Feedback Adalah? Ini Manfaat, Jenis, dan Tips Membangunnya

feedback adalah banner

Feedback adalah salah satu alat komunikasi yang sangat penting dalam mendukung perkembangan sebuah organisasi.

Dalam dunia kerja, feedback mengacu pada proses komunikasi di mana manajer dan karyawan saling berbagi analisis serta evaluasi terhadap situasi atau perilaku tertentu.

Tujuan utamanya adalah menemukan hal-hal yang bisa diperbaiki atau memperkuat kelebihan yang ada, sehingga dapat mendorong pertumbuhan pribadi dan profesional.

Itulah mengapa feedback menjadi proses yang sangat penting untuk semua jenis perusahaan, karena mendatangkan banyak manfaat. Dengan feedback, karyawan bisa meningkatkan skill dan mencapai target yang dinginkan.

Tak hanya itu, feedback juga dapat meningkatkan produktivitas dan kinerja perusahaan secara keseluruhan.

Pada artikel kali ini, GajiHub akan membahas apa itu feedback, manfaat bagi karyawan dan perusahaan, serta cara mengembangkannya.

Daftar isi show

Apa yang Dimaksud dengan Feedback?

feedback adalah 1

Feedback adalah proses penting dalam memberikan informasi, ide, dan saran yang membantu seseorang untuk meningkatkan kinerja atau hasil kerjanya.

Proses ini melibatkan berbagi pengamatan, pendapat, dan masukan yang bertujuan mendukung karyawan agar bisa berkembang, belajar, dan meningkatkan keterampilannya.

Sebagai alat komunikasi yang efektif, feedback dapat mendorong pemahaman dan meningkatkan kesadaran diri.

Selain menjadi alat komunikasi, feedback juga berperan sebagai metode untuk memantau dan mengontrol alur kerja perusahaan.

Feedback memungkinkan hasil dari suatu tugas atau aktivitas dianalisis kembali agar sistem dapat diperbaiki dan kinerja perusahaan menjadi lebih optimal.

Baca Juga: Feedforward Control, Apa Bedanya dengan Feedback?

Apa Saja Jenis Feedback di Tempat Kerja?

feedback adalah 2

Feedback dapat disampaikan dalam berbagai bentuk. Berikut adalah jenis-jenis feedback dan bagaimana penerapannya di tempat kerja:

1. Feedback Positif

Feedback positif mengakui dan memperkuat perilaku yang menghasilkan hasil yang diinginkan.

Hal ini adalah cara untuk mendorong seseorang terus menggunakan keunggulan mereka saat melaksanakan tanggung jawabnya.

Jenis-Jenis Feedback Positif

Pujian dan Pengakuan

Komunikasi verbal atas apa yang telah dilakukan karyawan dengan sukses dan memberikan manfaat bagi tim atau organisasi.

Hal ini dapat disampaikan secara pribadi, individu, atau di depan umum untuk mengakui pencapaian individu atau kelompok.

Contoh:

“Anda memiliki skill detail-oriented yang memukau. Menemukan kesalahan dalam data ini menghemat banyak waktu yang seharusnya terbuang sia-sia.”

Baca Juga: Deadline Adalah? Ini Cara Menetapkan Deadline yang Realistis

Feedback Berdasarkan Kinerja

Feedback spesifik tentang pencapaian yang diberikan selama pertemuan pribadi atau review kinerja formal.

Contoh:

“Anda telah melampaui ekspektasi saya dalam mempelajari peran baru Anda dengan cepat.

Ketekunan dan kemauan Anda untuk bertanya menunjukkan bahwa Anda akan terus mengembangkan pengetahuan dan kemampuan Anda.”

Dampak Feedback Positif pada Karyawan

Meningkatkan Keterlibatan Karyawan

Ketika usaha mereka diakui dan dihargai, karyawan lebih terlibat dalam pekerjaannya.

Menurut studi Gallup, 67% karyawan yang merasa bahwa manajernya memahami kekuatan mereka menjadi lebih terlibat dalam pekerjaan.

Produktivitas yang Lebih Tinggi

Karyawan memahami apa yang perlu dilakukan untuk memenuhi standar yang diharapkan.

Budaya Organisasi yang Lebih Kuat

Karyawan merasa didukung dalam pertumbuhan dan pengembangan mereka.

Baca Juga: Briefing Adalah: Pengertian, Tujuan, dan Contohnya

2. Feedback Konstruktif

Feedback konstruktif menggunakan pengamatan dan saran untuk fokus pada area yang perlu diperbaiki agar seseorang dapat berkembang dan maju.

Feedback ini berpusat pada pekerjaan, bukan sebagai penilaian terhadap individu.

Contoh:

“Deadline proyek ini semakin dekat, tetapi Anda belum memberi tahu saya progres Anda. Akan sangat membantu jika Anda memberikan update setiap Jumat pagi. Apakah ini memungkinkan, atau Anda punya ide lain yang mungkin lebih cocok?”

Metode Penyampaian Feedback Konstruktif:

Baca Juga: Penilaian Objektif dan Subjektif, Apa Bedanya?

Cara Memberikan Feedback Konstruktif

HR sebaiknya membimbing manajer tentang cara menyampaikan feedback konstruktif. Beberapa tips:

  • Gunakan pengamatan spesifik untuk menjelaskan perilaku atau keterampilan yang perlu diperbaiki.
  • Tetap objektif, jangan menyalahkan karyawan, atau biarkan perasaan pribadi memengaruhi cara penyampaian feedback.
  • Berikan solusi yang dapat ditindaklanjuti untuk membantu karyawan memperbaiki diri.
  • Tanyakan kepada karyawan jenis dukungan apa yang mereka perlukan untuk meningkatkan pengetahuan atau mengubah perilaku.
  • Tegaskan keyakinan bahwa karyawan mampu mengatasi kelemahan mereka.

Baca Juga: 5 Tahap Membangun Feedback Management untuk Bisnis

feedback adalah 3

3. Feedback Negatif/Destruktif

Feedback negatif adalah penyampaian kritik tentang perilaku yang tidak memuaskan dengan nada merendahkan dan menuduh.

Feedback ini hanya menekankan kesalahan tanpa memberikan dukungan. Meski sering disamakan dengan feedback konstruktif, keduanya sebenarnya sangat berbeda.

Feedback negatif bersifat destruktif karena hanya fokus pada kelemahan seseorang.

Sebaliknya, feedback konstruktif bertujuan untuk membangun dan membantu seseorang belajar dari kesalahan.

Ciri-Ciri Feedback Negatif

  • Tidak Spesifik: “Presentasi Anda buruk sekali. Perbaiki lain kali.”
  • Serangan Pribadi: “Anda terlihat konyol saat membuat lelucon di presentasi.”
  • Tidak Mengakui Hal Positif: “Laporan ini benar-benar berantakan.”
  • Generalisasi Berlebihan: “Anda tidak pernah melakukan apa pun dengan benar.”
  • Tidak Memberikan Solusi: “Anda harus mencari cara untuk menjadi lebih baik.”
  • Tidak Mendukung Perkembangan: “Jika tugas sederhana ini saja tidak bisa, Anda tidak ada harapan.”

Baca Juga: Pengertian Validasi, Manfaat, Jenis, dan Contohnya

Dampak Feedback Negatif pada Karyawan

1. Kurangnya Perbaikan

Studi dari Harvard Business School menemukan bahwa feedback negatif jarang menghasilkan perbaikan.

Sebaliknya, karyawan cenderung menjauh dari rekan kerja yang kritis dan mencari dukungan dari yang lebih positif.

2. Kelelahan

Studi di Journal of Organizational Behavior mengungkapkan bahwa karyawan yang menerima feedback negatif dari atasan merasa malu secara pribadi, yang menyebabkan kelelahan emosional.

3. Motivasi Rendah

Karyawan yang merasa tersakiti atau marah karena feedback negatif akan kehilangan semangat terhadap pekerjaannya dan perusahaan, serta kurang termotivasi untuk berkinerja baik.

Baca Juga: Pahami Cara Mengatasi Mansplaining dalam Lingkungan Kerja

4. Feedback Coaching

Feedback coaching adalah pendekatan langsung di mana pelatih bertindak sebagai pemandu untuk pengembangan mandiri individu.

Pelatih mendengarkan secara aktif, mengajukan pertanyaan reflektif, dan berkolaborasi dengan individu untuk merencanakan strategi keberhasilan dalam perannya.

Contoh Feedback Coaching

Masalah Kedisiplinan dan Semangat Kerja

Seorang manajer dapat memulai sesi coaching dengan karyawan yang sering datang terlambat dan terlihat kurang bersemangat untuk menggali penyebab masalah tersebut dan memberikan dukungan yang sesuai.

Adaptasi Sistem Software

Karyawan baru yang belum terbiasa dengan sistem software perusahaan dapat dibimbing oleh rekan kerja berpengalaman untuk memahami kurva pembelajaran dan memaksimalkan penggunaannya.

Baca Juga: Kritik Konstruktif: Cara Menyampaikan, Manfaat, dan Contohnya

Pengembangan Karier

Karyawan yang bercita-cita menjadi supervisor bisa mendapatkan coaching dari manajer mereka, mencakup bimbingan terkait keterampilan dan pengalaman yang dibutuhkan, sekaligus peluang pengembangan.

Peningkatan Kepemimpinan

Mitra bisnis HR atau pelatih eksternal dapat membantu eksekutif mengembangkan perilaku baru yang mendukung pertumbuhan pribadi sebagai pemimpin sekaligus meningkatkan kontribusi terhadap organisasi.

Baca Juga: Employee Feedback: Arti, Manfaat, Hingga Contohnya

Apakah Feedback Penting di Tempat Kerja?

feedback adalah 4

Ya, penting. Dalam hubungan prodesional, pengembangan pribadi, atau dinamika kerja tim, feedback adalah alat yang sangat berharga.

Dengan strategi feedback yang efektif, Anda bisa mendapatkan data penting untuk melakukan perubahan yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja karyawan.

Selain bagi karyawan, perusahaan juga sangat membutuhkan feedback dari para karyawannya.  Berikut sejumlah manfaat dari feedback bagi karyawan dan perusahaan:

Manfaat Feedback bagi Karyawan

1. Membantu Mengenali Diri Sendiri

Feedback memberikan informasi tentang kekuatan dan kelemahan karyawan, membantu mereka memahami kemampuan, perilaku, serta dampaknya terhadap orang lain.

Dengan pemahaman ini, mereka bisa fokus mengembangkan kekuatan inti sekaligus memperbaiki kekurangan.

2. Mendorong Pembelajaran Berkelanjutan

Feedback dapat memotivasi karyawan untuk terus belajar, meningkatkan pengetahuan, dan mengembangkan keterampilan baru.

Contohnya, melalui review kinerja, karyawan bisa menemukan area yang perlu ditingkatkan, mencari peluang pengembangan, dan tetap adaptif dalam lingkungan kerja yang dinamis.

Baca Juga: 15 Tips Meningkatkan Learning Culture di Perusahaan

3. Meningkatkan Kepercayaan Diri

Pengakuan dan feedback positif meningkatkan rasa percaya diri karyawan.

Ketika usaha dan pencapaian mereka dihargai, karyawan merasa termotivasi untuk menghadapi tantangan baru, mencari solusi inovatif, dan memberikan kontribusi lebih besar bagi tim maupun organisasi.

4. Meningkatkan Adaptasi dan Ketahanan

Feedback yang konstruktif membantu karyawan belajar dari kesalahan dan tantangan, mendorong mereka untuk lebih tangguh dan adaptif.

Dengan menerima feedback secara teratur, mereka mampu melihatnya sebagai sarana untuk berkembang, bukan sekadar kritik. Hal ini juga mendukung kesejahteraan psikologis mereka.

Baca Juga: 15 Contoh Feedback dan Jenis-Jenisnya

5. Membangun Hubungan yang Sehat

Feedback menciptakan komunikasi yang terbuka dan jujur antara karyawan dengan manajer atau rekan kerja.

Dengan budaya saling percaya, karyawan merasa nyaman untuk berbagi ide, meminta dukungan, dan bekerja sama mencapai tujuan bersama.

Baca Juga: Cara Menjaga Hubungan Baik Karyawan dan Perusahaan

feedback adalah 5

Manfaat Feedback bagi Perusahaan

Dengan menggunakan feedback secara efektif, perusahaan dapat meningkatkan kinerja, mengembangkan bakat, meningkatkan kepuasan pelanggan, dan memperkuat efektivitas organisasi.

Berikut adalah alasan utama mengapa feedback begitu penting:

1. Mendorong Pengembangan Bakat

Feedback membantu perusahaan menentukan cara terbaik untuk mendukung perkembangan karyawan, baik melalui promosi ke posisi lebih tinggi (vertikal) maupun melalui pengayaan keterampilan (horizontal).

Melalui feedback, perusahaan bisa memahami keterampilan, kebutuhan, dan preferensi karyawan, sehingga dapat merancang rencana pengembangan karier yang sesuai.

Dengan menempatkan karyawan di posisi yang tepat, produktivitas dan kenyamanan mereka dalam bekerja juga meningkat.

2. Mendukung Inovasi dan Kreativitas

Strategi feedback yang baik menciptakan lingkungan kerja yang penuh kepercayaan dan keterbukaan.

Di lingkungan seperti ini, karyawan merasa lebih nyaman untuk menyampaikan ide-ide kreatif dan pandangan unik mereka.

Ketika karyawan merasa didukung, mereka lebih berani bereksperimen, mencoba pendekatan baru, dan memberikan solusi inovatif.

Hal ini tidak hanya membantu proyek yang sedang berjalan, tetapi juga mendorong inovasi di seluruh organisasi.

Baca Juga: Manajemen Motivasi: Manfaat, Strategi, dan Tantangannya

3. Memperkuat Pembelajaran Organisasi

Feedback bukan hanya untuk karyawan, tetapi juga membantu perusahaan belajar dan berkembang.

Dengan mendengarkan masukan dari karyawan, perusahaan dapat mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan, menyempurnakan proses, dan mengatasi ketidakefisienan.

Tindakan berdasarkan feedback ini menciptakan perbaikan berkelanjutan dalam alur kerja dan struktur organisasi, yang memberikan dampak positif ke seluruh bagian perusahaan.

Baca Juga: Interview Feedback: Manfaat, Jenis, dan Tips Melakukannya

4. Meningkatkan Kepuasan Pelanggan

Perbaikan internal yang dihasilkan dari feedback juga berdampak langsung pada kepuasan pelanggan.

Misalnya, melalui feedback, karyawan dapat mengidentifikasi praktik yang kurang efektif yang memengaruhi pelanggan.

Dengan memperbaiki ketidakefisienan ini, perusahaan dapat memberikan layanan yang lebih baik. Alhasil, kepuasan pelanggan meningkat, begitu pula pandangan mereka terhadap perusahaan.

Dengan menerapkan feedback secara efektif, perusahaan tidak hanya mendukung karyawan, tetapi juga menciptakan organisasi yang lebih inovatif, efisien, dan fokus pada pelanggan.

Baca Juga: Manajemen Hubungan Pelanggan: Strategi dan Tantangannya

Apa Saja Metode Feedback yang Efektif?

umpan balik 6

Memberikan feedback di tempat kerja seringkali sulit tanpa kerangka kerja yang jelas.

Dengan menggunakan model feedback, perusahaan bisa memastikan proses ini berjalan secara konsisten dan efektif.

Berikut 5 model feedback di tempat kerja yang bisa kamu pertimbangkan:

1. Model SBI

Model Situation-Behavior-Impact (SBI) cocok untuk menyampaikan feedback positif maupun konstruktif. Ada tiga langkah utama:

  • Jelaskan situasi dengan detail.
  • Gambarkan perilaku yang diamati secara objektif.
  • Jelaskan dampak dari perilaku tersebut (baik positif maupun negatif).

2. Model STAR

Model Situation-Task-Action-Result (STAR) memberikan feedback berbasis fakta dan berfokus pada perilaku. Komponennya meliputi:

  • Situation/Task: Jelaskan konteks atau tugasnya.
  • Action: Jelaskan tindakan yang diambil dalam situasi tersebut.
  • Result: Sebutkan hasil dari tindakan tersebut dan alasan efektivitasnya.

3. Model AID

Model Action-Impact-Desired Outcome (AID) cocok untuk situasi kinerja buruk atau pelanggaran. Feedback fokus pada tindakan, bukan orangnya, dengan tiga elemen:

  • Action: Berikan contoh spesifik dari tindakan yang dilakukan atau tidak dilakukan.
  • Impact: Jelaskan dampaknya terhadap situasi.
  • Desired Outcome: Ajukan saran untuk perubahan atau perbaikan.

4. Model Feedback Sandwich

Model ini menyeimbangkan sisi positif dan negatif dari feedback.

Diawali dengan pujian atas kekuatan, diikuti dengan area yang perlu ditingkatkan, lalu diakhiri dengan afirmasi positif lainnya.

Pendekatan ini membuat kritik terasa lebih mendukung dan tidak terlalu tajam.

5. Model GROW

Model Goal-Reality-Options-Will menggunakan pendekatan pembinaan atau mentoring untuk memberikan feedback. Langkah-langkahnya:

  • Goal: Tentukan tujuan yang ingin dicapai.
  • Reality: Identifikasi kondisi saat ini dan sumber daya yang tersedia.
  • Options: Diskusikan berbagai opsi untuk mencapai tujuan tersebut.
  • Will: Komitmen pada rencana dan tanggung jawab untuk mencapainya.

Baca Juga: 10 Cara Menumbuhkan Komitmen dalam Bekerja dan Manfaatnya

Bagaimana Proses Memberikan dan Menerima Feedback?

Memberikan dan menerima feedback melibatkan proses yang terdiri dari beberapa tahapan, yaitu:

1. Pemberian Feedback

Proses dimulai dengan pemberi feedback yang mengamati atau menilai kinerja seseorang, kemudian menyampaikan masukan berupa apresiasi atau saran perbaikan.

2. Penerimaan Feedback

Penerima mendengarkan atau membaca feedback, kemudian berusaha memahami maksud serta konteksnya. Jika perlu, penerima bisa meminta klarifikasi.

3. Refleksi dan Evaluasi

Penerima mengevaluasi feedback yang diterima, menilai relevansinya, dan mempertimbangkan langkah yang perlu diambil.

4. Tindak Lanjut dan Implementasi

Penerima menerapkan perubahan atau perbaikan berdasarkan feedback yang diterima, baik dalam kinerja maupun perilaku.

5. Feedback terhadap Feedback

Setelah mencoba menerapkan perubahan, penerima dapat memberikan respon kepada pemberi feedback, seperti melaporkan perkembangan atau meminta evaluasi lanjutan.

Bagaimana Cara Memberi Feedback dengan Baik?

Memahami cara memberikan feedback yang efektif merupakan keterampilan penting di tempat kerja.

Berikut caranya:

1. Pahami Tujuan Anda

Agar feedback tetap positif dan membangun, pastikan Anda memiliki alasan yang jelas untuk memberikannya.

Berikan feedback dengan niat tulus untuk membantu, membimbing, dan mendukung rekan kerja agar mereka bisa terus berkembang.

2. Fokus pada Perilaku, Bukan Orangnya

Feedback harus ditujukan pada tindakan atau perilaku seseorang, bukan penampilan, kepribadian, atau keyakinan mereka.

Hindari komentar yang menyerang individu secara pribadi dan tetap fokus pada situasi yang perlu didiskusikan.

3. Jelaskan Dampaknya pada Anda

Sampaikan bagaimana perilaku tersebut memengaruhi Anda, tanpa berasumsi tentang niat mereka atau berbicara atas nama orang lain.

Misalnya, Anda bisa mengatakan bahwa tindakan tertentu membuat Anda merasa tidak nyaman atau terhambat dalam pekerjaan.

4. Ajukan Pertanyaan

Mulailah percakapan dengan bertanya agar orang lain merasa terlibat.

Hal ini juga membantu Anda memahami sudut pandang mereka dan menilai pemahaman mereka terhadap situasi.

Baca Juga: Cara Evaluasi Diri untuk Pengembangan Karier dan Tipsnya

5. Beri Contoh yang Spesifik

Gunakan contoh konkret agar penerima feedback memahami dengan jelas situasi yang dimaksud dan perilaku yang perlu diubah atau dipertahankan.

Fokuslah pada masalah tertentu agar diskusi tetap jelas dan terarah.

6. Sampaikan di Waktu yang Tepat

Feedback paling efektif jika diberikan segera setelah perilaku terjadi.

Memberikan feedback lebih awal membantu transparansi dan memberi kesempatan bagi seseorang untuk segera melakukan perbaikan.

7. Pilih Momen yang Tepat

Hindari memberikan feedback saat emosi sedang tinggi.

Tunggu sampai penerima feedback dalam kondisi lebih terbuka dan Anda pun siap untuk menyampaikannya dengan cara yang konstruktif.

Baca Juga: Kritik Konstruktif: Cara Menyampaikan, Manfaat, dan Contohnya

Bagaimana Cara Menerima Feedback dengan Baik?

Sebagai karyawan, pernting bagi Anda untuk memahami cara menerima feedback. 

Berikut beberapa cara yang bisa Anda lakukan:

1. Sering Meminta Feedback

Dengan meminta feedback secara aktif, Anda bisa lebih siap menerimanya dan menggunakannya untuk belajar serta berkembang.

Tanyakan kepada orang-orang yang Anda percayai dan yang bisa menilai kinerja Anda dengan objektif.

2. Terbuka terhadap Feedback Konstruktif

Gunakan setiap feedback sebagai masukan yang berharga.

Pikirkan cara untuk memperbaiki diri berdasarkan feedback yang diterima.

Jika bingung harus mulai dari mana, mintalah saran lebih lanjut.

3. Luangkan Waktu untuk Memproses Feedback

Dengarkan feedback dengan saksama, catat poin pentingnya, dan gunakan untuk membuat rencana perbaikan. Ini juga membantu dalam melacak perkembangan Anda.

Baca Juga: 11 Interpersonal Skill Penting dan Tips Meningkatkannya

4. Siap untuk Bertumbuh

Anggap feedback sebagai kesempatan untuk berkembang, bukan sebagai kritik terhadap kinerja Anda.

Dengan sikap ini, Anda bisa terus maju dan mencapai tujuan lebih baik.

5. Akui Kesalahan dan Perbaiki

Kesuksesan juga datang dari belajar dari kesalahan.

Akui kesalahan yang terjadi, maafkan diri sendiri, dan fokus pada cara memperbaikinya ke depan.

6. Hargai Feedback yang Diberikan

Tunjukkan apresiasi kepada orang yang memberikan feedback.

Hal ini menunjukkan bahwa Anda mendengarkan, memahami, dan berniat untuk menerapkannya.

Dengan bersikap terbuka, orang lain pun akan lebih nyaman memberikan feedback di masa mendatang.

Baca Juga: 10 Cara Memberikan Masukan untuk Perusahaan dan Contohnya

Apa Saja Hal yang Perlu Dihindari Saat Memberi dan Menerima Feedback?

Di lingkungan kerja, feedback bisa memberikan dampak besar, sehingga tekanannya lebih tinggi.

Agar feedback bisa diterima dan diberikan dengan lebih baik, ada beberapa kesalahan umum yang perlu dihindari.

Kesalahan Saat Menerima Feedback

1. Tidak Mendengarkan Sepenuhnya

Saat menghadapi konfrontasi yang terasa mengancam, adrenalin Anda naik, dan secara alami Anda masuk ke mode “fight or flight” (melawan atau menghindar).

Oleh karena itu, Anda perlu mengendalikan diri dan secara sadar memberi waktu untuk benar-benar mendengarkan.

Ini adalah langkah pertama dalam membangun emotional intelligence.

Cobalah untuk menarik napas dalam, duduk dengan tenang, dan dengarkan baik-baik.

Mungkin rasanya tidak nyaman atau menyakitkan, tetapi jika seseorang cukup berani untuk menyampaikan feedback kepada Anda, itu berarti mereka peduli.

Jika Anda juga peduli dengan hubungan tersebut, feedback tersebut layak untuk didengarkan.

Coba katakan:

“Saya butuh waktu sebentar untuk mencerna ini. Saya ingin benar-benar memahami apa yang Anda sampaikan.”

2. Terjebak dalam Persepsi Diri Sendiri

Anda mungkin memiliki gambaran tentang diri sendiri yang membantu kita menjalani kehidupan dengan prinsip dan norma tertentu.

Ketika gambaran itu terguncang oleh feedback orang lain, kemungkinan Anda akan merasa bingung dan sulit menerimanya.

Mungkin Anda berpikir, “Saya selalu merasa orang melihat saya seperti ini, tapi sekarang saya diberi tahu sebaliknya?”

Sebelum menolak feedback tersebut, cobalah mempertimbangkan kemungkinan bahwa mereka benar.

Bisa jadi ini adalah kesempatan bagi Anda untuk berkembang.

Coba katakan:

“Saya belum pernah melihatnya dari sudut pandang itu. Sekarang setelah Anda menjelaskannya, saya akan mencoba mengelolanya dengan lebih baik ke depannya.”

3. Berasumsi bahwa Feedback Diberikan dengan Niat Buruk

Jangan berpikir bahwa mereka yang menyampaikan feedback mempunyai maksud buruk atau sekadar ingin menjatuhkan Anda.

Sebaliknya, coba anggap bahwa feedback tersebut diberikan demi kebaikan Anda dan tim secara keseluruhan.

Coba katakan:

“Saya tahu Anda ingin yang terbaik untuk tim kita. Bagaimana kita bisa bekerja lebih baik bersama ke depannya untuk mencapai tujuan bersama?”

Kesalahan Saat Memberi Feedback

1. Langsung Fokus ke Hal Negatif

Memulai feedback dengan kritik tajam bisa membuat orang langsung bersikap defensif.

Sebaliknya, coba mulai dengan sesuatu yang positif agar mereka lebih terbuka untuk mendengarkan.

Dengan pendekatan ini, Anda bisa membantu mereka meningkatkan kesadaran diri tanpa membuat mereka merasa diserang.

Coba katakan:

“Saya sangat mengapresiasi energi dan antusiasme Anda dalam setiap rapat. Ini benar-benar membantu membangun suasana yang positif. Namun, saya juga memperhatikan bahwa terkadang Anda mendominasi diskusi, sehingga anggota tim lain kurang mendapat kesempatan untuk berkontribusi.”

2. Tidak Mengakui Peran Anda dalam Masalah

Jika seseorang mengalami kesulitan dalam suatu tugas atau proyek, ada banyak kemungkinan penyebabnya.

Bisa jadi bukan hanya karena kesalahan mereka, tetapi juga karena kurangnya kejelasan peran, ekspektasi yang tidak jelas, atau bahkan komunikasi yang kurang baik.

Sebelum langsung mengkritik, coba refleksikan apakah ada kontribusi dari pihak Anda dalam situasi tersebut.

Dengan mengakui peran Anda, Anda menciptakan suasana dialog yang lebih terbuka dan mengurangi rasa defensif dari pihak lain.

Coba katakan:

“Saya menyadari bahwa saya tidak memberikan cukup waktu bagi Anda untuk menyelesaikan proyek ini, dan saya bertanggung jawab atas hal itu. Apakah menurut Anda hal ini berpengaruh terhadap keterlambatan penyelesaiannya?”

3. Tidak Meminta Feedback Balik

Memberikan feedback bukan hanya soal menyampaikan kritik, tetapi juga membuka ruang untuk komunikasi dua arah.

Setelah Anda memberikan feedback, tanyakan apakah ada masukan dari mereka untuk Anda.

Dengan cara ini, Anda menunjukkan bahwa Anda juga terbuka untuk berkembang dan menciptakan hubungan yang lebih setara.

Coba katakan:

“Saya tahu ini mungkin sulit didengar, tetapi saya ingin menyampaikan ini agar Anda bisa berkembang. Karena kita sedang membahas cara untuk meningkatkan kerja sama, apakah ada feedback yang bisa Anda berikan kepada saya agar saya bisa bekerja lebih baik dengan Anda?”

Bagaimana Contoh Feedback yang Baik dan yang Buruk?

Sebagai referensi, berikut contoh feedback baik dan buruk:

1. Jangan Biarkan Perasaan Pribadi Mempengaruhi Penilaian

❌ Buruk: “Kamu orang baik, jadi pasti karyawan yang baik.”
❌ Juga buruk: “Kamu orang buruk, jadi pasti karyawan yang buruk.”
✅ Baik: “Ini cara agar kamu bisa meningkatkan kinerjamu.”

Terkadang, Anda mungkin menilai karyawan berdasarkan perasaan pribadi.

Jika Anda menyukai seseorang, Anda cenderung melihat mereka sebagai karyawan yang baik.

Sebaliknya, jika Anda tidak menyukai mereka, Anda hanya akan melihat kekurangannya.

Padahal, orang yang baik bisa saja kurang kompeten dalam pekerjaan dan begitu pula sebaliknya.

Jadi, pastikan Anda menilai karyawan

Pastikan Anda menilai karyawan berdasarkan kinerja mereka, bukan berdasarkan perasaan pribadi.

2. Jangan Menenggelamkan Kritik dalam Pujian

❌ Buruk: “Angka pencapaianmu meningkat, bagus! Tapi kami lihat kamu kurang berkolaborasi dengan tim. Tapi yang jelas, kayawan mu selalu tepat waktu.”

✅ Baik: “Kami ingin kamu lebih sering berkolaborasi dengan tim. Selain itu, angka pencapaianmu meningkat dan kamu selalu tepat waktu.”

Banyak yang menggunakan metode sandwich feedback, yaitu menyelipkan kritik di antara dua pujian.

Namun, jika terlalu berlebihan, pesan utama bisa hilang. Pastikan saran perbaikan tetap jelas dan mudah dipahami.

3. Lakukan Check-in Secara Rutin, Bukan Hanya Setahun Sekali

❌ Buruk: “Terima kasih atas waktumu. Kita akan review lagi dalam 12 bulan.”
✅ Baik: “Terima kasih atas waktumu. Mari kita bertemu lagi dalam sebulan untuk melihat perkembanganmu.”

4. Berikan Saran yang Jelas dan Spesifik

❌ Buruk: “Presentasimu membingungkan. Tolong perbaiki.”
✅ Baik: “Coba tambahkan data konkret dan gunakan daftar poin agar presentasimu lebih jelas.”

Menurut Harvard Business Review, feedback yang efektif mirip dengan pelatihan olahraga.

Keduanya harus memberikan contoh spesifik untuk perbaikan, bukan hanya pernyataan umum. Jika feedback terlalu abstrak, karyawan tidak tahu harus mulai dari mana.

5. Libatkan Karyawan dalam Mencari Solusi

❌ Buruk: “Kamu terlalu kaku saat berbicara dengan klien. Kami butuh kamu untuk berubah.”
✅ Baik: “Kami menerima feedback dari klien bahwa kamu terdengar terlalu kaku saat berbicara di telepon. Menurutmu, apa yang bisa kamu lakukan agar lebih ramah?”

Baca Juga: Cara Mengukur Employee Engagement dan Metrik Pentingnya

Bagaimana Tips Membangun Budaya Feedback di Tempat Kerja?

umpan balik 7

Membangun budaya feedback yang kuat di tempat kerja membutuhkan waktu dan usaha, tetapi hasilnya akan sangat berharga bagi kemajuan perusahaan.

Berikut adalah beberapa tips yang bisa Anda lakukan:

1. Biasakan Memberi dan Menerima Feedback

Feedback berkala seperti penilaian tahunan tidak cukup untuk membangun budaya feedback yang kuat. Karyawan dan manajer perlu terbiasa memberikan dan menerima feedback.

Latih keterampilan ini secara rutin melalui pertemuan bulanan singkat, cek mingguan, atau percakapan informal agar proses berbagi feedback terasa lebih alami.

Manajer juga harus berusaha tersedia untuk berbicara tentang kinerja, masalah, atau operasi sehari-hari, baik dalam pertemuan kelompok maupun individu.

Dalam hal ini, Anda dapat menerapkan open door policy agar tim terbiasa memberikan feedback yang efektif.

2. Ciptakan Zona Feedback Tanpa Penghakiman

Setiap karyawan harus merasa nyaman dan aman selama proses feedback.

Caranya adalah dengan menyediakan ruang aman bagi karyawan untuk memberikan feedback terbuka atau kritik tanpa takut ada konsekuensi.

Budaya tanpa penghakiman akan mendorong karyawan untuk lebih berani berbicara, mengekspresikan diri, dan merasa terlibat untuk berkembang bersama organisasi.

Jika karyawan merasa tidak nyaman memberikan kritik, tawarkan opsi sesi feedback anonim. Survei anonim bisa menjadi alat yang efektif untuk mendapatkan masukan tulus dari karyawan.

3. Rayakan Prestasi Tim dengan Feedback Positif

Untuk menciptakan budaya feedback yang sehat, rayakan keberhasilan dan pencapaian tim Anda.

Produktivitas dan keterlibatan karyawan akan meningkat ketika mereka merasa dihargai atas kontribusinya.

Pertemuan tim adalah cara yang tepat untuk merayakan keberhasilan.

Memberikan feedback positif dan menguatkan perilaku yang baik akan membuat karyawan merasa dihargai dan lebih termotivasi untuk proyek berikutnya.

Baca Juga: Cara Mengukur Employee Engagement dan Metrik Pentingnya

4. Gunakan Mekanisme Feedback yang Sistematis

Cara terbaik untuk mendapatkan feedback konsisten adalah dengan memasukkan alat feedback ke dalam sistem yang digunakan setiap hari.

Misalnya, tambahkan poin “feedback” di formulir cek mingguan untuk membuatnya menjadi kebiasaan. Gunakan survei seperti Pulse Surveys untuk memandu diskusi selama cek mingguan.

Setelah proyek besar selesai, lakukan rapat evaluasi tim untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan.

Jika dilakukan secara konstruktif, sesi ini akan membantu tim melihat nilai dari umpan balik.

5. Adakan Diskusi Tim dan Sesi Feedback Jujur

Diskusi kelompok mendorong karyawan untuk memberikan feedback terbuka kepada rekan kerja maupun pemimpin.

Gunakan momen ini untuk mempererat hubungan dan menormalkan feedback di tempat kerja.

Beberapa tim merasa lebih mudah memberikan feedback saat dilakukan bersama kelompok, karena adanya dukungan dari rekan-rekan.

Baca Juga: Group Mentoring: Arti, Manfaat, Hingga Tips Implementasinya

feedback adalah 8

6. Berikan Pelatihan Feedback

Memberikan dan menerima feedback adalah keterampilan yang perlu dilatih. Tanpa pelatihan, sulit membangun budaya feedback yang positif.

Pelatihan ini membantu karyawan melihat feedback sebagai jalan dua arah, sehingga mereka merasa nyaman memberi dan meminta feedback.

Pelatihan dapat mencakup:

  • Panduan cara memberi dan menerima feedback dengan baik.
  • Contohkan cara memberikan kritik yang konstruktif.
  • Mengajarkan feedback yang jelas dan solutif.

7. Berikan Feedback Real-Time

Feedback real-time adalah feedback yang diberikan segera setelah suatu tindakan.

Baik untuk mengoreksi kesalahan maupun memuji kinerja, feedback langsung membantu meningkatkan akuntabilitas.

Masalah dapat diperbaiki tanpa harus menunggu waktu evaluasi, sementara apresiasi dapat meningkatkan motivasi karyawan.

8. Lakukan Tindak Lanjut Setelah Pertemuan Individu

Setelah sesi feedback mingguan, lakukan tindak lanjut dengan setiap karyawan.

Tindak lanjut ini menunjukkan bahwa Anda menghargai masukan mereka dan peduli pada kesejahteraan serta kinerja mereka.

Jika feedback karyawan tidak ditindaklanjuti, mereka bisa merasa diabaikan, yang pada akhirnya merusak budaya feedback itu sendiri.

Baca Juga: Skip Level Meeting: Cara Melaksanakan, dan Contoh Pertanyaan

9. Berikan Contoh dengan Memberikan Feedback

Sebagai pemimpin, tunjukkan bahwa budaya feedback penting dengan memberikan contoh.

Tunjukkan cara menerima kritik dengan baik dan bagaimana menerapkan masukan.

Saat karyawan melihat Anda serius tentang budaya feedback, mereka akan lebih mudah mengikuti.

10. Tetapkan Ekspektasi yang Jelas

Untuk mempertahankan budaya feedback, tetapkan ekspektasi yang jelas kepada karyawan.

Gunakan bahasa yang tegas namun mendukung agar lingkungan kerja tetap produktif.

Terapkan prinsip feedback yang sehat di organisasi Anda dengan:

  • Berikan informasi yang singkat dan saran yang dapat diterapkan.
  • Jelaskan ekspektasi tentang frekuensi dan kejujuran dalam feedback.
  • Diskusikan manfaat feedback sambil menetapkan batasan tegas bagi mereka yang enggan berpartisipasi.

Baca Juga: Jenis Diskusi dan Tips Diskusi yang Efektif

Kesimpulan

Feedback adalah alat komunikasi yang sangat penting untuk mendukung pengembangan karyawan dan perusahaan.

Dengan feedback yang tepat, karyawan dapat mengenali kekuatan dan kelemahan mereka, mendorong pembelajaran berkelanjutan, serta membangun rasa percaya diri.

Sementara itu, perusahaan dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih inovatif, meningkatkan kinerja tim, dan merancang strategi pengembangan yang sesuai untuk setiap individu.

Dalam dunia kerja yang terus berkembang, feedback bukan hanya menjadi evaluasi, tetapi juga sebuah proses kolaborasi yang saling mendukung antara manajer dan karyawan.

Ketika feedback diterapkan dengan baik, tidak hanya kinerja individu yang meningkat, tetapi juga efisiensi, budaya organisasi, dan hasil bisnis secara keseluruhan.

Untuk mendukung budaya feedback di tempat kerja, perusahaan dapat menggunakan software HRIS dari GajiHub.

Melalui sistem ini, manajemen perusahaan dapat dengan mudah melakukan penilaian karyawan, karena GajiHub menyediakan 30 laporan performa karyawan.

Setiap manajer juga dapat mengakses laporan tersebut kapan pun dan di mana pun, yang dapat memudahkan pengambilan keputusan untuk setiap karyawan.

Selain itu, GajiHub juga menyediakan fitur timeline yang memungkinkan perusahaan memberikan apresiasi kepada karyawan dan membagikannya kepada seluruh organisasi.

Tertarik mencoba? Kunjungi tautan ini dan coba gratis hingga 14 hari.

Amelia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *