Dalam dunia SDM, terdapat istilah reverse mentoring program yang menggambarkan seorang pekerja junior memberikan bimbingan kepada seseorang yang lebih senior, misalnya kepada seorang pemimpin.
Hal ini bertujuan untuk membantu pekerja yang lebih senior untuk mengembangkan keterampilan baru dan terhubung dengan generasi saat ini.
Melalui cara tersebut, mereka dapat memperoleh wawasan dan sudut pandang baru tentang cara meningkatkan kinerja bisnis perusahaan.
Mentoring program ini juga dilatarbelakangi oleh pemimpin senior yang sering kesulitan dalam memahami kekhawatiran, kebutuhan, dan keinginan para generasi muda, baik itu staf internal maupun pelanggan mereka.
Selain itu, reverse mentoring juga membantu rekan yang lebih junior untuk mengembangkan keterampilan dan kepercayaan diri mereka. Perspektif tambahan dari sudut pandang generasi yang berbeda juga dapat memberikan nilai tambah yang sangat berharga untuk pekerjaan dan karier mereka.
Baca Juga: Download Survei Onboarding, Arti, Manfaat, dan Tips Optimalisasi
Apa yang Dimaksud dengan Reverse Mentoring Program?
Reverse mentoring program atau mentoring terbalik adalah saat seorang pekerja senior berteman secara profesional dengan rekan kerja yang lebih junior. Hal ini membantu mereka mengembangkan ketermapilan baru.
Misalnya, seorang pemimpin mungkin ingin belajar keterampilan digital baru sambil mendapatkan pandangan segar mengenai bisnis atau industri mereka.
Mentoring ini bertujuan untuk mendukung pengembangan keterampilan keduanya. Selain senior, anggota tim junior juga medapat manfaat dari pengetahuan dan pengalaman mentor mereka yang lebih senior, dan membantu mengasah keterampilan kepemimpinan.
Biasanya, dalam hubungan mentor-mentee, orang yang lebih tua dan berpengalaman bertindak sebagai mentor. Tetapi dalam mentoring terbalik, yang berpengalaman menjadi yang mendapat bimbingan dan dipasangkan dengan seorang mentor yang lebih muda.
Penting untuk diingat bahwa mentoring terbalik tidak selalu berdasarkan usia saja. Melainkan, tingkat manajemen juga menjadi hal yang dipertimbangkan.
Reverse mentoring pertama kali diperkenalkan oleh Jack Welch, mantan CEO General Electric, pada tahun 1999. Tujuannya adalah membantu para eksekutif senior memahami dunia internet dengan bantuan mentor yang lebih muda.
Mentoring terbalik membantu perusahaan menanggulangi kekurangan keterampilan dan mendukung upaya pengembangan keterampilan karyawan.
Dengaan demikian, perusahaan tetap dapat bersaing dan relevan di pasar global yang terus berubah.
Baca Juga: 10 Tahapan Interview Kerja dan Tips Mempersiapkannya
Apakah Reverse Mentoring Program itu Penting?
Ya, sangat penting. Berikut adalah sejumlah alasan yang membuat perusahaan perlu mempertimbangkan untuk mengadakan program ini:
1. Membantu Mengurangi Prasangka Antar-generasi
Prasangka antar-generasi bisa menjadi hambatan untuk kerjasama yang efektif. Orang yang lebih tua mungkin melihat milenial sebagai anak yang dimanjakan dan merasa berhak. Sementara itu, anggota tim yang lebih muda mungkin berpikir bahwa generasi baby boomers tidak suka perubahan.
Mentoring terbalik dapat membantu meruntuhkan stereotip ini dan menyatukan pemikiran dari berbagai generasi. Menghargai ide dari berbagai usia dapat membuat perusahaan Anda lebih kuat dan tangguh.
2. Mendorong Inklusivitas dan Keragaman
Perusahaan yang menjunjung tinggi nilai-nilai keragaman akan mendapat manfaat dari beragam bakat dan sudut pandang yang lebih luas. Hal ini membantu mereka memahami kebutuhan setiap pelanggan dan bisa tetap bersaing di pasaran.
3. Menciptakan Suasana Kepercayaan dan Kerjasama
Kepercayaan dari anggota tim sangat penting untuk kesuksesan perusahaan Anda. Kepercayaan meningkatkan pengalaman karyawan dan dapat membantu mengurangi tingkat pergantian karyawan.
Reverse mentoing dapat membantu membangun kepercayaan di antara anggota tim, berkontribusi pada budaya perusahaan yang penuh kerjasama dan saling membantu.
4. Membantu Pengembangan Kepemimpinan
Reverse mentoring program tidak hanya bermanfaat bagi mereka yang menerima bimbingan (mentee) senior. Hal ini juga dapat meningkatkan pengembangan karier karyawan junior dengan membantu mereka mengembangkan keterampilan kepemimpinan.
Dengan menjadi mentor, mereka dapat mengembangkan kepercayaan diri sebagai pemimpin dan memperoleh manfaat dari pengalaman senior mereka.
Baca Juga: 15 Pertanyaan Tentang Kepemimpinan dan Contoh Jawabannya
5. Meningkatkan Retensi Karyawan Junior
Pada tahun 2019, 49% dari generasi milenial menyatakan bahwa mereka akan meninggalkan pekerjaan dalam dua tahun ke depan jika diberi kesempatan. Dalam hal ini, program mentoring terbalik dapat membantu perusahaan menjaga karyawan junior.
6. Meningkatkan Keterampilan Digital Karyawan Senior
Keterampilan digital sangat diperlukan di tempat kerja saat ini. Hanya saja bisa menjadi tantangan bagi karyawan yang lebih tua yang memasuki dunia kerja sebelum era digital.
Mengembangkan keterampilan digital, seperti pemrograman atau media sosial, dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan dan membuka peluang baru bagi karyawan senior.
7. Meningkatkan Keterlibatan Karyawan
Penelitian tentang mentoring terbalik menunjukkan bahwa program ini memiliki dampak positif pada keterlibatan karyawan.
Keterlibatan karyawan yang lebih tinggi terkait dengan manfaat organisasi, termasuk produktivitas yang lebih besar, absensi yang lebih rendah, tingkat pergantian karyawan yang lebih rendah, tingkat stres dan risiko burnout yang lebih rendah.
Baca Juga: Peer Mentoring: Arti, Manfaat, Langkah, dan Contohnya
Bagaimana Cara Memulai Reverse Mentoring Program?
Berikut adalah langkah-langkah yang perlu Anda lakukan dalam melaksanakan program mentoring terbalik:
1. Tentukan Tujuan
Langkah pertama adalah menentukan tujuan dari program mentoring terbalik Anda. Dengan mengidentifikasi penggunaan mentoring yang terpenting bagi tim Anda, Anda dapat merinci seperti apa keberhasilan yang diharapkan dan cara mengukurnya.
Contoh:
Tujuan program: Pengembangan keterampilan digital
Metode: Program mentoring terbalik akan menggabungkan karyawan junior yang memiliki keterampilan digital tinggi dengan karyawan senior yang perlu meningkatkan keterampilan ini.
Mentor akan memberikan pelatihan dan dukungan dalam keterampilan digital yang diinginkan oleh mentee.
Keberhasilan: Mentee akan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang keterampilan digital pada akhir program mentoring terbalik, dan meningkatnya kepercayaan diri dalam berbicara tentang teknologi.
Pengukuran: Survei dan tes literasi digital sebelum dan setelah program.
2. Desain Reverse Mentoring Program
Setelah mempertimbangkan dasar-dasar, saatnya merancang detailnya. Di sini Anda perlu menjelaskan:
- Siapa yang akan menjadi bagian dari program?
- Apakah Anda memilih peserta?
- Berapa banyak tempat yang tersedia?
- Apakah ini berlangsung dalam jangka waktu tertentu atau berkelanjutan?
- Bagaimana cara orang mendaftar?
- Apa yang diharapkan dari keterlibatan?
- Bagaimana Anda akan memantau perkembangan?
Jawaban atas pertanyaan ini akan berbeda-beda antar bisnis dan tergantung pada tujuan program. Penting untuk sejelas mungkin pada tahap perencanaan ini agar program mentoring terbalik Anda berjalan dengan lancar.
3. Rekrut Mentor dan Mentee
Tergantung pada apakah program Anda terbuka (siapa pun dapat mendaftar) atau tertutup (peserta terpilih), Anda akan melibatkan mentor dan mentee dengan cara yang berbeda.
Promosikan program melalui saluran komunikasi internal Anda, serta mengidentifikasi peserta target dan mengundang mereka secara pribadi.
Ingatlah untuk berkomunikasi tentang manfaat mentoring terbalik dan menyoroti keterampilan serta pengalaman yang akan mereka dapatkan.
Anda mungkin perlu meningkatkan kesadaran dan menjawab pertanyaan seperti ‘Apa itu mentoring terbalik’ melalui konten, saluran komunikasi, ataupun acara tertentu.
4. Penyatuan Mentor dan Mentee
Bagian penting dari mendirikan reverse mentoring program adalah menentukan bagaimana Anda akan menyatukan mentor dan mentee. Ini bisa berbeda-beda tergantung pada jumlah peserta dalam program dan cara mereka dipilih.
Biasanya, pasangan dibuat berdasarkan keterampilan mentor dan area perbaikan yang diinginkan oleh mentee, serta sifat kepribadian dan minat bersama.
Baca Juga: 12 Cara Menjadi Mentor yang Baik di Tempat Kerja
5. Luncurkan dan Pantau Program Mentoring Terbalik
Setelah peserta Anda dipasangkan, Anda dapat meluncurkan program secara resmi. Sebaiknya lakukan peluncuran program ini dengan cara tertentu agar peserta merasa bahwa mereka menjadi bagian dari sesuatu dan membangun rasa komunitas.
Hal ini akan membantu meningkatkan keterlibatan dan mempertahankan momentum seiring berjalannya hubungan.
Untuk memulai dengan baik, berikan dukungan dan sumber daya kepada mentor dan mentee untuk membantu mereka menjelajah dan membangun hubungan profesional baru.
Selanjutnya, lacak seberapa sering mentor dan mentee bertemu, dan kembangkan sistem yang baik untuk menerima feedback dari peserta untuk mengetahui apakah program berjalan sesuai tujuan bisnis yang diinginkan.
Terakhir, terus pantau kemajuan peserta dan ukur keberhasilan program mentoring terbalik berdasarkan tujuan perusahaan.
Baca Juga: 9 Langkah Membangun Reward Strategy untuk Karyawan
Apakah Reverse Mentoring Program Memiliki Hambatan?
Selain melakukan beberapa langkah di atas, Anda juga perlu memahami hambatan yang mungkin hadir dalam reverse mentoring program, seperti:
1. Resistensi dari Anggota Tim Senior
Karyawan senior biasanya telah memiliki pengalaman yang cukup panjang di dunia kerja. Banyak dari mereka telah mengumpulkan puluhan tahun pengalaman dan menjadi pakar di bidang masing-masing.
Meskipun mereka mungkin masih terbuka untuk pembelajaran, mereka mungkin meragukan apakah generasi yang lebih muda memiliki kontribusi berharga untuk diajarkan kepada mereka.
Oleh karena itu, Anda perlu membantu mereka melihat nilai dari mentoring terbalik dengan bertaya di mana mereka merasa kekurangan keterampilan dan pengetahuan. Kemdian, jelaskan bagaimana rekan-rekan junior mereka dapat membantu mengatasi kekurangan tersebut.
2. Kurangnya Komitmen Waktu
Kesibukan seringkali membuat orang enggan mengalokasikan waktu berharga mereka untuk mentoring terbalik. Namun, hubungan mentoring terbalik hanya dapat berhasil ketika kedua pihak sepenuhnya berkomitmen.
Jika Anda ingin karyawan Anda berkomitmen pada mentorship, bantu mereka melihat nilai yang terkandung di dalamnya.
Anda dapat memberikan contoh kesuksesan program mentoring terbalik dari pesaing atau Anda dapat menjelaskan bagaimana mengembangkan keterampilan baru melalui mentoring terbalik dapat membantu karyawan senior menjadi pemimpin yang lebih baik.
3. Mungkin Tidak Relevan untuk Semua Karyawan
Reverse mentoring telah terbukti berhasil di berbagai bidang seperti bisnis, pendidikan, teknologi, pendidikan medis, dan ilmu kesehatan.
Program ini dapat membantu pemimpin senior memahami rekan-rekan junior mereka dan memahami perspektif konsumen dan klien yang lebih muda.
Meskipun demikian, saat merancang program mentoring terbalik, pastikan bahwa itu relevan untuk peserta yang terlibat.
Pemilihan mentee sebaiknya didasarkan pada kebutuhan mereka untuk mengembangkan keterampilan teknis baru, memahami teknologi terkini, dan mengetahui lebih dalam mengenai pasar sasaran.
Baca Juga: Mengenal Buddy System Bagi Karyawan Baru
Apa Saja Tips untuk Mengoptimalkan Reverse Mentoring Program?
Berikut beberapa tips yang bisa Anda lakukan untuk memanfaatkan reverse mentoring program secara optimal:
1. Cocokkan Pasangan dengan Bijak
Mulailah dengan membuat daftar karyawan yang tertarik untuk bergabung dalam program mentoring terbalik. Pilih mentor dan mentee berdasarkan usia dan level jabatan.
Buatlah survei singkat untuk mentee mengenai tujuan, minat, dan keterampilan yang ingin mereka kembangkan. Buat juga survei untuk mentor mengenai keahlian, minat, dan aspirasi karir mereka.
Setelah itu, cocokkan mentor dan mentee berdasarkan bidang keahlian dan minat. Pastikan mereka juga memiliki minat pribadi yang sama agar mereka bisa terhubung dengan lebih baik.
Buatlah daftar tiga pasangan potensial untuk setiap peserta dalam program. Berikan mentee kebebasan untuk memilih mentornya agar mereka merasa nyaman.
2. Tentukan Cara Komunikasi
Pilihan komunikasi seseorang sering dipengaruhi oleh perbedaan generasi. Bantu pasangan untuk menentukan cara komunikasi yang efektif. Ini bisa mencakup berbagai metode, seperti pertemuan tatap muka mingguan dengan pesan instan di antaranya.
Dorong mentee yang ingin mengembangkan keterampilan digital untuk mencoba menggunakan teknologi komunikasi yang baru.
3. Tetapkan Tujuan yang Jelas
Setiap pasangan mentoring memiliki kebutuhan yang berbeda. Oleh karena itu, Anda perlu menggunakan kerangka kerja SMART untuk membantu mereka menetapkan tujuan yang spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan memiliki batas waktu.
Misalnya, mentee mungkin ingin belajar cara menggunakan tiga platform media sosial berbeda untuk pengembangan bisnis selama enam minggu mentoring.
4. Rencanakan Jadwal yang Tepat
Bantu pasangan untuk menentukan seberapa sering mereka akan bertemu dan berapa lama setiap pertemuan. Misalnya, sekali seminggu selama tiga bulan atau dua bulan sekali selama enam bulan.
Bantu mereka juga memutuskan apakah akan ada titik-titik kontak di antara pertemuan, seperti email mingguan untuk memantau kemajuan.
Pastikan bahwa kedua peserta memiliki waktu yang disediakan dalam jadwal mereka untuk mentoring.
5. Dorong Komunikasi yang Efektif
Komunikasi yang baik sangat penting. Bantu pasangan untuk mengembangkan keterampilan komunikasi efektif, seperti mendengarkan dengan aktif dan memberikan umpan balik yang membangun. Jika dibutuhkan, berikan pelatihan sebelum memulai mentoring.
6. Pantau dan Evaluasi Progress
Evaluasilah keberhasilan program dengan meminta feedback dari peserta. Dengan mengetahui apa yang berhasil dan apa yang tidak, Anda bisa meningkatkan program untuk masa depan.
Baca Juga: Evaluasi Kandidat: Arti dan Panduan Lengkap untuk HR
Kesimpulan
Berdasarkan artikel di atas, dapat dipahami bahwa reverse mentoring program adalah inisiatif di dunia SDM di mana karyawan junior memberikan bimbingan kepada rekan yang lebih senior, seperti pemimpin perusahaan.
Tujuannya adalah membantu pemimpin senior mengembangkan keterampilan baru, terhubung dengan generasi saat ini, dan memahami perspektif yang berbeda. Program ini juga memberikan kesempatan bagi pekerja junior untuk mengembangkan keterampilan dan kepercayaan diri mereka.
Untuk mengoptimalkan reverse mentoring program, Anda dapat memanfaatkan software payroll dan HR guna mengelola administrasi karyawan, mulai dari presensi, pengajuan cuti dan izin, hingga payroll.
Sebagai contoh, dengan fitur absensi yang dimiliki Gajihub, Anda dapat memantau kehadiran dan produktivitas karyawan lebih otomatis dan hemat waktu. Selain itu, dengan employee self service (ESS) karyawan dapat secara mandiri melakukan presensi melalui smartphone.
Tertarik untuk mencobanya? Kunjungi tautan ini dan dapatkan coba gratis hingga 14 hari.
- Penilaian Objektif dan Subjektif, Apa Bedanya? - 23 December 2024
- Handover Pekerjaan Adalah: Manfaat, Tahapan & Contoh Dokumen - 23 December 2024
- Steward Adalah: Jenis, Tugas, Skill Penting, dan Kisaran Gajinya - 20 December 2024