Metode Scrum, Simak Pengertian, Manfaat, Tahapan, hingga Tantangannya

metode scrum

Metode scrum merupakan sebuah kerangka kerja yang kerap digunakan tim developer untuk mengembangkan sebuah produk. Meskipun demikian, dengan efektivitas dan efisiensi yang ditawarkan kerangka ini mulai banyak digunakan pada segala sektor.

Lantas, apa yang dimaksud dengan metode scrum? Apa manfaatnya dan bagaimana cara kerjanya? Simak penjelasannya berikut ini.

Apa yang Dimaksud dengan Metode Scrum?

Metode scrum adalah kerangka kerja yang membantu tim mengelola proyek dengan cepat dan struktur. Dengan kerangka kerja ini, tim akan lebih fokus dalam mengidentifikasi tugas yang perlu diselesaikan, memprioritaskan pekerjaan, serta bekerja sama dengan baik.

Selain itu, scrum juga mendorong tim untuk bekerja secara terorganisir dan lebih cepat tanggap terhadap perubahan yang terjadi selama proyek berlangsung.

Hingga saat ini metode scrum banyak digunakan di berbagai industri, terutama dalam pengembangan software dan teknologi informasi. Misalnya, pada operating system Windows yang semakin berkembang menjadi lebih canggih dari waktu ke waktu.

Meskipun demikian, dengan fleksibilitasnya metode ini juga diterapkan pada sektor lain, seperti layanan usaha, operasional usaha, dan sebagainya.

Baca Juga: Apa Itu Management Trainee? Simak Pengertian, Manfaat, hingga Komponennya Berikut Ini

Manfaat Menggunakan Metode Scrum

Metode scrum dikenal sebagai kerangka kerja yang efektif dan memberikan berbagai manfaat jika diterapkan dengan benar. Berikut adalah manfaat menggunakan metode ini:

1. Memudahkan tim dalam menentukan prioritas

Menggunakan metode scrum membuat Anda lebih mudah dalam menentukan prioritas untuk berbagai proyek. Dengan demikian, tim akan lebih fokus terhadap tugas-tugas penting sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

2. Meningkatkan komunikasi

Dengan adanya scrum, anggota tim memiliki kesempatan untuk berkomunikasi secara terbuka. Hal ini tentunya memungkinkan tim untuk saling membantu, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan lebih efisien dan sesuai jadwal yang telah ditentukan.

3. Mempercepat adaptasi

Scrum juga membuat Anda dan tim lebih mudah beraptasi terhadap perubahan yang terjadi. Melalui proses analisis yang telah terintegrasi, Anda akan lebih cepat dalam mengidentifikasi hal-hal apa saja yang membutuhkan perubahan dan segera mengimplementasikannya pada proyek.

4. Menyederhanakan cara

Dengan mengimplementasikan metode scrum, tim akan lebih mudah dalam menemukan cara yang lebih sederhana untuk mengerjakan suatu proyek. Dengan demikian, mereka tidak akan menemukan kebentuan saat mengembangkan suatu produk.

5. Evaluasi kinerja yang lebih terarah

Dengan scrum, selama proyek berlangsung kinerja tim dapat terpantau secara langsung. Hal ini tentunya membuat kinerja dan produktivitas tim lebih terarah dan terukur. 

Dengan memanfaatkan metode scrum, Anda dapat mengoptimalkan pengelolaan proyek, meningkatkan kerjasama tim, serta memastikan pekerjaan lebih efektif dan efisien.

gajihub 4

Baca Juga: Tips Mengadakan Rapat Kerja yang Efektif dan Efisien

Artefact dalam Metode Scrum 

Dalam implementasi metode scrum terdapat artefact konsep-konsep penting yang digunakan oleh tim developer, yaitu product backlog, sprint backlog, product increment. Berikut penjelasannya.

1. Product backlog

Backlog produk artinya product owner akan membuat daftar pekerjaan yang perlu dilakukan sekaligus menyusun prioritas untuk tim developer. Product backlog akan terus bertambah dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan produk.

2. Sprint Backlog 

Sprint backlog dapat diartikan sebagai daftar backlog yang akan dikerjakan selama satu sprint. Lalu, dari backlog tersebut akan dikembangkan menjadi epic dan user story. 

Epic sendiri merupakan tema dari user story (permintaan dari user yang harus dicapai) yang akan dikerjakan. Satu epic biasanya terdiri dari beberapa user story. 

3. Product increment 

Increment adalah jumlah dari semua item product backlog yang diselesaikan selama sprint berjalan. Nantinya setiap increment akan dikumpulkan dengan increment sebelumnya untuk diverfikasi secara menyeluruh dan dipastikan bahwa seluruh increment dapat berfungsi bersamaan.

metode scrum

Tahapan dalam Proses Scrum 

Secara umum terdapat 5 fase dalam pelaksanaan metode scrum. Berikut penjelasannya.

1. Initiation 

Fase initiation adalah fase pembuatan visi proyek yang mencakup berbagai hal penting, mulai dari stalkeholder yang bertanggung jawab, tugas dan peran anggota tim, dan sebagainya.

Tahapan ini juga mencakup proses penentuan proyek secara keseluruhan dan backlog proyek atau daftar tugas yang harus dikerjakan oleh tim.

2. Planning dan Estimation 

Selama fase ini, Anda akan membuat rencana untuk sprint atau waktu untuk menyelesaikan masalah. Umumnya, satu sprint berlangsung selama 1-2 minggu, dimana setiap akhir minggu akan ada sprint review yang bertujuan untuk me-review dan mempersiapkan tugas untuk sprint berikutnya.

3. Implementation

Pada fase implementation, Anda dan tim akan melakukan sprint sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Selama fase berlangsung, Anda akan mengelola daftar tugas yang akan, sedang, atau sudah dikerjakan.

Selain itu, Anda jugabisa mengadakan meeting untuk memastikan proyek berjalan sesuai rencana dan mengetahui apakah terdapat hambatan yang terjadi.

4. Evaluation 

Pada akhir proyek, Anda dapat mengadakan meeting untuk mengevaluasi sprint yang telah selesai di lakukan. Meeting ini sangat berguna untuk mengetahui apa saja yang perlu diperbaiki.

5. Releasing 

Fase terakhir adalah releasing atau peluncuran, di mana Anda menyerahkan produk akhir kepada stakeholder, seperti meluncurkan produk ke pasar atau menyerahkan produk yang telah dikembangkan kepada klien.

Itulah lima fase yang terdapat dalam metode scrum. Setelah sampai pada tahap kelima atau peluncuran produk, Anda dapat melakukan meeting untuk menganalisis kinerja keseluruhan proyek. Hal ini berguna untuk membantu Anda mengetahui apa yang perlu dikembangkan kembali ataupun dihindari.

Baca Juga: 12 Tantangan Manajemen Kinerja yang Harus Dipahami

Pembagian Peran dalam Metode Scrum 

Dikutip dari Coursera, terdapat 3 peran penting dalam menjalankan proyek dengan metode scrum, yaitu scrum master, product owner, dan tim developer. Berikut penjelasan lengkapnya.

1. Scrum Master

Scrum master merupakan seorang pemimpin tim yang bertanggung jawab untuk memasikan implementasi scrum dapat berjalan secara efektif dan efisien. Peran scrum master meliputi memfasilitasi meeting, menangani hambatan yang terjadi, serta membantu tim agar dapat menjalankan metode scrum dengan baik.

Sebagai seorang scrum master, Anda juga harus memahami nilai dan prinsip-prinsip dari scrum. 

2. Product Owner 

Product owner adalah perwakilan dari stakeholder yang bertanggung jawab atas pengembangan dan pengelolaan produk. Peran product owner mencakup menentukan kebutuhan user, mengatur skala prioritas backlog atau tugas-tugas yang harus dikerjakan, serta berkomunikasi dengan tim developer. 

Product owner juga harus memastikan bahwa produk yang dihasikan sesuai dengan visi dan kebutuhan stakeholder. 

Product Owner juga harus memastikan bahwa produk yang dihasilkan sesuai dengan visi dan kebutuhan pemangku kepentingan.

3. Tim developer 

Tim developer adalah sekelompok yang bertaggung jawab untuk mengembangkan produk yang diperlukan. Selain itu, tim developer juga saling bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sprint. 

Dalam menjalankan metode scrum, ketiga peran ini akan saling bekerja sama untuk memperoleh hasil yang diinginkan.

Baca Juga: Cara Melakukan Pengukuran Kinerja Perusahaan

Prinsip-Prinsip pada Metode Scrum 

Supaya implementasi metode scrum dapat berjalan dengan lancar, terdapat prinsip-prinsip yang harus dipatuhi oleh seluruh anggota tim, mulai dari komitmen, keberanian, hingga sikap saling menghormati. Berikut penjelasannya.

1. Komitmen

Anggota tim yang terlibat dalam pelaksanaan metode scrum harus berkomitmen pada tugas dan tujuan yang berbasis waktu dan bertanggung jawab untuk menemukan solusi apabila terjadi suatu masalah.

2. Keberanian

Tim scrum harus menunjukkan keberanian untuk mengajukan pertanyaan terkait pelaksanaan metode scrum. Selain itu, mereka juga bisa melakukan diskusi terbuka untuk menemukan solusi terbaik.

3. Fokus

Selama periode tertentu, anggota tim akan bekerja berdasarkan product backlog yang terdiri dair beberapa tugas. Untuk itu, mereka harus fokus terhadap tugas-tugas tersebut agar selesai pada waktu yang telah ditentukan.

4. Keterbukaan

Kemudian, anggota tim juga perlu terbuka terhadap ide-ide baru dan peluang yang mendukung perkembangan, baik untuk proyek maupun untuk diri sendiri.

5. Saling Menghormati

Budaya saling menghormati akan membuat anggota lebih semangat untuk bekerja sama dalam menjalankan proses scrum tersebut.

gajihub 1

Baca Juga: 11 Tujuan Manajemen dan Tips Implementasinya

5 Tantangan dalam Metode Scrum 

Meskipun metode scrum memiliki banyak manfaat, namun Anda harus tetap siap untuk menghadapi tantangan yang mungkin terjadi. Berikut adalah 5 tantangan yang akan Anda temui saat pengimplementasian metode scrum. 

1. Kerjasama tim terganggu

Dalam metode scrum, terdapat prosedur yang harus diikuti oleh semua anggota tim untuk menyelesaikan tugas-tugas dalam sprint. Namun, pada kenyataannya product owner mungkin akan mencoba menambah aturan-aturan baru, atau scrum master yang terlalu ikut campur dalam proses pengerjaan.

Untuk mengatasinya, scrum master harus melindungi proses tersebut dengan tegas. Misalnya dengan menolak permintaan tambahan dan tidak terlalu mengatur anggota tim.

2. Kurangnya durasi sprint 

Beberapa penelitian menunjukan bahwa sprint dengan durasi satu minggu terasa lebih sulit. Namun, ada juga yang berpendapat bahwa durasi sprint yang cepat bisa menjadi proses agar tetap dinamis. Oleh karena itu, dibutuhkan manajemen waktu yang baik agar sprint dapat berjalan dengan lancar.

Anda dapat memanfaatkan time-boxing atau teknik manajemen waktu sederhana untuk meningkatkan produktivitas. Dengan time-boxing, Anda dapat memastikan proses pengerjaan tidak akan berlangsung terlalu lama.

3. Kurangnya pengetahuan dan pelatihan

Tantangan selanjutnya adalah kurangnya pengetahuan dan pelatihan terkait metode scrum. Oleh karena itu, perusahaan wajib memberikan pelatihan yang cukup untuk semua yang terlibat dalam proses ini. 

4. Baglock Management 

Meskipun scrum merupakan kerangka kerja yang dapat memudahkan tim dalam bekerja, namun masih banyak hal yang harus ditangani oleh mereka sendiri. Contohnya, scrum telah menyediakan daftar tugas sesuai prioritas, tetapi tidak memberikan petunjuk tentang bagaiamana cara menyelesaikannya.

5. Tidak ada panduan tertentu

Banyak perusahaan yang telah menggunakan metode scrum, namun hingga saat ini belum ada aturan baku atau panduan khusus dalam metode ini. Oleh karena itu, agar proyek berjalan lancar Anda tetap harus merancang panduannya sendiri atau bersama tim.

Baca Juga: 8 Skill Teknologi HR yang Wajib Anda Kuasai, Manfaat, Serta Strategi Pengembangannya

Kesimpulan

Itulah berbagai penjelasan mengenai metode scrum yang perlu Anda ketahui. Metode scrum merupakan kerangka kerja yang efektif dan dapat meningkatkan produktivitas saat mengerjakan sebuah proyek.

Metode ini memberikan banyak manfaat bagi anggota tim, seperti mempermudah dalam menentukan skala prioritas, mempercepat proses adaptasi, menyederhanakan cara kerja, dan masih banyak lagi.

Nah, untuk mempermudah dalam pengelolaan administrasi karyawan, Anda dapat mengandalkan Gajihub, sebuah software payroll dan HR yang memiliki fitur-fitur menarik.

Bersama Gajihub, Anda dapat mengelola data karyawan, proses pengganjian, serta memantau kinerja dan absensi dengan lebih mudah. Coba gratis selama 14 hari sekarang juga dan rasakan fitur-fitur menariknya.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *