Dalam sebuah organisasi, terdapat tingkatan manajemen perusahaan yang masing-masing memiliki fungsi dan tanggung jawab berbeda.
Melalui tingkatan manajemen ini, perusahaan dapat membagi tugas dan tanggung jawab di antara berbagai posisi dari tingkat atas hingga tingkat bawah, serta organisasi dapat beroperasi lebih lancar dan terstruktur.
Tanpa adanya tingkatan manajemen perusahaan, pelaksanaan kegiatan operasional pun menjadi berantakan dan kesulitan dalam hal koordinasi, komunikasi, dan distribusi tanggung jawab.
Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk memahami berbagai tingkatan manajemen yang ada di perusahaan.
Pada artikel kali ini, Gajihuhub akan membahas apa itu tingkatan manajemen, manfaat, fungsi masing-masing, hingga contoh posisi dan skill yang perlu dikuasai.
Apa yang Dimaksud dengan Tingkatan Manajemen Perusahaan?

Tingkatan manajemen adalah susunan hierarki dalam sebuah organisasi berdasarkan status atau otoritas, dari yang tertinggi hingga yang terendah.
Biasanya, ada tiga tingkatan manajemen, yaitu manajemen tingkat atas (top managament), tingkat menengah (middle), dan tingkat bawah (lower).
Semakin tinggi tingkatnya, maka semakin besar otoritas dan tanggung jawab yang dimiliki.
Tingkatan ini membantu menentukan bagaimana peran dan tugas didistribusikan di antara berbagai posisi manajerial.
Setiap tingkatan memiliki fokus yang berbeda dalam organisasi. Misalnya, top management bertanggung jawab atas keseluruhan perusahaan dan membuat keputusan strategis.
Middle management fokus pada area fungsional tertentu, sedangkan lower management mengurus pekerjaan rutin dan mengawasi karyawan langsung.
Baca Juga: 15 Kesalahan Manajemen HR yang Wajib Anda Ketahui
Apa Saja Fungsi Utama Manajemen?

Sebelum lebih jauh membalas tentang masing-masing fungsi dalam tingkatan manajemen perusahaan, berikut adalah fungsi utama manajemen secara keseluruhan:
1. Perencanaan (Planning)
Manajemen berfungsi untuk mendefinisikan tujuan, menciptakan strategi, dan merinci langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.
Perencanaan melibatkan penetapan sasaran, menentukan tugas, dan menetapkan jadwal waktu.
Baca Juga: Manajemen Biaya Tenaga Kerja: Manfaat, Contoh, dan Tipsnya
2. Pengorganisasian (Organizing)
Organizing melibatkan kegiatan menyusun dan mengatur sumber daya, termasuk orang, proses, dan material, untuk memfasilitasi pencapaian tujuan.
Hal ini termasuk mendefinisikan peran dan tanggung jawab serta menetapkan hierarki yang jelas.
3. Koordinasi (Coordinating)
Manajemen juga bertanggung jawab dalam memastikan bahwa berbagai bagian organisasi bekerja bersama secara harmonis menuju tujuan bersama.
Koordinasi ini melibatkan penyelarasan aktivitas, menyelesaikan konflik, dan mempromosikan komunikasi yang efektif.
Baca Juga: Manajemen Kualitas: Pengertian, Tujuan, Cara, dan Elemennya
4. Pengarahan (Directing)
Manajemen harus memberikan panduan dan kepemimpinan kepada karyawan dan tim untuk memotivasi dan menginspirasi mereka bekerja menuju tujuan organisasi.
Hal ini termasuk pengambilan keputusan, memberikan instruksi, dan menetapkan ekspektasi.
5. Pengendalian (Controlling)
Terakhir, manajemen berfungsi untuk mengendalikan, yakni dengan memantau dan mengevaluasi aktivitas yang sedang berjalan untuk memastikan mereka berjalan sesuai rencana yang telah ditetapkan.
Pengendalian melibatkan pengukuran kinerja, membandingkannya dengan standar yang telah ditetapkan, dan mengambil tindakan korektif jika diperlukan.
Baca Juga: Manajemen Organisasi: Arti, Manfaat, Fungsi, dan Contohnya
Mengapa Tingkatan Manajemen Perusahaan Penting?

Manajemen bertujuan untuk mengoordinasikan dan mengelola tugas-tugas untuk mencapai tujuan organisasi. Perusahaan membutuhkan manajemen yang baik untuk menjalankan operasionalnya secara lancar dan teratur.
Dalam kegiatan operasional yang kompleks, perusahaan harus mengelola peran dan tanggung jawab setiap orang.
Dengan membagi manajemen menjadi beberapa tingkatan, perusahaan menjadi lebih terorganisir, karena setiap tingkatan manajemen memiliki peran dan tugas spesifik, yang membantu meningkatkan efisiensi.
Selain itu, tingkatan ini juga membantu perusahaan dalam merekrut lebih banyak staf karena setiap anggota tim baru memiliki manajer yang mereka laporkan.
Dengan demikian, perusahaan dapat lebih mudah dalam menetapkan tugas dan mempertahankan alur kerja yang efisien dengan memiliki pengawas di setiap level.
Berikut adalah manfaat dari setiap tingkat manajemen:
Lower Management
Lower management berada di puncak hierarki perusahaan dan menangani pelaksanaan tugas sehari-hari serta kinerja karyawan garis depan.
Middle Management
Middle management melaksanakan rencana bisnis dan sering bertindak sebagai penghubung antara manajemen tingkat bawah dan senior.
Top Management
Tingkat manajemen tertinggi adalah tempat semua otoritas bisnis berada. Top management ini mengontrol dan mengawasi seluruh organisasi.
Baca Juga: Umbrella Management: Pengertian, Dampak, dan Cara Mencegah
Apa Saja Bidang Manajemen?

Berikut bidang-bidang manajemen yang wajib Anda pahami:
1. Manajemen Produksi
Bidang manajemen yang pertama adalah manajemen produksi dimana bidang ini akan menentujan kualitas sebuah produk dan jasa.
Jadi, ketika perusahaan semakin baik mengelola bidang produksinya, maka perusahaan tersebut akan semakin menguasai pasar.
Begitu juga sebaliknya, ketika manajemen produksi buruk, maka kualitas produk juga akan ikut buruk dan ini akan berimbas pada kemampuan persaingan produk di pasar.
Jadi, manajemen produksi ini adalah bagian yang sangat penting dan harus Anda utamakan di perusahaan Anda.
Baca Juga: General Manager Adalah? Ini Tugas, Skill Penting, dan Gajinya
2. Manajemen Pemasaran
Bidang kedua adalah manajemen pemasaran dimana ini adalah proses yang dilakukan untuk menyampaikan produk kepada konsumen atau pelanggan.
Pemasaran adalah bagaimana suatu produk dapat memperkenalkan diri dan menarik konsumen untuk membelinya.
Ada 4 (empat) unsur penting yang harus diperhatikan ketika memasarkan suatu produk, yakni produk itu sendiri, harga, promosi, dan juga distribusi.
3. Manajemen Keuangan
Ketiga adalah manajemen keuangan dimana ini merupakan bidang yang mengatur arus keluar dan masuknya uang di dalam perusahaan.
Manajemen ini berhubungan dengan cara-cara yang dilakukan perusahaan untuk mendapatkan pendanaan dan menggunakannya untuk mencapai target atau tujuan perusahaan.
Baca Juga: Restrukturisasi Perusahaan: Sebab, Jenis, Langkah, dan Tipsnya
4. Manajemen Personalia
Manajemen personalia merupakan manajemen yang berhubungan dengan pengelolaan sumber daya manusia.
Tahapan dalam manajemen personalia di antaranya perencanaan, perekrutan, pengorganisasian, pengembangan, penilaian, hingga pengendalian tenaga kerja.
Perusahaan akan melakukan penilaian berdasarkan kemampuan yang dimiliki dan menempatkan sesuai kemampuan tersebut untuk memberikan kontribusi terbaik pada perusahaan.
Perusahaan nantinya akan memberikan apresiasi atas kinerja yang dimiliki oleh karyawan, baik dalam bentuk kompensasi, bonus, atau benefit lainnya.
5. Manajemen Administrasi
Bidang yang terakhir adalah manajemen administrasi yakni pengelolaan pada layanan dan aktivitas yang ada di perusahaan, khususnya untuk bagian administrasi.
Ini termasuk dalam hal penggunaan alat-alat yang ada di kantor secara efektif.
Baca Juga: 5 Jenis Perubahan dan Pengembangan Organisasi
Apa Saja Peran Masing-Masing Tingkatan Manajemen Perusahaan?

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, terdapat tiga tingkatan dalam manajemen perusahaan yang masing-masing memiliki peran yang berbeda. Berikut penjelasannya:
1. Top Management (Manajemen Tingkat Atas)
Top management terdiri dari eksekutif senior dalam organisasi. Contohnya termasuk Dewan Direksi, Direktur Utama, Ketua, CEO, COO, Wakil Presiden, Presiden, General Manager, dan esekutif senior lainnya.
Manajer di tingkat ini bertanggung jawab atas kelangsungan hidup dan kesejahteraan organisasi. Mereka melakukan pekerjaan yang kompleks dan penuh tekanan yang membutuhkan komitmen tinggi dan jam kerja yang panjang.
Baca Juga: Manajemen Keuangan: Manfaat, Jenis, Fungsi, dan Tipsnya
Peran Top Management
1. Menentukan tujuan organisasi
Manajer di tingkat atas merumuskan tujuan atau sasaran organisasi serta strategi untuk mencapainya.
2. Menyusun rencana dan kebijakan
Untuk mencapai tujuan organisasi, penting untuk merumuskan strategi, rencana, dan kebijakan yang tepat. Top managament bertanggung jawab untuk penyusunan ini.
3. Koordinasi dan kontrol kinerja
Berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan, top management mengoordinasikan dan mengontrol berbagai aktivitas dari departemen yang berbeda.
4. Analisis lingkungan bisnis
Lingkungan bisnis memainkan peran penting dalam kesuksesan dan kelangsungan hidup organisasi.
Manajer tingkat atas menganalisis lingkungan bisnis dan membuat keputusan yang diperlukan untuk hasil yang lebih baik.
5. Menetapkan kerangka kerja organisasi
Untuk kesuksesan dan kelangsungan hidup organisasi, penting untuk membentuk kerangka kerja atau struktur yang tepat di dalam perusahaan.
Dalam hal ini, top management bertanggung jawab untuk penetapan kerangka kerja ini.
6. Mengumpulkan sumber daya
Untuk mencapai tujuan organisasi, diperlukan berbagai sumber daya seperti bahan, mesin, manusia, uang, dan material. Top management bertugas mengatur sumber daya ini.
Baca Juga: Manajemen Operasional: Prinsip, Tahapan, Contoh, dan Tipsnya
2. Middle Management
Middle management atau manajemen tingkat menengah berfungsi sebagai penghubung antara top management dan lower management.
Mereka lebih tinggi dari lower management dan subordinat kepada manajemen tingkat atas.
Contoh posisi di tingkat ini termasuk kepala departemen seperti manajer produksi, manajer keuangan, manajer HR, manajer marketing, dan sebagainya.
Mereka bertanggung jawab kepada top management atas kinerja departemen mereka.
Fungsi Middle Management
1. Menginterpretasikan kebijakan
Manajer di tingkat ini harus menjelaskan rencana dan kebijakan yang dibuat oleh manajemen tingkat atas kepada manajemen tingkat bawah.
2. Memilih personel operatif dan pengawas
Untuk melaksanakan fungsi dengan baik, organisasi membutuhkan personel yang diperlukan.
Middle management memastikan bahwa organisasi memiliki personel yang cukup untuk melaksanakan tugas dengan baik.
3. Mendelegasikan tugas dan tanggung jawab
Manajer tingkat menengah menugaskan tugas dan tanggung jawab kepada manajer tingkat bawah dan berkoordinasi dengan mereka mengenai aktivitas dari berbagai unit kerja.
4. Memotivasi karyawan
Untuk mencapai tujuan yang diinginkan secara efektif dan efisien, perusahaan harus memperhatikan motivasi karyawan.
Di sini, top management-lah yang berperan untuk memotivasi karyawan agar dapat mencapai tujuan organisasi dan meningkatkan kinerja mereka.
5. Bekerja sama dengan seluruh organisasi
Sebagai penghubung antara manajemen tingkat atas dan tingkat bawah, manajer tingkat menengah harus bekerja sama dengan setiap departemen untuk kelancaran fungsi organisasi.

3. Lower Management
Lower management atau manajemen tingkat bawah juga dikenal sebagai manajemen supervisi atau operasional.
Mereka berinteraksi langsung dengan tenaga kerja dan berperan untuk menerjemahkan instruksi dari manajer tingkat menengah.
Contoh posisi di tingkat ini termasuk pengawas, kepala bagian, dan manajer lainnya yang memiliki kontrol langsung atas karyawan operasional.
Fungsi Lower Management
1. Mengeluarkan perintah dan instruksi
Lower management mengeluarkan perintah kepada pekerja dan pengawas serta mengontrol fungsi mereka.
2. Menyiapkan rencana kegiatan
Lower management merencanakan kegiatan sehari-hari organisasi dan mengarahkan pekerjaan bawahan.
3. Menugaskan dan membantu pekerjaan
Manajer tingkat bawah menugaskan pekerjaan kepada bawahan dan membantu mereka dalam pelaksanaan tugas.
4. Mewakili keluhan pekerja
Lower management juga perlu mendengarkan keluhan pekerja dan melaporkannya kepada middle management.
5. Menjamin lingkungan kerja yang aman
Lower management bertanggung jawab untuk menyediakan lingkungan kerja yang aman dan memotivasi karyawan untuk bekerja menuju pencapaian tujuan organisasi.
6. Membantu manajemen tingkat menengah
Lower management membantu middle management dalam memilih, melatih, dan menempatkan pekerja.
7. Mendorong inisiatif karyawan
Terakhir, lower management juga berperan dalam mendorong inisiatif karyawan dengan menerima saran dan ide mereka serta memberikan penghargaan untuk saran yang baik.
Baca Juga: Branch Manager: Arti, Tugas, Gaji, dan Skill yang Dibutuhkan
Bagaimana Implementasi dalam Struktur Manajemen?

Berikut beberapa langkah yang bisa Anda lakukan dalam implementasi struktur manajemen perusahaan:
1. Analisis Kebutuhan Organisasi
Tentukan dulu apa tujuan bisnisnya, berapa besar skalanya, dan aktivitas utamanya.
Misalnya, perusahaan manufaktur tentu berbeda strukturnya dengan startup teknologi atau organisasi nirlaba.
2. Identifikasi Peran dan Tanggung Jawab
Buat daftar posisi dan jabatan yang dibutuhkan, lalu tentukan deskripsi kerja serta batas wewenang masing-masing posisi.
3. Tentukan Alur Laporan dan Komunikasi
Susun siapa melapor ke siapa, bagaimana keputusan diambil, dan siapa yang berwenang memberi instruksi di tiap lini.
3. Buat Bagan Organisasi (Organizational Chart)
Visualisasikan susunan jabatan mulai dari level pimpinan tertinggi hingga staf paling bawah.
4. Sosialisasi ke Seluruh Tim
Setelah disusun, struktur manajemen harus dikomunikasikan ke semua karyawan agar jelas peran, tanggung jawab, dan jalur koordinasinya.
5. Evaluasi dan Revisi Secara Berkala
Karena kebutuhan organisasi bisa berubah, struktur manajemen perlu dievaluasi secara berkala agar tetap relevan dan efektif.
Baca Juga: 5 Fungsi Manajemen di Perusahaan dan Unsurnya
Apa Saja Tantangan dalam Proses Implementasi Struktur Manajemen?

Meskipun memiliki sejumlah manfaat, namun dalam pelaksanaannya terdapat beberapa tantangan yang akan dihadapi, seperti:
1. Ketidaksesuaian dengan Budaya Kerja
Saat perusahaan terbiasa dengan budaya kerja egaliter, penerapan struktur manajemen yang terlalu kaku dan hierarkis bisa menimbulkan masalah.
Suasana kerja jadi lebih kaku, ruang diskusi menyempit, dan kreativitas karyawan bisa terhambat.
Karena itu, penting untuk memahami karakter budaya kerja sebelum menentukan model struktur organisasi.
2. Perubahan Kebutuhan Bisnis yang Cepat
Di industri yang bergerak dinamis seperti startup, digital, atau teknologi, kebutuhan bisnis bisa berubah dalam waktu singkat.
Struktur manajemen yang dibuat hari ini bisa saja tidak relevan beberapa bulan ke depan.
Itulah kenapa struktur organisasi perlu fleksibel dan mudah diadaptasi tanpa harus melakukan perubahan total setiap kali ada perkembangan baru.
3. Tumpang Tindih Wewenang dan Tanggung Jawab
Salah satu tantangan klasik adalah pembagian peran dan tanggung jawab yang kurang jelas, sehingga beberapa posisi memiliki area kerja yang saling bersinggungan.
Situasi ini bisa menimbulkan kebingungan, konflik internal, hingga pekerjaan yang saling lempar karena merasa bukan bagiannya.
Deskripsi kerja yang detail dan pemetaan tugas yang rapi jadi hal wajib saat menyusun struktur.
4. Keterbatasan Sumber Daya
Keinginan perusahaan untuk membuat struktur manajemen ideal sering kali terbentur keterbatasan SDM, anggaran, atau keahlian.
Akibatnya, beberapa orang harus merangkap lebih dari satu posisi atau ada fungsi pekerjaan yang terpaksa belum bisa diisi.
Hal ini bisa menambah beban kerja dan berdampak pada efektivitas operasional perusahaan.
5. Komunikasi dan Sosialisasi yang Tidak Maksimal
Struktur yang sudah disusun dengan baik bisa saja gagal diterapkan kalau tidak disosialisasikan secara efektif ke seluruh karyawan.
Masih banyak kasus di mana pegawai tidak tahu harus melapor ke siapa atau alur koordinasi yang benar, karena informasi soal struktur organisasi tidak disampaikan secara jelas.
Media visual dan briefing langsung bisa membantu proses ini berjalan lancar.
6. Resistensi dari Internal
Perubahan dalam struktur organisasi biasanya memunculkan resistensi, terutama dari karyawan yang merasa posisinya tergeser atau wewenangnya berkurang.
Ada juga yang keberatan karena harus mengemban tanggung jawab baru.
Proses transisi yang baik dan penjelasan terbuka tentang tujuan perubahan dapat membantu meredakan resistensi ini.
Bagaimana Variasi Struktur Manajemen Berdasarkan Ukuran dan Tipe Organisasi?
Struktur manajemen tidak bisa dibuat seragam untuk semua organisasi.
Ukuran perusahaan dan jenis industrinya sangat memengaruhi bagaimana susunan manajemen dibentuk.
Baik perusahaan kecil, menengah, maupun besar, masing-masing memiliki kebutuhan, tantangan, dan karakter operasional yang berbeda.
Begitu juga dengan perusahaan berbasis produk, jasa, nonprofit, atau startup digital, semuanya memiliki pendekatan berbeda dalam membentuk struktur manajemennya.
Perbedaan Struktur Manajemen pada Perusahaan Kecil, Menengah, dan Besar

Berikut perbedaan mendasar antara struktur manajemen pada perusahaan kecil, menengah, dan besar:
Perusahaan Kecil
Biasanya memiliki struktur yang sederhana, bahkan sering kali informal.
Pengambilan keputusan cenderung dilakukan langsung oleh pemilik atau pendiri, dengan jumlah karyawan yang sedikit.
Tidak ada banyak jenjang jabatan, dan satu orang bisa merangkap beberapa peran sekaligus.
Kelebihannya, proses koordinasi dan komunikasi bisa berjalan cepat, meski tantangannya ada di pembagian tugas yang belum tertata rapi.
Perusahaan Menengah
Pada tahap ini, perusahaan mulai membutuhkan struktur yang lebih terorganisir karena jumlah karyawan dan volume pekerjaan makin besar.
Biasanya mulai muncul beberapa departemen inti seperti pemasaran, keuangan, SDM, dan operasional.
Proses pengambilan keputusan tidak bisa secepat perusahaan kecil karena perlu melewati beberapa level.
Perusahaan Besar
Struktur manajemennya lebih kompleks dan formal, terdiri dari banyak level jabatan dengan pembagian peran yang sangat spesifik.
Biasanya terdiri dari top management (direksi), middle management (manajer), hingga lower management (supervisor).
Setiap fungsi kerja memiliki divisi atau departemen khusus, dengan prosedur kerja dan alur komunikasi yang baku.
Meskipun lebih stabil dan terstruktur, proses koordinasi bisa lebih lambat dan rentan birokrasi.
Pengaruh Struktur Manajemen Terhadap Fleksibilitas dan Inovasi Organisasi
Struktur manajemen yang terlalu kaku dan hierarkis cenderung memperlambat proses inovasi karena setiap keputusan harus melalui banyak lapisan persetujuan.
Hal ini sering terjadi di perusahaan besar dengan banyak birokrasi.
Sebaliknya, struktur yang lebih datar dan fleksibel, seperti yang umum diterapkan di startup atau perusahaan kecil, sehingga memungkinkan ide-ide baru lebih cepat disampaikan dan diimplementasikan.
Fleksibilitas dalam struktur organisasi sangat berpengaruh terhadap kemampuan perusahaan beradaptasi dengan perubahan pasar.
Organisasi dengan struktur datar cenderung lebih terbuka terhadap masukan karyawan, kolaborasi antar divisi lebih mudah, dan proses pengambilan keputusan lebih cepat.
Sedangkan perusahaan besar perlu strategi khusus agar struktur manajemen yang besar tetap mendukung inovasi, misalnya dengan membentuk unit-unit kecil atau tim proyek khusus yang diberi kewenangan lebih luas.
Kesimpulannya, tidak ada satu struktur manajemen yang ideal untuk semua organisasi.
Dengan kata lain, pemilihan model struktur harus disesuaikan dengan ukuran perusahaan, jenis industri, serta budaya kerja yang dianut.
Selain itu, perusahaan juga perlu memperhatikan keseimbangan antara keteraturan sistem manajemen dengan ruang gerak fleksibel agar tetap bisa berinovasi di tengah dinamika pasar.
Apa Saja Contoh Tingkatan Manajemen dan Skill yang Perlu Dimilikinya?
Untuk lebih memahami perbedaan antara tiga tingkat manajemen perusahaan di atas, berikut beberapa contoh posisi dan skill yang perlu dikuasai:
Top Management
- Chief Executive Officer (CEO): Eksekutif dengan peringkat tertinggi yang membuat keputusan strategis dan menetapkan arah keseluruhan organisasi.
- Chief Financial Officer (CFO): Bertanggung jawab atas perencanaan keuangan, pelaporan, dan pengelolaan keuangan organisasi.
- Chief Operating Officer (COO): Mengawasi operasi sehari-hari dan memastikan proses bisnis berjalan lancar.
- Chief Marketing Officer (CMO): Mengelola strategi pemasaran dan promosi organisasi.
- Chief Technology Officer (CTO): Bertanggung jawab atas keputusan terkait teknologi dan inovasi.
Skill utama
- Kepemimpinan
- Komunikasi
- Manajemen perubahan
- Pemikiran strategis
- Pengambilan keputusan efektif
- Kecerdasan emosional
- Delegasi tugas
Baca Juga: Manajemen Risiko: Pengertian, Jenis, dan Langkahnya
Middle Management
- General Manager: Mengawasi unit bisnis atau divisi tertentu dalam organisasi.
- Regional Manager: Mengelola operasi dan tim di wilayah geografis tertentu.
- Department Manager: Bertanggung jawab atas area fungsional seperti sumber daya manusia, pemasaran, atau keuangan.
- Project Manager: Memimpin dan mengoordinasikan proyek tertentu untuk memastikan penyelesaiannya dengan sukses.
- Operations Manager: Mengelola kegiatan dan proses sehari-hari dalam sebuah departemen.
Skill Utama
- Keterampilan interpersonal
- Komunikasi
- Memotivasi
- Kepemimpinan
- Rekrutmen
- Delegasi tugas
- Pengambilan keputusan
- Keterampilan fungsional
Lower Management
- Supervisor: Memberikan pengawasan langsung kepada tim karyawan garis depan, memastikan tugas selesai dengan efisien.
- Team Leader: Memimpin sekelompok karyawan yang bekerja pada tugas atau proyek tertentu.
- Shift Manager: Mengawasi operasi selama shift tertentu, terutama di industri seperti ritel dan manufaktur.
- Foreman: Mengawasi sekelompok pekerja dalam lingkungan manufaktur atau produksi.
- Section Head: Mengelola bagian atau departemen tertentu dalam unit yang lebih besar.
Skill Utama
- Keterampilan teknis
- Pengetahuan area fungsional
- Keterampilan interpersonal
- Komunikasi
- Memotivasi
- Problem solving
- Kepemimpinan
Baca Juga: 10 Rekomendasi Buku Tentang Kepemimpinan
Manajemen Penggajian Lebih Mudah dengan Gajihub
Manajemen penggajian menjadi bagian penting bagi sebuah perusahaan, karena ini akan memudahkan Anda dalam memberikan kompensasi yang layak kepada karyawan.
Seperti yang diketahui, gaji atau upah adalah hak karyawan yang wajib diberikan oleh perusahaan.
Untuk memudahkan manajemen penggajian di perusahaan Anda, Anda membutuhkan sistem pengelolaan penggajian yang akan memudahkan seluruh pengelolaan penggajian perusahaan.
Anda dapat menggunakan software payroll dari GajiHub untuk memudahkan pengelolaan penggajian di perusahaan Anda.
GajiHub merupakan software payroll yang dilengkapi berbagai fitur untuk kemudahan pengelolaan karyawan, termasuk pengelolaan penggajian karyawan.
Buat Anda yang ingin mempermudah manajemen penggajian di perusahaan Anda, ini adalah saat yang tepat untuk daftar GajiHub sekarang juga dengan klik tautan ini.
Kesimpulan
Berdasarkan artikel di atas, dapat dipahami bahwa dengan memahami dan mengimplementasikan tingkatan manajemen dalam sebuah perusahaan, Anda dapat mencapai efisiensi dan produktivitas secara optimal.
Setiap tingkatan manajemen, mulai dari top management, middle, hingga lower, memiliki peran dan tanggung jawab yang spesifik dan penting untuk organisasi secara keseluruhan.
Dengan membagi tugas dan tanggung jawab mereka secara jelas, perusahaan dapat memastikan bahwa setiap individu dan tim bekerja menuju tujuan bersama dengan koordinasi dan komunikasi yang efektif.
Untuk mendorong efektivitas dalam manajemen, terutama manajemen SDM, perusahaan dapat memanfaatkan software payroll dan HR dari Gajihub.
Melalui software ini, Anda dapat mengelola urusan administrasi karyawan, mulai dari absensi, payroll, hingga PPh 21 hanya dengan mengakses satu platform.
Misalnya, melalui fitur absensi, karyawan dapat melakukan presensi secara mandiri dengan mengunduh aplikasi Gajihub.
Fitur ini juga sudah dilengkapi dengan abuse-detection, yang membantu perusahaan untuk terhindar dari kecurangan terkait kehadiran karyawan.
Selain itu, Anda juga bisa mengelola jadwal shift dan jam kerja karyawan secara lebih mudah dan karyawan dapat melihat jadwal tersebut di smartphone masing-masing.
Caranya pun sangat mudah, berikut tutorial mengatur shift karyawan:
- 20 Fitur Penting yang Harus Dimiliki HRIS - 1 July 2025
- 10 Rekomendasi Aplikasi Payroll Hotel Terbaik - 1 July 2025
- 12 Rekomendasi Aplikasi Payroll Restoran dan Cara Memilih - 30 June 2025