Dalam dunia bisnis yang terus berkembang, perusahaan selalu mencari strategi yang mampu membuka jalan bagi inovasi dan produktivitas.
Persaingan yang ketat menuntut organisasi untuk tidak hanya fokus pada hasil jangka pendek, tetapi juga menyiapkan karyawan agar mampu menghadapi tantangan masa depan.
Salah satu praktik yang sering kali kurang mendapat sorotan dibanding metode pelatihan lain yang lebih populer adalah rotational training.
Program ini memiliki pendekatan yang menyeluruh dalam pengembangan karyawan, karena tidak hanya sekadar memberikan teori, tetapi juga pengalaman nyata lintas fungsi di berbagai divisi perusahaan.
Pada artikel kali ini, GajiHub akan membahas apa yang disebut dengan rotational training, kelebihan dan kekurangan, serta tips mengoptimalkannya.
Apa yang Dimaksud dengan Rotational Training?

Rotational training adalah metode pengembangan karyawan di mana perusahaan memberikan kesempatan bagi mereka untuk mencoba bekerja di berbagai departemen atau posisi.
Dalam program ini, karyawan akan berpindah-pindah peran selama jangka waktu tertentu, sehingga mereka bisa mengasah beragam keterampilan sekaligus memahami bisnis secara lebih menyeluruh.
Program ini sering digunakan untuk menyiapkan calon pemimpin.
Dengan terjun langsung ke berbagai divisi, karyawan bisa mendapatkan wawasan baru yang berguna untuk meningkatkan kemampuan mengambil keputusan, memecahkan masalah, dan berpikir strategis.
Rotational training juga membantu membentuk karyawan yang lebih serbaguna dan efektif.
Mereka tidak hanya bisa memahami tugas pada satu bidang, tetapi juga memiliki gambaran besar tentang bagaimana perusahaan beroperasi secara keseluruhan.
Baca Juga: Synchronous Training: Pengertian, Manfaat, dan Tantangannya
Apa Saja Jenis Rotational Training?

Rotational training bisa hadir dalam berbagai bentuk, disesuaikan dengan kebutuhan karyawan maupun organisasi secara keseluruhan.
Beberapa di antaranya adalah:
1. Program Trainee
Program trainee biasanya dirancang untuk karyawan entry-level.
Dalam program ini, karyawan baru ditempatkan sementara di berbagai departemen untuk mempelajari sebanyak mungkin proses, prosedur, dan kebutuhan yang ada di perusahaan.
Jenis program rotasi ini ideal untuk intern atau mereka yang bekerja dalam status kontrak.
Baca Juga: Apa Itu Management Trainee? Simak Pengertian, Manfaat, hingga Komponennya Berikut Ini
2. Job Shadowing
Perusahaan dapat menawarkan program job shadowing bagi mahasiswa, intern, atau karyawan entry-level.
Dalam program ini, karyawan baru atau sementara bekerja langsung dengan rekan yang lebih berpengalaman agar lebih cepat memahami tanggung jawab dalam suatu departemen.
Job shadowing juga bisa menjadi bagian dari program mentoring bisnis.
3. Job Swapping
Job swapping mungkin menjadi bentuk program rotasi yang paling umum dipahami.
Dalam model ini, karyawan yang sudah ada di perusahaan memiliki kesempatan untuk bertukar peran, baik dalam satu departemen maupun lintas level senioritas, selama jangka waktu tertentu.
Tujuannya agar mereka bisa mempelajari keterampilan baru.
Program ini bisa berjalan dalam satu divisi saja atau melibatkan beberapa departemen.
Baca Juga: Pengertian Rotasi Pekerjaan, Manfaat, dan Contohnya
4. Project Work
Meskipun tidak selalu dianggap sebagai rotational training, namun project work terkadang bisa masuk kategori tersebut.
Misalnya, untuk menangani klien tertentu, manajer proyek membentuk tim khusus yang berisi karyawan dari berbagai latar belakang untuk menyelesaikan tugas atau proyek bersama.
Hal ini dapat dianggap sebagai rotasi jika setiap proyek melibatkan kombinasi anggota tim yang berbeda.
5. Job Visiting
Job visiting bisa memiliki arti berbeda di setiap perusahaan.
Dalam beberapa kasus, artinya seorang karyawan mengambil sebagian tanggung ajwab dari peran yang masih terkait, sambil tetap menjalankan tugas utamanya.
Dalam kasus lain, job visiting bisa berarti karyawan berpindah antar lokasi kerja atau kantor dalam satu organisasi untuk berkolaborasi dengan orang berbeda dan menjalani peran yang beragam.
Baca Juga: 15 Cara Meningkatkan Skill Karyawan Paling Mudah
Bagaimana Contoh Rotational Training?

Sebuah perusahaan internasional menerapkan program rotasi untuk para lulusan baru yang bergabung dalam management trainee.
Dalam program ini, peserta akan ditempatkan di beberapa departemen berbeda, seperti pemasaran, keuangan, operasional, dan sumber daya manusia.
Selama rotasi, trainee akan bekerja di tiap departemen selama beberapa bulan.
Mereka mengerjakan berbagai tugas dan proyek dengan bimbingan mentor serta supervisor yang berpengalaman.
Misalnya, seorang trainee bisa memulai rotasi di bagian pemasaran dengan membantu riset pasar, merencanakan campaign, dan mengelola kegiatan dengan pelanggan.
Setelah itu, mereka bisa melanjutkan ke bagian keuangan untuk belajar tentang penyusunan anggaran, analisis keuangan, dan proses pelaporan.
Selain pengalaman kerja langsung, trainee juga mendapatkan feedback, coaching, dan evaluasi kinerja dari supervisor.
Hal ini membantu mereka berkembang lebih cepat.
Rotational training juga memberi kesempatan untuk berinteraksi dengan banyak tim, menjalin hubungan lintas departemen, sekaligus memahami budaya, nilai, dan tujuan strategis perusahaan secara menyeluruh.
Baca Juga: Manajemen Training: Pengertian, Manfaat, dan Tipsnya
Apa Saja Kelebihan dan Kekurangan Rotational Training?

Namun, sebelum memutuskan untuk menjalankan program rotational training, ada beberapa pertimbangan terkait kelebihannya masing-masing.
Kelebihan Rotational Training
Berikut sejumlah kekurangan rotational training:
1. Menciptakan Rasa Antusias
Kesempatan untuk mencoba tanggung jawab baru bisa membuat karyawan lebih bersemangat dengan pekerjaan sehari-hari.
Hal ini membantu mencegah rasa bosan sekaligus memberi variasi aktivitas, sehingga mereka menghadapi tantangan baru tanpa harus benar-benar berpindah karier.
2. Mendorong Pengembangan Diri
Program rotasi memungkinkan karyawan mempelajari skill tambahan, baik yang berkaitan maupun di luar pekerjaan utama mereka.
Dengan begitu, mereka merasa lebih dihargai, didukung dalam pengembangan karier, dan cenderung lebih loyal pada perusahaan.
3. Memberi Jeda yang Bermanfaat
Bagi pekerjaan yang menuntut fisik atau mental besar, rotasi bisa menjadi jeda yang menyegarkan.
Dengan memindahkan sementara ke tugas yang lebih ringan, kelelahan bisa berkurang, produktivitas meningkat, dan risiko burnout lebih kecil.
Baca Juga: Cara Meningkatkan Produktivitas Kerja Karyawan Anda
4. Membantu Membuat Rencana Cadangan
Training ini memberi keuntungan saat ada posisi kosong karena karyawan harus cuti atau resign.
Jika ada staf lain yang sudah terbiasa dengan peran tersebut, mereka bisa mengambil alih sementara waktu.
Hal ini memberi perusahaan ruang untuk mencari pengganti yang benar-benar tepat.
5. Membantu Karyawan Menemukan Posisi Terbaik
Dengan mencoba berbagai pekerjaan, karyawan bisa menemukan kekuatan atau keterampilan yang sebelumnya tidak disadari.
Jika ternyata mereka lebih cocok di posisi lain, perusahaan bisa menempatkan mereka secara permanen untuk meningkatkan efektivitas kerja.
6. Membangun Relasi Antar Karyawan
Bekerja antar tim atau departemen membuat karyawan berkenalan dengan lebih banyak rekan dan atasan.
Hal ini memperluas jaringan, memperkuat kolaborasi, dan memberi kesempatan untuk belajar gaya kerja yang berbeda.
Baca Juga: Komunikasi Internal: Pengertian, Manfaat, Contoh, dan Tips Membangunnya
7. Menyelaraskan Kompetensi dengan Kebutuhan
Rotasi membantu karyawan memahami peran tiap departemen dan bagaimana semuanya saling terhubung.
Hal ini juga bisa menyatukan praktik terbaik di berbagai tim, sehingga kompetensi dan kebutuhan perusahaan lebih selaras.
8. Membantu Fokus pada Detail
Karyawan yang melakukan pekerjaan baru biasanya akan lebih teliti dalam mengikuti aturan dan prosedur.
Hal ini membantu menjaga detail penting agar tidak terlewat dalam pekerjaan sehari-hari.
Baca Juga: Detail Oriented: Pengertian dan Cara Mengasah Kemampuan Ini

Kekurangan Program Rotasi
Meskipun memiliki sejumlah kelebihan, ada beberapa kekurangan yang juga perlu Anda pertimbangkan, seperti:
1. Biaya Tambahan
Program rotasi membutuhkan biaya lebih besar, mulai dari penyusunan materi pelatihan, insentif, hingga lisensi software atau pelatihan khusus.
2. Memakan Waktu
Beberapa pekerjaan butuh waktu lama untuk dikuasai.
Akibatnya, rotasi bisa menghabiskan banyak waktu, terutama pada posisi teknis yang kompleks.
3. Berpotensi Menimbulkan Frustasi
Tidak semua karyawan merasa nyaman dengan rotasi.
Ada yang lebih suka tetap di zona nyamannya atau ragu dengan kemampuan mereka di bidang lain.
Oleh karena itu, sebaiknya rotasi dibuat opsional.
4. Mendorong Generalisasi Pekerjaan
Rotational training menimbulkan kesan bahwa perusahaan hanya ingin karyawan “serba bisa” tanpa spesialisasi.
Oleh karena itu, penting untuk menekankan bahwa keterampilan tambahan justru bisa mendukung pekerjaan utama mereka.
Baca Juga: Pelatihan Lintas Karyawan: Arti, Manfaat, dan Langkahnya
5. Tidak Menyelesaikan Semua Masalah
Rotasi memang meningkatkan semangat, tapi tidak bisa mengatasi semua kendala, misalnya keinginan pindah karier total atau masalah pribadi.
Budaya kerja yang terbuka tetap diperlukan agar karyawan nyaman menyampaikan tantangan mereka.
6. Bisa Berdampak Negatif pada Bisnis
Dalam proses pembelajaran, wajar jika terjadi kesalahan.
Namun, jika tidak dikelola dengan baik, kesalahan ini bisa memengaruhi produksi atau layanan.
Dengan demikian, perusahaan perlu menyiapkan sistem yang aman agar hal ini tidak merugikan bisnis.
7. Tidak Cocok untuk Semua Industri
Tidak semua bidang bisa menerapkan rotational training.
Biasanya, rotasi lebih mudah dilakukan antar posisi yang setara atau dalam tim yang sama. Karena itu, perusahaan harus menilai dulu apakah program ini realistis untuk dijalankan.
Baca Juga: Career Plateau: Jenis, Penyebab, dan Cara Mengatasinya
Bagaimana Tips Membangun Sistem Rotational Training?

Rotational training adalah program yang memungkinkan karyawan mencoba berbagai peran atau divisi dalam perusahaan selama periode tertentu.
Program ini membantu karyawan memahami bisnis secara menyeluruh, mengembangkan keterampilan baru, dan meningkatkan motivasi kerja.
Berikut panduan untuk membuat program rotasi yang efektif dan berdampak bagi karyawan maupun perusahaan:
1. Tentukan Tujuan Program
Langkah pertama adalah memastikan alasan utama kamu membuat program ini.
Apakah untuk membantu karyawan memahami proses bisnis secara menyeluruh, mengembangkan keterampilan baru, atau menciptakan engagement yang lebih tinggi?
Dengan tujuan yang jelas, program akan lebih terarah dan hasilnya bisa diukur.
Tips:
- Tentukan apakah tujuan program untuk meningkatkan engagement, mengembangkan skill, atau memperdalam pemahaman tentang perusahaan.
- Libatkan manajer atau HR dalam merumuskan tujuan agar sesuai dengan strategi bisnis.
- Buat indikator keberhasilan (misalnya tingkat retensi karyawan, peningkatan skill, atau kepuasan peserta).
2. Lakukan Asesmen Terhadap Tenaga Kerja
Sebelum menjalankan program, kenali dulu siapa saja yang akan menjadi peserta.
Tidak semua karyawan cocok untuk rotasi, jadi penting untuk menilai kesiapan mereka.
Asesmen ini membantu memastikan program berjalan lancar dan memberikan manfaat yang optimal bagi karyawan.
Tips:
- Identifikasi kelompok karyawan: fresh graduate, karyawan junior, atau senior yang ingin tantangan baru.
- Pertimbangkan karyawan yang menunjukkan minat belajar dan potensi berkembang.
- Sesuaikan jumlah peserta dengan kapasitas divisi yang akan menerima mereka.
Baca Juga: Return on Training Investment: Cara Mengukur dan Manfaatnya
3. Rancang Kurikulum yang Relevan
Kurikulum menjadi panduan utama selama program rotasi berlangsung.
Jadi, pastikan materi dan pengalaman yang diberikan benar-benar membantu peserta mengembangkan keterampilan baru sekaligus mendukung kebutuhan bisnis.
Kurikulum yang baik akan membuat program terasa terarah dan bermanfaat.
Tips:
- Tentukan keterampilan yang ingin dikembangkan (misalnya leadership, komunikasi lintas divisi, problem solving).
- Sertakan kombinasi praktik lapangan dan pembelajaran teori.
- Pastikan kurikulum mendukung tujuan jangka panjang perusahaan.
4. Buat Timeline Program yang Jelas
Kejelasan durasi dan tahapan rotasi akan membuat peserta lebih siap menjalani program. Oleh karena itu, adanya timeline dapat membantu mereka memahami kapan harus pindah divisi, target apa yang perlu dicapai, dan bagaimana progres mereka akan dievaluasi.
Tips:
- Tetapkan durasi untuk setiap rotasi (misalnya 3–6 bulan per divisi).
- Buat milestone atau target di tiap tahap rotasi.
- Komunikasikan jadwal dengan semua pihak terkait agar tidak mengganggu operasional.
Baca Juga: Apakah Training Kerja Tetap Digaji? Simak Jawaban dan Aturannya
5. Laksanakan dan Pantau Perkembangan
Setelah program berjalan, jangan lupa untuk terus memantau perkembangan peserta.
Layanan mentoring yang konsisten akan membantu mengetahui apakah tujuan program tercapai dan area mana yang perlu diperbaiki di masa depan.
Tips:
- Adakan sesi check-in rutin untuk memantau progres.
- Minta feedback dari peserta dan supervisor divisi tempat mereka rotasi.
- Lakukan evaluasi akhir untuk mengukur efektivitas program dan menemukan area yang bisa ditingkatkan.
Baca Juga: 7 Manfaat Training Center dan Cara Membangunnya
Kesimpulan
Berdasarkan artikel di atas, dapat dipahami bahwa rotational training adalah strategi pengembangan karyawan yang efektif untuk memperluas wawasan, meningkatkan keterampilan, dan mempersiapkan calon pemimpin masa depan.
Dengan memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mencoba berbagai peran dan divisi, perusahaan dapat menciptakan tenaga kerja yang lebih fleksibel, adaptif, dan memahami bisnis secara menyeluruh.
Kelebihan program ini mencakup peningkatan motivasi, pengembangan keterampilan, hingga memperkuat kerja sama lintas departemen, meski tetap ada tantangan seperti biaya, waktu, dan risiko frustrasi bagi sebagian karyawan.
Sebagai upaya mengoptimalkan rotational training, Anda dapat mengandalkan Gajihub yang dilengkapi berbagai fitur untuk membantu Anda dalam mengelola data karyawan.
Dengan menggunakan software HRIS ini, Anda dapat mengelola gaji, absensi, cuti, dan data karyawan dengan mudah dan efisien.
Yuk, coba gratis selama 14 hari melalui tautan ini dan rasakan kemudahannya.
- Resume Parsing: Cara Kerja, Manfaat, dan Contoh Software - 19 September 2025
- Rotational Training: Kelebihan & Kekurangan, serta Tipsnya - 19 September 2025
- Sensitivity Training: Manfaat, Jenis, dan Cara Melaksanakannya - 18 September 2025