White Collar: Arti, Skill Penting, Kelebihan, dan Contoh Pekerjaan

white collar banner

White collar merupakan sebutan untuk jenis pekerjaan yang biasanya membutuhkan pendidikan tinggi, seperti gelar sarjana.

Pekerjaan ini umumnya dilakukan di kantor dan lebih banyak melibatkan aktivitas berpikir atau administrasi dibandingkan pekerjaan fisik.

Istilah white collar sendiri berasal dari gaya berpakaian para pekerja.

Dahulu, mereka identik dengan pakai formal seperti kemerja, jas, dan dasi, berbeda dengan pekerja lapangan yang lebih sering memakai seragam kerja atau pakaian kasual.

Pada artikel kali ini, GajiHub akan membahas apa itu white collar, contoh pekerjaan, skill penting, dan perbedaannya dengan jenis pekerjaan lain.

Apa yang Dimaksud dengan White Collar?

white collar 1

White collar adalah jenis pekerjaan yang biasanya dilakukan di balik meja, seperti di kantor dan umumnya tidak melibatkan aktivitas fisik yang berat.

Para pekerjanya sering kali mengenakan pakaian formal seperti kemaj, jas, dan dasi.

Berbeda dengan pekerja blue collar yang lebih banyak bekerja di lapangan seperti pabrik atau konstruksi, mereka menggunakan seperti kemeja denim biru, celana jeans, overalls, atau wearpack.

Pekerja white collar juga cenderung mendapatkan penghasilan yang lebih tinggi dan bersifat tetap (bukan upah per jam).

Contoh pekerjaan white-collar antara lain adalah manajer perusahaan, pengacara, akuntan, konsultan, pegawai asuransi, hingga programmer komputer.

Namun, perlu Anda ketahui bahwa tidak semua pekerjaan white-collar menawarkan gaji yang tinggi dan nyaman.

Banyak juga pekerjaan kantoran saat ini yang justru menuntut tekanan tinggi dengan bayaran rendah.

Baca Juga: Daily Worker: Pengertian, Jenis, Gaji, dan Aturan di Indonesia

Bagaimana Sejarah White Collar?

white collar 2

Istilah white collar atau pekerja kerah putih pertama kali diperkenalkan oleh penulis asal Amerika, Upton Sinclair.

Ia menggunakan istilah ini untuk menggambarkan pekerjaan administratif.

Dahulu, pekerjaan white-collar identik dengan pendidikan tinggi dan posisi kerja yang nyaman serta penuh fasilitas.

Namun, seiring perkembangan zaman, batas antara white collar dan blue collar tidak lagi sejelas dulu, terutama karena sektor pekerjaan white-collar kini semakin mendominasi.

Baca Juga: Blue Collar Crime, Apa itu dan Apa Saja Contohnya?

Apa Saja Kelebihan dan Kekurangan dari Pekerjaan White Collar?

white collar 3

Meskipun memiliki banyak kelebihan seperti gaji yang lebih tinggi dan tidak melibatkan tenaga fisik, namun white-collar tetap memiliki kekurangannya tersendiri.

Kelebihan White Collar

Berikut kelebihan dari pekerja kerah putih:

1. Gaji lebih tinggi

Pekerjaan white-collar umumnya menawarkan penghasilan yang lebih besar dibandingkan pekerjaan fisik.

Hal ini karena banyak pekerja kerah putih, seperti di bidang keuangan, hukum, teknologi, atau teknik, membutuhkan keahlian khusus dan pendidikan tinggi.

2. Peluang karier lebih jelas

Pada banyak perusahaan, pekerja kerah putih memiliki jalur yang terstruktur, mulai dari promosi jabatan, pelatihan keterampilan, hingga program pengembangan diri.

Hal ini membuat mereka punya peluang untuk terus berkembang secara profesional.

3. Lingkungan kerja lebih nyaman

Mayoritas pekerjaan white collar dilakukan di kantor dengan fasilitas yang lengkap dan nyaman.

Pekerjaan ini biasanya tidak menuntut aktivitas fisik berat, sehingga terasa lebih ringan secara fisik.

4. Bisa kerja jarak jauh

Berkat kemajuan teknologi, banyak pekerjaan kerah putih bisa dilakukan dari rumah atau tempat lain.

Fleksibilitas ini memudahkan pekerja untuk menyeimbangkan work life balance.

Baca Juga: WFA dan WFO, Mana yang Lebih Baik?

white collar 4

Kekurangan Pekerjaan White-Collar

Berikut kekurangan dari pekerjaan white-collar:

1. Stres dan tekanan kerja tinggi

Banyak pekerjaan white-collar, seperti di bidang keuangan, hukum, atau konsultan, memiliki target ketat dan ekspektasi tinggi.

Hal ini bisa menyebabkan stres, kelelahan, dan bahkan gangguan kesehatan mental.

2. Risiko kehilangan pekerjaan

Pekerjaan white-collar lebih rentan terhadap PHK, terutama saat ekonomi sedang tidak stabil atau perusahaan melakukan restrukturisasi.

Risiko seperti outsourcing atau pemangkasan jabatan bisa terjadi kapan saja.

Baca Juga: Jaminan Kehilangan Pekerjaan: Syarat, Manfaat, dan Cara Klaim

3. Bisa terasa membosankan

Banyak tugas pekerja kerah putih bersifat administratif dan dilakukan secara berulang-ulang.

Hal ini bisa membuat pekerjaan terasa monoton dan kurang menantang bagi sebagian orang.

4. Tidak banyak gerak

Karena sebagian besar waktu dihabiskan duduk di depan komputer, pekerjaan white-collar cenderung kurang aktivitas fisik.

Hal ini bisa berdampak pada kesehatan jika tidak diimbangi dengan gaya hidup aktif.

Baca Juga: Hospitality Adalah: Jenis Pekerjaan dan Tips Berkarier di Bidang Ini

Apa Saja Jenis Pekerjaan White Collar?

white collar 5

Pekerja kerah putih bisa dibedakan berdasakran jenis tugas dan bidang industrinya.

Berikut beberapa kategori white-collar secara umum:

1. Pekerjaan Profesional

Jenis pekerjaan ini biasanya membutuhkan pendidikan tinggi atau pelatihan khusus.

Contohnya seperti dokter, pengacara, insinyur, dan arsitek.

Mereka bisa bekerja sendiri atau sebagai bagian dari perusahaan atau lembaga profesional.

2. Pekerjaan Administratif

Pekerjaan ini berperan dalam mendukung operasional harian perusahaan.

Contoh posisinya meliputi manajer kantor, asisten eksekutif, dan staf administrasi.

Mereka membantu agar pekerjaan di kantor berjalan lancar dan teratur.

3. Pekerjaan Manajerial

Tugas utamanya adalah merencanakan, mengatur, dan memimpin tim.

Manajer biasanya bertanggung jawab atas pelaksanaan proyek, pembagian tugas, dan penilaian kinerja.

Contohnya seperti manajer proyek, kepala divisi, atau manajer umum.

Baca Juga: Pelatihan Manajerial: Arti, Manfaat, Teknik, Hingga Langkahnya

4. Pekerjaan Teknis

Pekerjaan ini membutuhkan pengetahuan khusus dalam bidang teknologi atau sistem tertentu.

Misalnya seperti spesialis IT, programmer, atau data analyst. Mereka berperan penting dalam pengembangan teknologi dan inovasi di berbagai sektor.

5. Pekerjaan Kreatif

Jenis pekerjaan ini fokus pada ide dan pembuatan konten.

Contohnya writer, desainer grafis, marketing specialist, hingga content creator.

Mereka menggunakan kreativitas untuk menghasilkan konsep, kampanye, atau solusi yang menarik.

Dengan memahami berbagai jenis pekerjaan white-collar ini, kamu bisa lebih mudah menentukan arah karier atau menyusun strategi rekrutmen yang sesuai dengan kebutuhan zaman.

Baca Juga: 10 Contoh Profesi Industri Kreatif dan Ancamannya

Apa Saja Contoh Pekerjaan White Collar?

kerah putih 6

Pekerjaan kerah putih umumnya dilakukan di kantor, melibatkan pemikiran dan keahlian khusus.

Berikut beberapa contoh profesinya:

1. Pengacara

Pengacara bertugas memberi nasihat hukum dan mewakili klien dalam masalah hukum.

Untuk bekerja di bidang ini, biasanya harus lulus kuliah hukum dan ujian advokat.

2. Akuntan

Akuntan merupakan seseorang yang bertugas mengelola laporan keuangan dan pajak perusahaan.

Untuk menjadi akuntan, dibutuhkan latar belakang akuntansi dan sering kali sertifikasi seperti CPA.

3. Manajer

Manajer bertanggung jawab dalam mengatur tim dan memastikan pekerjaan berjalan lancar. Umumnya bekerja di bidang seperti pemasaran, operasional, atau HR.

4. Data Analyst

Seorang data analyst bertugas membantu perusahaan membuat keputusan.

Profesi ini membutuhkan kemampuan statistik dan software tertentu seperti Excel atau Python.

Baca Juga: Contoh Job Deskripsi Data Analyst dan Kualifikasinya

gajihub 3

5. Digital Marketer

Digital marketer bertanggung jawab untuk memasarkan produk secara online lewat media sosial, SEO, dan iklan digital.

Untuk menggeluti profesi ini, Anda perlu memahami konsumen dan mampu menganalisis data.

Baca Juga: Jobdesk Digital Marketing Manager dan Skill yang Perlu Dikuasai

6. Cyber Security

Seorang cyber security merupakan posisi yang melindungi data perusahaan dari serangan siber.

Secara umum, harus memiliki kemampuan di bidang IT dan sertifikasi tertentu.

7. Software Developer

Software developer bertugas mengembangkan dan memperbaiki aplikasi atau sistem komputer.

Oleh karena itu diperlukan kemampuan seperti seperti Java atau Python.

8. Staf HR (Sumber Daya Manusia)

Staf HR bertanggung jawab dalam mengurus perekrutan, pelatihan, dan hubungan karyawan.

Profesi ini membutuhkan pengetahuan tentang ketenagakerjaan dan bisa ambil sertifikasi HR profesional.

Baca Juga: Sertifikasi CHRP: Manfaat, Cara Mendapatkan, dan Rekomendasinya

Apa Saja Skill Penting dan Kualifikasi Umum untuk Pekerjaan White Collar?

kerah putih 7

Untuk bisa sukses pada pekerjaan kerah putih, seseorang biasanya harus memiliki latar belakang pendidikan yang baik, hard skill dan kemampuan interpersonal yang kuat.

Berikut adalah beberapa skill dan kualifikasi utama yang umumnya dibutuhkan:

1. Gelar Sarjana (S1)

Umumnya jadi syarat dasar untuk masuk ke dunia white collar.

Jurusan seperti bisnis, keuangan, IT, atau kesehatan sering jadi pilihan karena sesuai dengan kebutuhan banyak perusahaan.

2. Gelar Lanjutan (S2/S3)

Dibutuhkan untuk posisi yang lebih tinggi atau spesifik, seperti pengacara, dokter, manajer senior, atau dosen.

Gelar lanjutan menunjukkan keahlian mendalam di bidang tertentu.

3. Keahlian Teknis

Bisa menggunakan software atau alat kerja seperti Microsoft Office, Google Workspace, atau software khusus seperti SQL, Canva, atau aplikasi desain lainnya.

Skill ini bantu menyelesaikan pekerjaan lebih efisien.

4. Kemampuan Analisis Data

Bisa memahami, mengolah, dan menyimpulkan data penting untuk mendukung keputusan perusahaan.

Cocok untuk pekerjaan seperti analis data, keuangan, atau marketing.

5. Manajemen Proyek

Manajamen proyek mampu merencanakan, mengatur, dan menyelesaikan proyek tepat waktu.

Penting untuk posisi manajerial atau pekerjaan yang melibatkan kerja tim dan deadline.

6. Pemahaman Keuangan

Pekerjaan white collar juga perlu memahami dasar-dasar keuangan seperti membuat anggaran, membaca laporan keuangan, atau mengatur pengeluaran.

Skill ini dibutuhkan untuk posisi di bidang keuangan, akuntansi, dan bisnis.

Baca Juga: 8 Skill Business Acumen, Manfaat, dan Cara Meningkatkannya

7. Kemampuan Komunikasi

Skill komunikasi termasuk bisa menyampaikan ide dengan jelas, baik lisan maupun tulisan.

Penting juga untuk memiliki keterampilan kerja sama tim, presentasi, dan menjalin hubungan kerja yang baik.

8. Pemecahan Masalah

Mampu berpikir kritis dan mencari solusi efektif saat menghadapi masalah merupakan skill penting untuk pekerja jenis apa pun, termasuk white-collar.

Dibutuhkan di hampir semua jenis pekerjaan, dari HR sampai pengembangan produk.

Baca Juga: Problem Solving Skill: Manfaat, Contoh, dan Cara Meningkatkannya

9. Manajemen Waktu

Manajemen waktu mencakup kemampuan mengatur waktu dan menyelesaikan banyak tugas tanpa terburu-buru.

Skill ini penting untuk tetap produktif dan terhindar dari stres kerja.

Baca Juga: Manajemen Stres Kerja: Pengertian, Teknik, dan Cara Mengatasi

Apa yang Membedakan White Collar dengan Pekerjaan Blue Collar dan Pink Collar?

pekerja white collar 8

Pekerjaan white collar sering dibandingkan dengan blue collar dan pink collar, yang memiliki perbedaan dalam jenis pekerjaan, keterampilan yang dibutuhkan, dan tingkat penghasilan.

Memahami perbedaan ini membantu kita lebih jelas melihat berbagai peran dan harapan di dunia kerja.

White Collar

Pekerjaan white collar fokus pada pekerjaan intelektual yang biasanya dilakukan di kantor atau lingkungan profesional.

Posisi ini umumnya membutuhkan pendidikan tinggi dan keahlian khusus, serta sering kali disertai gaji yang lebih tinggi dan fasilitas kerja yang lebih baik.

Contoh bidang white collar meliputi keuangan, hukum, kesehatan, teknologi informasi (IT), dan manajemen bisnis.

Blue Collar

Sebaliknya, pekerjaan blue collar lebih banyak melibatkan tenaga fisik dan keterampilan teknis.

Jenis pekerjaan ini biasanya dilakukan di industri seperti konstruksi, pabrik, atau transportasi.

Meski tidak selalu menuntut pendidikan formal tinggi, blue collar tetap bisa memberikan penghasilan yang kompetitif.

Keahlian biasanya didapat dari pelatihan langsung di tempat kerja (on-the-job training) atau program internship.

Pink Collar

Sementara pekerjaan pink collar merujuk pada pekerjaan yang secara tradisional banyak dilakukan oleh perempuan, dan umumnya berfokus pada pelayanan atau perawatan

Contohnya termasuk perawat, guru, pengasuh anak, dan staf administrasi.

Jenis pekerjaan ini menuntut keterampilan interpersonal dan empati tinggi.

Walaupun dulu sering dipandang sebelah mata dan dibayar lebih rendah, sekarang mulai diakui pentingnya, terutama di bidang kesehatan dan pendidikan.

Baca Juga: Etika Profesi: Arti, Manfaat, Prinsip, Aspek, dan Contohnya

Kesimpulan

Berdasarkan artikel di atas, dapat dipahami bahwa white collar merupakan jenis pekerjaan yang berfokus pada kemampuan intelektual dan keterampilan profesional, biasanya dilakukan di lingkungan kantor atau organisasi formal.

Profesi ini mencakup bidang seperti keuangan, hukum, teknologi, kesehatan, dan manajemen, serta umumnya membutuhkan tingkat pendidikan yang lebih tinggi, seperti gelar sarjana atau bahkan pascasarjana.

Selain itu, pekerja white collar juga dituntut memiliki hard skill dan interpersonal, seperti kemampuan analisis, manajemen proyek, serta adaptasi terhadap perubahan teknologi dan lingkungan kerja.

Untuk membantu perusahaan dalam mengelola pekerja white collar atau pun jenis pekerjaan lainnya, perusahaan dapat menggunakan software absensi dari GajiHub.

Melalui software ini, para karyawan dapat melakukan presensi secara mandiri melalui fitur employee self-service (ESS) yang juga dimiliki GajiHub.

GajiHub juga membantnu perusahaan dalam memantau produktivitas karyawan, karena software ini dapat memberikan laporan keterlambatan, izin cuti, kehadiran, dan sebagainya.

Tertarik mencoba? Kunjungi tautan ini dan dapatkan coba gratis hingga 14 hari.

Amelia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *