Setelah mengalami pasang surut selama pandemi, sektor hospitality di Indonesia kini kembali menunjukkan pertumbuhannya, melalui pembukaan restoran, hotel, hingga café dengan berbagai konsep.
Kndisi ini otomatis mendorong permintaan tenaga kerja meningkat, sekaligus memicu perubahan tren gaji di sejumlah posisi, terutama di area frontliner, kitchen, manajemen, dan sebagainya.
Dengan semakin banyaknya brand baru yang berekspansi dan kembalinya wisatawan mancanegara ke destinasi favorit seperti Bali dan Yogyakarta, persaingan mendapatkan tenaga kerja andal pun menjadi semakin ketat.
Hal ini mendorong perusahaan untuk mulai menyesuaikan skema gaji, memberikan tunjangan tambahan yang pada akhirnya turut memengaruhi tren gaji sektor hospitality.
Pada artikel kali ini, GajiHub akan membahas faktor, besaran gaji pekerjaan di sektor hospitality, dan tren rekrutmennya.
Apa Saja Faktor yang Memengaruhi Tren Gaji pada Sektor Hospitality di Tahun 2025?

Berikut beberapa faktor yang saat ini berpengaruh kuat terhadap tren gaji sektor hospitality, khususnya di 2025:
1. Lonjakan Minat Kandidat di Sektor Hospitality
Jumlah kandidat yang melamar di sektor hospitaliy semakin meningkat.
Setelah masa pandemi, banyak orang kembali mencari pekerjaan di sektor hospitality, karena bisnis restoran, hotel, dan event semakin pulih.
Tingginya minat ini membuat perusahaan harus lebih cermat dalam mengatur strategi kompensasi.
Meskipun banyak kandidat, bukan berarti perusahaan bisa menetapkan gaji rendah.
Sebaliknya, perusahaan tetap harus menawarkan gaji yang kompetitif untuk menarik kandidat yang benar-benar berkualitas.
2. Ketatnya Persaingan Antar Perusahaan
Saat ini banyak hotel dan restoran baru bermunculan, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Bali, Bandung, dan Yogyakarta.
Akibatnya, beberapa posisi penting seperti chef, barista senior, dan manajer outlet mulai mendapatkan kenaikan gaji karena permintaan yang cukup tinggi.
Baca Juga: Hospitality Adalah: Jenis Pekerjaan dan Tips Berkarier di Bidang Ini
3. Minat Besar pada Posisi Entry-Level
Posisi entry-level dapat menjadi peluang bagi perusahaan untuk merekrut kandidat dengan gaji standar.
Di Indonesia, tren ini terlihat pada restoran franchise, hotel bintang 3, coffee shop, yang menjadi tempat favorit fresh graduate, mahasiswa, atau pencari kerja tanpa pengalaman.
Meskipun peminatnya besar, jika perusahaan ingin mempertahankan karyawan lebih lama, dibutuhkan kenaikan gaji secara bertahap dan benefit sederhana seperti uang makan atau bonus kinerja.
4. Permintaan Tinggi di Posisi Kitchen dan Chef
Posisi seperti chef de partie, sous chef, hingga barista senior juga mulai mengalami kenaikan gaji, khususnya di hotel bintang 4-5 dan restoran premium.
Hal ini disebabkan karena skill mereka sulit digantikan, turnover tinggi, dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk melatih karyawan baru.
Oleh karena itu, perusahaan rela menaikkan gaji demi mempertahankan karyawan berpengalaman di posisi ini.
Baca Juga: 7 Tips Rekrutmen Industri Hospitality, HRD Wajib Tahu
5. Employer Branding dan Budaya Kerja Inklusif
Meskipun belum semasif di luar negeri, beberapa perusahaan hospitality di Indonesia sudah mulai menyadari pentingnya membangun brand image yang inklusif dan supportif.
Misalnya, seperti brand F&B lokal seperti Hutan Kota by Plataran, Kopi Kenangan, dan Artotel Group mulai gencar membangun employer branding yang humanis, fleksibel, dan terbuka.
Hal ini memengaruhi tren gaji karena perusahaan dengan reputasi baik kadang bisa merekrut karyawan di bawah harga pasar dengan menawarkan benefit non-finansial yang menguntungkan.
Baca Juga: Budaya Kerja Inklusif: Cara Membangun, dan Contohnya
Bagaimana Tren Gaji Sektor Hospitality di Tahun 2025?

Berikut adalah gambaran mengenai tren gaji beberapa profesi di sektor hospitality di Indonesia berdasarkan portal job sepert JobStreet, Indeed, Glassdoor:
1. Front Desk/ Receptionist
Di Jakarta, gaji dasar Front Desk Agent mencapai Rp 4,7 juta per bulan, dengan total take-home hingga Rp 6,3 juta karena tunjangan dan bonus layanan pelanggan.
2. Barista
Gaji barista di Indonesia bisa mencapai sekitar Rp 2,5–4,5 juta per bulan.
Namun, jika ditambah tips dan komisi, total kompensasi bisa naik hingga Rp 7,1 juta per bulan.
3. Bartender / Server
Saat bekerja di hotel, bartender dan server menerima gaji dasar antara Rp 3,2–5,3 juta, serta total take home pay sekitar Rp 5,2 juta per bulan, biasanya sudah termasuk bonus layanan dan tips.
Baca Juga: Steward Adalah: Jenis, Tugas, Skill Penting, dan Kisaran Gajinya

4. Line Cook/ Kitchen Staff
Sebagai salah satu posisi dasar di dapur, line cook bertanggung jawab untuk menyiapkan bahan, memasak sesuai SOP, dan memastikan semua menu disajikan tepat waktu.
Di Indonesia, gaji rata-rata line cook berada di angka Rp 7–8 juta per bulan.
Nominal ini bisa berbeda tergantung lokasi restoran, skala usaha, dan pengalaman kerja yang dimiliki.
5. Chef (Umum)
Untuk posisi chef umum yang biasanya mengelola satu bagian dapur atau memimpin tim kecil, kisaran gajinya berada di angka Rp 5,3 juta per bulan.
Secara nasional, median total pay untuk posisi ini ada di kisaran Rp 5,4 juta per bulan, dengan rentang mulai dari Rp 3,1 juta untuk chef pemula hingga Rp 16,1 juta bagi chef berpengalaman di hotel atau restoran premium.
Baca Juga: 8 Kompetensi Karyawan Terpenting dan Cara Mengembangkannya
6. Housekeeping Attendant
Housekeeping menjadi salah satu posisi dengan rentang gaji yang sangat bervariasi.
Secara nasional, total penghasilan bulanan berkisar antara Rp 3 juta hingga Rp 8,5 juta, dengan median di angka Rp 7,4 juta.
Berdasarkan Glasdoor.com, total pendapatan housekeeping attendant di Jakarta bisa mencapai Rp 14,4 juta per bulan (Rp 3,8 juta gaji pokok + tunjangan sekitar Rp 6 juta).
Di hotel-hotel bintang 5 seperti Hyatt dan Marriott, total gaji bisa naik hingga Rp 19–20 juta per bulan.
Baca Juga: Tren Gaji Sektor Teknologi di Indonesia Tahun 2025, Seperti Apa?
Bagaimana Tren Rekrutmen Hospitality di Tahun 2025?

Untuk menanggapi tren gaji sektor hospitality di tahun 2025, Anda juga perlu memahami tren rekrutmen pada sektor ini:
1. Fleksibilitas Kerja
Industri hospitality dikenal dengan sistem shift, tapi kini semakin bayak pekerja yang menginginkan work life balance.
Itulah mengapa hotel, restoran, dan kafe di Indonesia pun mulai menawarkan jadwal kerja yang lebih fleksibel, termasuk sistem shift yang bisa disesuaikan.
2. Soft Skills
Sekarang, banyak pelaku industri hospitality yang lebih fokus mencari kandidat dengan soft skill bagus dibandingkan dengan pengalaman kerja semata.
Berikut beberapa skill pentingnya:
- Komunikasi yang percaya diri
- Sikap ramah
- Empati
- Problem solving
- Manajemen waktu
- Proaktif
- Kemampuan multitasking
- Kerja tim
Jauh lebih penting, apalagi di lingkungan yang serba cepat dan langsung berhadapan dengan pelanggan.
Dalam interview, sebaiknya HRD minta contoh konkret dari pengalaman pribadi atau profesional kandidat saat mereka pernah menghadapi tantangan atau kerja dalam tim.
3. Literasi Digital
Di era digital seperti sekarang ini, karyawan hospitality wajib melek teknologi.
Mulai dari aplikasi pemesanan makanan, digital check-in, sampai sistem absensi online.
Hotel dan restoran di Indonesia juga perlu mencari kandidat yang terbiasa menggunakan berbagai aplikasi, baik untuk pekerjaan maupun kehidupan sehari-hari.
Kandidat yang antusias dengan teknologi baru bahkan bisa membantu bisnis berkembang lebih cepat.
Baca Juga: Kemenaker Akan Hapus Syarat Good Looking pada Lowongan Kerja

4. Diversity, Equality, and Inclusion (DEI)
Keberagaman dan inklusi bukan lagi tren, tapi keharusan.
Industri hospitality Indonesia pun mulai menyadari pentingnya tim yang terdiri dari berbagai latar belakang agar suasana kerja lebih sehat dan ramah untuk semua.
Oleh karena itu, pastikan lowongan dipromosikan ke berbagai kanal agar menjangkau kandidat yang lebih beragam.
Tim yang inklusif bukan cuma meningkatkan semangat kerja, tapi juga membuat pelanggan merasa lebih nyaman.
5. Upskilling Karyawan
Karena sifatnya musiman, banyak bisnis hospitality hanya merekrut kontrak jangka pendek.
Padahal, menawarkan pekerjaan lebih permanen dan pelatihan di masa low season justru bisa jadi nilai plus.
Di Indonesia, tren pelamar kerja yang ingin mendapat peluang belajar dan berkembang makin tinggi.
Hotel dan restoran bisa memanfaatkan momen sepi dengan memberikan pelatihan, sehingga tim lebih siap saat high season tiba.
6. Employer Branding
Employer branding menjadi faktor penting saat rekrutmen.
Calon karyawan tentunya ingin mengetahui budaya kerja di perusahaan sejak awal.
Di Indonesia, bisnis hospitality bisa membangun employer branding lewat media sosial, website karier, atau konten testimoni karyawan.
Tampilkan suasana kerja yang positif, benefit yang ditawarkan, serta komitmen perusahaan untuk pengembangan karyawan.
Baca Juga: 9 Tanda Employer Branding Berhasil dan Trennya di Tahun 2025

7. Sustainability
Banyak kandidat sekarang ingin bekerja di perusahaan yang mempedulikan lingkungan.
Hospitality Indonesia bisa menonjolkan komitmen sustainability mereka, seperti:
- Menggunakan bahan lokal dan musiman
- Mengurangi food waste
- Menjalankan program pengurangan jejak karbon
Ini bukan hanya menarik kandidat muda yang peduli lingkungan, tapi juga meningkatkan citra perusahaan di mata pelanggan.
8. Rekrutmen Digital
Jika dahulu orang melamar kerja di hotel atau restoran dengan datang langsung dan membawa CV, sekarang sistem digital lebih diutamakan.
Itulah mengapa perusahaan perlu menggunakan applicant tracking system atau platform rekrutmen online untuk menjangkau kandidat lebih luas.
Beberapa bisnis hospitality di Indonesia sudah mulai memakai sistem ini untuk rekrutmen massal saat high season.
Selain lebih cepat, sistem digital juga menyediakan data analytics yang berguna untuk evaluasi rekrutmen.
Baca Juga: Jobdesk Frontliner, Skill Penting, Karir dan Besaran Gajinya
Kesimpulan
Berdasarkan artikel di atas, dapat dipahami tren gaji sektor hospitality di Indonesia menunjukkan kecenderungan positif, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta dan Bali yang menjadi pusat aktivitas wisata dan bisnis.
Kenaikan permintaan untuk tenaga kerja di hotel, resort, dan restoran mendorong perusahaan memberikan kompensasi lebih kompetitif, tak hanya dari sisi gaji pokok, tetapi juga dari tunjangan, bonus, hingga tip yang signifikan.
Beberapa posisi operasional seperti front desk, housekeeping, dan kitchen staff mulai mengalami kenaikan pendapatan total yang cukup tinggi, seiring makin tingginya ekspektasi standar layanan di industri perhotelan.
Untuk membantu bisnis dalam mengelola gaji karyawan, perusahaan dapat mempertimbangkan penggunaan software payroll dari GajiHub.
Melalui software ini, tim HR dapat dengan mudah menghitung seluruh komponen gaji, mulai dari gaji pokok, bonus, upah lembur untuk para pekerja hospitality.
Selain itu, perusahaan juga dapat menyediakan slip gaji yang bisa diunduh dalam format PDF dan dikirim kepada masing-masing karyawan.
Dengan demikian, proses penggajian bisa berjalan efisien dan transparan.
Tertarik mencoba GajiHub? Yuk, klik tautan ini dan dapatkan coba gratis hingga 14 hari.
- Strategi Perusahaan Menentukan Gaji Karyawan dan Faktornya - 17 June 2025
- 7 Perbedaan Interview HR dan user & Tips Suksesnya - 17 June 2025
- Ini Tren Gaji Sektor Hospitality di Indonesia pada Tahun 2025 - 17 June 2025