Saat terlibat konflik antar karyawan, penting bagi Anda untuk mengatasinya secara tepat agar lingkungan kerja tetap positif dan aman. Inilah yang membuat Anda penting untuk menguasai keterampilan dalam resolusi konflik.
Pada artikel kali ini, Gajihub akan membahas apa yang dimaksud dengan resolusi konflik, tahapan, keterampilan, hingga tips penerapannya.
Apa yang Dimaksud dengan Resolusi Konflik?
Resolusi konflik atau penyelesaian konflik adalah proses yang digunakan oleh dua orang atau lebih untuk mencari solusi yang baik untuk suatu masalah. Konflik bisa terjadi di antara teman, anggota keluarga, rekan kerja, serta klien dan pelanggan.
Jika dibiarkan begitu saja, konflik dapat mengarah pada keputusan yang kurang baik, perselisihan, perundungan, dan berbagai masalah lain. Akibatnya, kerja sama tim bisa terganggu, semangat kerja menurun, dan proyek terhenti.
Perusahaan pun akan merasakan dampak seperti bakat yang terbuang sia-sia, tingkat absensi yang tinggi, dan meningkatnya turnover karyawan.
Secara umum, konflik di tempat kerja terjadi karena beberapa hal berikut:
- Komunikasi yang buruk antar karyawan.
- Perbedaan kepribadian dalam tim.
- Gaya kerja dan nilai yang berbeda-beda.
- Persaingan yang tidak sehat.
- Ketidakpastian tentang peran atau tanggung jawab.
- Kepemimpinan yang kurang baik.
- Budaya kerja yang toxic.
- Sumber daya yang terbatas dan beban kerja yang berat.
Baca Juga: Perilaku Organisasi: Arti, Teori, Hingga Tips Mengembangkannya
Manfaat Resolusi Konflik
Resolusi konflik yang efektif memiliki banyak manfaat, di antaranya seperti:
1. Membangun Hubungan yang Kuat
Penyelesaian konflik yang efektif dapat mengurangi ketidakpuasan yang bisa merusak hubungan kerja, bisa memfasilitasi kerja sama dengan lebih baik antar rekan kerja, sehingga memudahkan dalam membangun hubungan kerja yang kuat di antara karyawan.
2. Menjaga Semangat Kerja
Menyelesaikan konflik dengan baik dapat mencegah ketegangan antara karyawan yang berselisih pendapat, sehingga tidak menyebar ke karyawan lain yang sejak awal memang tidak terlibat.
Resolusi konflik yang cepat dan baik dapat membantu menjaga kedamaian dan semangnat di tempat kerja, serta mencegah adanya gangguan dalam produktivitas.
3. Mencapai Tujuan
Menyelesaikan konflik sesegera mungkin juga dapat membantu pihak yang berselisih pendapat menjadi lebih produktif dan membantu mereka mencapai tujuan mereka. Setelah penyelesaian, mereka pun bisa bekerja lebih efisien dan bisa berfokus pada tujuan dibandingkan konflik.
4. Mengurangi Stres
Konflik yang bisa diselesaikan dengan baik dapat mengurangi tingkat stres dari pihak yang berselisih, manajer mereka, serta rekan kerja, dan pelanggan yang mungkin berinteraksi dengan mereka.
Seperti yang Anda ketahui, mengurangi stres penting untuk menjaga kesejahteraan fisik dan mental. Orang yang memiliki tingkat stres lebih rendah juga lebih mudah fokus dan terlibat dalam pekerjaan mereka.
Baca Juga: Download Kebijakan Penanganan Keluhan dan Prosedurnya
5. Memberikan Wawasan
Penyelesaian konflik memberikan kesempatan untuk memahami sudut pandang yang berbeda. Sebab, terkadang berdiskusi tentang mengapa seseorang memiliki perspektif yang berbeda dari Anda dapat memberikan wawasan baru.
Wawasan tersebut bisa membuat Anda menjadi pribadi yang lebih menerima atau membantu Anda menyelesaikan masalah dengan cara yang baru.
6. Meningkatkan Retensi
Karyawan cenderung akan mencari pekerjaan lain saat mereka mengalami konflik di tempat kerja. Dengan demikian, penyelesaian konflik dapat mendorong mereka untuk bertahan, sehingga memungkinkan perusahaan mempertahankan bakat terbaik.
Baca Juga: Manajemen Konflik: Pengertian, Gaya, Manfaat, dan Strateginya
Tahapan dalam Resolusi Konflik
Konflik di tempat kerja yang tidak diselesaikan dengan segera dapat menyebabkan lingkungan kerja yang tidak nyaman. Konflik tersebut dapat mempengaruhi keselarasan, menghambat produktivitas, dan menurunkan kinerja karyawan.
Untuk itu, Anda perlu memahami tahapan proses dalam melakukan resolusi konflik. Simak tahapannya berikut ini:
1. Memahami Masalah
Langkah pertama dalam resolusi konflik adalah memahami akar masalahnya. Dengan mengetahui bagaimana masalah tersebut timbul, Anda dapat dengan cepat mengambil tindakan agar situasi tidak memburuk.
Untuk mengidentifikasi masalah, Anda dapat mengajukan pertanyaan seperti:
- Dari mana perbedaan pendapat itu muncul?
- Apa yang membuat Anda merasa marah tentang situasi ini?
- Di area mana tim kekurangan dalam hal kerjasama?
Sebagai seorang profesional HR, Anda perlu mendengarkan semua sudut pandang sebelum mengambil tindakan tertentu. Kumpulkan sebanyak mungkin informasi untuk membantu Anda mengatasi situasi secara profesional dan tidak memihak.
2. Menilai Situasi
Langkah kedua dalam penyelesaian konflik adalah menilai situasi dan menyesuaikan posisi Anda sebagai seorang HR. Pisahkan kedua belah pihak agar tidak semakin merusak semangat dan kinerja mereka.
Kemudian, cobalah untuk memperhatikan bahasa tubuh, nada suara, dan interaksi antara anggota tim untuk mengidentifikasi gejala-gejala konflik, sehingga konflik dapat dikendalikan dengan lebih cepat.
3. Merumuskan Solusi
Upaya Anda dalam menyelesaikan konflik tidak akan berhasil tanpa menciptakan solusi yang tepat. Oleh karena itu, Anda perlu menentukan solusi yang netral, efektif, dan adil bagi kedua belah pihak.
Setiap jenis penyelesaian memerlukan pemikiran yang cermat, kecerdasan emosional yang baik, dan keterampilan leadership yang kompeten. Untuk itu, kembangkan keputusan-keputusan penting secara efektif sesuai dengan situasi yang terjadi.
Setiap perselisihan akan memerlukan keterampilan penyelesaian yang berbeda, jadi perhatikan perilaku tim dan kondisi emosional karyawan sebelum mengambil tindakan apa pun.
Baca Juga: 8 Prinsip dalam Implementasi Etika HR di Lingkungan Kerja
4. Meeting One-on-One
One-on-one meeting adalah salah satu cara paling efektif untuk mengelola konflik di tempat kerja. Langkah ini dapat menjadi peluang untuk memahami setiap sudut pandang dan menilai situasi dengan tepat.
Untuk mendapatkan hasil yang terbaik dari one-on-one meeting, dengarkan dengan baik apa yang ingin disampaikan oleh pihak yang terlibat.
Kemudian, Anda juga perlu bersikap empati dengan setiap pendapat mereka untuk memperluas sudut pandang, sehingga membantu Anda untuk memahami seberapa serius konflik tersebut.
Pada dasarnya, penyelesaian konflik membutuhkan komunikasi yang baik antara semua pihak yang terlibat agar situasinya bisa diatasi dengan cepat.
5. Menetapkan Tujuan Bersama
Konflik bisa muncul ketika karyawan tidak dapat mencapai titik temu dalam hal apapun terkait dengan tempat kerja, baik terkait proyek atau tugas bersama.
Hal tersebut merupakan hal yang wajar dan beragam, di mana karyawan kerap memiliki pandangan yang berbeda tentang bagaimana segala hal dilaksanakan. Jika terjadi secara jangka panjang, hal ini bisa mencipatakan kesenjangan antara anggota tim.
Untuk bekerja sama dan mengurangi peluang perselisihan, sangat penting untuk memastikan bahwa mereka memiliki visi dan tujuan yang sama. Anda bisa meminta feedback secara teratur tentang bagaimana mereka melakukan pekerjaan dan mengatur kerja sama dengan lebih baik.
Baca Juga: Problem Solving Skill: Manfaat, Contoh, dan Cara Meningkatkannya
6. Mengukur Tingkat Kepuasan
Saat karyawan tidak memiliki tingkat kepuasan yang tinggi, ada risiko bahwa perselisihan akan sering muncul. Ini merupakan faktor penting yang perlu Anda ingat saat mencoba menyelesaikan konflik.
Karyawan yang tidak puas dengan pekerjaan mereka merasa stres, kurang motivasi, menjadi mudah tersinggung, dan menolak untuk bekerjasama. Karena kerjasama tim adalah aspek krusial dari kesuksesan tim, ini bisa menciptakan konflik antara anggota tim.
Oleh karena itu, untuk menangani masalah tersebut, Anda harus meningkatkan upaya Anda untuk meningkatkan kepuasan karyawan sebagai seorang pemimpin. Berikan pengakuan tepat waktu, berikan reward secara teratur, dan akui dengan terbuka usaha mereka.
Berbagai hal tersebut akan meningkatkan kepercayaan diri karyawan untuk bekerja lebih baik dan meningkatkan motivasi karyawan. Hal ini mengurangi peluang perselisihan dan membantu menjaga keselarasan tim.
Baca Juga: 12 Strategi Untuk Meningkatkan Kepuasan Karyawan
Strategi Resolusi Konflik
Terdapat lima startegi umum yang sering digunakan dalam resolusi konflik di tempat kerja yang disebut sebagai Thomas-Kilmann Model, yaitu:
1. Menghindari
Cara pertama adalah dengan avoiding atau menghindari, yakni dengan mengabaikan adanya masalah konflik. Banyak orang yang menghindari konflik karena mereka tidak ingin terlibat di dalamnya. Hal ini membuat mereka tidak memperhatikan terkait masalah yang terjadi.
Terkadang, menghindari konflik bisa menjadi respons yang tepat, seperti ketika tidak ada solusi yang jelas atau salah satu pihak yang berkonflik membutuhkan waktu untuk meredakan diri sebelum berhadapan.
Namun, menghindari konflik bisa membutuhkan usaha lebih banyak dibandingkan dengan menghadapinya. Selain itu, strategi ini juga bisa menimbulkan ketidakharmonisan antara pihak-pihak yang berselisih. Ketika konflik dihindari, tidak ada yang diselesaikan.
2. Bersaing
Competing atau bersaing adalah cara yang digunakan oleh orang yang bersikeras untuk menang dalam perselisihan tanpa memperhatikan berbagai hal lainnya.
Hal ini bisa disebut sebagai strategi menang-kalah. Metode ini jarang membawa hasil yang meuaskan, karena tidak mendorong pemecahan masalah secara bersama-sama.
3. Akomodasi
Accomodating atau akomodasi adalah strategi yang bertujuan untuk melunakkan. Hal ini melibatkan satu pihak yang menyerah dan memberikan apa yang dibutuhkan pihak lain agar masalah bisa selesai.
Strategi ini membantu menyelesaikan masalah dalam jangka pendek, namun tetap membutuhkan upaya untuk menemukan solusi jangka panjang.
Pada beberapa situasi, mengakomodasi bisa menjadi cara yang tepat untuk menyelesaikan konflik. Misalnya, jika pendapat Anda mengenai suatu masalah tidak begitu kuat, seringkali lebih mudah untuk mengikuti pendapat dari pihak lain.
4. Kolaborasi
Collaborating atau kolaborasi melibatkan kerja sama dengan pihak lain untuk menemukan solusi yang disetujui bersama untuk masalah tertentu. Hal ini bisa disebut sebagai win-win strategy atau strategi sama-sama menang.
5. Komporomi
Compromising atau kompromi dapat disebut sebagai strategi merukunkan, karena mencari kesepakatan bersama guna mengakhiri perselisihan.
Metode ini juga dapat dikatakan sebagai lose-lose strategy atau strategi sama-sama kalah, karena kedua belah pihak dengan sukarela memberikan sebagian dari kebutuhan mereka demi mencapai kesepakatan.
Berkompromi bisa menjadi cara cepat untuk menyelesaikan konflik tanpa membuat masalah semakin besar. Kompromi juga bisa digunakan sebagai cara sementara untuk menghindari konflik sampai kedua belah pihak yang terlibat bisa mencari solusi jangka panjang.
Berkompromi adalah tindakan yang tepat ketika tidak mungkin membuat kedua belah pihak sepenuhnya puas sambil tetap bergerak maju.
Baca Juga: Etika Kerja: Pengertian, Contoh, Manfaat, dan Penerapannya
5 Skill Penting dalam Resolusi Konflik
Berikut adalah lima keterampilan penting untuk menyelesaikan konflik:
1. Mendengarkan Aktif
Langkah pertama untuk menyelesaikan masalah adalah dengan mendengarkan sungguh-sungguh apa yang dikatakan oleh pihak lain. Jangan langsung berasumsi bahwa Anda yang benar dan mengabaikan pendapat orang lain. Dengarkanlah mereka dengan baik.
Kemudian, mendengarkan aktif artinya fokus pada apa yang sedang dikatakan oleh orang lain, diam saat mereka berbicara, dan perhatikan bagaimana mereka berbicara. Hal tersebut dapat menunjukkan bahwa Anda peduli dengan apa yang mereka katakan dan menghormati mereka.
Jika Anda bingung dengan apa yang mereka katakan, langsung tanyakan kepada mereka. Hal ini menunjukkan Anda benar-benar mendengarkan, yang juga menunjukkan bahwa Anda ingin menyelesaikan masalah.
2. Komunikasi yang Baik
Komunikasi adalah kunci dalam hubungan, baik itu di tempat kerja maupun dalam kehidupan pribadi. Apabila Anda tidak bisa mengkomunikasikan perasaan dan pikiran Anda kepada orang lain, mereka pun tidak bisa mengerti apa yang Anda rasakan.
Meskipun beradu pendapat merupakan hal yang membuat frustasi, tetapi tidak baik jika Anda tetap diam. Semua orang yang terlibat dalam konflik, harus merasa nyaman untuk membicarakan pikiran dan perasaan mereka secara terbuka agar bisa menemukan solusi bersama.
Komunikasi juga berperan penting untuk menjaga hubungan tetap sehat dalam jangka panjang. Dengan tidak merasa takut atau kgawatir untuk berbicara mengenai perbedaan pendapat atau masalah, turut menciptakan lingkungan kerja yang membuat semua orang merasa diterima.
3. Tidak Menyalahkan Orang Lain
Hindari menyalahkan orang lain saat menghadapi konflik, karena hal tersebut bisa membuat masalah semakin besar. Anda dapat menciptakan lingkungan yang aman tanpa menyalahkan orang.
Selain itu, penting bagi Anda untuk menghindari serangan balik, karena itu bisa membuat lebih sulit mencari solusi. Persilakan setiap orang untuk berbicara tanpa diinterupsi, agar mereka bisa menyampaikan perasaan dan semua pikiran mereka.
Saat ada konflik di tempat kerja atau dalam kehidupan pribadi, semua pihak harus bekerja sama untuk menyelesaikannya, guna mencari solusi bersama, tanpa menyalahkan satu pihak saja.
Bekerja sama untuk menemukan solusi akan menyelesaikan masalah lebih cepat dan mendekatkan semua orang serta mendorong kerja sama tim.
Baca Juga: Investigasi HR: Arti, Manfaat, Tahapan, Hingga Contoh Pertanyaan Selama Proses Interogasi
4. Tetap Tenang
Bertengkar tidak akan membantu menyelesaikan masalah. Dalam hal ini, cara bicara Anda sangat mempengaruhi percakapan, maka penting untuk tetap tenang saat menyelesaikan konflik.
Meskipun sulit untuk tetap tenang saat ada perdebatan, penting bagi Anda untuk melakukan hal ini agar masalah tidak semakin parah.
Karena itu, sebaiknya tunggu sejenak setelah perdebatan sebelum berbicara lagi. Beri waktu pada diri sendiri agar emosi mereda sebelum terlibat dalam penyelesaian konflik.
Dengan begitu, Anda dan pihak lain bisa merenungkan perbedaan pendapat dan memikirkan dengan jernih tentang apa yang terjadi dan apa penyebabnya.
5. Kerja Sama
Dalam konflik, kedua belah pihak seringkali merasa bahwa mereka yang benar. Oleh karena itu, penting untuk bekerja sama dan mencari titik temu, serta berkompromi.
Resolusi konflik merupakan usaha bersama, sehingga jangan hanya satu pihak saja yang mencari solusi. Sebaliknya, Anda perlu bekerja sama untuk menemukan solusi yang cocok bagi semua orang.
Kerja sama memastikan bahwa semua pihak didengar, sehingga solusi yang ditemukan tidak akan memihak salah satu pihak. Selain itu, skill ini juga membantu menemukan solusi lebih cepat.
Baca Juga: Outplacement: Arti, Manfaat, Hingga Cara Membangunnya
Kesimpulan
Berdasarkan artikel di atas, dapat disimpulkan bahwa resolusi konflik merupakan hal yang harus segera dilakukan ketika terjadi masalah di tempat kerja. Anda bisa memulainya dengan mengidentifikasi masalah, menilai situasi, hingga mengukur kepuasan karyawan.
Melalui resolusi konflik yang baik, perusahaan pun akan merasakan berbagai manfaat seperti membangun hubungan kerja yang sehat, menjaga semangat bekerja, mengurangi stres, dan sebagainya.
Oleh karena itu, untuk membantu Anda dalam mengatur strategi terkait resolusi konflik, Anda dapat menyerahkan urusan pengelolaan data karyawan kepada Gajihub, sebuah software payroll dan HR yang memiliki beragam fitur menarik.
Dengan Gajihub, Anda akan merasakan kemudahan dalam pengelolaan SDM, mulai dari slip gaji, mengelola absensi dan HRIS, penghitungan PPh 21 dan BPJS, reimbursement, employee self service (ESS), dan masih banyak lagi.
Yuk, coba gratis selama 14 hari melalui tautan ini dan rasakan kemudahannya.
Catatan Kaki:
- https://mailchimp.com/
- https://www.indeed.com/
- https://www.indeed.com/
- https://blog.vantagecircle.com/
- Penilaian Objektif dan Subjektif, Apa Bedanya? - 23 December 2024
- Handover Pekerjaan Adalah: Manfaat, Tahapan & Contoh Dokumen - 23 December 2024
- Steward Adalah: Jenis, Tugas, Skill Penting, dan Kisaran Gajinya - 20 December 2024