang dilakukan meliputi:
- Memetakan jalur pengembangan karier bagi setiap karyawan.
- Memberikan pelatihan dan mentoring untuk meningkatkan kemampuan.
- Melakukan evaluasi kinerja berdasarkan tujuan strategis organisasi.
5. Succession Planning
Untuk menjaga kelangsungan bisnis, succession planning sangat penting. Langkah-langkahnya meliputi:
- Mempersiapkan pelatihan untuk posisi kepemimpinan.
- Mengevaluasi keterampilan pemimpin potensial.
- Mengelola transisi peran secara mulus dengan mendokumentasikan proses dan pengetahuan.
6. Sistem Penghargaan yang Efektif
Sistem penghargaan bertujuan untuk memotivasi dan mempertahankan karyawan. Beberapa langkah penting meliputi:
- Memberikan insentif yang adil atas pencapaian.
- Menawarkan kompensasi dan tunjangan yang kompetitif.
- Mengembangkan program penghargaan dan pengakuan untuk karyawan berprestasi.
- Menyelaraskan penghargaan dengan hasil kinerja untuk meningkatkan motivasi.
Dengan menerapkan talent strategy framework yang terstruktur, organisasi dapat memastikan talenta yang dimiliki sesuai dengan kebutuhan strategis bisnis.
Baca Juga: Pentingnya Employee Recognition, Hingga Tips Melakukannya
Bagaimana Contoh Strategi Talent Strategy Framework?
Perusahaan besar seperti Google dan Amazon telah menerapkan berbagai strategi talenta untuk meningkatkan proses perekrutan, retensi, pelatihan, pengembangan, hingga kinerja secara keseluruhan.
Apakah Anda sedang membangun startup atau mengelola bisnis yang sudah berjalan, kisah sukses mereka dapat menjadi panduan dan inspirasi dalam menyusun strategi talenta Anda sendiri.
1. “20% Time” dari Google
Pada tahun 2004, Larry Page, pendiri Google, memperkenalkan strategi yang disebut dengan 20% time.
Strategi ini meminta karyawan untuk mengalokasikan 20% waktu kerja mereka untuk mengerjakan proyek yang bermanfaat bagi Google.
Proyek ini bisa memberikan dampak langsung atau hasil jangka panjang bagi perusahaan.
Melalui 20% time, Larry ingin mendorong employee engagement dengan memberi mereka ruang untuk berinovasi dan berkreasi. Berikut manfaat dari strategi ini:
- Peningkatan pembelajaran dan pengembangan
- Karyawan memiliki kesempatan untuk belajar hal-hal baru dan bereksperimen dengan ide-ide kreatif.
- Meningkatkan kebahagiaan dan semangat kerja
Proyek-proyek di luar rutinitas harian membantu karyawan merasa lebih bersemangat dan puas dengan pekerjaannya.
2. Budaya “Freedom and Responsibility” dari Netflix
Netflix mengusung nilai kebebasan dan tanggung jawab dalam budaya kerja mereka. Nilai ini mendorong kedisiplinan dan inovasi melalui pembentukan tim yang fleksibel namun bertanggung jawab.
Menurut Netflix, karyawan yang bertanggung jawab harus sadar diri, termotivasi secara mandiri, dan mau mengambil inisiatif tanpa menunggu instruksi.
Kebebasan yang diberikan juga menjadi daya tarik bagi talenta inovatif.
Manfaat budaya ini meliputi:
- Tim yang lebih berdaya
- Karyawan diberi kepercayaan penuh untuk mengambil keputusan yang tepat, sehingga mereka merasa lebih diberdayakan.
- Komunikasi yang lebih terbuka
- Kebebasan ini mendorong komunikasi yang transparan antara karyawan dan manajer.
- Pengambilan keputusan yang lebih efisien
- Karyawan didorong untuk mandiri dalam membuat keputusan, sehingga proses kerja menjadi lebih cepat dan efektif.
Baca Juga: 35 Contoh Pertanyaan Employee Engagement Survey dan Tipsnya
3. “Leadership and Development Framework” dari Oxford University Hospitals (OUH)
OUH mengembangkan kerangka kerja kepemimpinan dan pengembangan bernama One Team One OUH.
Fokusnya adalah menciptakan budaya kerja inklusif dan kolaboratif yang memotivasi semua pihak untuk memberikan pelayanan terbaik.
Alih-alih menerapkan kepemimpinan otoriter, OUH menekankan pentingnya keaslian, empati, keterbukaan, dan transparansi dari setiap karyawan.
Manfaat strategi ini antara lain:
- Pengembangan pribadi yang lebih baik
- Karyawan memiliki kebebasan untuk mengambil keputusan dan berpartisipasi dalam aktivitas yang mendukung kesejahteraan mereka.
- Kerjasama yang lebih efektif
- Budaya kerja yang inklusif mendorong komunikasi yang lebih baik dan kerja sama tim yang solid.
- Retensi karyawan yang tinggi
- Lingkungan kerja yang suportif membantu karyawan berkembang secara pribadi maupun profesional, sehingga tingkat turnover menjadi rendah.
4. “Leadership Principles” dari Amazon
Amazon mengembangkan prinsip kepemimpinan untuk memberdayakan karyawan dan meningkatkan produktivitas.
Prinsip ini menekankan pentingnya merekrut dan mengembangkan talenta terbaik.
Pemimpin di Amazon diharapkan menciptakan lingkungan kerja yang mendukung, dengan nilai kepercayaan, keterbukaan, dan transparansi. Lingkungan ini membantu karyawan menjadi kreatif, inovatif, dan berkomitmen pada standar tinggi.
Manfaat dari prinsip kepemimpinan Amazon meliputi:
- Lingkungan kerja yang kondusif
- Pemimpin di Amazon menciptakan suasana kerja yang aman dan menyenangkan, sekaligus
- mendukung pertumbuhan karyawan.
- Peningkatan rasa percaya
- Karyawan merasa dihargai karena pemimpin sering mendengarkan dan berkomunikasi dengan mereka.
- Program pelatihan dan pengembangan
Baca Juga: Achievement-Oriented Leadership: Karakteristik dan Tipsnya
Kesimpulan
Berdasarkan artikel di atas, dapat dipahami bahwa talent strategy framework merupakan alat penting bagi perusahaan untuk memastikan karyawan memiliki keahlian yang sesuai dengan kebutuhan bisnis saat ini dan di masa depan.
Dengan strategi ini, perusahaan dapat lebih mudah mengelola talenta, mulai dari rekrutmen, pelatihan, hingga retensi, untuk memastikan pencapaian tujuan strategis.
Framework ini melibatkan langkah-langkah seperti mendapatkan dukungan manajemen, menganalisis kebutuhan organisasi, dan merancang sistem pengelolaan talenta yang komprehensif.
Dengan framework yang tepat, perusahaan dapat menghadapi tantangan pasar yang terus berkembang dan menciptakan keunggulan kompetitif.
Untuk mendukung strategi tersebut, perusahaan dapat mempertimbangkan penggunaan sistem HRIS dari GajiHub.
Melalui sistem ini, tim HR dapat lebih mudah dalam melakukan proses rekrutmen, mulai dari onboarding sampai offboarding secara optimal.
Khususnya dalam hal penghitungan kompensasi, tunjangan, hingga pesangon saat terjadinya pengunduran diri karyawan.
Dengan demikian, tim HR dapat berfokus pada tugas-tugas yang membutuhkan strategi dan pertimbangan lebih seperti talent strategy framework ini.
Tertarik mencoba GajiHub? Kunjungi tautan ini dan dapatkan coba gratis hingga 14 hari.
- Penilaian Objektif dan Subjektif, Apa Bedanya? - 23 December 2024
- Handover Pekerjaan Adalah: Manfaat, Tahapan & Contoh Dokumen - 23 December 2024
- Steward Adalah: Jenis, Tugas, Skill Penting, dan Kisaran Gajinya - 20 December 2024