Cara Mengukur Employee Engagement dan Metrik Pentingnya

cara mengukur employee engagement banner

Memahami cara mengukur employee engagement atau keterlibatan karyawan bisa menjadi salah satu tantangan bagi tim HR, sebab hal tersebut kerap berkaitan dengan hubungan emosional yang dirasakan karaywan terhadap perusahaaan.

Karyawan yang terlibat aktif akan memberikan lebih banyak usaha dan waktu mereka untuk perusahaan, sehingga dapat menghasilkan karyawan berkinerja tinggi.

Peningkatan keterlibatan tersebut juga akan berdampak pada kepuasan konsumen perusahaan yang turut meningkatkan pendapatan bisnis.

Lebih dari 85% pemilik bisnis juga percaya pada kekuatan dan dampak positif dari keterlibatan karyawan yang tinggi.

Dengan demikian, mengukur employee engagement dapat membantu meningkatkan produktivitas dan mengurangi angka pergantian karyawan.

Pada artikel kali ini, GajiHub akan membahas cara mengukur employee engagement, pentingnya, dan metrik penting yang perlu diukur.

Apakah Perusahaan Perlu Mengukur Employee Engagement?

cara mengukur employee engagement 1

Ya, perlu. Berikut beberapa hal yang membuat perusahaan perlu memahami cara mengukur employee engagement:

Analisis dan pengukuran employee engagement juga memberikan informasi berharga yang dapat membantu pemimpin menciptakan lingkungan kerja yang positif, meningkatkan produktivitas kerja karyawan, dan mengurangi tingkat turnover. 

Oleh karena itu, dengan memahami cara mengukur employee engagement, Anda dapat menciptakan tempat kerja yang sehat dan produktif, serta sesuai dengan tujuan bisnis.

Baca Juga: 15 Cara Meningkatkan Employee Engagement dan Manfaatnya

Apa Saja Aspek Penting dalam Pengukuran Employee Engagement?

cara mengukur employee engagement 2

Employee engagement terdiri dari tiga dimensi, yakni fisik, emosional, dan kognitif.

Psikolog Amerika dan ilmuwan sosial, Robert Kahn, mengembangkan konsep ini untuk memahami tingkat keterlibatan karyawan dan seberapa penting hal itu bagi pengalaman kerja mereka.

Berikut penjelasannya:

1. Fisik

Semakin banyak usaha fisik yang dilakukan karyawan di tempat kerja, maka semakin besar kemungkinan mereka terlibat.

Misalnya, berjalan keliling kantor atau mengerjakan tugas tertentu bisa meningkatkan kepercayaan diri dan komitmen karyawan terhadap perusahaan.

Selain itu, keterlibatan fisik juga dapat meningkatkan perasaan produktif. Anda bisa memperkuat aspek ini dengan mengadakan rapat sambil berjalan, memberi waktu untuk fokus pada kesehatan fisik, dan menyediakan perabot ergonomis yang nyaman.

2. Emosional

Aspek emosional dalam mengukur employee engagement berfokus pada perasaan karyawan terhadap tempat kerja mereka. Perhatikan apakah karyawan merasa memiliki ikatan di lingkungan kerja.

Cobalah untuk mengajukan pertanyaan seperti, “Apakah karyawan percaya pada perusahaan dan para pemimpinnya untuk mendukung pertumbuhan profesional mereka?”

Perasaan diberdayakan juga menjadi kunci dalam menilai keterlibatan. Memberikan karyawan lebih banyak fleksibilitas dan otonomi dapat menciptakan pengalaman yang positif.

Pada akhirnya, aspek emosional ini akan memengaruhi kinerja perusahaan secara keseluruhan.

3. Kognitif

Keterlibatan kognitif berfokus pada tingkat konsentrasi karyawan saat bekerja, baik dalam menyelesaikan tugas maupun mengikuti visi perusahaan.

Di sini, pengetahuan tentang perusahaan menjadi penting. Karyawan perlu yakin bahwa mereka memahami tugasnya sehingga dapat bekerja dengan lancar.

Misalnya, Anda dapat mengadakan sesi brainstroming untuk meningkatkan kesehatan mental karyawan atau mengembangkan program employee recognition

Gunakan metode yang lebih modern untuk menghargai pencapaian mereka, seperti menyelesaikan proyek besar atau mendapatkan promosi.

Hal ini akan memberikan dorongan positif bagi karyawan untuk terus berprestasi.

Baca Juga: Penilaian Promosi Jabatan, Tahapan, dan Indikatornya

Bagaimana Cara Mengukur Employee Engagement?

cara mengukur employee engagement 3

Mengukur employee engagement bukan merupakan hal yang mudah. Namun, berikut adalah cara sederhana yang bisa Anda lakukan:

1. Tetapkan Tujuan Employee Engagement yang Jelas

Tujuan dari employee engagement adalah tolok ukur untuk membedakan karyawan yang terlibat dari yang tidak terlibat.

Metrik ini bisa berupa angka atau kualitatif, tetapi seharusnya selalu menunjukkan seberapa dekat Anda mencapai target keterlibatan.

Berikut beberapa contoh tolok ukur keterlibatan karyawan yang bisa Anda perhatikan:

  • Karyawan merasa bahwa pendapat mereka dihargai.
  • Karyawan melihat adanya peluang untuk pertumbuhan dan pengembangan karir.
  • Nilai rata-rata Net Promoter Score karyawan adalah 9 atau lebih tinggi.
  • Tingkat absensi karyawan di bawah 1,5%.Ada tingkat keterlibatan dan retensi karyawan yang tinggi selama periode tertentu (misalnya satu tahun).

2.  Gunakan Survei Pulse untuk Mengukur Keterlibatan

Survei pulse merupakan salah satu cara terbaik untuk mengukur employee engagement. Survei ini memberikan wawasan yang cepat, konsisten, dan dapat ditindaklanjuti.

Survei pulse adalah survei singkat yang berfokus pada pertanyaan tertentu. Namanya berasal dari pemeriksaan ‘pulse’ yang memberikan gambaran cepat tentang kesejahteraan karyawan.

Kuncinya adalah mengajukan pertanyaan yang sederhana namun bermakna. Sebagai pedoman, fokuslah pada tiga jenis pertanyaan keterlibatan karyawan:

  • Pertanyaan Kepuasan: Apakah tim Anda menginspirasi Anda untuk melakukan yang terbaik?
  • Pertanyaan Peluang: Apakah ada cukup peluang untuk berkembang dalam tim Anda saat ini?
  • Pertanyaan Kesesuaian: Apakah Anda merasa tim kepemimpinan mempertimbangkan perspektif Anda dalam pengambilan keputusan besar?

Baca Juga: 16 Contoh Pertanyaan Untuk Survei Kepuasan Karyawan

gajihub 2

3. Hitung eNPS Anda

eNPS (Employee Net Promoter Score) adalah metrik yang bagus untuk mendapatkan skor keterlibatan yang jelas dan terukur.

eNPS dihitung berdasarkan perbedaan antara karyawan yang paling terlibat dan yang paling tidak terlibat.

Singkatnya, ini menunjukkan seberapa besar kemungkinan karyawan Anda merekomendasikan perusahaan Anda kepada orang lain.

cara mengukur employee engagement 4

4. Adakan One-on-one Meeting

One-on-one meeting memungkinkan Anda mendapatkan feedback yang lebih mendalam dan bermakna dari karyawan sekaligus memperhatikan isyarat non-verbal.

Ini adalah salah satu cara terbaik untuk mengukur employee engagement yang paling sederhana dan langsung.

Jika perusahaan Anda menggunakan sistem remote working, buatlah karyawan tetap mdidenga untuk menciptakan lingkungan yang aman.

Sebelum memulai meeting, hilangkan semua gangguan agar Anda bisa memberikan perhatian penuh.

Setelah meeting dimulai, tunjukkan bahwa Anda mendengarkan dengan cara merangkum poin-poin penting yang telah dibahas.

Berikut adalah beberapa pertanyaan yang bisa Anda ajukan selama pertemuan satu lawan satu:

  • Apa hal positif yang Anda dapatkan dari pengalaman kerja Anda?
  • Apakah ada aspek dari pengalaman kerja Anda yang menurut Anda perlu ditingkatkan?
  • Tiga kata atau frasa apa yang paling menggambarkan budaya organisasi di tempat kerja Anda?

Baca Juga: 13 Cara Meningkatkan Partisipasi Tim dalam Meeting

5. Tingkatkan Komunikasi Tim Jarak Jauh

Untuk memperkuat komunikasi dalam tim jarak jauh, pertimbangkan untuk mengadakan kegiatan virtual yang menyenangkan dan dapat mempererat hubungan antar anggota tim.

6. Buat Grup Diskusi Terfokus (Focus Group)

Grup diskusi terfokus sering digunakan dalam riset pasar untuk memahami pandangan, preferensi, atau ketidakpuasan melalui sampel karyawan yang representatif.

Metode ini sangat bermanfaat bagi perusahaan besar di mana pertemuan individu sulit dilakukan.

Untuk memulai, buat pengumuman partisipasi melalui buletin internal. Pilih karyawan dari departemen tertentu atau gabungkan beberapa tim untuk mendapatkan perspektif yang beragam.

Anda dapat memandu diskusi dengan mengajukan pertanyaan berikut:

  • Apakah Anda memahami peran Anda dalam mencapai tujuan organisasi?
  • Apakah ada hal yang menghambat perkembangan Anda di perusahaan?
  • Apakah Anda setuju dengan definisi “kesuksesan” di perusahaan ini?

cara mengukur employee engagement 5

7. Pantau Tingkat Retensi dan Kepuasan Karyawan

Karyawan yang merasa terlibat cenderung bertahan lebih lama di perusahaan dan tidak mudah tergoda oleh tawaran pekerjaan lain.

Untuk mengukur retensi, bandingkan tingkat pergantian karyawan tahun ini dengan tahun sebelumnya.

Pertimbangkan untuk menanyakan: Apakah ada perubahan dalam proses onboarding?

Gunakan juga survei singkat untuk mengukur kepuasan karyawan, dengan pertanyaan seperti:

  • Apakah Anda melihat diri Anda tetap bekerja di perusahaan ini dalam dua tahun ke depan?
  • Apakah Anda bangga bekerja di sini?

Sediakan opsi feedback anonim agar karyawan merasa nyaman untuk memberikan pendapat mereka.

Baca Juga: 10 Indikator Kepuasan Kerja dan Cara Meningkatkannya

8. Lihat Data Produktivitas Karyawan

Karyawan yang terlibat biasanya lebih produktif. Anda bisa mengukur produktivitas dengan membagi pendapatan perusahaan dalam satu periode dengan jumlah total karyawan.

Kemudian, analisis hasilnya berdasarkan departemen untuk menemukan pola atau tren tertentu.

Namun, hanya mengandalkan produktivitas saja tidak cukup untuk mengukur keterlibatan. Gabungkan dengan survei atau alat pelacakan lainnya.

9. Cek Tingkat Ketidakhadiran Karyawan

Tingkat ketidakhadiran yang tinggi bisa menjadi indikasi rendahnya keterlibatan karyawan.

Oleh karena itu, Anda perlu menganalisis tingkat ketidakhadiran selama periode tertentu, lalu lihat apakah ada hubungan dengan data lain, seperti penurunan eNPS atau peningkatan tingkat pergantian karyawan.

Pertanyaan yang perlu diajukan:

  • Apakah tingkat ketidakhadiran meningkat seiring dengan penurunan keterlibatan?
  • Apakah ini mempengaruhi retensi karyawan?

Dengan memahami pola ini, Anda bisa membuat keputusan berdasarkan data untuk meningkatkan employee experience.

10. Gunakan Survei Exit Interview

Survei exit interview memberikan wawasan jujur dari karyawan yang meninggalkan perusahaan. Mereka cenderung lebih terbuka karena tidak lagi khawatir kehilangan pekerjaan.

Kirim survei dengan pertanyaan kuantitatif (ya/tidak), seperti:

  • Apakah Anda merasa dipersiapkan dengan baik untuk pekerjaan Anda?
  • Apakah Anda menerima feedback yang konstruktif selama bekerja?

Tambahkan juga pertanyaan kualitatif, seperti:

  • Apa faktor utama yang membuat Anda menerima posisi baru?
  • Apa yang paling Anda sukai dan tidak sukai dari peran Anda?

Gabungan dari metode ini membantu Anda memahami alasan karyawan meninggalkan perusahaan dan meningkatkan strategi pengelolaan tenaga kerja.

Baca Juga: Download Exit Interview Template dan Tips Memaksimalkannya

Apa Saja Metrik yang Perlu Diukur dalam Employee Engagement?

keterlibatan karyawan 6

Selain dengan beberapa cara di atas, Anda juga perlu mengukur employee engagement dengan metrik-metrik berikut:

1. Tingkat Turnover Sukarela

Karyawan yang merasa terlibat biasanya lebih jarang keluar dari perusahaan. Tingkat turnover yang rendah berarti lebih sedikit biaya untuk mengganti karyawan baru dan produktivitas yang lebih baik.

Rumus perhitungan:

(Jumlah karyawan yang keluar sukarela / Total karyawan di awal periode) x 100%

2. Tingkat Retensi Karyawan

Tingkat retensi menunjukkan berapa banyak karyawan yang bertahan di perusahaan dalam periode tertentu.

Tingkat retensi yang tinggi mencerminkan karyawan merasa nyaman dan memiliki peluang berkembang.

Rumus perhitungan:

(Jumlah karyawan yang bertahan / Total karyawan di awal periode) x 100%

3. Tingkat Ketidakhadiran (Absensi)

Tingkat absensi yang tinggi bisa jadi indikasi masalah, seperti stres kerja, kurangnya keseimbangan kerja-hidup, atau ketidakpuasan.

Absensi yang sering terjadi juga bisa mempengaruhi tim lain karena beban kerja bertambah.

Rumus perhitungan:

(Total hari absen / Total hari kerja tersedia) x 100%

Baca Juga: Karyawan Sering Absen Kerja? Ini 7 Cara Mengatasinya

4. Employee Net Promoter Score (eNPS)

eNPS mengukur sejauh mana karyawan bersedia merekomendasikan perusahaan kepada orang lain.

Caranya dengan bertanya, “Seberapa mungkin Anda merekomendasikan tempat ini untuk bekerja?”

Hasilnya diklasifikasikan:

  • Promoter (skor 9-10): Sangat puas.
  • Passive (skor 7-8): Netral.
  • Detractor (skor 0-6): Tidak puas.

Rumus:

(Jumlah Promoter – Jumlah Detractor) / Total responden x 100%

keterlibatan karyawan 7

5. Kepuasan Karyawan

Kepuasan karyawan mencakup aspek seperti gaji, manfaat, dan kondisi kerja. Survei sederhana bisa membantu, dengan pertanyaan seperti:

  • Apakah Anda merasa dihargai?
  • Apakah pekerjaan Anda sesuai dengan keterampilan Anda?
  • Apakah Anda memiliki hubungan baik dengan atasan?

6. Kinerja Karyawan

Karyawan yang terlibat biasanya lebih produktif. Kinerja dapat diukur melalui:

  • Kualitas kerja (jumlah kesalahan, feedback).
  • Kuantitas kerja (target penjualan, hasil produksi).
  • Efisiensi kerja (keseimbangan antara kualitas dan kuantitas).

7. Rating Glassdoor.com

Ulasan di Glassdoor menunjukkan pendapat karyawan tentang perusahaan. Rating ini memberikan gambaran seberapa puas karyawan terhadap tempat kerjanya dan memengaruhi citra perusahaan dalam menarik kandidat baru.

8. Pengaruh Keterlibatan pada Hasil Kerja

Employee engagement sering berdampak langsung pada produktivitas. Semakin terlibat karyawan, semakin tinggi kontribusi mereka terhadap kinerja tim dan perusahaan.

Dengan menggunakan metrik ini secara konsisten, Anda dapat memahami kebutuhan karyawan dan menciptakan lingkungan kerja yang lebih baik.

Baca Juga: Manajemen Performa Karyawan: Manfaat dan Tahapannya

Kesimpulan

Berdasarkan artikel di atas, dapat dipahami bahwa mengukur employee engagement merupakan hal yang penting karena dapat meningkatkan produktivitas, kepuasan konsumen, dan menurunkan angka turnover. 

Karyawan yang merasa terlibat dengan perusahaan cenderung lebih berkomitmen, bekerja lebih keras, dan memberikan hasil yang lebih baik.

Oleh karena itu, pemantauan keterlibatan ini bisa menjadi langkah strategis untuk meningkatkan kinerja perusahaan secara keseluruhan.

Dimensi keterlibatan karyawan mencakup aspek fisik, emosional, dan kognitif. Ketiga aspek ini berperan penting dalam menciptakan lingkungan kerja yang positif dan mendukung.

Dengan memperhatikan berbagai aspek keterlibatan, perusahaan dapat membangun budaya kerja yang sehat, di mana karyawan merasa dihargai dan terdorong untuk mencapai potensi penuh mereka.

Untuk mempermudah tim HR dalam mengukur employee engagement, perusahaan dapat mempertimbangkan penggunaan sistem HRIS dari GajiHub.

Melalui sistem HRIS ini, tim HR dapat mengakses data karyawan dalam 1 platform dengan mudah, mulai dari data cuti, lembur, kehadiran, dan sebagainya.

Data-data tersebut tentunya dapat mempermudah mereka dalam mengukur tingkat keterlibatan karyawan.

Apabila ditemukan angka keterlibatan yang rendah, mereka dapat segera menyusun strategi untuk menyelesaiaknnya dan membantu mencegah perusahaan mengalami kerugian.

Tertarik mencoba? Kunjungi tautan ini dan dapatkan coba gratis hingga 14 hari.

Amelia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *