Pahami Kelebihan dan Kekurangan kepemimpinan Laissez-Faire

kepemimpinan laissez-faire banner

Alih-alih memberikan instruksi rinci kepada karyawan, pemimpin dengan gaya kepemimpinan Laissez-Faire membiarkan karyawan memutuskan cara menyelesaikan tugas dan mencapai tujuan perusahaan.

Namun, sebenarnya apa yang dimaksud dengan gaya Laissez-Faire? Pada artikel kali ini, Gajihub akan membahas hal tersebut, karakteristik, hingga cara implementasinya.

Apa yang Dimaksud Kepemimpinan Laissez-Faire?

Kepemimpinan Laissez-Faire atau yang sering disebut sebagai kepemimpinan delegatif adalah gaya kepemimpinan di mana para pemimpin memberi anggota kelompok kebebasan untuk membuat keputusan.

Penelitian menunjukkan bahwa gaya ini umumnya menyebabkan produktivitas menjadi rendah di antara anggota kelompok. Namun, gaya kepemipinan ini tetap memiliki keuntungan. Artinya, ada situasi dan pengaturan khusus di mana kepemimpinan laissez-faire dibutuhkan.

‘Laissez-faire’ sendiri merupakan sebuah frasa yang berarti ‘Biarkan saja’ atau ‘Tinggalkan begitu saja.’ Gaya kepemimpinan ini cocok untuk orang-orang yang suka bekerja secara mandiri dan dalam industri yang mendorong kreativitas.

Namun, meskipun istilah tersebut menggambarkan pendekatan yang sangat tidak campur tangan, banyak pemimpinan masih tersedia memberikan panduan dan feedback saat dibutuhkan.

Mereka mungkin memberikan arahan awal dalam suatu proyek, tetapi selanjutnya membbiarkan anggota kelompok untuk menyelesaikan tugas-tugas mereka tanpa pengawasan yang ketat.

Oleh karena itu, gaya kepemimpinan ini memerlukan kepercayaan yang besar, di mana pemimpin harus yakin bahwa anggota kelompok memiliki kemampuan dan pengetahuan yang cukup untuk menyelesaikan tugas tanpa harus diawasi terus-menerus.

Baca Juga: Ketahui Arti dan Karakteristik Kepemimpinan Transaksional

kepemimpinan laissez-faire

Apa Saja Karakteristik Kepemimpinan Laissez-Faire?

Ada beberapa karakteristik yang menunjukkan kepemimpinan Laissez-Faire, di antaranya adalah:

1. Pendekatan Tidak Ikut Campur

Pemimpin yang mengikuti pendekatan “tidak ikut campur” menyediakan karyawan alat yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah mereka sendiri.

Mereka tidak memaksa tim untuk mengikuti satu arah tertentu, melainkan membiarkan mereka memutuskan tujuan mereka sendiri, guna meningkatkan kemampuan mereka dalam memecahkan masalah dan membuat keputusan yang tepat.

Meskipun istilah Laissez-Faire terdengar seperti pemimpin benar-benar tidak terlibat, namun kebanyakan pemimpin tetap siap untuk memberikan masukan dan kritik yang membangun kepada tim.

Dengan kata lain, mereka tetap terlibat dalam proyek, tetapi juga memberikan kebebasan kepada pekerja untuk mengambil keputusan penting.

2. Pelatihan dan Dukungan

Pemimpin Laissez-Faire memberikan banyak tanggung jawab kepada karyawan, sehingga mereka tidak peduli tentang pengalaman dan pendidikan karyawan.

Untuk memastikan hal ini, banyak pemipmin Laissez-Faire memberikan dukungan, pelatihan, dan kesempatan belajar kepada karyawan agar mereka dapat mencapai yang terbaik.

3. Percaya pada Karyawan

Pemimpin harus merasa percaya pada kemampuan dan pengetahuan karyawan mereka, sehingga pendekatan ini memerlukan tingkat kepercayaan yang besar. Pemimpin Laissez-Faire memiliki pendekatan yang santai, namun bukan berarti mereka tidak peduli.

Sebaliknya, mereka sangat memperhatikan arah yang diambil oleh karyawan mereka, yang dibuktikan dari cara mereka merekrut orang-orang terbaik.

Umumnya, pemimpin dengan tipe ini merekrut para ahli di bidang mereka, sehingga tidak akan merugikan reputasi perusahaan. Hal ini dapat membangun kepercayaan, dan pemimpin bisa mengandalkan tenaga kerja mereka yang memiliki bakat terbaik.

4. Karyawan Ikut Serta dalam Mengambil Keputusan

Pemimpin yang menggunakan pendekatan ini, paham bahwa penting untuk memilih orang yang tepat karena mereka akan berperan dalam mengambil keputusan dan menentukan bagaimana cara mereka ingin bekerja.

Pemimpin mengumpulkan orang-orang untuk mendorong kerja sama dan keterlibatan karyawan. Meskipun demikian, karyawan tidak harus mengambil keputusan sendiri, melainkan akan bekerja sama dan berdiskusi dengan anggota tim lain tentang proyek dan tujuan yang harus dicapai.

Di sini, pemimpin juga berperan sebagai penasihat atau mentor ketika dibutuhkan.

Baca Juga: 10 Karakteristik Kepemimpinan Transformasional

5. Menerima Kesalahan

Dalam jenis kepemimpinan Laissez-Faire, sangat wajar jika karyawan membuat kesalahan saat mencoba ide-ide baru. Dengan demikian, karyawan memiliki keyakinan untuk mencoba hal-hal baru tanpa takut dihukum jika melakukan kesalahan.

Kepemimpinan ini menekankan bahwa yang terpenting bukanlah melakukan segalanya dengan benar, tetapi bagaimana seseorang dapat berproses dan bertumbuh.

6. Akses ke Sumber Daya

Pemimpin dengan pendekatan Laissez-Faire memastikan bahwa anggota tim mereka memiliki akses yang cukup berbagai sumber daya, seperti informasi, teknologi, dan pelatihan. Hal ini membantu karyawan untuk melaksanakan tugas mereka dengan baik dan efisien.

7. Kritik yang Membangun

Meskipun pemimpin memberikan panduan yang sedikit, mereka memberikan masukan dan kritik yang bermanfaat untuk membantu individu meningkatkan kinerja mereka. Feedback ini bertujuan untuk mendorong pertumbuhan, pembelajaran, dan perkembangan.

8. Intervensi Pemimpin Saat Diperlukan

Pemimpin laissez-faire turun tangan dan mengambil alih saat situasi membutuhkanya. Pemimpin ini mengenali kapan mereka harus terlibat untuk menyelesaikan konflik, membuat keputusan yang penting, atau memberikan panduan saat tugas-tugas menjadi rumit.

Baca Juga: Kepemimpinan Demokratis: Arti, Ciri-Ciri, dan Tips Penerapannya

gajihub 3

Apakah Kepemimpinan Laissez-Faire Memiliki Kelebihan?

Ya, gaya kepemimpinan laissez-faire memiliki beberapa manfaat yang dapat membantu menciptakan lingkungan kerja yang positif, serta membuat karyawan merasa puas.

Berikut adalah lima keuntungan utama dari jenis kepemimpinan ini:

1. Lingkungan Kreatif

Gaya kepemimpinan ini mendorong suasana kerja yang kreatif dan penuh inovasi.

Dengan memberikan karyawan kebebasan untuk membuat keputusan, mengeksplorasi ide-ide baru, dan mencoba berbagai pendekatan, gaya kepemimpinan ini mendorong budaya kreativitas dan pemikiran yang segar.

Hal ini memungkinkan individu untuk mengeksplorasi potensi mereka sepenuhnya dan memberikan pandangan yang unik, serta menghasilkan ide-ide baru dan solusi inovatif.

2. Kepuasan Kerja

Saat karyawan memiliki kemampuan untuk membuat keputusan bertanggung jawab atas pekerjaan mereka, hal ini seringkali dapat meningkatkan kepuasan kerja.

Selain itu, pendekatan kepemimpinan ini mengakui dan menghargai pengetahuan serta kemampuan anggota tim, sehingga menciptakan rasa kepercayaan dan pemberdayaan yang dapat meningkatkan motivasi karyawan, keterlibatan dalam pekerjaan, dan kepuasan secara keseluruhan.

3. Karyawan yang Bahagia

Kebebasan dan kemandirian yang diberikan oleh pemimpin laissez-faire dapat membuat karyawan merasa lebih bahagia. Ketika individu memiliki kebebasan untuk mengelola pekerjaan mereka sesuai dengan preferensi dan kelebihan masing-masing, mereka akan merasa labih puas.

Hal ini dapat menghasilkan peningkatan work life balancetingkat stres yang lebih rendah, dan kebahagiaan secara keseluruhan di tempat kerja.

4. Pengembangan Karier Karyawan

Gaya kepemimpinan laissez-faire dapat membantu dalam pertumbuhan dan kemajuan karier karyawan.

Dengan memberikan kesempatan individu untuk membuat keputusan, mengambil tanggung jawab, dan mengembangkan skill mereka, pendekatan ini dapat menciptakan peluang untuk pengembangan pribadi dan profesional.

Selain itu, karyawan juga lebih termotivasi untuk meningkatkan pengetahuan mereka, mengambil proyek-proyek yang menantang, dan mengembangkan keterampilan baru, yang dapat meningkatkan prospek karier mereka dan membawa pada kesuksesan jangka panjang.

5. Tingkat Retensi Karyawan yang Lebih Tinggi

Gaya kepemimpinan ini dapat meningkatkan retensi karyawan. Hal ini disebabkan karena ketika karyawan diberi kebebasan dan dipercaya, mereka akan mengembangkan rasa loyalitas dan komitmen terhadap perusahaan.

Mereka juga akan merasa dihargai daan dihormati, yang meningkatkan keterlibatan mereka dengan perusahaan dan mengurangi kemungkinan mencari peluang di tempat lain.

Baca Juga: Karakteristik Kepemimpinan yang Baik dan Tips untuk Menjadi Pemimimpin Hebat

Apakah Kepemimpinan Laissez-Faire Memiliki Kekurangan?

Meskipun gaya kepemimpinan ini memiliki banyak kelebihan, ada juga beberapa kekurangan yang bisa mempengaruhi efektivitas tim atau organisasi, yaitu:

1. Ambiguitas Peran

Panduan yang minim dari pemimpin dapat menyebabkan kebingungan peran di antara anggota tim.

Tanpa petunjuk yang jelas atau tanggung jawab yang terdefinisi, karyawan mungkin bingung mengenai tugas dan peran mereka, yang bisa mengakibatkan kebingungan, tumpang tindih tugas, atau kekurangan dalam pekerjaan.

Hal ini dapat menghambat produktivitas dan kerja sama dalam tim.

2. Kemungkinan Konflik

Gaya kepemimpinan Laissez-Faire dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya konflik dalam tim. Dengan sedikit campur tangan dari pemimpin, perselisihan atau ketidakpahaman di antara karyawan dikhawatirkan tidak bisa selesai, dan berpotensi menjadi konflik yang lebih besar.

Tanpa pendekatan yang proaktif dalam menyelesaikan konflik, hubungan dan kerjasama dalam tim bisa terganggu, dan hal ini bisa berdapak pada kinerja tim secara keseluruhan.

3. Kesulitan bagi Pemula

Gaya kepemimpinan ini bisa menjadi tantangan bagi orang yang baru bergabung atau individu yang masih kurang pengalaman atau keahlian. Tanpa panduan dan dukungan yang terstruktur, orang-orang baru bisa kesulitanb beradaptasi, belajar, dan berintergrasi dalam tim.

4. Karyawan Merasa Terbebani

Karyawan yang bekerja di bawah seorang manajer tipe Laissez-Faire mungkin akan merasa kebingungan tentang kapan dan bagaimana mereka seharusnya mencari bantuan.

Hal ini bisa menimbulkan masalah jika karyawan merasa dibiarkan menangani tugas atau tanggung jawab yang terlalu berat bagi mereka.

Pemimpin dapat mengatasi masalah ini dengan berkomunikasi secara efektif kepada karyawan, sehingga mereka mengetahui kapan harus melangkah dan memberikan bantuan.

Baca Juga: 15 Jenis Kompetensi Kepemimpinan yang Wajib Dimiliki Manajer

kepemimpinan laissez-faire

Apakah Kepemimpinan Laissez-Faire itu Efektif?

Gaya kepemimpinan paling baik digunakan saat orang-orang yang dipimpin mampu menjalankan pekerjaan mereka dengan baik. Anggota tim harus cerdas, dapat diandalkan, berambisi, dan percaya diri dengan kemampuan mereka.

Dengan kata lain, gaya kepemimpinan ini cocok untuk para ahli yang sangat terampil dan tidak memerlukan pengawasan yang ketat.

Selain memiliki karakteristik anggota tim yang spesifik, gaya kepemimpinan ini juga bisa bermanfaat dalam situasi tertentu, misalnya pada proyek atau bidang kerja di mana kreativitas sangat dibutuhkan.

Ada beberapa industri di mana kepemimpinan laissez-faire dapat berjalan secara optimal, yaitu:

Periklanan

Pemimpin sebuah perusahaan periklanan merekrut social media strategy dan memberikan tanggung jawab kepada mereka untuk mengelola strategi media sosial klien untuk mencapai tujuan pemasaran.

Teknologi

Pemilik perusahaan teknologi menggaji seseorang yang ahli di bidang IT untuk berpikir kreatif dan membuka jalan bagi perusahaan. Dalam dunia teknologi, salah satu contoh kepemimpinan ini adalah Steve Jobs.

Pakaian atau Ritel

Pemilik sebuah bisnis pakaian mempercayai retail buyer atau seseorang yang ahli dalam memprediksi dan mengikuti tren fashion, untuk mengelola koleksi toko mereka tanpa harus meminta persetujuan dari pemilik.

Baca Juga: Pahami Prinsip dan Keuntungan Menerapkan Servant Leadership di Tempat Kerja

Bagaimana Tips Mengembangkan Kepemimpinan Laissez-Faire?

Ada beberapa tips yang bisa Anda lakukan untuk mengembangkan kepemimpinan Laissez-Faire, di antaranya adalah:

1. Sambut Semua Karyawan Baru dengan Baik

Pastikan semua karyawan baru memahami prosedur dan aturan di tempat kerja sejak awal. Hal ini akan membantu menciptakan dasar yang kuat, sehingga mereka bisa bekerja secara mandiri dalam gaya kepemimpinan Laissez-Faire.

Dengan memberikan titik awal yang sama kepada semua karyawan, mereka akan bekerja sesuai dengan budaya dan nilai-nilai perusahaan Anda.

2. Berikan Feedback dan Saran

Memberikan feedback kepada karyawan pada waktu yang tepat dapat meningkatkan kepercayaan dan mendorong mereka untuk mengambil inisiatif lebih mandiri.

Misalnya, memberi tahu seorang karyawan bahwa mereka telah menyelesaikan tugas dengan baik akan membuat mereka merasa percaya diri, karena memiliki keterampilan yang diperlukan untuk menjalankan pekerjaan.

Selain itu, memberikan saran tentang area yang perlu ditingkatkan juga membantu mereka berfokus pada aspek-aspek yang perlu diperbaiki.

3. Tingkatkan Insentif

Jenis kepemimpinan ini mungkin memerlukan insentif tambahan untuk menjaga motivasi karyawan dan meningkatkan produktivitas. Dalam lingkungan kerja Laissez-Faire, pengakuan atau pengharagan sering diberikan hanya setelah karyawan menyelesaikan tugas.

Namun, untuk menjadi pemimpin yang baik, sebenarnya Anda bisa memberikan insentif dan penghargaan tambahan untuk menjaga motivasi karaywan sejak awal hingga akhir proses kerja.

Baca Juga: Pentingnya Reward Management untuk Perusahaan dan Karyawan

Kesimpulan

Berdasarkan artikel di atas, dapat diketahui bahwa kepemimpinan Laissez-Faire memberikan kebebasan kepada anggota tim untuk membuat keputusan dan mengatur pekerjaan mereka sendiri.

Meskipun pemimpin biasanya memberikan panduan awal, mereka tidak banyak ikut campur dalam tugas sehari-hari karyawan.

Gaya kepemimpinan ini memiliki beberapa kelebihan seperti suasana kerja kreatif yang mendorong inovasi, kepuasan kerja karyawan, peluang pengembangan karier yang luas, hingga tingkat retensi karyawan yang lebih tinggi.

Namun, gaya kepemipminan Laisezz-Faire lebih efektif jika anggota tim sudah sangat terampil dan tidak memerlukan pengawasan tepat. Gaya kepemimpinan ini juga cocok dengan situasi yang membutuhkan kreativitas, seperti industri periklanan, teknologi, dan ritel.

Selain itu, agar dapat mengoptimalkan gaya kepemimpinan ini, salah satu tips yang bisa Anda lakukan adalah meningkatkan insentif untuk para karyawan.

Oleh karena itu, untuk mempermudah Anda dalam pengelolaan insentif atau bonus karyawan, Anda dapat memanfaatkan software payroll dan HR dari Gajihub, yang dapat menghitung seluruh komponen penggajian, mulai dari gaji bulanan, insentif, hingga potongan.

Anda juga bisa memberikan slip gaji untuk karyawan yang dapat diunduh dalam format PDF, sehingga membantu meningkatkan transparansi dalam proses penggajian.

Tertarik untuk mencobanya? Yuk, kunjungi tautan ini dan dapatkan coba gratis hingga 14 hari.

 

Amelia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *