Nepotisme di Tempat Kerja: Dampak, Contoh, dan Cara Mengatasi

Nepotisme menjadi salah satu tanda dari tempat kerja yang toxic, yang dapat menghancurkan lingkungan kerja dan mengurangi motivasi karyawan.

Saat manajemen perusahaan memberikan perlakuan istimewa atau mempromosikan individu berdasarkan hubungan keluarga atau pertemanan dibandingkan melihat kemampuan dan prestasi karyawan, hal ini dapat menciptakan ketidakadilan yang merusak moral dan semangat kerja.

Akhirnya, karyawan yang merasa usahanya tidak dihargai cenderung kurang produktif dan merasa tidak puas.

Ketidakpuasan tersebut dapat menyebar ke seluruh tim, mengurangi kerjasama, dan meningkatkan konflik antar karyawan.

Selain itu, karyawan yang dipilih melalui nepotisme mungkin tidak memiliki kualifikasi yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan, sehingga dapat menghambat pada kualitas kerja dan kinerja perusahaan secara keseluruhan.

Pada artikel kali ini, Gajihub akan membahas apa itu nepotisme di tempat kerja, dampak, cara mengenalinya, dan upaya penanganan yang bisa dilakukan.

Daftar isi show

Apa yang Dimaskud dengan Nepotisme di Tempat Kerja?

nepotisme tempat kerja 1

Nepotisme adalah praktik di mana orang-orang yang memiliki kekuasaan memberikan pekerjaan atau promosi kepada teman atau anggota keluarga mereka dibandingkan berdasarkan prestasi atau kualifikasi yang dimiliki.

Praktik ini dapat berupa penawaran pekerjaan secara terang-terangan kepada anggota keluarga atau bentuk favoristime secara tidak langsung, yakni tindakan atau perlakuan istimewa yang diberikan pada orang tertentu dalam suatu kelompok.

Selain sering dijumpai pada bisnis keluarga yang tidak menganggap bahwa nepotisme itu aneh, budaya ini juga dapat terjadi di perusahaan besar dan lembaga pemerintahan.

Bahkan, sebuah studi baru menunjukkan bahwa Generasi Z adalah yang paling mungkin mendapatkan manfaat dari nepotisme karier, meskipun mereka tidak setuju dengan praktik ini.

Studi tersebut juga mengungkapkan lebih dari dua per 3 Gen Z telah mendapat tawaran pekerjaan melalui nepotisme.

Hasil survei dari 2.000 responden menunjukkan bahwa 42% dari mereka berhasil mendapatkan pekerjaan atau tawaran peran melalui nepotisme.

Padahal, dampak dari nepotisme dapat sangat serius, seperti menurunnya moral karyawan, tingginya turnover karyawan, dan penurunan inovasi karena individu yang berkualifikasi tinggi seringkali tidak ditempatkan di posisi yang seharusnya.

Baca Juga: Toxic Workplace: Pengertian, Tanda, dan Cara Menghadapinya

Apakah Ada Dasar Hukum yang Mengatur Nepotisme di Tempat Kerja?

nepotisme tempat kerja 2

Mengutip Hukumonline, tidak ada aturan yang secara spesifik mengatur hukum masuk kerja menggunakan “orang dalam” pada hukum ketenagakerjaan di Indonesia.

Mengenai masalah rekrutmen, perusahaan memiliki keleluasaan untuk merekrut karyawan melalui beberapa metode, termasuk melalui jalur orang dalam jika sesuai dengan kebutuhan organisasi.

Namun, dalam melakukan penempatan tenaga kerja, perusahaan diharuskan untuk menjalankan asas-asas seperti terbuka, bebas, objektif, adil, dan setara tanpa diskriminasi.

Hal tersebut tercantum dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 pasal 32 ayat (1) tentang Ketenagakerjaan yang mengatur tentang prinsip pengelolaan sumber daya manusia berdasarkan asa-asas keadilan dan kesetaraan.

Baca Juga: Toxic Leadership: Tanda dan Cara Menyikapinya

Apa Saja Dampak dari Nepotisme di Tempat Kerja?

nepotisme tempat kerja 3

Saat tidak diawasi dengan baik, dampak dari nepotisme akan sangat mempengaruhi lingkungan kerja.

Berikut beberapa dampak yang harus Anda perhatikan:

1. Menurunkan Moral dan Motivasi Karyawan

Saat anggota keluarga atau teman-teman diprioritaskan untuk promosi atau perekrutan, hal ini dapat membuat karyawan lain merasa bahwa kerja keras dan kualifikasi mereka diabaikan.

Presepsi ini dapat mengakibatkan penurunan work engagement dan komitmen di kalangan staf, sehingga mengurangi moral secara keseluruhan.

2. Dipandang Tidak Adil dan Meningkatkan Konflik

Nepotisme dapat menciptakan lingkungan yang dianggap tidak adil, di mana karyawan merasa bahwa tempat kerja mereka tidak seimbang.

Hal ini dapat menimbulkan rasa tidak puas dan bahkan konflik antara karyawan dengan manajemen dan antara karyawan sendiri, yang berpotensi menganggu kerja tim dan kerjasama.

3. Menurunkan Produktivitas dan Efisiensi

Saat posisi diisi berdasarkan hubungan dibandingkan keterampilan atau pengalaman, hal ini dapat mengakibatkan kinerja pekerjaan yang kurang kompeten.

Selain itu, nepotisme juga dapat berdampak negatif terhadap produktivitas dan efisiensi tim atau organisasi secara keseluruhan, karena individu yang kurang berkualifikasi mungkin kesulitan dalam tanggung jawab pekerjaan yang mereka tidak mampu tangani.

4. Menyebabkan Kebocoran Bakat

Karyawan potensial yang merasa terbatas dalam pertumbuhan karier mereka akibat praktik nepostime dapat mencari peluang di tempat lain.

Kebocoran bakat ini dapat membuat perusahaan kehilangan individu yang terampil, sehingga mempengaruhi inovasi dan kemampuan bersaing di pasaran.

Baca Juga: Talent Shortage: Arti, Dampak, dan Cara Menghadapinya

5. Menghancurkan Reputasi Organisasi

Pengetahuan publik tentang adanya praktik nepotisme dapat mencoreng reputasi perusahaan Anda, sehingga Anda akan kesulitan dalam menarik para profesional berbakat.

Hal ini juga dapat berpotensi mempengaruhi hubungan dengan klien, investor, dan mitra yang mungkin melihat praktik ini sebagai indikasi manajemen atau standar etika yang buruk.

6.  Meningkatkan Risiko Hukum

Di beberapa bidang, terutama dalam pekerjaan sektor publik atau di perusahaan dengan kebijakan khusus anti-nepotisme, terlibat dalam praktik-praktik semacam ini dapat membuat perusahaan Anda harus menghadapi tantangan hukum dan sanksi.

Baca Juga: 15 Contoh Red Flag di Dunia Kerja Beserta Artinya

Apa Saja Tanda-Tanda Terjadinya Nepotisme di Tempat Kerja?

nepotisme tempat kerja 4

Untuk mengenali adanya nepotisme di tempat kerja Anda, perhatikan beberapa hal berikut:

1. Praktik rekrutmen yang tidak biasa

Perhatikan jika ada proses perekrutan yang melewati prosedur standar atau tidak transparan.

Misalnya, jika kandidat direkrut tanpa wawancara yang tepat atau tanpa pengumuman lowongan secara terbuka.

2. Evaluasi kinerja yang tidak adil

Amati apakah terdapat ketidak konsistenan dalam cara evaluasi kinerja dilakukan.

Jika ada karyawan yang selalu mendapatkan ulasan positif meskipun kinerjanya rata-rata atau di bawah rata-rata, mungkin telah terjadi praktik nepotisme dalam perusahaan Anda.

3. Resistensi terhadap pengawasan standar

Perhatikan jika ada manajer atau karyawan yang sering menghindari prosedur standar untuk persetujuan atau pengawasan, terutama dalam keputusan staf atau penugasan proyek.

Baca Juga: Apa itu Aturan Whistleblowing dan Bagaimana Cara Membuatnya?

4. Hadiah dan pengakuan yang tidak proporsional

Lacak bagaimana hadiah, kenaikan gaji, dan promosi didistribusikan di dalam perusahaan.

Waspadai jika promosi dan bonus sering diberikan kepada individu yang kurang berkualifikasi yang memiliki hubungan pribadi dengan manajemen.

5. Keluhan dari karyawan

Perhatikan employee feedback melalui survei formal atau percakapan informal.

Jika sering disebutkan adanya perlakuan tidak adil atau ketidakpuasan terhadap keadilan manajemen, maka kemungkinan terdapat nepotisme dalam lingkungan kerja Anda.

6. Pergantian tinggi di departemen tertentu

Tingkat pergantian yang tinggi di beberapa tim atau di bawah pimpinan tertentu dapat menunjukkan lingkungan toksik, mungkin dipicu oleh praktik nepotisme.

Anda dapat menyelidiki alasan di balik kepergian karyawan dan fokus pada pola-pola yang menunjukkan ketidakpuasan terkait perlakuan yang tidak adil.

Baca Juga: 20 Strategi untuk Meningkatkan Retensi Karyawan

Bagaimana Contoh Praktik Nepotisme di Tempat Kerja?

nepotism 5

Nepotisme di tempat kerja adalah praktik di mana anggota keluarga atau teman dekat dari para pimpinan mendapatkan promosi atau kesempatan kerja lebih baik dibandingkan kandidat lain yang lebih berkualifikasi.

Berikut beberapa contoh praktik nepotisme:

1. Promosi Berdasarkan Hubungan daripada Prestasi

Misalnya, keponakan seorang CEO mendapatkan posisi manajerial meskipun pengalamannya jauh lebih sedikit dibandingkan pelamar lain yang lebih berpengalaman.

2. Peluang Kerja yang Eksklusif

Terkadang posisi tidak diumumkan secara terbuka atau diinformasikan di dalam jaringan tertentu. 

Hal ini memberikan keunggulan tidak adil bagi mereka yang memiliki hubungan pribadi dengan pimpinan.

3. Pembagian Manfaat yang Tidak Adil

Anggota keluarga atau teman dekat dalam perusahaan dapat menerima gaji lebih tinggi, ruang kantor yang lebih baik, atau kondisi kerja yang lebih fleksibel dibandingkan dengan rekan-rekan mereka di tingkat yang sama.

Hal ini bisa menimbulkan rasa tidak puas di kalangan karyawan dan menciptakan budaya kerja yang terbagi.

Untuk mencegah terjadinya praktik nepotisme yang berkaitan dengan manfaat atau kompensasi karyawan, Anda dapat menggunakan software payroll dan HR dari Gajihub.

Dengan fitur payroll-nya, Anda dapat menghitung seluruh komponen gaji karyawan secara otomatis dan lebih akurat.

Selain itu, Gajihub juga menyediakan slip gaji yang dapat diunduh dalam format PDF.

Dalam slip gaji tersebut Anda dapat mencantumkan berbagai komponen gaji karyawan dengan besarannya masing-masing. Berikut cara menambahkan slip gaji melalui Gajihub:

Dengan demikian, diharapkan tim HR dapat menjaga transparansi dalam proses penggajian, sehingga tidak menimbulkan kecurigaan terkait tindakan nepotisme di lingkungan kerja.

Tertarik mencoba? Klik gambar berikut untuk informasi selengkapnya:

gajihub 1

4. Bias dalam Evaluasi Kinerja

Terkadang, anggota keluarga atau teman mendapatkan penilaian kinerja yang menguntungkan tanpa mencerminkan kontribusi atau pencapaian yang sebenarnya.

Misalnya, kesalahan yang dilakukan bisa diabaikan, sementara kelebihannya ditekankan, yang berdampak pada ulasan kinerja yang tidak objektif.

Baca Juga: Ketahui Dampak dan Cara Menghindari Interviewer Bias

5. Perlindungan dari Tindakan Disiplin

Ada kemungkinan anggota keluarga atau teman dekat di perusahaan terhindar dari tindakan disiplin, bahkan ketika mereka melanggar kebijakan perusahaan.

Ini bisa merusak kepercayaan dalam kebijakan dan menimbulkan masalah hukum dan etika.

Baca Juga: Indisipliner Karyawan: Arti, Jenis, Contoh, dan Cara Mengatasinya

Apa Saja Langkah yang Bisa Diambil HR untuk Mengurangi Dampak Nepotisme?

nepotism 6

Sebagai HR, ada beberapa langkah strategis yang bisa Anda lakukan untuk mengelola dan mengurangi dampak nepotisme di tempat kerja, yaitu:

1. Membuat Kebijakan Anti-nepotisme yang Jelas

Buat dan implementasikan kebijakan yang komprehensif untuk mendefinisikan dengan jelas apa itu nepotisme dan konsekuensinya bagi pelannggar.

Sertakan panduan tentang rekrutmen, promosi, dan area lain di mana prakik nepotisme dapat muncul.

Pastikan kebijakan ini tercantum dalam buku panduan karyawan dan diketahui oleh semua pegawai.

2. Mendorong Komunikasi Terbuka

Budayakan lingkungan di mana karyawan merasa nyaman untuk melaporkan kecurigaan terkait neoptisme tanpa takut mendapat balasan negatif.

Hal ini bisa melibatkan pembentukan sistem feedback anonim atau penunjukkan orang tertentu untuk menangani keluhan semacam itu.

Baca Juga: Komunikasi Internal: Pengertian, Manfaat, Contoh, dan Tips Membangunnya

3. Transparansi dalam Proses HR

Jaga transparansi dalam semua proses HR, terutama dalam rekrutmen, promosi, dan evaluasi kinerja.

Umumkan iklan lowongan kerja secara internal dan eksternal untuk memastikan keadilan dan jelaskan secara terbuka kriteria serta proses yang digunakan dalam pengambilan keputusan tersebut.

4. Penelitian untuk Manajer dan Eksekutif

Lakukan sesi pelatihan untuk semua posisi manajerial dan eksekutif tentang dampak nepotisme, serta pentingnya menjaga keadilan dalam semua keputusan yang diambil.

Selain itu, bahas juga cara mengelola hubungan personal dengan profesionalisme di dalam perusahaan.

5. Audit Rutin terhadap Praktik HR

Lakukan audit secara berkala terhadap praktik-praktik HR untuk memastikan kepatuhan terhadap kebijakan yang telah ditetapkan dan untuk mendeteksi adanya ketidakberesan yang mungkin menunjukkan adanya nepotisme.

Langkah ini membantu mengidentifikasi masalah sebelum menjadi masalah yang lebih kompleks.

6. Deklarasi Konflik Kepentingan

Susun persyaratan untuk seluruh pegawai dan manajemen, ketika mereka akan mengungkapkan pernyataan terkait nepotisme.

Hal ini membantu HR untuk mengawasi di mana nepotisme terjadi dan mengambil langkan pecegahan yang diperlukan.

Baca Juga: Conflict of Interest: Arti, Dampak, Hingga dan Cara Mengatasinya

Sebagai Karyawan, Bagaimana Cara Menghadapi Praktik Nepotisme di Tempat Kerja?

nepotism 8

Jika Anda merasa diperlakukan tidak adil karena nepotisme atau melihat adanya nepotisme di tempat kerja, langkah pertama yang bisa Anda lakukan adalah berbicara dengan atasan atau tim HR.

Selain itu, berikut beberapa cara untuk menghadapi nepotisme:

1. Pegang Teguh Nilai-nilai Profesional Anda

Tetapkan diri untuk selalu memegang teguh nilai-nilai profesional, meskipun Anda mungkin diperlakukan tidak adil karena nepotisme.

Artinya, Anda harus tetap disiplin dengan waktu, memenuhi tenggat waktu, dan menghormati rekan kerja.

Terlibat dalam konflik atau kehilangan martabat hanya akan berdampak buruk pada Anda. Jadi, hindari perilaku yang tidak profesional yang bisa merugikan diri sendiri.

2. Dokumentasikan Semua yang Terjadi

Jika Anda melihat adanya nepotisme di tempat kerja, pastikan untuk mendokumentasikan semua yang terjadi.

Memberikan klaim secara lisan seringkali sulit dipercaya, maka upayakan untuk menyusun bukti dan fakta yang terdokumentasi dengan baik.

Catat semua kejadian, percakapan, dan email. Dokumentasi ini akan sangat berguna jika suatu saat Anda perlu mengajukan keluhan atau mengambil langkah hukum.

3. Mintalah Pendapat atau Nasihat

Cara lain untuk menghadapi nepotisme di tempat kerja adalah dengan meminta nasihat dari rekan kerja atau mentor lain yang mungkin telah mengalami situasi serupa.

Mereka mungkin dapat memberikan saran berdasarkan pengalaman mereka. Namun, Anda perlu memilih dengan bijak orang yang Anda mintai nasihat.

Baca Juga: 6 Jenis Konflik di Tempat Kerja dan Tips Mengelolanya

4. Jaga kesehatan mental Anda

Penting untuk diakui bahwa nepotisme dapat berdampak buruk pada kesehatan mental dan kesejahteraan Anda.

Ketika Anda merasa diperlakukan tidak adil, stres dan kehilangan kepercayaan diri hal ini bisa menjadi masalah yang serius.

Di tengah kondisi ini, luangkan waktu untuk merawat kesehatan mental dan kesejahteraan Anda.

Carilah waktu untuk melakukan aktivitas fisik seperti olahraga, berjalan-jalan, atau menghabiskan waktu di alam untuk mengurangi stres yang disebabkan oleh pekerjaan.

5. Pertimbangkan Opsi untuk Berhenti

Pertimbangkan dua pertanyaan ketika Anda menghadapi nepotisme di tempat kerja: apakah ini tidak berbahaya atau apakah ini merugikan karier dan pertumbuhan Anda?

Jika situasinya tidak mengganggu atau tidak mempengaruhi Anda secara signifikan, mungkin lebih baik untuk mengabaikannya dan fokus pada peningkatan keterampilan dan pengetahuan tanpa kehilangan semangat kerja positif.

Namun, jika nepotisme mengganggu keseimbangan Anda dan tidak ada cara untuk beradaptasi, pertimbangkan opsi untuk mencari kesempatan baru di tempat kerja yang lebih adil dan menjanjikan pertumbuhan yang lebih baik.

Baca Juga: Manajemen Risiko: Pengertian, Jenis, dan Langkahnya

Kesimpulan

Berdasarkan artikel di atas, dapat dipahami bahwa praktik nepotise di tempat kerja tidak hanya mengancam keadilan, namun juga berpotensi merusak lingkungan kerja secara keseluruhan.

Karyawan yang merasa bahwa promosi atau kesempatan di tempat kerja tidak berdasarkan prestasi dan kualifikasi mereka, melainkan karena hubungan pribadi, seringkali merasa tidak dihargai dan kehilangan motivasi.

Hal ini dapat mengurangi produktivitas, meningkatkan turnover karyawan, dan menciptakan ketegangan di antara tim.

Selain itu, dampak nepotisme juga dapat membahayakan reputasi perusahaan, mengurangi daya tarik bagi bakat-bakat potensial, dan bahkan meningkatkan risiko hukum.

Terlebih lagi, praktik ini bisa menghambat inovasi dan kemajuan perusahaan karena posisi kunci mungkin tidak diisi oleh individu yang paling kompeten.

Untuk mengatasi nepotisme, penting bagi perusahaan untuk menerapkan kebijakan anti-nepotisme yang jelas dan transparan dalam hal apa pun, termasuk terkait proses pemberian kompensasi.

Oleh karena itu, perusahaan dapat menggunakan software payroll dari Gajihub yang dilengkapi dengan fitur payroll dan slip gaji yang memungkinkan perusahaan lebih transparan dalam melakukan proses penggajian.

Selain itu, Gajihub juga menyediakan berbagai fitur yang dapat memudahkan tim HR seperti absensi, ESS, hingga pengelolaan BPJS yang memungkinkan mereka untuk lebih fokus pada upaya pencegahan nepotisme di tempat kerja.

Tertarik mencoba? Kunjungi tautan ini dan dapatkan coba gratis hingga 14 hari.

Amelia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *