Rekrutmen dengan cara tradisional sering kali menjadi hambatan bagi perusahaan yang ingin menerapkan proses perekrutan lebih inklusif dan efektif. Oleh karena itu, open hiring dapat menjadi salah satu opsi rekrutmen yang efisien dan dapat menjangkau lebih banyak calon pelamar.
Pada artikel kali ini, Gajihub akan membahas apa yang dimaksud dengan open hiring, keuntungan dan kekurangan, hingga contoh penerapannya.
Apa yang Dimaksud dengan Open Hiring?
Open hiring adalah cara untuk merekrut orang di mana orang pertama yang melamar pekerjaan dan kemungkinan akan langsung mendapatkannya.
Bahkan pada beberapa perusahaan, tidak ada pertanyaan lebih lanjut, tidak perlu mengirim CV, wawancara, pemeriksaan latar belakang, ataupun referensi.
Melalui cara ini, siapa pun bisa memperoleh pekerjaan tanpa memperhatikan pendidikan, kualifikasi, pengalaman kerja, penampilan, atau karakter mereka.
Di Indonesia sendiri, metode open hiring hampir mirip dengan walk in interview, yakni jenis wawancara yang umumnya dilakukan perusahaan jika posisi yang dibutuhkan dan jumlah pelamar cukup banyak.
Wawancara ini bersifat terbuka, serta dilakukan dalam waktu dan skala tertentu. Prosesnya pun tidak hanya dilakukan di kantor perusahaan secara langsung, tapi juga beberapa tempat di luar kantor, seeperti hall, hotel, mall, atau tempat lainnya.
Pada proses rekrutmen secara umum, pelamar harus mengirim CV dan dokumen lainnya untuk mendapatkan panggilan wawancara. Dalam proses walk in interview, pelamar bisa datang langsung, mengantri, dan menunggu giliran untuk diwawancara.
Meskipun demikian, bukan berarti walk in interview tidak membutuhkan persyaratan dan tahapan tertentu.
Baca Juga: Manfaat Analisis Produktivitas dan Metrik untuk Mengukurnya
Keuntungan Proses Rekrutmen Open Hiring
Berikut adalah beberapa manfaat dari open hiring:
1. Jumlah Kandidat Lebih Besar
Semakin sedikit persyaratan pekerjaan, maka semakin besar jumlah calon yang akan Anda dapatkan. Misalnya, jika Anda tidak mengharuskan gelar tertentu atau pengalaman kerja sebelumnya, hal ini membuka kesempatan lebih bagi orang yang ingin melamar.
2. Basis Talenta Lebih Besar
Memiliki basis talenta atau bakat yang lebih besar akan sangat berguna untuk posisi di tingkat pemula yang sulit diisi, membutuhkan sedikit atau tanpa pengalaman, dan di mana orang akan dengan mudah dilatih oleh perusahaan itu sendiri.
3. Pelamar Lebih Beragam
Dengan membuka lowongan pekerjaan untuk semua orang, Anda akan mendapatkan karyawan dari berbagai latar belakang, sehingga dapat meningkatkan keberagaman dalam organisasi.
4. Proses Rekrutmen Lebih Besar
Tanpa persyaratan yang rumit, proses rekrutmen cenderung menjadi lebih cepat. Namun, tetap diingat bahwa open hiring tidak berarti tidak ada seleksi sama sekali.
Baca Juga: Mass Hiring: Pengertian, Manfaat, dan Cara Melakukannya
5. Retensi Karyawan Meningkat
Cara rekrutmen ini memberikan kesempatan kepada semua orang untuk bekerja tanpa memandang masa lalu mereka. Hal ini membuat karyawan lebih setiap pada perusahaan dan cenderung tinggal lebih lama.
6. Dampak Positif pada Masyarakat
Mendapatkan pekerjaan memiliki arti penting bagi semua orang. Terutama bagi mereka yang kerap diabaikan atau diskriminasi, memiliki pekerjaan adalah kesempatan untuk mengubah hidup mereka dan memulai dari awal.
7. Mengurangi Bias
Dengan mengabaikan proses wawancara tatap muka, open hiring dapat membantu mengurangi interviewer bias dalam seleksi karyawan. Namun, perlu diingat bahwa bias bisa terjadi pada tahap seleksi lainnya.
Baca Juga: Agile Performance Management: Arti, Manfaat, hingga Langkahnya
Kekurangan Proses Rerkrutmen Open Hiring
Seperti metode rekrutmen lainnya, open hiring juga memiliki kekurangan. Berikut beberapa kekurangannya yang perlu Anda ketahui:
1. Risiko Keselamatan
Mengabaikan proses seleksi dan pemeriksaan calon karyawan dapat menimbulkan risiko keselamatan. Terutama jika calon karyawan tersebut akan bekerja sama dengan rekan kerja lainnya dan pelanggan.
Oleh karena itu, tidak ada salahnya melakukan pemeriksaan latar belakang sederhana untuk menghindari potensi masalah di masa depan.
2. Bias yang Berbeda
Meskipun open hiring dianggap dapat menghilangkan bias, namun ada pendapat yang mengatakan bahwa cara ini justru menggantikan satu bias dengan bias lainnya.
Misalnya, saat ada beberapa orang yang tidak memiliki akses internet atau sibuk dengan tugas lain saat lowongan pekerjaan dibuka. Hal ini bisa membuat mereka kehilangan kesempatan untuk melamar.
3. Tidak Cocok untuk Semua Jenis Pekerjaan
Tujuannya yang ingin membantu orang-orang untuk menghadapi hambatan dalam pekerjaan memang baik. Namun, ada banyak pekerjaan yang membutuhkan pengalaman dan kualifikasi tertentu.
Oleh karena itu, cara ini tidak bisa digunakan untuk perekrutan semua profesi yang membutuhkan keahlian khusus.
Baca Juga: Peer Interview: Panduan Praktis untuk HR
Sektor yang Cocok untuk Open Hiring
Kenner, CEO dari Greystone Bakery, salah satu perusahaan yang menerapkan metode open hiring menjelaskan bahwa hal tersebut bukanlah program, melainkan model bisnis. Ia pun mengakui bahwa model ini tidak cocok untuk setiap pekerjaan, perusahaan, atau industri.
Ia mengatakan bahwa, model rekrutmen ini berhubungan dengan posisi level awal, di mana karyawan bisa belajar dari pekerjaan tersebut secara langsung di lapangan.
Kemudian, meskipun pemeriksaan latar belakang tidak selalu diperlukan di industri yang lebih mengandalkan pekerja level awal di garis depan, seperti manufaktur, distribusi, ritel, dan layanan makanan di mana karyawan dapat dilatih di lapangan, namun untuk sektor lainnya, seperti sektor pendidikan, pemerintahan, kesehatan, dan keuangan tetap membutuhkan pemeriksaan latar belakang.
Baca Juga: Job Shadowing: Arti, Manfaat, Hingga Tips Pelaksanaannya
Contoh Perusahaan yang Menerapkan Open Hiring
Untuk lebih memahami proses rekrutmen ini, berikut tiga perusahaan yang menerapkannya:
1. Greystone Bakery
Greystone Bakery merupakan perusahaan yang kerap disebut ketika membicarakan open hiring. Pemilik bisnis mengatakan bahwa mereka menggunakan metode ini karena ingin membantu orang-orang yang menghadapi kesulitan dalam mencari pekerjaan.
Mereka menyebutnya ‘siapa yang pertama datang, dia yang pertama dipekerjakan’ dan kemudian melaporkan penurunan 60% dalam pergantian karyawan.
Sebagai perusahaan yang menerapkan open hiring dengan gigih dan memiliki misi untuk menciptakan masa depan yang lebih inklusif bagi semua orang, Greystone juga mengajarkan metode ini kepada perusahaan lain.
2. Chain Logistics
Pada tahun 2019, open hiring juga mulai diterapkan Chain Logistics, sebuah perusahaan logistik di Belanda yang berfokus pada transportasi, gudang, logistik, pengiriman produk, dan sebagainya.
Untuk mendukung konsep kewirausahaan sosial dan hak untuk bekerja bagi semua orang, Chain Logistics menerapkan kebijakan rekrutmen ini untuk beberapa posisi pekerjaan.
3. The Body Shop
Setelah sukses melakukan uji coba, The Body Shop sebuah produsen kosmetik, perawatan kulit, dan kecantikan internasional belum lama ini juga memutuskan untuk menerapkan metode open hiring ke seluruh jaringan ritelnya di seluruh dunia.
Artinya, sekitar 3000 toko yang terbesar di 65 negara menggunakan metode ini. Jika dilihat dari latar belakangnya, The Body Shop merupakan perusahaan yang selalu peduli terhadap masalah sosial, sehingga mereka ingin menerapkan proses rekrutmen yang lebih ramah bagi calon kandidat yang sejalan dengan budaya mereka.
Mereka mengatakan bahwa kandidat pertama yang melamar akan mendapatkan kesempatan berikutnya untuk posisi entry level di toko-toko dan pusat distribusi mereka.
Menurut situs web perusahaan, pada tahun 2021, terdapat 25% pekerja musiman yang kemudian diangkat menjadi karyawan tetap di perusahaan tersebut.
Kemudian, selain memberikan kesempatan bagi orang-orang dengan catatan kriminal untuk mengubah hidup mereka, metode rekrutmen yang diterapkan juga membuat para karyawan lebih bertahan lama karena mereka menghargai kesempatan yang diberikan.
Baca Juga: Peer Mentoring: Arti, Manfaat, Langkah, dan Contohnya
Hal-Hal yang Perlu Dipertimbangkan dalam Open Hiring
Sebelum memutuskan untuk menggunakan metode open hiring, ada beberapa hal yang perlu Anda pertimbangkan. Berikut beberapa di antaranya:
1. Menerima Aplikasi
Pertimbangkan bagaimana Anda akan menerima aplikasi dari calon pelamar dan bagaimana cara mereka mengajukan aplikasi untuk posisi tersebut. Selain itu, perhatikan juga hal-hal berikut ini:
- Apakah Anda akan mengiklankan posisi tersebut?
- Bagaimana calon karyawan dapat melamar? Apakah melalui situs web perusahaan atau bisa datang langsung?
- Apakah calon pelamar perlu memiliki akses ke komputer dan internet untuk melamar?
- Bagaimana Anda melacak urutan aplikasi yang masuk?
2. Pelatihan Manajer Perekrutan
Pastikan manajer perekrutan sdah terlatih dengan baik untuk menjalankan proses open hiring. Informasikan dengan jelas peran dan tanggung jawab mereka dalam pengambilan keputusan.
Dalam hal ini, manajer perlu mengerti bahwa tujuan dari wawancara dengan calon karyawan tidak sama seperti wawancara pada umumnya, melainkan lebih kepada memberikan informasi tentang posisi yang tersedia, sejarah perusahaan, dan tanggung jawab pekerjaan.
3. Keamanan
Meskipun Anda telah menanyakan kepada calon karyawan apakah mereka bisa melakukan pekerjaan dengan aman, Anda tetap perlu mempertimbangkan aspek kemanan secara lebih mendalam.
Anda perlu menyesuaikan peraturan rekrutmen dengan undang-undang dan keselamatan kerja yang berlaku. Bahkan, jika diperlukan Anda bisa mewajibkan pemeriksaan medis atau penilaian sebelum penerimaan kerja, untuk memastikan bahwa calon karyawan dapat menjalankan tugas dengan aman.
4. Menjaga Ekspektasi Kandidat
Pastikan Anda memberikan informasi yang jelas tentang syarat pekerjaan, nilai-nilai perusahaan, jam kerja yang diharapkan, deskripsi pekerjaan, dan keterampilan yang dibutuhkan. Hal ini akan membantu claon karyawan memiliki harapan yang realistis tentang posisi yang mereka lamar.
5. Memantau Keberhasilan
Lakukan pemantauan terhadap program open hiring guna mengetahui apakah program tersebut berhasil. Bicaralah kepada karyawan yang direkrut melalui program ini dan juga dengan manajer yang terlibat.
Selanjutnya, periksa tingkat retensi karyawan yang direkrut melalui metode ini untuk mengetahui apakah mereka bertahan dalam pekerjaan lebih lama atau lebih pendek dibandingkan dengan karyawan secara keseluruhan.
Dengan mempertimbangkan hal-hal ini, Anda dapat memastikan bahwa open hiring berjalan dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan Anda.
Baca Juga: Recruitment Funnel: Panduan Lengkap Untuk Tim HR
Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diketahui open hiring merupakan salah satu metode rekrutmen yang kerap digunakan oleh beberapa perusahaan. Dengan sedikit persyaratan, metode rekrutmen ini dapat menjangkau kandidat lebih banyak dan beragam.
Setelah menyelesaikan proses rekrutmen, selanjutnya Anda perlu mengelola data karyawan secara efisien, mulai dari absensi, pengganjian, cuti, dan sebagainya. Untuk memudahkan segala proses tersebut, Anda dapat mengandalkan Gajihub, sebuah software payroll dan HR yang memiliki berbagai fitur menarik.
Dengan Gajihub, mulai dari penyediaan slip gaji, mengelola absensi dan HRIS, penghitungan pajak PPh 21 dan BPJS, reimbursement, employee self service (ESS), dan sebagainya menjadi lebih mudah dan efisien.
Yuk, coba gratis selama 14 hari melalui tautan ini dan rasakan kemudahannya.
Catatan Kaki:
- https://www.aihr.com/
- https://www.linkedin.com/
- https://www.theceomagazine.com/
- https://www.aihr.com/
- https://www.greyston.org/
- Penilaian Objektif dan Subjektif, Apa Bedanya? - 23 December 2024
- Handover Pekerjaan Adalah: Manfaat, Tahapan & Contoh Dokumen - 23 December 2024
- Steward Adalah: Jenis, Tugas, Skill Penting, dan Kisaran Gajinya - 20 December 2024