Manpower Turnover: Penyebab,Tips, dan Trennya di Tahun 2025

manpower turnover banner

Manpower turnover adalah kondisi di mana seorang karyawan keluar dari perusahaan, baik karena keinginannya sendiri maupun keputusan dari perusahaan.

Biasanya, turnover diukur dalam periode tertentu, misalnya per tahun.

Tingkat turnover yang terlalu tinggi bisa berdampak buruk pada operasional karena harus terus mencari dan melatih karyawan baru.

Dengan memahami penyebab turnover, perusahaan dapat menjaga stabilitas tim dan lingkungan kerja tetap sehat.

Jika dibiarkan, turnover yang tinggi bisa menurunkan produktivitas, membuat biaya rekrutmen membengkak, dan memengaruhi citra perusahaan di mata calon karyawan baru.

Pada artikel kali ini, GajiHub akan membahas penyebab manpower turnover, tren, hingga cara menganalisis.

Mengapa Perusahaan Perlu Memahami Alasan Karyawan Resign?

manpower turnover 1

Memahami alasan karyawan resign dapat membantu perusahaan dalam mengurangi tingkat manpower turnover.

Selain itu, berikut beberapa manfaatnya:

1. Mencegah Resign yang Tidak Diinginkan

Jika perusahaan mengetahui alasan karyawan resign, manajemen bisa mencari solusinya.

Misalnya, jika banyak karyawan keluar karena gaji tidak kompetitif, maka perusahaan bisa mengevaluasi dan memperbaiki sistem kompensasinya.

2. Menghemat Biaya

Mengganti satu karyawan bisa menghabiskan biaya hingga 2x lipat dari gaji karyawan.

Selain itu, turnover juga bisa menyebabkan hilangnya produktivitas, pengetahuan, dan semangat kerja tim.

Baca Juga: 15 Cara Mengurangi Biaya HRD + 5 Tips Terbaiknya

3. Menciptakan Tim yang Stabil

Tim yang stabil membuat karyawan lebih semangat dan tidak stres karena kekurangan tenaga.

Stabilitas ini juga membantu pertumbuhan bisnis jangka panjang.

4. Menyusun Strategi Retensi yang Tepat

Jika Anda memahami penyebab resign karyawan, Anda bisa merancang strategi retensi yang sesuai.

Misalnya, apabila program onboarding dianggap tidak efektif, perusahaan bisa memperbaikinya agar karyawan merasa lebih siap dan tidak cepat keluar.

Baca Juga: 20 Strategi untuk Meningkatkan Retensi Karyawan

Apa Saja Penyebab Utama Manpower Turnover?

manpower turnover 2

Berikut adalah faktor-faktor utama yang menjadi penyebab tingginya tingkat manpower turnover:

1. Tingkat Stres Kerja yang Tinggi

Stres kerja merupakan salah satu pemicu yang paling signfikan dalam keputusan karyawan untuk meninggalkan pekerjaannya.

Lingkungan kerja yang penuh tekanan cenderung menyebabkan tingkat burnout menjadi lebih tinggi dibandingkan lingkungan yang lebih stabil.

Beberapa penyebab stres kerja:

  • Tugas dan tanggung jawab yang tidak terdefinisi dengan baik menimbulkan kebingungan dan kecemasan.
  • Terjadi ketika karyawan dihadapkan pada tuntutan yang saling bertentangan.
  • Ketika sumber daya seperti waktu, dukungan, dan otonomi tidak mencukupi untuk menyelesaikan pekerjaan secara efektif.
  • Kurangnya waktu untuk kehidupan pribadi turut memperburuk tingkat stres.

Cara mengevaluasi:

  • Melakukan survei karyawan
  • Mengukur tingkat absensi
  • Menghitung jumlah sakit dan izin
  • Melakukan survei keterlibatan
  • Melakukan stay interview dan exit intnerview

2. Faktor Demografis

Variabel demografid juga terbukti menjadi penyebab tingginya manpower turnover.

Beberapa faktor demografis yang menyebabkan karyawan resign di antaranya:

  • Usia: Karyawan yang lebih muda cenderung lebih sering berpindah pekerjaan dibandingkan yang lebih tua.
  • Status pernikahan: Individu yang sudah menikah memiliki kecenderungan lebih rendah untuk berpindah kerja.
  • Tanggung jawab keluarga: Adanya anak atau tanggungan keluarga dapat mengurangi keinginan untuk mengambil risiko berganti pekerjaan.
  • Masa kerja (tenure): Karyawan umumnya lebih rentan resign pada tahun ke-4 atau ke-5, namun semakin lama masa kerja, semakin kecil kemungkinan karyawan akan berpindah ke perusahaan lain.

Cara evaluasi:

Anda dapat menggunakan data personal karyawan yang tersedia pada sistem manajemen data karyawan.

Salah satu software yang bisa membantu Anda dalam mengumpulkan data personal karyawan adalah GajiHub.

Dengan fitur analisa data yang dimilikinya, Anda juga dapat mengakses setiap komponen mulai dari tunjangan hingga potongan.

Selain itu, Anda juga dapat memantau tingkat kedispilinan masing-masing karyawan, melalui laporan keterlambatan, lembur, hingga laporan izin cuti yang disediakan oleh GajiHub.

Melaui data-data tersebut, Anda pun dapat mengetahui masalah yang mungkin menjadi penyebab karyawan resign.

Tertarik mencoba GajiHub? Klik gambar berikut ini untuk informasi selengkapnya:

gajihub 3

3. Kualitas Kepemimpinan

Pernyataan, “karyawan meninggalkan atasan, bukan pekerjananya” ternyata dapat dibuktikan oleh data.

Sebuah riset menunjukkan bahwa manajer memiliki pengaruh besar terhadap keterlibatan dan loyalitas tim.

Faktor kepemimpinan

Faktor kepemimpinan yang dapat berdampak pada tingginya manpower turnover adalah:

  • Kepuasan terhadap atasan langsung – Hubungan yang positif dan suportif dengan atasan meningkatkan keinginan karyawan untuk bertahan.
  • Hubungan dua arah (Leader-Member Exchange) – Karyawan merasa dihargai saat kontribusi mereka diakui secara personal oleh atasannya.

Cara evaluasi:

Anda dapat membandingkan tingkat turnover antar tim/divisi, meminta feedback dari survei karyawan, serta analisis lebih lanjut terhadap gaya manajerial masing-masing pemimpin tim.

Baca Juga: Atasan Pilih Kasih? Ini Contoh, Dampak, dan Cara Menghadapinya

4. Kepuasan terhadap Pekerjaan

Kepuasan terhadap pekerjaan merupakan indikator penting dalam menentukan potensi turnover.

Beberapa faktor yang memengaruhi di antaranya adalah:

  • Kepuasan kerja – Tingkat kepuasan karyawan terhadap pekerjaannya secara keseluruhan, termasuk gaji, lingkungan kerja, dan relasi dengan rekan kerja.
  • Kesesuaian ekspektasi – Apakah realitas pekerjaan sesuai dengan ekspektasi karyawan sebelum bergabung? Ketidaksesuaian yang besar sering kali membuat karyawan resign dalam beberapa bulan pertama.
  • Keterlibatan kerja – Sejauh mana seseorang merasa terlibat secara aktif dalam perannya Ketika pekerjaan selaras dengan minat dan nilai pribadi, karyawan cenderung bertahan lebih lama.

Cara evaluasi:

Baca Juga: Work Engagement: Arti, Ciri-ciri, Aspek, Dampak, dan Strateginya

manpower turnover 3

5. Kepuasan terhadap Isi Pekerjaan

Kepuasan terhadap isi pekerjaan berfokus pada sejauh mana seseorang merasa puas terhadap tugas dan tanggung jawab inti dalam pekerjaannya.

Hal ini berbeda dengan kepuasan kerja secara umum yang juga mencakup faktor eksternal seperti gaji dan lingkungan kerja.

Contohnya, seseorang mungkin menyukai lingkungan kantornya, tetapi merasa bosan atau tidak tertantang oleh tugas-tugas yang dilakukan setiap hari.

Cara evaluasi:

Anda dapat melakukan survei untuk menilai keterlibatan terhadap tugas inti, wawancara langsung, dan survei pulse.

6. Lingkungan Eksternal

Lingkungan eksternal berperan penting dalam keputusans eseorang untuk tetap tinggal atau berpindah pekerjaan.

  • Faktor eksternal – Faktor pembanding dari luar dapat mendorong karyawan untuk mengevaluasi posisinya saat ini, seperti:
  • Peluang kerja alternatif – Semakin banyak peluang di luar sana, semakin tinggi kemungkinan seseorang akan berpindah kerja.
  • Perbandingan dengan pekerjaan lain – Jika opsi di luar terlihat lebih menarik dari pekerjaan saat ini, risiko turnover akan meningkat.

Cara evaluasi:

Anda bisa membandingkan data dari konsultan HR eksternal yang mengukur permintaan pasar kerja berdasarkan jabatan.

Perbandingan tersebut bisa digunakan untuk memetakan jabatan mana yang paling berisiko ditinggalkan karyawannya.

Baca Juga: Benchmarking HR: Arti, Langkah, Cara Mendapatkan Data

7. Rekan Kerja

Alasan karyawan resign yang juga kerap menyebabkan tingginya manpower runtover adalah karena hubungan dengan rekan kerja dan budaya kerja di kantor.

Faktor rekan kerja bisa menjadi salah satu penyebab turnover, terutama jika:

  • Hubungan antar rekan kerja kurang solid – Kekompakan tim yang baik biasanya membuat karyawan betah. Sebaliknya, jika suasana kerja tidak nyaman, orang jadi lebih mudah resign.
  • Tidak puas dengan rekan kerja – Jika seseorang merasa tidak cocok atau kurang nyaman dengan rekan kerjanya, maka kemungkinan ia keluar dari perusahaan jadi lebih besar.

Cara evaluasi:

Anda dapat menggunakan survei karyawan untuk mengetahui bagaimana mereka menilai hubungan dan kerja sama dengan rekan-rekannya.

8. Kompensasi

Gaji sering dianggap penyebab utama karyawan resign.

Namun, kenyataannya, bukan besarnya gaji yang utama, melainkan kepuasan terhadap gaji dan perasaan adil atau tidaknya sistem penggajian.

Misalnya, karyawan cenderung membandingkan gaji mereka dengan orang lain.

Jika ada perbedaan gaji yang terlalu jauh tanpa alasan yang jelas, misalnya atasan yang tugasnya tidak jauh berbeda tapi mendapat gaji dua kali lipat, hal ini bisa membuat karyawan merasa tidak adil dan akhirnya keluar.

Cara evaluasi:

Bandingkan data gaji perusahaan Anda dengan standar pasar untuk mengetahui apakah karyawan dibayar sesuai.

Perasaan tidak dibayar layak bisa memicu tingginya manpower turnover.

Baca Juga: Compensation Benchmarking: Panduan Lengkap untuk HR

9. Indikator Lain

Selain faktor-faktor utama, ada juga tanda-tanda lain yang bisa menunjukkan bahwa seorang karyawan berisiko keluar, seperti:

  • Karyawan sering datang terlambat, yang bisa menandakan bahwa motivasi kerja menurun.
  • Karyawan yang sering izin atau bolos cenderung lebih cepat keluar, bisa jadi karena mereka sedang mencari kerja lain atau sudah kehilangan semangat.
  • Karyawan yang kinerjanya rendah sering kali tidak bertahan lama.

Cara evaluasi:

Gunakan data absensi dan performa kerja yang sudah tercatat di sistem HR perusahaan untuk memantau potensi turnover.

Baca Juga: Karyawan Sering Sakit? Berikut Hal yang perlu Dilakukan HR

Bagaimana Cara Mengukur Manpower Turnover?

manpower turnover 4

Untuk menganalisis manpower turnover, tidak cukup hanya dengan menghitung berapa banyak orang yang resign.

Penting bagi Anda untuk memahami alasan di balik keputusan mereka dan menemukan masalah yang mungkin mereka alami sealma bekerja.

Dengan begitu, perusahaan bisa melihat gambaran besar dan membuat perbaikan pada pengalaman kerja karyawan (employee experience).

Untuk memahami turnover lebih dalam, coba ajukan pertanyaan-pertanyaan berikut:

  • Siapa saja yang memutuskan resign?
  • Apa saja alasan mereka resign menurut hasil exit interview?
  • Kapan angka turnover paling tinggi dan paling rendah?
  • Apakah ada pola tertentu dalam waktu atau jenis karyawan yang resign?
  • Masalah apa yang paling sering dilaporkan ke bagian HR?
  • Bagaimana pengaruh turnover ini terhadap perencanaan tenaga kerja perusahaan?
  • Apa pendapat karyawan terkait banyaknya rekan kerja yang resign?
  • Bagaimana mereka menilai pengalaman kerja selama di perusahaan?

Baca Juga: Karyawan Mau Resign? Ini Cara Menghadapi dan Tipsnya

Bagaimana Tren Manpower Turnover di Tahun 2025?

karyawan resign 5

Di tahun 2025 ini ada beberapa tren terkait manpower turnover yang perlu menjadi fokus dalam strategi HR, seperti:

1. Karyawan Tidak Mendapat Kesempatan Belajar dan Bertumbuh

Data dari Lorman Education Services menunjukkan bahwa 70% karyawan cenderung indah ke perusahaan yang dikenal aktif dalam mengembangkan karyawannya.

Artinya, karyawan ingin terus berkembang, belajar hal baru, dan merasa kontribusinya berarti bagi perusahaan.

  • Bangun program pelatihan yang berkelanjutan dan mudah diakses.
  • Buat rencana pengembangan karier yang jelas.
  • Tawarkan mentoring internal antar karyawan.
  • Libatkan karyawan dalam perencanaan tujuan karier pribadi mereka.

2. Masalah Kompensasi

Saat ini biaya hidup semakin meningkat dan informasi gaji semakin transparan.

Itulah mengapa karyawan dapat dengan mudah membandingkan gaji mereka dengan perusahaan lain.

Mereka tidak hanya peduli pada nominal, tetapi juga fokus pada keadilan dan transparansi dalam sistem penggajian.

Tips:

  • Lakukan benchmarking gaji secara rutin terhadap pasar.
  • Komunikasikan dengan jelas bagaimana struktur gaji ditentukan.
  • Tambahkan benefit non-finansial seperti cuti fleksibel, asuransi, atau kerja hybrid.
  • Evaluasi dan sesuaikan gaji secara berkala agar tetap kompetitif.

Baca Juga: Analisis Jabatan: Pengertian, Metode dan Manfaatnya

3. Kepemimpinan yang Buruk

Menurut Gallup, 70% keterlibatan tim dipengaruhi langsung oleh manajer mereka.

Masalah kepemimpinan dapat berupa komunikasi yang buruk, ekspektasi yang tidak realistis, atau kurangnya dukungan bisa menurunkan semangat kerja dan mendorong karyawan untuk resign.

Tips:

  • Latih manajer agar jadi pemimpin yang suportif dan komunikatif.
  • Dorong sesi feedback dua arah secara rutin.
  • Ukur efektivitas gaya kepemimpinan lewat survei atau 360 degree feedback.
  • Berikan coaching khusus untuk pemimpin tim.

4. Burnout atau Kelelahan Kerja

Hampir 80% profesional HR dan L&D khawatir risiko burnout karyawan akan tetap tinggi atau bahkan meningkat di tahun 2025.

Burnout terjadi karena beban kerja berlebihan, minimnya tantangan, atau rasa terputus dari makna pekerjaan.

Jika dibiarkan, burnout bisa menurunkan kinerja dan memicu resign.

Tips:

  • Monitor beban kerja tim dan pastikan distribusinya seimbang.
  • Dorong work-life balance dengan jam kerja fleksibel.
  • Berikan ruang untuk istirahat mental seperti mental health day atau sesi konseling.
  • Bangun budaya kerja yang menghargai kesejahteraan, bukan hanya hasil.

Dengan memahami penyebab turnover secara mendalam dan mengaitkannya dengan data nyata, HR bisa menyusun strategi yang lebih tepat untuk mempertahankan talenta terbaik.

Baca Juga: 6 Metode Talent Sourcing dan Kelebihan & Kekurangannya

Bagaimana Cara Mengurangi Manpower Turnover?

karyawan resign 6

Selain dengan beberapa tips di atas, berikut beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk mengurangi manpower turnover:

1. Gunakan AI

AI dapat menggantikan tugas-tugas rutin, memungkinkan karyawan fokus pada pekerjaan yang lebih bermakna.

Menurut laporan Zendesk EX Trends 2024, 76% pemimpin IT dan HR sepakat bahwa AI membantu karyawan mengambil tanggung jawab baru, dan 81% mengatakan AI membuat mereka lebih efisien dalam menangani tugas yang kompleks.

2. Apresiasi Karyawan Berprestasi

Perusahaan perlu memberikan apresiasi yang konsisten kepada karyawan berprestasi.

Karyawan yang merasa dihargai akan lebih termotivasi dan cenderung bertahan lebih lama.

3. Dengarkan Masukan Karyawan

Penting untuk mengumpulkan umpan balik melalui survei kepuasan dan menganalisis tren keluhan karyawan.

Baca Juga: 10 Cara Memberikan Masukan untuk Perusahaan dan Contohnya

4. Beri Fleksibilitas Kerja

Menurut laporan EX Trends 2024, 87% pemimpin menganggap fleksibilitas dalam tempat dan waktu kerja dapat meningkatkan produktivitas.

Penyediaan tools self-service dan dukungan AI memungkinkan karyawan bekerja lebih leluasa, baik dari rumah maupun kantor.

5. Cegah Burnout

Perusahaan perlu menyediakan cuti mental dan mengatur distribusi beban kerja dengan menggunakan perangkat lunak manajemen tenaga kerja.

Pemantauan performa juga penting agar tidak ada karyawan yang merasa terbebani.

6. Investasi Pelatihan dan Coaching

Pelatihan dan coaching membantu karyawan meningkatkan keterampilan serta merasa lebih dihargai dan berkembang.

Baca Juga: Pengertian Upskilling, Manfaat, Teknik, dan Cara Mengembangkan

Kesimpulan

Berdasarkan artikel di atas, dapat dipahami bahwa manpower turnover merupakan salah satu tantangan serius yang kerap dihadapi banyak perusahaan.

Data menunjukkan bahwa faktor utama turnover mencakup kurangnya kesempatan belajar, manajemen yang buruk kompensasi kurang kompetitif, dan tingkat burnout yang tinggi.

Jika tidak ditangani, turnover akan menciptakan kekosongan posisi, turunnya produktivitas, dan membengkaknya biaya operasional karena rekrutmen dan pelatihan baru.

Untuk menekan turnover, perusahaan perlu membangun lingkungan kerja yang sehat dan suportif.

Hal ini bisa dilakukan melalui strategi seperti memberi ruang pengembangan diri, pengakuan atas kinerja, sistem kerja fleksibel, pelatihan rutin, serta memanfaatkan teknologi seperti AI untuk meringankan tugas berulang.

Selain itu, perusahaan juga dapat mempertimbangkan penggunaan software HRIS dari GajiHub.

Melalui software ini, tim HR dapat lebih mudah dalam melakukan tugas administrasi, seperti payroll, absensi, hingga reimbursement.

Dengan demikian, mereka bisa lebih fokus dalam menyusun strategi untuk mengurangi tingkat manpower turnover.

Tertarik mencoba? Kunjungi tautan ini dan dapatkan coba gratis hingga 14 hari.

Amelia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *