13 Penyebab Turnover Karyawan Tinggi dan Cara Mengatasinya

Penyebab Turnover Karyawan Tinggi banner

Turnover karyawan merupakan tantangan bagi banyak perusahaan, karena dapat mempengaruhi berbagai aspek operasional dan keuangan perusahaan. Inilah mengapa Anda perlu memahami berbagai penyebab turnover karyawan yang tinggi.

Tingkat turnover yang tinggi menunjukkan adanya masalah mendasar pada pengalaman kerja karyawan yang perlu segera diatasi, agar tidak terus merugikan perusahaan.

Dengan memahami berbagai penyebab turnover karyawan, Anda dapat menyusun rencana untuk mengatasi berbagai masalah tersebut sebelum karyawan memutuskan untuk keluar dari perusahaan.

Pada artikel kali ini, Gajihub akan membahas 13 penyebab turnover karyawan tinggi dan cara mengatasinya dalam bisnis.

Apa yang Dimaksud dengan Turnover Karyawan?

penyebab turnover karyawan tinggi 1

Turnover karyawan adalah tingkat atau jumlah karyawan yang meninggalkan perusahaan dan digantikan oleh karyawan baru.

Turnover bisa terjadi dalam dua cara, pertama, sukarela yaitu ketika karyawan mengundurkan diri atau berhenti. Kedua, secara tidak sukarela atau ketika karyawan dipecat.

Turnover karyawan adalah indikator penting dari profitabilitas perusahaan.

Pikirkan berapa banyak biaya yang dikeluarkan untuk merekrut, mempekerjakan, dan melatih karyawan baru, dan berapa lama waktu yang dibutuhkan sebelum mereka bisa benar-benar berkontribusi pada perusaahaan.

Jika turnover karyawan tinggi, perusahaan harus menghabiskan lebih banyak waktu dan uang untuk mencari dan melatih karyawan baru.

Sebaliknya, jika turnover rendah, perusahaan tidak perlu sering-sering mencari karyawan baru dan bisa mendapatkan keuntungan dari karyawan yang sudah berpengalaman dan paham proses serta budaya perusahaan.

Baca Juga: 9 Faktor yang Mempengaruhi Retensi Karyawan

Apa Penyebab Turnover Karyawan Tinggi?

penyebab turnover karyawan tinggi 2

Berikut adalah beberapa alasan utama yang membuat tingkat turnover di perusahaan Anda tinggi dan cara mengatasinya:

1. Kurangnya Kesempatan untuk Berkembang

Kurangnya kesempatan untuk berkembang adalah salah satu faktor utama yang menyebabkan turnover.

Menurut laporan dari Gallup, 87% milenial menyatakan bahwa kesempatan untuk berkembang adalah salah satu faktor paling penting dalam kepuasan kerja. Sekitar 70% dari generasi lain juga merasakan hal yang sama.

Pekerja yang ambisius tidak puas hanya dengan pekerjaan yang stabil dan gaji yang cukup hingga pensiun. Saat ini, banyak pekerjaan yang memiliki rencana karier dan keinginan untuk naik jabatan.

Selain itu, karyawan yang terus melakukan upskilling biasanya lebih mudah untuk mendapatkan pekerjaan saat ia memutuskan untuk resign dari perusahaan lamanya.

Ingatlah bahwa manusia cenderung ingin berkembang dan meningkatkan kemampuan mereka.

Oleh karena itu, karyawan yang tidak diberi kesempatan belajar cenderung merasa bosan dan akhirnya mencari peluang di tempat lain.

Cara Mengatasi

Sediakan program pengembangan karier seperti workshop, mentoring, pelatihan lintas karyawan, serta dukungan untuk kursus profesional.

Selain itu, Anda juga harus mendukung karyawan dengan menyediakan diskusi terkait rencana pengembangan selama 1-on-1 meeting dengan manajer.

Baca Juga: Career Mentoring, Manfaat, Contoh, dan Cara Memilih Mentor

2. Kurangnya Inovasi

Pekerjaan yang bermakna merupakan salah satu kunci untuk mencapai work engagementBanyak karyawan yang ingin berkontribusi terhadap masyarakat, memecahkan masalah yang kompleks, dan membawa perubahan.

Oleh karena itu, apabila perusahaan Anda tidak terbuka terhadap inovasi karyawan, mereka yang berbakat akan merasa stagnan dan akhirnya mencari peluang baru atau bahkan mendirikan bisnis sendiri.

Jika perusahaan tidak berkembang, karyawan mungkin meragukan keamanan pekerjaan mereka di masa depan.

Cara Mengatasi

Inovasi merupakan hal yang sangat penting untuk mempertahankan karyawan dan tetap kompetitif. Inilah yang membuat pertumbuhan dan perbaikan harus menjadi proses yang berkelanjutan.

Anda dapat mendorong kreativitas dan inovasi sebagai salah satu core value perusahaan dan mendorong karyawan untuk menyampaikan gagasan-gagasan baru.

Baca Juga: Manajemen Inovasi: Pengertian, Tujuan, dan Metodenya

3. Manajemen yang Tidak Efektif

Ada sebuah pepatah yang mengatakan, “karyawan tidak meninggalkan persahaan, mereka meninggalkan manajer.”

Pepatah tersebut diperkuat oleh laporan retensi karyawan dari TINYpulse, bahwa karyawan yang menilai manajernya tidak kompeten 4 kali lebih mungkin mencari pekerjaan baru.

Artinya, manajemen yang tidak ramah atau tidak kompeten bisa menjadi sumber stres utama bagi karyawan.

Sebaliknya, manajer yang mendukung dan berkompeten dapat menumbuhkan loyalitas dan meningkatkan kinerja karyawan.

Manajer memiliki peran besar dalam membentuk pengalaman kerja karyawan dan bertanggung jawab untuk membuat pengalaman yang positif.

Cara Mengatasi

Berikan pelatihan dan dukungan yang berkalnjutan bagi manajer untuk mengembangkan skill dan kepemimpinan mereka. Lakukan evaluasi departemen secara berkala melalui survei anonim.

Sementara itu, salah satu cara bagi manajer untuk meningkatkan keterampilan kepemimpinan adalah dengan membaca buku tentang kepemimpinan.

penyebab turnover karyawan tinggi 3

4. Kompensasi yang Tidak Sesuai

Gaji adalah salah satu faktor utama yang menyebabkan turnover karyawan. Sebuah studi dari Paychex mengungkapkan bahwa 70% responden akan keluar dari pekerjaan karena gaji yang rendah.

Sebenarnya, gaji dan upah juga bukan satu-satunya bentuk kompensasi, jadi perusahaan dapat mempertimbangkan tunjangan dan benefit lainnya.

Misalnya, benefit seperti makan siang gratis atau penggantian biaya internet juga dapat mengurangi pengeluaran pribadi karyawan.

Gaji dan benefit yang rendah biasanya membuat karyawan sulit untuk bersikap loyal kepada perusahaan.

Bahkan, karyawan yang paling berdedikasi mungkin akan resign jika ditawari gaji dan tunjangan yang lebih menarik di tempat lain.

Cara Mengatasi

Lakukan peninjauan dan analisis kompensasi secara rutin untuk memastikan gaji dan tunjangan sesuai dengan standar industri dan sebanding dengan pesaing.

Berikan kenaikan gaji secara berkala dan kesempatan bagi karyawan untuk meninjau dan menegosiasikan kompensasi mereka.

Jika Anda tidak bisa memberikan kenaikan gaji yang signifikan, pertimbangkan untuk memberikan insentif tambahan.

Baca Juga: Variabel Kompensasi: Jenis, Keuntungan, dan Cara Menghitungnya

5. Kurangnya Rasa Kebersamaan

Menurut survei dari Society of Human Resources Management, sekitar dua pertiga profesional akan menolak tawaran pekerjaan baru jika mereka memiliki teman kerja di perusahaan saat ini.

Hubungan sosial di tempat kerja itu penting. Ketika ada rasa kebersamaan dan komunitas, karyawan merasa lebih bertanggung jawab kepada rekan kerja mereka.

Komitmen terhadap rekan kerja ini seringkali meningkatkan komitmen terhadap perusahaan dan pekerjaan.

Sebaliknya, ketika rekan kerja merasa seperti orang asing atau bahkan musuh, karyawan cenderung lebih mudah untuk mencari peluang lain.

Perasaan kesepian atau isolasi, terutama dalam situasi remote working juga dapat mendorong karyawan untuk keluar.

Oleh karena itu, kegiatan team bonding virtual sangat penting untuk meningkatkan rasa kebersamaan di antara karyawan.

Cara Mengatasi

Rencanakan kegiatan team bonding secara teratur, baik formal maupun informal, seperti icebreaking games sebelum meeting, makan bersama, atau permainan kelompok.

Berikan kesempatan bagi karyawan untuk saling berinteraksi di dalam dan di luar jam kerja, misalnya dengan membuat ruang istirahat khusus atau mengadakan acara perusahaan.

gajihub 2

6. Kurangnya Keragaman

Keragaman dan inklusi adalah faktor penting dalam lingkungan kerja. Semua karyawan ingin merasa aman, diterima, dan diberdayakan untuk melakukan pekerjaan terbaik mereka.

Kesenjangan sosial di tempat kerja dapat menimbulkan stres yang signifikan bagi karyawan dan bisa menyebabkan burnout

Di tempat kerja, seharusnya tidak ada karyawan yang seharusnya merasa diabaikan atau diperlakukan tidak adil di tempat kerja.

Karyawan yang mengalami diskriminasi mungkin merasa lebih baik keluar dari perusahaan dan mencari peluang baru.

Kondisi ini dapat menyebar di kalangan pencari kerja lainnya, yang akhirnya mempengaruhi rekrutmen perusahaan di masa depan.

Cara Mengatasi

Terapkan proses perekrutan yang adil dan setara. Selain itu, Anda perlu menciptakan budaya inklusi dengan menyediakan ruang untuk diskusi secara rutin.

7. Masalah Pribadi

Terkadang, karyawan memilih resign dari perusahaan karena masalah pribadi dalam hidup mereka, bukan karena kesalahan dari pemberi kerja.

Misalnya, pindah rumah, memiliki anak, merawat anggota keluarga yang sakit, kondisi kesehatan pribadi, melanjutkan pribadi, atau memulai bisnis baru bisa menjadi beberapa alasan yang membuat mereka resign. 

Di samping itu, karyawan mungkin hanya membutuhkan istirahat atau mungkin ingin melakukan switch career. 

Masalah-masalah di atas adalah salah satu penyebab turnover yang tidak bisa dikendalikan oleh perusahaan.

Cara Mengatasi

Sediakan benefit seperti waktu kerja yang fleksibel atau cuti dengan jaminan pekerjaan. Anda juga bisa mengundang mantan karyawan untuk kembali jika situasinya berubah.

Terakhir, jaga hubungan baik dengan karyawan selama masa transisi.

Baca Juga: Karyawan Resign Kerja Mendadak, Apa yang Harus Dilakukan HR?

pergantian staf 4

8. Restruktur Organisasi

Restruktur organisasi adalah salah satu penyebab utama terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) yang tidak disengaja.

Hal ini bisa terjadi karena perubahan kepemimpinan, penjualan atau penggabungan perusahaan, kesulitan keuangan, peristiwa global, atau perubahan strategi perusahaan.

Dalam situasi ini, perusahaan memutuskan untuk memberhentikan karyawan daripada mereka keluar secara sukarela.

Cara Mengatasi

Situasi ini bisa rumit karena dipengaruhi oleh faktor-faktor di luar kendali Anda. Anda mungkin tidak dapat mencegah PHK, namun Anda bisa menjaga hubungan baik dengan karyawan yang terkena dampaknya.

Misalnya, Anda bisa menawarkan pesangon dan bersedia menjadi referensi mereka di masa depan.

Sikap yang penuh empati ini dapat meningkatkan kemungkinan karyawan tersebut kembali bergabung ketika kondisi perusahaan membaik.

9. Lingkungan Kerja yang Tidak Fleksibel

Menurut survei terbaru dari Flexjobs, 82% responden mengatakan bahwa mereka akan lebih bertahan di perusahaan yang menawarkan fleksibilitas kerja.

Pandemi COVID-19 memaksa banyak pekerja kantor untuk bekerja dari rumah dalam waktu yang lama.

Banyak yang merasa tidak perlu kembali ke kantor penuh waktu jika pekerjaan bisa diselesaikan dari rumah.

Cara Mengatasi

Hindari micromanaging dan tunjukkan kepercayaan pada karyawan Anda. Misalnya, dengan menawarkan fleksibilitas kerja seperti jadwal yang dapat dipilih atau opsi bekerja dari rumah jika tidak mengganggu kinerja tim.

Pertimbangkan kebijakan kerja dari rumah untuk memberikan kebebasan yang terstruktur.

penyebab turnover karyawan tinggi 6

10. Budaya Kerja yang Buruk

Budaya kerja yang buruk adalah salah satu penyebab utama turnover karyawan yang tinggi.

Beberapa faktor yang bisa menyebabkan budaya kerja yang buruk antara lain gosip, komunikasi yang tidak jelas, konflik yang tidak diselesaikan, persaingan yang tidak sehat antar karyawan, kurangnya dukungan dari manajemen, dan aturan yang terlalu kaku.

Cara Mengatasi

Lakukan survei employee engagement secara rutin untuk mengukur kepuasan mereka. Hasil survei sebaiknya anonim untuk mendorong feedback yang jujur.

Bentuk tim khusus yang mengurus budaya perusahaan dan adakan acara bonding tim secara berkala. HR dan pemimpin perusahaan harus aktif dalam menjaga budaya perusahaan yang positif.

Baca Juga: Employee Centric Culture, Bagaimana Cara Mengembangkannya?

11. Beban Kerja Berlebihan

Beban kerja yang berlebihan adalah salah satu alasan utama mengapa karyawan keluar. Sebuah survei dari Deloitte menemukan bahwa 77% responden mengalami burnout di pekerjaan mereka saat ini, dan 42% telah keluar karena alasan ini.

Generasi muda semakin menuntut work life balance yang lebih baik.

Cara Mengatasi

Dorong karyawan untuk mengambil cuti dan istirahat dan bantu mereka menemukan pengganti selama waktu istirahat.

Selain itu, kurangi beban kerja sebelum mereka mengambil cuti. Pastikan juga bahwa proses perekrutan berjalan lancar untuk mengurangi beban kerja yang tidak perlu.

12. Kurangnya Pengakuan dan Apresiasi

Pengakuan dan apresiasi adalah hal penting dalam menjaga keterlibatan karyawan. Perusahaan yang menghargai pekerjaannya memberikan pesan bahwa kerja keras mereka diakui dan dihargai.

Pengakuan ini membuat pekerjaan lebih bermakna dan meningkatkan produktivitas.

Cara Mengatasi

Lakukan penilaian kinerja secara rutin dan berikan penghargaan untuk pencapaian yang tinggi.

Carilah kesempatan untuk memuji karyawan dan dorong budaya saling menghargai antar rekan kerja.

pergantian staf 7

13. Pensiun

Pensiun juga menjadi salah satu penyebab turnover karyawan yang tinggi. Meskipun seorang pekerja mungkin telah menghabiskan sebagian besar kariernya di satu perusahaan, pada akhirnya mereka akan pensiun.

Perusahaan harus siap menghadapi masa pensiun ini, terutama jika banyak karyawan yang akan pensiun pada waktu yang sama.

Cara Mengatasi

Lakukan succession planning cermat. Tentukan siapa yang akan mengambil alih tugas karyawan yang pensiun, dan berikan waktu bagi penggantinya untuk belajar dan beradaptasi.

Selain itu, pastikan juga transisi berjalan dengan lancar agar tidak ada kesenjangan dalam operasional perusahaan.

Baca Juga: Cara Menghitung Turnover Karyawan dan Tips Menguranginya

Kesimpulan

Berdasarkan artikel di atas, dapat diketahui bahwa turnover karyawan yang tinggi dapat menimbulkan biaya besar bagi perusahaan dan menunjukkan adanya masalah dalam lingkungan kerja.

Berbagai penyebab, mulai dari kurangnya kesempatan untuk berkembang, manajemen yang tidak efektif, hingga kompensasi yang tidak memadai, semuanya dapat berkontribusi pada tingkat turnover yang tinggi.

Untuk mengatasi masalah ini, perusahaan perlu menerapkan solusi yang menyeluruh, seperti menyediakan kesempatan pengembangan karier, mendorong inovasi, dan memastikan manajemen yang efektif.

Penting juga untuk memperhatikan faktor-faktor seperti rasa kebersamaan, keragaman, dan budaya kerja yang positif.

Selain dengan melakukan berbagai upaya di atas, perusahaan juga dapat mempertimbangkan penggunaan software payroll dan HR dari Gajihub.

Software ini sangat mendukung perusahaan yang menawarkan fleksibilitas kepada para karyawannya.

Misalnya, melalui fitur employee self service (ESS), karyawan dapat dengan muda melakukan presensi dan mengajukan cuti serta izin melalui smartphone masing-masing.

Dengan demikian, mereka akan lebih leluasa saat akan mengambil cuti tanpa harus terjebak pada prosedur yang merepotkan.

Selain itu, melalui timeline Gajihub, Anda juga dapat menyampaikan pengumuman penting atau menyampaikan apresiasi kepada para karyawan berbakat.

Hal ini tentu membuat motivasi karyawan meningkat dan ingin bertahan lebih lama diperusahaan.

Tertarik mencoba Gajihub? Kunjungi tautan ini dan dapatkan coba gratis hingga 14 hari.

Amelia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *