Perbedaan Sourcing dan Recruiting, Proses, dan Manfaatnya

perbedaan sourcing dan recruiting banner

Dalam merekrut karyawan baru, umumnya terdapat dua cara yang kerap digunakan perusahaan, yaitu sourcing dan recruiting. Iniliah yang membuat Anda, sebagai tim HR, penting untuk memahami perbedaan sourcing dan recruiting. 

Dengan memahami kedua konsep rekrutmen di atas, Anda dapat memahami manfaatnya masing-masing dan bagaimana perusahaan bisa menggunakan keduanya untuk memenuhi kebutuhan karyawan.

Pada artikel kali ini, Gajihub akan membahas apa itu sourcing dan recruiting, perbedaan, hingga tips mengoptimalkannya.

Apa yang Dimaksud dengan Sourcing?

Sourcing adalah proses mencari, menarik, dan melibatkan calon-calon potensial yang mungkin cocok dengan kebutuhan perusahaan, meskipun saat ini calon tidak sedang mencari pekerjaan. Hal ini menjadi langkah awal dalam mencari bakat terbaik.

Sourcing bertujuan untuk membangun kelompok kandidat yang berkualitas untuk dipekerjakan di masa depan. Metode ini membantu menghemat waktu dan biaya dalam merekrut, karena calon-calon ini sudah diseleksi sebelumnya.

Menurut laporan Employ Quarterly Insight, proses sourcing menghabiskan sekitar sepertiga waktu dalam proses rekrutmen.

Kemudian, sekitar 53% perusahaan memerlukan waktu tiga hingga empat minggu untuk mengisi posisi yang kosong, dengan sekitar 7 hingga 10 hari unuk mencari bakat yang sesuai.

Seseorang yang bertanggung jawab terhadap proses sourcing disebut dengan sourcer, yang tanggung jawabnya meliputi:

  1. Bekerja dengan manajer rekrutmen dan recruiter untuk memahami kebutuhan staf perusahaan dan menyesuaikan aktivitas mereka dalam mencari karyawan. Mereka memahami persyaratan pekerjaan dan keterampilan yang diperlukan.
  2. Mencari calon-calon potensial di platform online seperti LinkedIn dan job board.
  3. Mengikuti job fair dan acara jaringan industri untuk menemukan calon-calon yang potensial.
  4. Membangun hubungan dengan calon-calon potensial melalui email, pesan, dan media sosial. Mereka menjawab pertanyaan dan memberi tahu calon tentang berita perusahaan dan kesempatan kerja di masa depan.
  5. Berbagi informasi terbaru tentang tren industri, berita perusahaan, dan informasi rekrutmen untuk memperbarui calon-calon.
  6. Meninjau resume dan melakukan wawancara untuk menemukan calon yang paling sesuai. Mereka kemudian mempresentasikan calon-calon terpilih kepada recruiter untuk dipertimbangkan.
  7. Melacak dan menganalisis data untuk mengetahui strategi sourcing mana yang berhasil.
  8. Merawat alat dan database sourcing untuk memastikan semua proses berjalan lancar.
  9. Terus belajar dan mengikuti perkembangan praktik dan teknologi dalam mencari karyawan.

Baca Juga: Apa itu Passive Recruiting? Berikut Arti, Strategi, dan Tekniknya

perbedaan sourcing dan recruiting 1

Apa yang Disebut dengan Recruiting?

Recruiting atau rekrutmen adalah proses mencari dan merekrut karyawan terbaik yang memiliki keterampilan, pengalaman, dan cocok dengan budaya perusahaan serta peran yang ditawarkan.

Cara tersebut dapat meningkatkan kualitas perekrutan karena rekrutmen melalui proses seleksi yang sistematis dan adil.

Proses recruiting yang kuat menjamin pengalaman positif bagi calon karyawan dan citra perusahaan sebagai tempat kerja yang baik, sebab proses rekrutmen yang terorganisir dan profesional mencerminkan nilai positif pada perusahaan.

Di samping itu, calon yang tidak terpilih masih merasa dihargai dan dihormati karena mereka menerima informasi dan update terkait perkembangan dalam proses rekrutmen.

Seseorang yang bertanggung jawab terhadap proses recruiting disebut dengan rekruter, yang tanggung jawabnya termasuk:

  1. Bekerja dengan manajer perekrutan untuk memahami kebutuhan pekerjaan, membahas tanggung jawab harian, keterampilan khusus, dan pengalaman yang diperlukan oleh kandidat yang diincar.
  2. Mengembangkan strategi rekrutmen berdasarkan jadwal dan anggaran rekrutmen.
  3. Bekerja dengan tim sourcing untuk mengidentifikasi platform yang digunakan untuk mencari kandidat.
  4. Pra-kualifikasi pelamar dengan meninjau resume dan menilai kualifikasi yang relevan untuk disaring.
  5. Melakukan wawancara telepon, video, atau tatap muka untuk memahami lebih dalam kualifikasi kandidat dan potensi kesesuaian untuk posisi yang ditawarkan serta mengeksplorasi informasi yang tidak tercantum dalam resume.
  6. Menggunakan tes dan penilaian untuk mengevaluasi keterampilan kritis yang diperlukan untuk peran tersebut.
  7. Melakukan pemeriksaan latar belakang dan referensi untuk mengetahui riwayat kerja dan kinerja masa lalu kandidat dari mantan majikan dan rekan kerja.
  8. Mempersembahkan kandidat terbaik kepada manajer perekrutan berdasarkan hasil wawancara, pemeriksaan latar belakang, dan penilaian.
  9. Memutuskan bersama manajer perekrutan untuk memilih kandidat terbaik dan menawarkan pekerjaan.
  10. Jika negosiasi gaji terlibat, berkomunikasi dengan kandidat untuk mencapai persetujuan bersama mengenai syarat-syarat pekerjaan.
  11. Memperkenalkan karyawan baru untuk memastikan mereka merasa diterima dan memfasilitasi integrasi yang lancar dengan perusahaan.
  12. Memberi tahu semua kandidat selama proses, memberikan update tepat waktu, dan memberikan feedback bahkan jika tidak terpilih untuk posisi tersebut.
  13. Melacak dan meninjau metrik rekrutmen untuk mengukur efektivitas strategi rekrutmen dan bekerja pada taktik yang perlu diperbaiki.
  14. Merawat alat-alat dan database rekrutmen untuk pengalaman dan manajemen kandidat yang lancar.
  15. Tetap up-to-date dengan praktik dan teknologi terbaru dalam industri rekrutmen.

Baca Juga: 10 Strategi untuk Meningkatkan Proses Rekrutmen Online

gajihub 2

Apa Saja Perbedaan Sourcing dan Recruiting?

Untuk lebih memahami keduanya, berikut perbedaan antara sourcing dan recruiting:

1. Waktu

Sourcing

Proses sourcing biasanya terjadi pada tahap awal rekrutmen, yang melibatkan identifikasi, penarikan, dan keterlibatan calon potensial yang mungkin cocok dengan kebutuhan perusahaan, meskipun mereka tidak sedang mencari pekerjaan.

Sourcing memantu membangun database bakat yang berkualitas untuk dipekerjakan di masa depan.

Recruiting

Sementara recruiting, biasanya terjadi setelah proses sourcing. Proses ini adalah tahap di mana kandidaat yang telah diidentifikasi melalui sourcing kemudian diseleksi untuk melakukan langkah-langkah selanjutnya seperti wawancara, evaluasi, dan penawaran pekerjaan.

2. Tujuan Utama

Sourcing

Tujuan utama sourcing adalah untuk menciptakan dan mengelola database bakat yang berkualitas tinggi, sehingga perusahaan memiliki akses ke kandidat yang sesuai dengan kebutuhan mereka, ketika terdapat posisi kosong di masa depan.

Recruiting

Sementara itu, tujuan utama recruiting adalah memilih kandidat terbaik yang sesuai dengan posisi dan budaya perusahaan dari database yang telah dibangun melalui proses sourcing. 

3. Interaksi dengan Kandidat

Sourcing

Sourcer bertanggung jawab untuk berinteraksi dengan calon potensial, membangun hubungan, dan menarik minat mereka terhadap perusahaan atau posisi yang ditawarkan.

Recruiting

Di sisi lain, rekruter bertanggung jawab untuk melakukan interaksi lebih mendalam dengan kandidat yang sudah disaring melalui proses sourcing, seperti melakukan wawancara dan mengevaluasi kualifikasi mereka secara lebih rinci.

4. Tanggung Jawab

Sourcing

Tanggung jawab sourcers meliputi pencarian calon potensial melalui database, platform online, dan jaringan profesional, serta membangun hubungan dengan mereka.

Recruiting

Rekruter bertanggung jawab untuk mengelola seluruh proses perekrutan, mulai dari wawancara, evaluasi, hingga penawaran pekerjaan dan onboarding.

5. Keterlibatan

Sourcing

Bersifat proaktif dengan sumber calon secara terus menerus, baik untuk kebutuhan umum maupun spesifik.

Recruiting

Lebih bersifat reaktif karena usahanya terkait dengan kebutuhan pekerjaan tertentu yang ada.

6. Keterampilan yang Dibutuhkan

Sourcing

Membutuhkan keterampilan riset dan outreach yang kuat.

Recruiting

Membutuhkan keterampilan evaluasi yang kuat dalam proses seleksi kandidat.

Dengan demikian, dapat dipahami bahwa sourcing bertujuan untuk membangun pipa bakat yang berkualitas, sementara recruiting melibatkan proses seleksi dan pengambilan keputusan akhir untuk merekrut kandidat yang paling sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

Baca Juga: 7 Cara Membuat Iklan Lowongan Pekerjaan, Tips, Dan Contohnya

perbedaan sourcing dan recruiting 2

Bagaimana Proses Sourcing dan Recruiting?

Setelah memahami perbedaan antara sourcing dan recruiting, berikut masing-masing tahapan dalam proses sourcing dan juga recruiting. 

Tahapan dalam Proses Sourcing

Untuk membangun pipa bakat yang kuat, berikut adalah langkah-langah yang perlu Anda lakukan dalam proses sourcing:

1. Tentukan kebutuhan pekerjaan

Pahami keterampilan dan pengalaman yang dibutuhkan untuk pekerjaan tersebut. Kemudian, identifikasi juga sifat-sifat yang diperlukan agar sesuai dengan nilai dan budaya perusahaan Anda.

2. Rencanakan saluran sourcing Anda

Gunakan berbagai platform seperti papan pekerjaan, media sosial, dan pameran karier untuk mencari calon potensial. Anda dapat menggunakan teknik pencarian lanjutan untuk menyempurnakan pencarian Anda.

3. Gunakan strategi sourcing yang berbeda

Gabungkan sourcing online dengan strategi offline seperti referensi karyawan, job fair, dan kerjasama dengan perguruan tinggi.

4. Bangun hubungan

Setelah mengidentifikasi calon potensial, hubungi mereka melalui pesan langsung, email, dan pertemuan tatap muka. Gunakan media sosial untuk menampilkan merek perusahaan dan kisah-kisah karyawan.

5. Terlibat dengan calon pasif

Jangkau calon pasif yang memiliki keterampilan dan pengalaman sesuai, meskipun mereka tidak sedang mencari pekerjaan.

6. Dokumentasikan dan lacak keterlibatan calon

Simpan informasi rinci tentang calon dan interaksi Anda dengan mereka menggunakan sistem pelacakan kandidat perusahaan Anda.

7. Penyaringan dan penyusutan

Uji seleksi resume untuk memastikan calon memenuhi kualifikasi penting.

8. Pertahankan talent pool

Tetap bangun dan rawat talent pool kandidat untuk posisi saat ini dan masa depan.

9. Kerjasama dengan tim HR

Tetap berkomunikasi dengan rekruter untuk memahami kebutuhan perekrutan perusahaan dan dapatkan masukan tentang kualitas kandidat yang diperoleh.

10. Evaluasi dan optimalkan

Secara teratur tinjau strategi sourcing Anda dan sesuaikan berdasarkan feedback dan hasilnya.

Baca Juga: Sosial Media Rekrutmen: Pengertian, Manfaat, dan Strateginya

proses rekrutmen 4

Tahapan dalam Proses Recruiting

Berikut adalah gambaran singkat tentang langkah-langkah kunci dalam proses rekrutmen:

1. Terima Job requisition

Dapatkan job requisition atau deskripsi pekerjaan dan permintaan rinci dari manajer yang merekrut.

2. Buat rencana rekrutmen

Tentukan strategi rekrutmen dan jadwal waktu untuk proses perekrutan.

3. Pasang lowongan pekerjaan

Iklankan lowongan pekerjaan di berbagai platform.

4. Penyaringan kandidat

Tinjau resume untuk memilih pelamar yang memenuhi persyaratan.

5. Melakukan wawancara awal

Kemudian, Anda dapat melakukan wawancara awal untuk untuk mengevaluasi kualifikasi dan minat mereka.

6. Melakukan asesmen pra-pekerjaan

Asesmen ini membantu Anda untuk memastikan mereka memiliki keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

7. Koordinasikan wawancara terakhir

Selanjutnya, atur wawancara akhir dengan manajer rekrutmen.

8. Melakukan pemeriksaan latar belakang

Periksa latar belakang dan referensi calon.

9. Penawaran pekerjaan

Apabila perusahaan merasa cocok dengan kandidat tersebut, selanjutnya Anda dapat menawarkan pekerjaan kepada kandidat terpilih.

10. Bernegosiasi

Bicarakan tentang gaji dan manfaat dengan calon.

11. Onboarding

Terakhir, optimalkan proses onboarding untuk membantu karyawan baru beradaptasi dengan perusahaan.

Sourcing dan rekrutmen merupakan bagian penting dari proses talent acquisition. Meskipun keduanya memiliki peran yang berbeda, namun bekerja sama untuk menciptakan sistem perekrutan yang lebih efisien.

Sourcing membangun pipa bakat, sementara recruiting memilih kandidat yang paling sesuai.

Baca Juga: Talent Acquisition Analytics: Pengertian, Manfaat Perusahaan, Hingga Langkah Implementasinya

rekrutmen

Apa Saja Manfaat dari Kombinasi antara Sourcing dan Recruiting?

Meskipun memiliki sejumlah perbedaan, kombinasi antara sourcing dan rekrutmen dapat membantu menciptakan proses perekrutan yang lancar dan efektif. Berikut adalah beberapa manfaat keduanya:

1. Membangun Pipa Bakat

Sourcing dapat membantu membangun pipa bakat yang kuat dengan mencari dan menarik calon potensial untuk menjadi karyawan di masa depan.

Dengan begitu, saat perusahaan mulai merekrut, Anda tidak harus memulai dari awal. Anda dapat dengan mudah mencari kandidat melalui pipa bakat, sehingga tidak perlu menghabiskan uang dan upaya untuk iklan di job portal. 

2. Menargetkan Bakat dengan Tepat

Sourcer menggunakan berbagai taktik untuk menjangkau calon, menargetkan kandidat yang berkualifikasi baik dan tidak aktif mencari pekerjaan baru.

Dengan demikian, Anda dapat membangun pipa bakat yang terdiri dari kandidat dengan keterampilan dan pengalaman yang mungkin diperlukan perusahaan di masa depan.

Selain itu, sebagai sourcer, Anda juga akan mencari pelamar yang cocok dengan budaya perusahaan. Selanjutnya, rekruter akan menyempurnakan proses pemilihan, dengan melakukan wawancara, tes, pengecekan referensi untuk mengidentifikasi individu yang cocok dengan persyaratan perusahaan.

3. Efisiensi dan Efektivitas

Sourcing mempercepat proses rekrutmen. Setiap kali perusahaan merekrut, para rekruter dapat mengakses database bakat yang ada kapan pun, yang membantu proses rekrutmen menjadi lebih cepat dan efisien.

Baca Juga: Seleksi Tahap Awal: Arti, Teknik, Hingga Langkahnya

4. Meningkatkan Image Perusaahaan

Sourcing membangun hubungan secara proaktif dengan berinteraksi kepada calon kandidat, bahkan jika belum ada posisi yang dibuka. Hal ini dapat membantu menciptakan kesan positif pada perusahaan dan dapat menarik bakat potensial.

Sementara itu, Anda dapat melakukan recruiting dengan menggunakan strategi digital marketing untuk memperkenalkan budaya dan nilai-nilai perusahaan selama periode perekrutan.

5. Pengalaman Calon yang Lebih Baik

Calon yang telah ditemukan melalui sourcing lebih mungkin memiliki pengalaman rekrutmen yang baik, karena mulai dari tahap malamar hingga onboarding mereka sudah mengenal perusahaan .

Hal ini disebabkan karena sourcer terus-menerus membangun komunikasi, bahkan sebelum perusahaan membutuhkan karyawan baru.

6. Kerjasama Berkelanjutan

Sourcer dapat memberikan feedback kepada rekruter tentang keterampilan, pengalaman, dan ketersediaan calon potensial.

Sementara itu, rekruter memberikan wawasan berdasarkan interaksi mereka dengan kandidat untuk menyempurnakan strategi sourcing di masa depan.

Komunikasi terbuka antara sourcer dan rekruter dapat membantu menyesuaikan strategi berdasarkan feedback secara real-time. 

7. Pemahaman Strategis

Fungsi sourcing dan recruiting yang sejalan dengan strategi talent acquisition dapat membantu memastikan proses perekrutan yang kohesif dan efisien.

Baca Juga: 5 Peran AI dalam Rekrutmen yang Dapat Memudahkan HR

Kesimpulan

Berdasarkan artikel di atas, dapat dipahami bahwa meskipun terdapat perbedaan antara sourcing dan recruiting, namun jika dikombinasikan, keduanya dapat membantu menciptakan proses perkrutan yang efsiien dan efektif.

Sourcing memungkinkan pembangunan pipa bakat yang berkualitas, sementara recruiting memastikan pemilihan kandidat yang paling sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

Dengan bekerja sama, keduanya dapat membantu meningkatkan efisiensi dalam proses rekrutmen, membangun citra perusahaan yang baik, dan memberikan pengalaman positif bagi calon karyawan.

Selain itu, kerjasama berkelanjutan antara sourcer dan rekruter serta pemahaman strategis yang sejalan dengan tujuan talent acquisition perusahaan menjadi kunci keberhasilan dalam mencapai sasaran rekrutmen yang diinginkan.

Nah, setelah berhasil meningkatkan proses rekrutmen dengan mengkombinasikan strategi sourcing dan recruiting, Anda dapat meningkatkan pengalaman karyawan baik yang baru maupun yang sudah lama bekerja, dengan menawarkan kemudahan dalam proses adminstrasi.

Dalam hal ini, Anda dapat menggunakan software payroll dan HR dari Gajihub, yang memudahkan mereka untuk melakukan presensi melalui smartphone masing-masing.

Selain itu, mereka juga dapat mengajukan cuti dan izin melalui fitur kelola cuti & izin yang dimiliki Gajihub saat mereka membutuhkannya.

Sebagai tim HR, Anda juga dapat menjadikan Gajihub sebagai partner kerja dalam pengelolaan payroll secara lebih otomatis dan akurat.

Dengan fitur payroll, Anda dapat menghitung seluruh komponen gaji karyawan, mulai dari gaji pokok, tunjangan, hingga potongan secara lebih mudah dan membantu mengurangi kesalahan dalam penghitungannya.

Tertarik mencoba? Kunjungi tautan ini dan dapatkan coba gratis hingga 14 hari.

Amelia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *