Corporate culture atau budaya perusahaan merupakan hal penting di dalam perusahaan yang dapat mempengaruhi interaksi karyawan, gaya kepemimpinan, layanan pelanggan, hingga kinerja perusahaan.
Meskipun tanpa disadari setiap perusahaan pasti memiliki budaya, namun untuk dapat mencapai tujuan yang diinginkan dengan lebih mudah, perusahaan perlu merawat dan meningkatkan budaya tersebut.
Corporate culture sendiri dapat dilihat dari nilai-nilai, norma, dan rutinitas yang kerap dilakukan oleh perusahaan.
Pada artikel kali ini, Gajihub akan membahas apa itu corporate culture, manfaat, elemen kunci, jenis, dan cara membangunnya.
Apa yang Dimaskud dengan Corporate Culture?
Corporate culture atau budaya perusahaan adalah kumpulan nilai, kepercayaan, sikap, dan cara kerja yang dimiliki bersama oleh seluruh anggota organisasi.
Hal ini mencakup bagaimana karyawan berinteraksi satu sama lain, baik dengan atasan, pelanggan, dan pemangku kepentingan lainnya.
Budaya perusahaan mempengaruhi:
- Interaksi karyawan: Cara karyawan berkomunikasi dan bekerja sama.
- Kepemimpinan: Cara pemimpin mengelola tim dan membuat keputusan.
- Layanan pelanggan: Cara perusahaan melayani dan berinteraksi dengan pelanggan.
- Pengambilan keputusan: Proses dan nilai-nilai yang mendasari setiap keputusan.
- Kinerja dan kesuksesan: Dampak budaya terhadap produktivitas dan keberhasilan perusahaan.
Dengan demikian, budaya perusahaan bisa menjadi faktor penting dalam keberhasilan sebuah perusahaan.
Budaya yang kuat dan positif dapat membuat karyawan merasa lebih aman dan nyaman, sehingga mereka bisa mengaitkan kesuksesan karier mereka dengan kesuksesan perusahaan.
Menurut Global Culture Survei yang dilakukan PwC pada tahun 2021, pemimpin bisnis yang perusahaan memiliki budaya unik 80% cenderung melaporkan kepuasan karyawannya dibandingkan perusahaan yang tidak memiliki budaya unik.
Baca Juga: Unsur-Unsur Komunikasi Bisnis dan Peran Pentingnya
Apakah Setiap Perusahaan Memiliki Corporate Culture?
Ya, setiap bisnis tentunya memiliki budaya perusahaan, terlepas dari apakah organisasi Anda memilih untuk mendefinisikannya atau tidak.
Jika Anda tidak mendefinisikannya, budaya tersebut akan berkembang dengan sendirinya, yang bisa menyebabkan ketidaksesuaian, frustasi, atau bahkan lingkungan kerja yang tidak sehat bagi semua orang.
Untuk mengetahui corporate culture, Anda bisa melihatnya melalui:
1. Nilai-nilai
Nilai-nilai mencakup apa yang “diyakini” oleh perusahaan Anda. Hal ini berupa prinsp seperti “selalu mengutamakan pelanggan”, “saling menghormati,” dan lain-lain.
Nilai-nilai ini seharusnya menjadi aspirasi, tetapi juga harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Norma-norma
Nilai-nilai yang perlu diterjemahkan ke dalam tindakan nyata. Hal ini adalah perilaku yang diharapkan dari karyawan, seperti “selalu memberikan feedback” atau “berpikir positif.”
3. Rutinitas
Jika nilai-nilai adalah keyakinan dan norma-norma adalah tindakan, maka rutinitas adalah prosedur yang berulang dan bermakna yang membantu untuk membentuk budaya perusahaan.
Contohnya, proses orientasi karyawan baru (onboarding karyawan), acara perusahaan, atau proses penilaian kinerja.
Rutinitas ini harus selaras dengan nilai-niali dan norma-norma perusahaan.
Baca Juga: Onboarding Metrics: Arti, Manfaat, dan Metriks Pentingnya
Apakah Corporate Culture itu Penting?
Ya, sangat penting, sebab corporate culture adalah jiwa dari sebuah organisasi yang dapat membentuk keterlibatan karyawan hingga kesuksesan bisnis.
Berikut adalah sejumlah alasan yang membuat HR dan pemilik bisnis harus memiliki budaya perusahaan yang kuat:
1. Mengurangi Tingkat Turnover
Menurut sebuah studi oleh Universitas Columbia, terdapat kolerasi langsung antara tingkat turnover karyawan dan budaya organisasi yang dinilai kuat (48,4% dibandingkan 13,9%).
Budaya yang buruk bisa membuat banyak karyawan keluar, sementara budaya yang kuat membuat karyawan merasa dihargai dan termotivasi, sehingga mereka lebih ingin bertahan lama di perusahaan.
2. Mempermudah Perekrutan
Budaya yang baik dapat mempermudah perekrutan. Dengan tingkat turnover yang rendah, perekrutan menjadi lebih mudah.
Selain itu, budaya yang kuat dapat membuat branding perusahaan lebih menarik dan karyawan cenderung mereferensikan tempat kerjanya kepada teman mereka.
Proses perekrutan pun menjadi lebih lancar karena budaya yang jelas akan memudahkan dalam menilai dan merekrut karyawan yang sesuai.
3. Menciptakan Atmosfer Kerja yang Lebih Baik
Corporate culture yang kuat dapat menciptkan atmosfer kerja yang lebih baik.
Menurut CultureIQ, karyawan di perusahaan dengan yang budaya kuat merasa bahwa atmosfer dan misi perusahaan lebih jelas dan kuat.
Dengan demikian, karyawan perlu merasa nyaman dan terhubung dengan pekerjaan mereka.
Atmosfer yang baik dapat membuat mereka senang untuk datang bekerja dan lebih termotivasi untuk memberikan hasil terbaik.
4. Peningkatan Pendapatan
Budaya yang positif juga berdampak langsung pada peningkatan pendapatan. Menurut Gallup, memilih manajer berbakat dapat meningkatkan pendapatan per karyawan sebesar 2%.
Oleh karena itu, perusahaan perlu berfokus pada budaya positif untuk menarik bakat dan meningkatkan keterlibatan, yang pada akhirnya membantu meningkatkan pendapatan perusahaan.
5. Pertumbuhan yang Lebih Tinggi
Budaya yang kuat berkontribusi pada pertumbuhan yang lebih tinggi. Menurut Forbes, 50% eksekutif mengatakan bahwa budaya positif berpengaruh langsung pada tingkat pertumbuhan perusahaan.
Budaya yang kuat membantu perusahaan tumbuh dengan visi, tujuan, dan nilai secara lebih jelas.
6. Menghemat Waktu
Corporate culture yang kuat juga membantu menghemat waktu. Menurut Engagement Institute, karyawan yang merasa terhubung dengan perusahaan lebih termotivasi untuk bekerja keras dan mengurangi biaya perusahaan.
Karyawan yang merasa terikat dengan budaya perusahaan juga cenderung melakukan hal yang benar untuk perusahaan, menghemat waktu, dan mendorong pendapatan.
Baca Juga: 12 Jenis Budaya Organisasi dan Peran HR dalam Membentuknya
Apa Saja Elemen-elemen yang Membentuk Corporate Culture?
Budaya perusahaan yang baik sangat penting untuk kesuksesan perusahaan dan menciptakan lingkungan kerja yang mendukung dan produktif.
Berikut adalah 10 karakteristik atau elemen kunci untuk membuat corporate culture yang baik:
1. Nilai Inti yang Kuat
Nilai-nilai yang jela dan kuat dapat membantu membimbing keputusan perusahaan dan menjadi panduan bagi karyawan.
Perusahaan dengan nilai-nilai yang kuat memiliki arah, kesatuan, dan tujuan yang jelas.
2. Filosofoi Manajemen Terbuka
Perusahaan yang mendorong komunikasi terbuka dan melibatkan karyawan dalam pengambilan keputusan menciptakan lingkungan yang penuh dengan kepercayaan, rasa hormat, dan inovasi.
Hal ini memberdayakan karyawan dan menumbuhkan rasa memiliki dan tanggung jawab.
3. Budaya Kerja yang Positif
Lingkungan kerja yang positif membuat karaywan merasa puas, termotivasi, dan produktif.
Dengan menciptakan lingkungan kerja yang mendukung dan penuh kerja sama, perusahaan bisa meningkatkan semangat kerja, memperkuat kerja sama tim, dan menginspirasi karyawan untuk mencapai potensi penuh mereka.
4. Berani Mengambil Risko
Mendorong karyawan untuk mengambil risiko dan menghadapi tantangan membantu mendorong inovasi dan pertumbuhan.
Perusahaan yang mendukung inovasi dalam pemikiran karyawannya lebih mungkin untuk tetap unggul dalam persaingan dan mampu beradaptasi dengan perubahan besar.
5. Lingkungan Emosional yang Sehat
Mengakui dan memenuhi kebutuhan emosional karyawan sangat penting untuk menciptakan lingkungan kerja yang sehat.
Perusahaan yang memprioritaskan kesejahteraan emosional menunjukkan empati dan perhatian kepada karyawan, yang akan meningkatkan loyalitas dan komitmen.
Baca Juga: Cara Membangun Budaya Kerja yang Positif dan Contohnya
6. Fokus pada Hasil
Fokus yang kuat pada hasil dapat mendorong perusahaan untuk menetapkan standar kinerja yang tinggi, terus berusaaha untuk melakukan perbaikan, dan mengukur kesuksesan melalui hasil nyata.
Pendekatan ini membuat karyawan lebih termotivasi untuk mencapai tujuan perusahaan.
7. Retensi Karyawan
Budaya perusahaan yang baik dapat menarik dan mempertahankan talenta terbaik, mengurangi tingkat pergantian karyawan, dan memastikan kontinuitas dalam perusahaan.
Dengan berinvestasi dalam pengembangan karyawan dan menciptakan lingkungan yang positif, perusahaan dapat mempertahankan anggota tim yang berharga.
8. Keunggulan Kompetitif
Corporate culture yang kuat membantu perusahaan membedakan diri dari pesaing, menciptakan identitas brand yang unik yang menarik bagi pelanggan dan karyawan.
Keunggulan ini dapat menghasilkan peningkatan pangsa pasar dan kesuksesan jangka panjang.
9. Kepuasan Pelanggan
Dengan menanamkan budaya yang memprioritaskan kebuthan dan harapan pelanggan, perusahaan dapat meningkatkan reputasi mereka dan membangun hubungan yang berkelanjutan dengan klien.
Pelanggan yang puas juga lebih mungkin untuk tetap setia dan akan merekomendasikan perusahaan kepada orang lain.
10. Kemampuan Beradaptasi
Perusahaan dengan budaya yang kuat dan fleksibel lebih siap untuk menghadapi perubahan pasar, mengadopsi teknologi baru, dan meraih peluang yang ada.
Dengan memiliki elemen-elemen ini, perusahaan dapat menciptakan budaya yang mendukung pertumbuhan dan kesuksesan, serta memberikan lingkungan kerja yang positif dan memuaskan bagi karyawan.
Baca Juga: 7 Contoh Adaptif dalam Bekerja dan Cara Meningkatkannya
Apa Saja Jenis-jenis Corporate Culture?
Terdapat empat jenis corporate culture yang dikenal di dalam perusahaan, yaitu budaya klan, adhokrasi, pasar, dan hierarki.
Berikut penjelasan detail setiap jenisnya:
1. Budaya Klan
Budaya klan atau clan culture menekankan pada kerja sama, keharmonisan, dan perasaan kekeluargaan di dalam organisasi.
Di sini, komunikasi cenderung lebih terbuka dan informal, dengan berfokus pada membangun hubungan yang baik antar sesama karyawan.
Budaya klan dapat membuat lingkungan kerja terasa seperti keluarga, di mana karyawan merasa didukung dan dihargai.
Organisasi dengan budaya ini sering menempatkan kepentingan karyawan sebagai prioritas utama, dengan penekanan pada pengembangan karyawan dan kepuasan kerja.
2. Budaya Adhokrasi
Budaya adhokrasi adalah lingkungan kerja yang mengutamakan inovasi, kreativitas, dan adaptabilitas.
Di sini, karyawan didorong untuk berani mengambil risiko, bereksperimen dengan ide-ide baru, dan mengeksplorasi solusi yang belum pernah dicoba sebelumnya.
Organisasi dengan budaya adhokrasi sering kali memiliki struktur yang fleksibel dan terbuka terhadap perubahan, sehingga memungkinkan pengambilan keputusan yang cepat dan responsif terhadap lingkungan bisnis yang berubah dengan cepat.
3. Budaya Pasar
Budaya pasar lebih menekankan pada hasil, persaingan, dan pencapaian tujuan organisasi.
Pada jenis corporate culture ini, perusahaan lebih fokus pada kinerja finansial dan kepuasan pelanggan sebagai indikator utama kesuksesan.
Karyawan dalam budaya ini didorong untuk mencapai target yang ambisius dan mengejar keunggulan kompetitif.
Bentuk strukturnya sendiri lebih terorganisir dan menekankan pada efisiensi operasional serta pencapaian hasil yang lebih terukur.
4. Budaya Hierarki
Budaya hierarki menekankan pada struktur, kontrol, dan ketaatan pada prosedur yang diterapkan.
Pada budaya ini, peran dan tanggung jawab karyawan diatur secara jelas berdasarkan tingkatan hierarki organsiasi.
Komunikasi dengan budaya hierarki biasanya lebih bersifat satu arah dari manajemen atas ke bawah, dengan pengambilan keputusan yang terpusat pada puncak hierarki.
Budaya hierarki sering dianggap sebagai pendekatan tradisional dalam manajemen, yang menekankan pada stabilitas, konsistensi, dan keamanan.
Setiap jenis budaya memiliki karakteristiknya sendiri dan cocok untuk situasi tertentu.
Penting bagi sebuah organisasi untuk memahami jenis budaya yang mereka miliki dan bagaimana budaya tersebut mempengaruhi perilaku dan kinerja karyawan serta kesuksesan organisasi secara keseluruhan.
Baca Juga: Working Mom: Pengertian, Manfaat, dan Cara Mendukungnya
Bagaimana Cara Membangun Corporate Culture yang Kuat?
Membangun budaya perusahaan yang kuat memerlukan waktu, usaha, dan komitmen dari para pimpinan dan karyawan. Berikut adalah langkah-langkah untuk memulainya:
1. Tentukan Budaya yang Diinginkan
- Diskusi bersama: Kumpulkan tim pimpinan dan pikirkan tentang lingkungan seperti apa yang ingin Anda ciptakan. Apaa nilai-nilai inti yang ingin Anda tanamkan? Apa perilaku yang ingin Anda dorong?
- Pendapat karyawan: Lakukan survei atau diskusi dengan karyawan untuk memahami apa yang mereka anggap penting dalam lingkungan kerja. Hal ini akan membuat mereka merasa lebih terlibat dari awal.
2. Sesuaikan dengan Visi dan Misi Perusahaan
Pastikan bahwa misi, visi, dan nilai-nilai perusahaan Anda jelas dan dipahami oleh semua orang. Hal ini harus menjadi dasar dari budaya yang Anda bangun.
3. Pemimpin sebagai Teladan
Para pemimpin menetapkan contoh yang diikuti. Jadi, pastikan tindakan dan keputusan para pimpinan mencerminkan nilai-nilai perusahaan.
Hal ini disebabkan karena karyawan melihat para pimpinan sebagai panutan.
Baca Juga: 9 Tipe Kepemimpinan yang Perlu Anda Ketahui
4. Penyambutan dan Pengakuan untuk Karyawan Baru
Integrasikan elemen budaya dalam proses onboarding karyawan baru. Mereka harus memahami nilai-nilai dan harapan perusahaan sejak awal.
Selain itu, jangan lupa untuk mengakui dan memberikan penghargaan kepada karyawan yang menunjukkan perilaku yang sesuai atau lebih dari ekspektasi perusahaan.
Baca Juga: Induction Training: Arti, Tahapan, Manfaat, Komponen, dan Tipsnya
5. Komunikasi dan Transparansi
Selanjutnya, tetaplah terbuka dengan karyawan mengenai tujuan, keputusan, dan tantangan perusahaan.
Komunikasi yang terbuka dapat membangun kepercayaan dan memberikan rasa tujuan bersama.
Untuk meningkatkan transparansi komunikasi di dalam perusahaan, Anda dapat mempertimbangkan penggunaan software payroll dan HR dari Gajihub.
Melalui software ini, pihak manajemen perusahaan dapat menyampaikan pengumuman secara lebih mudah lewat fitur timeline yang dimiliki Gajihub. Berikut tutorialnya:
Pengumuman tersebut nantinya bisa diakses oleh semua karyawan tanpa terkecuali dan mereka juga akan menerima notifikasi pada smartphone-nya masing-masing.
Selain itu, lewat fitur payroll Gajihub, perusahaan juga bisa meningkatkan transparansi dalam proses payroll, di mana tim HR dapat memberikan slip gaji kepada karyawan.
Slip gaji tersebut dapat dikustomisasi sesuai dengan komponen gaji masing-masing karyawan dan diunduh dalam format PDF.
6. Lingkungan Kerja yang Nyaman dan Fleksibel
Pertimbangkan apakah ruang kerja fisik mencerminkan budaya yang Anda inginkan. Apakah ruang kerja yang Anda sediakan telah mendorong kerja sama dan dilengkapi dengan baik?
Selain itu, pertimbangkan opsi kerja yang fleksibel untuk mendukung keseimbangan kerja dan kehidupan.
Baca Juga: Onboarding Adalah: Berikut Pengertian, Manfaat, Tahapan, dan Metriknya
7. Peningkatan Berkelanjutan
Membangun corporate culture yang kuat adalah proses berkelanjutan.
Oleh karena itu, Anda perlu secara terus-menerus mengumpulkan feedback dari karyawan melalui survei atau diskusi kelompok untuk mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki.
Baca Juga: 8 Cara Menciptakan Psychological Safety di Tempat Kerja
Kesimpulan
Berdasarkan artikel di atas, dapat dipahami bahwa corporate culture adalah kumpulan nilai, kepercayaan, sikap, dan cara kerja yang diadopsi bersama oleh seluruh anggota organisasi.
Dengan memperhatikan elemen-elemen kunci seperti nilai-nilai inti, komunikasi terbuka, penghargaan terhadap karaywan, dan lingkungan kerja yang nyaman, perusahaan dapat menciptakan budaya yang mendukung keterlibatan karyawan dan kesuksesan bisnis.
Melalui corporate culture yang positif, perusahaan dapat mengurangi turnover, mempermudah perekrutan, meningkatkan pendapatan, memfasilitasi pertumbuhan, dan meningkatkan efisiensi waktu dan biaya.
Sebagai salah satu upaya untuk membangun budaya positif, Anda dapat mempertimbangkan penggunaan software payroll dari Gajihub, yang dilengkapi dengan berbagai fitur untuk meningkatkan transparansi dalam proses komunikasi perusahaan.
Tertarik mencoba? Kunjungi tautan ini dan dapatkan coba gratis hingga 14 hari.
- Penilaian Objektif dan Subjektif, Apa Bedanya? - 23 December 2024
- Handover Pekerjaan Adalah: Manfaat, Tahapan & Contoh Dokumen - 23 December 2024
- Steward Adalah: Jenis, Tugas, Skill Penting, dan Kisaran Gajinya - 20 December 2024