Feedback Adalah? Ini Manfaat, Jenis, dan Tips Membangunnya

feedback adalah banner

Feedback adalah salah satu alat komunikasi yang sangat penting dalam mendukung perkembangan sebuah organisasi.

Dalam dunia kerja, feedback mengacu pada proses komunikasi di mana manajer dan karyawan saling berbagi analisis serta evaluasi terhadap situasi atau perilaku tertentu.

Tujuan utamanya adalah menemukan hal-hal yang bisa diperbaiki atau memperkuat kelebihan yang ada, sehingga dapat mendorong pertumbuhan pribadi dan profesional.

Itulah mengapa feedback menjadi proses yang sangat penting untuk semua jenis perusahaan, karena mendatangkan banyak manfaat. Dengan feedback, karyawan bisa meningkatkan skill dan mencapai target yang dinginkan.

Tak hanya itu, feedback juga dapat meningkatkan produktivitas dan kinerja perusahaan secara keseluruhan.

Pada artikel kali ini, GajiHub akan membahas apa itu feedback, manfaat bagi karyawan dan perusahaan, serta cara mengembangkannya.

Apa yang Dimaksud dengan Feedback?

feedback adalah 1

Feedback adalah proses penting dalam memberikan informasi, ide, dan saran yang membantu seseorang untuk meningkatkan kinerja atau hasil kerjanya.

Proses ini melibatkan berbagi pengamatan, pendapat, dan masukan yang bertujuan mendukung karyawan agar bisa berkembang, belajar, dan meningkatkan keterampilannya.

Sebagai alat komunikasi yang efektif, feedback dapat mendorong pemahaman dan meningkatkan kesadaran diri.

Selain menjadi alat komunikasi, feedback juga berperan sebagai metode untuk memantau dan mengontrol alur kerja perusahaan.

Feedback memungkinkan hasil dari suatu tugas atau aktivitas dianalisis kembali agar sistem dapat diperbaiki dan kinerja perusahaan menjadi lebih optimal.

Baca Juga: Feedforward Control, Apa Bedanya dengan Feedback?

Apa Saja Jenis Feedback di Tempat Kerja?

feedback adalah 2

Feedback dapat disampaikan dalam berbagai bentuk. Berikut adalah jenis-jenis feedback dan bagaimana penerapannya di tempat kerja:

1. Feedback Positif

Feedback positif mengakui dan memperkuat perilaku yang menghasilkan hasil yang diinginkan.

Hal ini adalah cara untuk mendorong seseorang terus menggunakan keunggulan mereka saat melaksanakan tanggung jawabnya.

Jenis-Jenis Feedback Positif

Pujian dan Pengakuan

Komunikasi verbal atas apa yang telah dilakukan karyawan dengan sukses dan memberikan manfaat bagi tim atau organisasi.

Hal ini dapat disampaikan secara pribadi, individu, atau di depan umum untuk mengakui pencapaian individu atau kelompok.

Contoh:

“Anda memiliki skill detail-oriented yang memukau. Menemukan kesalahan dalam data ini menghemat banyak waktu yang seharusnya terbuang sia-sia.”

Feedback Berdasarkan Kinerja

Feedback spesifik tentang pencapaian yang diberikan selama pertemuan pribadi atau review kinerja formal.

Contoh:

“Anda telah melampaui ekspektasi saya dalam mempelajari peran baru Anda dengan cepat. Ketekunan dan kemauan Anda untuk bertanya menunjukkan bahwa Anda akan terus mengembangkan pengetahuan dan kemampuan Anda.”

Dampak Feedback Positif pada Karyawan

Meningkatkan Keterlibatan Karyawan

Ketika usaha mereka diakui dan dihargai, karyawan lebih terlibat dalam pekerjaannya. Menurut studi Gallup, 67% karyawan yang merasa bahwa manajernya memahami kekuatan mereka menjadi lebih terlibat dalam pekerjaan.

Produktivitas yang Lebih Tinggi

Karyawan memahami apa yang perlu dilakukan untuk memenuhi standar yang diharapkan.

Budaya Organisasi yang Lebih Kuat

Karyawan merasa didukung dalam pertumbuhan dan pengembangan mereka.

2. Feedback Konstruktif

Feedback konstruktif menggunakan pengamatan dan saran untuk fokus pada area yang perlu diperbaiki agar seseorang dapat berkembang dan maju.

Feedback ini berpusat pada pekerjaan, bukan sebagai penilaian terhadap individu.

Contoh:

“Deadline proyek ini semakin dekat, tetapi Anda belum memberi tahu saya progres Anda. Akan sangat membantu jika Anda memberikan update setiap Jumat pagi. Apakah ini memungkinkan, atau Anda punya ide lain yang mungkin lebih cocok?”

Metode Penyampaian Feedback Konstruktif:

Cara Memberikan Feedback Konstruktif

HR sebaiknya membimbing manajer tentang cara menyampaikan feedback konstruktif. Beberapa tips:

  • Gunakan pengamatan spesifik untuk menjelaskan perilaku atau keterampilan yang perlu diperbaiki.
  • Tetap objektif, jangan menyalahkan karyawan, atau biarkan perasaan pribadi memengaruhi cara penyampaian feedback.
  • Berikan solusi yang dapat ditindaklanjuti untuk membantu karyawan memperbaiki diri.
  • Tanyakan kepada karyawan jenis dukungan apa yang mereka perlukan untuk meningkatkan pengetahuan atau mengubah perilaku.
  • Tegaskan keyakinan bahwa karyawan mampu mengatasi kelemahan mereka.

Baca Juga: 5 Tahap Membangun Feedback Management untuk Bisnis

feedback adalah 3

3. Feedback Negatif/Destruktif

Feedback negatif adalah penyampaian kritik tentang perilaku yang tidak memuaskan dengan nada merendahkan dan menuduh.

Feedback ini hanya menekankan kesalahan tanpa memberikan dukungan. Meski sering disamakan dengan feedback konstruktif, keduanya sebenarnya sangat berbeda.

Feedback negatif bersifat destruktif karena hanya fokus pada kelemahan seseorang. Sebaliknya, feedback konstruktif bertujuan untuk membangun dan membantu seseorang belajar dari kesalahan.

Ciri-Ciri Feedback Negatif

  • Tidak Spesifik: “Presentasi Anda buruk sekali. Perbaiki lain kali.”
  • Serangan Pribadi: “Anda terlihat konyol saat membuat lelucon di presentasi.”
  • Tidak Mengakui Hal Positif: “Laporan ini benar-benar berantakan.”
  • Generalisasi Berlebihan: “Anda tidak pernah melakukan apa pun dengan benar.”
  • Tidak Memberikan Solusi: “Anda harus mencari cara untuk menjadi lebih baik.”
  • Tidak Mendukung Perkembangan: “Jika tugas sederhana ini saja tidak bisa, Anda tidak ada harapan.”

Dampak Feedback Negatif pada Karyawan

1. Kurangnya Perbaikan

Studi dari Harvard Business School menemukan bahwa feedback negatif jarang menghasilkan perbaikan.

Sebaliknya, karyawan cenderung menjauh dari rekan kerja yang kritis dan mencari dukungan dari yang lebih positif.

2. Kelelahan

Studi di Journal of Organizational Behavior mengungkapkan bahwa karyawan yang menerima feedback negatif dari atasan merasa malu secara pribadi, yang menyebabkan kelelahan emosional.

3. Motivasi Rendah

Karyawan yang merasa tersakiti atau marah karena feedback negatif akan kehilangan semangat terhadap pekerjaannya dan perusahaan, serta kurang termotivasi untuk berkinerja baik.

Baca Juga: Pahami Cara Mengatasi Mansplaining dalam Lingkungan Kerja

4. Feedback Coaching

Feedback coaching adalah pendekatan langsung di mana pelatih bertindak sebagai pemandu untuk pengembangan mandiri individu.

Pelatih mendengarkan secara aktif, mengajukan pertanyaan reflektif, dan berkolaborasi dengan individu untuk merencanakan strategi keberhasilan dalam perannya.

Contoh Feedback Coaching

Masalah Kedisiplinan dan Semangat Kerja

Seorang manajer dapat memulai sesi coaching dengan karyawan yang sering datang terlambat dan terlihat kurang bersemangat untuk menggali penyebab masalah tersebut dan memberikan dukungan yang sesuai.

Adaptasi Sistem Software

Karyawan baru yang belum terbiasa dengan sistem software perusahaan dapat dibimbing oleh rekan kerja berpengalaman untuk memahami kurva pembelajaran dan memaksimalkan penggunaannya.

Pengembangan Karier

Karyawan yang bercita-cita menjadi supervisor bisa mendapatkan coaching dari manajer mereka, mencakup bimbingan terkait keterampilan dan pengalaman yang dibutuhkan, sekaligus peluang pengembangan.

Peningkatan Kepemimpinan

Mitra bisnis HR atau pelatih eksternal dapat membantu eksekutif mengembangkan perilaku baru yang mendukung pertumbuhan pribadi sebagai pemimpin sekaligus meningkatkan kontribusi terhadap organisasi.

Baca Juga: Employee Feedback: Arti, Manfaat, Hingga Contohnya

Apakah Feedback Penting di Tempat Kerja?

feedback adalah 4

Ya, penting. Dalam hubungan prodesional, pengembangan pribadi, atau dinamika kerja tim, feedback adalah alat yang sangat berharga.

Dengan strategi feedback yang efektif, Anda bisa mendapatkan data penting untuk melakukan perubahan yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja karyawan.

Selain bagi karyawan, perusahaan juga sangat membutuhkan feedback dari para karyawannya.  Berikut sejumlah manfaat dari feedback bagi karyawan dan perusahaan:

Manfaat Feedback bagi Karyawan

1. Membantu Mengenali Diri Sendiri

Feedback memberikan informasi tentang kekuatan dan kelemahan karyawan, membantu mereka memahami kemampuan, perilaku, serta dampaknya terhadap orang lain.

Dengan pemahaman ini, mereka bisa fokus mengembangkan kekuatan inti sekaligus memperbaiki kekurangan.

2. Mendorong Pembelajaran Berkelanjutan

Feedback dapat memotivasi karyawan untuk terus belajar, meningkatkan pengetahuan, dan mengembangkan keterampilan baru.

Contohnya, melalui review kinerja, karyawan bisa menemukan area yang perlu ditingkatkan, mencari peluang pengembangan, dan tetap adaptif dalam lingkungan kerja yang dinamis.

Baca Juga: 15 Tips Meningkatkan Learning Culture di Perusahaan

3. Meningkatkan Kepercayaan Diri

Pengakuan dan feedback positif meningkatkan rasa percaya diri karyawan.

Ketika usaha dan pencapaian mereka dihargai, karyawan merasa termotivasi untuk menghadapi tantangan baru, mencari solusi inovatif, dan memberikan kontribusi lebih besar bagi tim maupun organisasi.

4. Meningkatkan Adaptasi dan Ketahanan

Feedback yang konstruktif membantu karyawan belajar dari kesalahan dan tantangan, mendorong mereka untuk lebih tangguh dan adaptif.

Dengan menerima feedback secara teratur, mereka mampu melihatnya sebagai sarana untuk berkembang, bukan sekadar kritik. Hal ini juga mendukung kesejahteraan psikologis mereka.

5. Membangun Hubungan yang Sehat

Feedback menciptakan komunikasi yang terbuka dan jujur antara karyawan dengan manajer atau rekan kerja.

Dengan budaya saling percaya, karyawan merasa nyaman untuk berbagi ide, meminta dukungan, dan bekerja sama mencapai tujuan bersama.

Baca Juga: Cara Menjaga Hubungan Baik Karyawan dan Perusahaan

feedback adalah 5

Manfaat Feedback bagi Perusahaan

Dengan menggunakan feedback secara efektif, perusahaan dapat meningkatkan kinerja, mengembangkan bakat, meningkatkan kepuasan pelanggan, dan memperkuat efektivitas organisasi.

Berikut adalah alasan utama mengapa feedback begitu penting:

1. Mendorong Pengembangan Bakat

Feedback membantu perusahaan menentukan cara terbaik untuk mendukung perkembangan karyawan, baik melalui promosi ke posisi lebih tinggi (vertikal) maupun melalui pengayaan keterampilan (horizontal).

Melalui feedback, perusahaan bisa memahami keterampilan, kebutuhan, dan preferensi karyawan, sehingga dapat merancang rencana pengembangan karier yang sesuai.

Dengan menempatkan karyawan di posisi yang tepat, produktivitas dan kenyamanan mereka dalam bekerja juga meningkat.

2. Mendukung Inovasi dan Kreativitas

Strategi feedback yang baik menciptakan lingkungan kerja yang penuh kepercayaan dan keterbukaan.

Di lingkungan seperti ini, karyawan merasa lebih nyaman untuk menyampaikan ide-ide kreatif dan pandangan unik mereka.

Ketika karyawan merasa didukung, mereka lebih berani bereksperimen, mencoba pendekatan baru, dan memberikan solusi inovatif.

Hal ini tidak hanya membantu proyek yang sedang berjalan, tetapi juga mendorong inovasi di seluruh organisasi.

Baca Juga: Manajemen Motivasi: Manfaat, Strategi, dan Tantangannya

3. Memperkuat Pembelajaran Organisasi

Feedback bukan hanya untuk karyawan, tetapi juga membantu perusahaan belajar dan berkembang.

Dengan mendengarkan masukan dari karyawan, perusahaan dapat mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan, menyempurnakan proses, dan mengatasi ketidakefisienan.

Tindakan berdasarkan feedback ini menciptakan perbaikan berkelanjutan dalam alur kerja dan struktur organisasi, yang memberikan dampak positif ke seluruh bagian perusahaan.

4. Meningkatkan Kepuasan Pelanggan

Perbaikan internal yang dihasilkan dari feedback juga berdampak langsung pada kepuasan pelanggan.

Misalnya, melalui feedback, karyawan dapat mengidentifikasi praktik yang kurang efektif yang memengaruhi pelanggan.

Dengan memperbaiki ketidakefisienan ini, perusahaan dapat memberikan layanan yang lebih baik. Alhasil, kepuasan pelanggan meningkat, begitu pula pandangan mereka terhadap perusahaan.

Dengan menerapkan feedback secara efektif, perusahaan tidak hanya mendukung karyawan, tetapi juga menciptakan organisasi yang lebih inovatif, efisien, dan fokus pada pelanggan.

Baca Juga: Manajemen Hubungan Pelanggan: Strategi dan Tantangannya

Apa Saja Metode Feedback yang Efektif?

umpan balik 6

Memberikan feedback di tempat kerja seringkali sulit tanpa kerangka kerja yang jelas.

Dengan menggunakan model feedback, perusahaan bisa memastikan proses ini berjalan secara konsisten dan efektif.

Berikut 5 model feedback di tempat kerja yang bisa kamu pertimbangkan:

1. Model SBI

Model Situation-Behavior-Impact (SBI) cocok untuk menyampaikan feedback positif maupun konstruktif. Ada tiga langkah utama:

  • Jelaskan situasi dengan detail.
  • Gambarkan perilaku yang diamati secara objektif.
  • Jelaskan dampak dari perilaku tersebut (baik positif maupun negatif).

2. Model STAR

Model Situation-Task-Action-Result (STAR) memberikan feedback berbasis fakta dan berfokus pada perilaku. Komponennya meliputi:

  • Situation/Task: Jelaskan konteks atau tugasnya.
  • Action: Jelaskan tindakan yang diambil dalam situasi tersebut.
  • Result: Sebutkan hasil dari tindakan tersebut dan alasan efektivitasnya.

3. Model AID

Model Action-Impact-Desired Outcome (AID) cocok untuk situasi kinerja buruk atau pelanggaran. Feedback fokus pada tindakan, bukan orangnya, dengan tiga elemen:

  • Action: Berikan contoh spesifik dari tindakan yang dilakukan atau tidak dilakukan.
  • Impact: Jelaskan dampaknya terhadap situasi.
  • Desired Outcome: Ajukan saran untuk perubahan atau perbaikan.

4. Model Feedback Sandwich

Model ini menyeimbangkan sisi positif dan negatif dari feedback.

Diawali dengan pujian atas kekuatan, diikuti dengan area yang perlu ditingkatkan, lalu diakhiri dengan afirmasi positif lainnya.

Pendekatan ini membuat kritik terasa lebih mendukung dan tidak terlalu tajam.

5. Model GROW

Model Goal-Reality-Options-Will menggunakan pendekatan pembinaan atau mentoring untuk memberikan feedback. Langkah-langkahnya:

  • Goal: Tentukan tujuan yang ingin dicapai.
  • Reality: Identifikasi kondisi saat ini dan sumber daya yang tersedia.
  • Options: Diskusikan berbagai opsi untuk mencapai tujuan tersebut.
  • Will: Komitmen pada rencana dan tanggung jawab untuk mencapainya.

Baca Juga: 10 Cara Menumbuhkan Komitmen dalam Bekerja dan Manfaatnya

Bagaimana Tips Membangun Budaya Feedback di Tempat Kerja?

umpan balik 7

Membangun budaya feedback yang kuat di tempat kerja membutuhkan waktu dan usaha, tetapi hasilnya akan sangat berharga bagi kemajuan perusahaan.

Berikut adalah beberapa tips yang bisa Anda lakukan:

1. Biasakan Memberi dan Menerima Feedback

Feedback berkala seperti penilaian tahunan tidak cukup untuk membangun budaya feedback yang kuat. Karyawan dan manajer perlu terbiasa memberikan dan menerima feedback.

Latih keterampilan ini secara rutin melalui pertemuan bulanan singkat, cek mingguan, atau percakapan informal agar proses berbagi feedback terasa lebih alami.

Manajer juga harus berusaha tersedia untuk berbicara tentang kinerja, masalah, atau operasi sehari-hari, baik dalam pertemuan kelompok maupun individu.

Dalam hal ini, Anda dapat menerapkan open door policy agar tim terbiasa memberikan feedback yang efektif.

2. Ciptakan Zona Feedback Tanpa Penghakiman

Setiap karyawan harus merasa nyaman dan aman selama proses feedback. Caranya adalah dengan menyediakan ruang aman bagi karyawan untuk memberikan feedback terbuka atau kritik tanpa takut ada konsekuensi.

Budaya tanpa penghakiman akan mendorong karyawan untuk lebih berani berbicara, mengekspresikan diri, dan merasa terlibat untuk berkembang bersama organisasi.

Jika karyawan merasa tidak nyaman memberikan kritik, tawarkan opsi sesi feedback anonim. Survei anonim bisa menjadi alat yang efektif untuk mendapatkan masukan tulus dari karyawan.

3. Rayakan Prestasi Tim dengan Feedback Positif

Untuk menciptakan budaya feedback yang sehat, rayakan keberhasilan dan pencapaian tim Anda.

Produktivitas dan keterlibatan karyawan akan meningkat ketika mereka merasa dihargai atas kontribusinya.

Pertemuan tim adalah cara yang tepat untuk merayakan keberhasilan. Memberikan feedback positif dan menguatkan perilaku yang baik akan membuat karyawan merasa dihargai dan lebih termotivasi untuk proyek berikutnya.

Baca Juga: Cara Mengukur Employee Engagement dan Metrik Pentingnya

4. Gunakan Mekanisme Feedback yang Sistematis

Cara terbaik untuk mendapatkan feedback konsisten adalah dengan memasukkan alat feedback ke dalam sistem yang digunakan setiap hari.

Misalnya, tambahkan poin “feedback” di formulir cek mingguan untuk membuatnya menjadi kebiasaan. Gunakan survei seperti Pulse Surveys untuk memandu diskusi selama cek mingguan.

Setelah proyek besar selesai, lakukan rapat evaluasi tim untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan.

Jika dilakukan secara konstruktif, sesi ini akan membantu tim melihat nilai dari umpan balik.

5. Adakan Diskusi Tim dan Sesi Feedback Jujur

Diskusi kelompok mendorong karyawan untuk memberikan feedback terbuka kepada rekan kerja maupun pemimpin.

Gunakan momen ini untuk mempererat hubungan dan menormalkan feedback di tempat kerja.

Beberapa tim merasa lebih mudah memberikan feedback saat dilakukan bersama kelompok, karena adanya dukungan dari rekan-rekan.

Baca Juga: Group Mentoring: Arti, Manfaat, Hingga Tips Implementasinya

feedback adalah 8

6. Berikan Pelatihan Feedback

Memberikan dan menerima feedback adalah keterampilan yang perlu dilatih. Tanpa pelatihan, sulit membangun budaya feedback yang positif.

Pelatihan ini membantu karyawan melihat feedback sebagai jalan dua arah, sehingga mereka merasa nyaman memberi dan meminta feedback.

Pelatihan dapat mencakup:

  • Panduan cara memberi dan menerima feedback dengan baik.
  • Contohkan cara memberikan kritik yang konstruktif.
  • Mengajarkan feedback yang jelas dan solutif.

7. Berikan Feedback Real-Time

Feedback real-time adalah feedback yang diberikan segera setelah suatu tindakan. Baik untuk mengoreksi kesalahan maupun memuji kinerja, feedback langsung membantu meningkatkan akuntabilitas.

Masalah dapat diperbaiki tanpa harus menunggu waktu evaluasi, sementara apresiasi dapat meningkatkan motivasi karyawan.

8. Lakukan Tindak Lanjut Setelah Pertemuan Individu

Setelah sesi feedback mingguan, lakukan tindak lanjut dengan setiap karyawan. Tindak lanjut ini menunjukkan bahwa Anda menghargai masukan mereka dan peduli pada kesejahteraan serta kinerja mereka.

Jika feedback karyawan tidak ditindaklanjuti, mereka bisa merasa diabaikan, yang pada akhirnya merusak budaya feedback itu sendiri.

Baca Juga: Skip Level Meeting: Cara Melaksanakan, dan Contoh Pertanyaan

9. Berikan Contoh dengan Memberikan Feedback

Sebagai pemimpin, tunjukkan bahwa budaya feedback penting dengan memberikan contoh. Tunjukkan cara menerima kritik dengan baik dan bagaimana menerapkan masukan.

Saat karyawan melihat Anda serius tentang budaya feedback, mereka akan lebih mudah mengikuti.

10. Tetapkan Ekspektasi yang Jelas

Untuk mempertahankan budaya feedback, tetapkan ekspektasi yang jelas kepada karyawan. Gunakan bahasa yang tegas namun mendukung agar lingkungan kerja tetap produktif.

Terapkan prinsip feedback yang sehat di organisasi Anda dengan:

  • Berikan informasi yang singkat dan saran yang dapat diterapkan.
  • Jelaskan ekspektasi tentang frekuensi dan kejujuran dalam feedback.
  • Diskusikan manfaat feedback sambil menetapkan batasan tegas bagi mereka yang enggan berpartisipasi.

Baca Juga: 10 Cara Memberikan Masukan untuk Perusahaan dan Contohnya

Kesimpulan

Feedback adalah alat komunikasi yang sangat penting untuk mendukung pengembangan karyawan dan perusahaan.

Dengan feedback yang tepat, karyawan dapat mengenali kekuatan dan kelemahan mereka, mendorong pembelajaran berkelanjutan, serta membangun rasa percaya diri.

Sementara itu, perusahaan dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih inovatif, meningkatkan kinerja tim, dan merancang strategi pengembangan yang sesuai untuk setiap individu.

Dalam dunia kerja yang terus berkembang, feedback bukan hanya menjadi evaluasi, tetapi juga sebuah proses kolaborasi yang saling mendukung antara manajer dan karyawan.

Ketika feedback diterapkan dengan baik, tidak hanya kinerja individu yang meningkat, tetapi juga efisiensi, budaya organisasi, dan hasil bisnis secara keseluruhan.

Untuk mendukung budaya feedback di tempat kerja, perusahaan dapat menggunakan software HRIS dari GajiHub.

Melalui sistem ini, manajemen perusahaan dapat dengan mudah melakukan penilaian karyawan, karena GajiHub menyediakan 30 laporan performa karyawan.

Setiap manajer juga dapat mengakses laporan tersebut kapan pun dan di mana pun, yang dapat memudahkan pengambilan keputusan untuk setiap karyawan.

Selain itu, GajiHub juga menyediakan fitur timeline yang memungkinkan perusahaan memberikan apresiasi kepada karyawan dan membagikannya kepada seluruh organisasi.

Tertarik mencoba? Kunjungi tautan ini dan coba gratis hingga 14 hari.

Amelia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *