Kepemimpinan transaksional atau yang terkadang disebut juga kepemimpinan manajerial merupakan kepemimpinan yang menekankan pentingnya struktur, organisasi, pengawasan, kinerja, dan hasil.
Hal inilah yang membuat tujuan tugas masing-masing anggota tim harus tersusun secara struktur, dan mereka akan diberi imbalan apabila berhasil mencapai tujuan tersebut. Sebaliknya, apabila anggota tim gagal dalam memenuhi tugas tersebut, mereka akan dikenai hukuman.
Pada artikel kali ini, Gajihub akan membahas apa itu kepemimpinan transaksional, karakteristik, kelebihan dan kekurangan, hingga cara menerapkannya secara optimal.
Apa yang Dimaksud dengan Kepemimpinan Transaksional?
Kepemimpinan transaksional adalah cara memimpin yang berfokus pada tatanan, struktur, dan rencana untuk mencapai tujuan. Seorang pemimpin transaksional umumnya akan mengomunikasikan tim mereka apa yang harus dilakukan secara langsung.
Dengan kata lain, gaya kepemimpinan ini lebih cenderung menjaga situasi yang sudah ada dibandingkan mencoba untuk mengubahnya.
Dalam kepemimpinan ini, seringkali pemimpin mengguakan hadiah untuk meningkatkan motivasi karyawan. Jadi, mereka mendorong anggota tim untuk bekerja secara baik dengan menawarkan imbalan atau insentif.
Pada intinya, ketika karyawan bekerja dengan baik, mereka akan mendapatkan hadiah. Sebaliknya, ketika mereka berkinerja buruk, maka mereka akan dihukum dengan cara tertentu. Hal inilah yang membuat aturan, prosedur, dan standar sangat penting dalam kepemimpinan transaksional.
Namun, dibandingkan membantu dalam pertumbuhan dan perubahan dalam organisasi, pemimpin transaksional lebih berfokus pada menjaga keadaan tetap sama dan memastikan aturan, serta ekspektasi yang telah ditetapkan saat ini dapat terlaksana.
Oleh karena itu, pemimpin jenis ini biasanya sangat baik dalam menetapkan ekspektasi dan standar yang membantu meningkatkan efisiensi dan produktivitas ogrnaisasi.
Mereka memberikan feedback yang konstruktif tentang kinerja karyawan, sehingga mereka dapat memperbaiki hasil kerja mereka untuk mendapatkan feedback yang lebih baik.
Baca Juga: 10 Karakteristik Kepemimpinan Transformasional
Apa Saja Karakteristik Kepemimpinan Transaksional?
Ada beberapa karakteristik yang dapat mencerminkan pemimpin dengan gaya transaksional, yaitu:
1. Motivasi Eksternal
Pemimpin transaksional umumnya akan berusaha mencapai target perusahaan dengan memberikan motivasi dari luar (eksternal) kepada karyawan, misalnya dengan memberikaninsentif kepada karyawan ketika mereka berhasil mencapai target.
Namun, apabila seorang karyawan tidak bekerja sesuai yang diharapkan atau tidak mencapai target yang telah ditentukan, karyawan tersebut akan dikenai hukuman.
2. Bekerja Sesuai Aturan dan Prosedur
Kepemimpinan transaksional menginginkan karyawan untuk mengikuti aturan dan prosedur yang sudah ditetapkan. Oleh karena itu, terkadang gaya kepemimpinan ini cenderung menghambat kreativitas dan inovasi dalam proses bekerja.
3. Bersifat Direktif
Pemimpin transaksional tidak memberi kesempatan kepada karyawan untuk ikut serta dalam proses pengambilan keputusan.
Mereka percaya bahwa semua keputusan dalam organisasi harus diambil oleh manajemen bisnis, dan karyawan hanya perlu mengikuti keputusan dan prosedur yang telah dibuat oleh manajemen.
4. Bersifat Hierarki
Pemimpin transaksional umumnya juga menunjukkan minat yang besar pada hierarki dalam ogranisasi. Untuk itu, mereka kerap memperlakukan karyawan berdasarkan posisi dalam struktur organisasi.
Selain itu, pemimpin dengan gaya transaksional juga berfokus pada pembentukan struktur perusahaan dalam bisnis.
5. Menekankan Pencapaian Individu
Pemimpin transaksional selalu mendorong karyawan untuk mencapai target individu yang sudah ditetapkan. Dengan kata lain, mereka tidak mendorong kerja sama tim atau pencapaian bersama.
Jika seorang karyawan mencapai target yang ditetapkan, maka ia akan mendapatkan hadiah. Sementara jika karyawan tersebut gagal mencapai target, dia akan dihukum oleh pemimpin.
Baca Juga: 11 Tips Mengotpimalkan LinkedIn untuk Peran Data Analyst
6. Hadiah atau Hukuman Berdasarkan Kinerja
Kepemimpinan transaksional bisa dianggap sebagai kepemimpinan berdasarkan reward dan punishment (hadiah dan hukuman).
Dalam hal ini, pemimpin akan memberi hadiah kepada karyawan yang bekerja baik dan menghukum karyawan yang berkinerja buruk. Mereka percaya bahwa ini adalah cara yang cocok untuk memotivasi karyawan.
7. Fokus pada Angka
Dibandingkan peningkatan keterampilan karyawan dan kualitas produk, pemimpin transaksional lebih berfokus pada pencapaian target yang berupa angka. Dengan demikian, mereka tidak mendorong perbaikan keterampilan, kecuali diperlukan untuk mencapai target organisasi.
8. Pasif
Pemimpin transaksional selalu berfokus untuk menjaga keadaan saat ini. Mereka hanya merespons masalah dalam organisasi saat amsalah tersebut muncul, tanpa adanya upaya untuk mencegahnya. Biasanya, mereka akan mengambil tindakan hanya setelah masalah muncul.
9. Tidak Berorientasi pada Perubahan
Dalam kepemimpinan transaksional terdapat sifat tradisional yang menyatakan ketidakinginan untuk berubah. Hal ini disebabkan karena pemimpin transaksional tidak mendorong inovasi dan kreativitas, sehingga mereka tidak fleksibel terhadap perubahan.
Mereka cenderung mempertahankan kebijakan dan prosedur yang ada tanpa membuat perubahan tertentu.
10. Berorientasi pada Tujuan Jangka Pendek
Terakhir, pemimpin dengan gaya kepemimpinan ini berkonsentrasi pada pencapaian target jangka pendek. Karena mereka menggunakan hadiah dan hukuman sebagai alat utama, maka mereka mengatur target secara jangka pendek untuk karyawan.
Setelah target tersebut tercapai, selanjutnya mereka akan menetapkan target baru untuk mendorong organisasi mencapai tujuan utama. Oleh karena itu, kepemimpinan ini bisa dianggap sebagai salah satu yangs angat praktis dalam mencapai tujuan dan objektif jangka pendek.
Baca Juga: Pentingnya Reward Management untuk Perusahaan dan Karyawan
Apa Saja Unsur-Unsur Penting dalam Kepemimpinan Transaksional?
Untuk menerapkan kepemimpinan transaksional, ada beberapa unsur yang perlu dipenuhi. Berikut beberapa di antaranya:
1. Harapan dan Aturan yang Jelas
Pemimpin transaksional menetapkan harapan dan aturan yang mudah dimengerti bagi karyawan mereka. Harapan ini biasanya didasarkan pada persyaratan yang telah ditentukan sebelumnya, yang digunakan untuk mengukur kinerja karyawan.
2. Sistem Imbalan dan Hukuman
Pemimpin dengan gaya transaksional menggunakan sistem imbalan dan hukuman untuk memotivasi para karyawan. Sistem ini berdasarkan pada pencapaian atau bahkan melebihi harapan yang telah ditetapkan, serta patuh pada praktik dan prosedur yang sudah ada.
3. Otoritas Formal
Pemimpin transaksional memiliki posisi resmi dan tanggung jawab dalam organisasi. Mereka bertanggung jawab untuk mengelola kinerja individu dan kelompok guna mencapai tujuan.
Baca Juga: Kepemimpinan Demokratis: Arti, Ciri-Ciri, dan Tips Penerapannya
Apakah Kepemimpinan Transaksional Memiliki Kelebihan?
Ya, tentu saja kepemimpinan transaksional memiliki beberapa kelebihan tersendiri, di antaranya adalah:
1. Tim Fokus pada Tujuan
Dalam kepemimpinan transaksional, pemimpin menetapkan tujuan yang sangat jelas dan biasanya bersifat jangka pendek. Hal ini membuat anggota tim mengetahui secara pasti apa yang diharapkan dari mereka.
Mereka memiliki kejelasan tentang apa yang harus dicapai, sehingga dapat memprioritaskan pekerjaan mereka untuk mencapai tujuan tersebut.
2. Meningkatkan Motivasi dan Produktivitas
Kepemimpinan transaksional dapat meningkatkan motivasi karyawan melalui penggunaan sistem imbalan dan hukuman. Pada situasi ini, karyawan akan diberi hadiah jika mereka berhasil mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Sebagai contoh, dalam tim sales, pemimpin transaksional mungkin memberikan bonus kepada anggota tim dengan penjualan tertinggi pada akhir sikus penjualan. Hal ini dapat mendorong karyawan untuk bekerja keras guna mencapai tujuan tersebut.
3. Mudah Mengukur Keberhasilan
Dalam gaya kepemimpinan ini, tujuan yang ditetapkan oleh pemimpin sangat spesifik dan diikuti oleh panduan tentang cara mencapainya. Hal ini membuat pengukuran keberhasilan menjadi lebih mudah.
Selain itu, tim juga akan memahami secara eksplisit apa yang harus mereka capai dan bagaimana mereka akan mencapainya. Kemudian, mereka juga dapat dengan jelas mengevaluasi apakah berhasil mencapai tujuan tersebut atau tidak.
Baca Juga: Pelatihan Kepemimpinan: Arti, Manfaat, dan Strateginya
Apakah Kepemimpinan Transaksional Memiliki Kekurangan?
Ya, selain memiliki beberapa kelebihan, terdapat kekurangan dalam kepemimpinan transaksional yang dapat menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan. Di antaranya adalah:
1. Tujuan Bersifat Jangka Pendek
Salah satu kelemahan utama kepemimpinan transaksional adalah bahwa tujuan yang ditetapkan cenderung bersifat jangka pendek. Hal ini berarti bahwa fokus utama mereka adalah mencapai target dalam waktu singkat.
Namun, ini berarti dapat mengabaikan pengembangan tujuan jangka panjang dalam tim, sehingga karyawan tidak dapat berinovasi.
2. Tidak Semua Orang Termotivasi dengan Cara Ini
Gaya kepemimpinan ini mungkin efektif untuk sebagian anggota tim, terutama yang didorong oleh imbalan dan hukuman.
Hanya saja, tidak semua orang bisa termotivasi dengan cara ini. Beberapa karyawan mungkin lebih termotivasi dengan faktor lain seperti pengakuan, tantangan, atau tujuan jangka panjang. Oleh karena itu, kepemimpinan transaksional mungkin tidak cocok untuk semua individu dalam tim.
3. Tidak Mendorong Kreativitas atau Inovasi
Kepemimpinan transaksional lebih fokus untuk menjagas tatus quo dibandingkan mendorong tim untuk berpikir kreatif atau inovatif. Dalam gaya kepemimpinan ini, seringkali pemimpin menetapkan aturan yang ketat dan tugas yang harus diikuti.
Hal ini dapat membuat anggota tim cenderung tidak ingin mencoba hal baru atau dapat berpikir out of the box.
Pada intinya, kepemimpinan transaksional memiliki manfaat dalam menjaga fokus dan mengukur keberhasilan dalam tujuan jangka pendek, tetapi bisa kurang efektif dalam mendorong kreativitas atau memotivasi semua orang di dalam tim.
Baca Juga: 7 Indikator Motivasi Kerja dan Cara Meningkatkannya
Apa Perbedaan Kepemimpinan Transaksional dengan Transformasional?
Kepemimpinan transformasional adalah gaya kepemimpinan yang membuat orang lain termotivasi untuk mencapai yang terbaik. Dalam pendekatan ini, yang terutama adalah perkembangan pribadi dan pertumbuhan, bukan hanya pencapaian tujuan.
Pemimpin transformasional sering menggunakan pengalaman pribadi dan cerita mereka untuk menginspirasi dan memberdayakan orang lain. Di sisi lain, kepemimpinan transaksional lebih fokus pada pencapaian tujuan yang jelas.
Hal ini menggunakan sistem insentif dan hukuman yang biasanya digunakan di lingkungan di mana ada aturan yang jelas.
Meskipun kedua gaya kepemimpinan memiliki keuntungannya masing-masing, kepemimpinan transformasional seringkali lebih bermanfaat secara jangka panjang.
Sebab, gaya kepemimpinan tersebut lebih memprioritaskan perkembangan pribadi, yagn menciptakan budaya pembelajaran dan inovasi dalam organisasi.
Baca Juga: Karakteristik Kepemimpinan yang Baik dan Tips untuk Menjadi Pemimimpin Hebat
Bagaimana Cara Mengimplementasikan Kepemimpinan Transaksional?
Meskipun gaya kepemimpinan ini memiliki beberapa kekurangan, namun Anda tetap dapat menerapkannya dengan beberapa tips berikut:
1. Ajak Karyawan Berpartisipasi dalam Menetapkan Tujuan
Dalam kepemimpinan transaksional, pemimpin menetapkan tujuan untuk timnya dan memberikan perintah untuk mencapainya. Namun, hal ini bisa membuat karyawan merasa kurang t erhubung dengan pekerjaan mereka dan kehilangan motivasi.
Untuk mengatasi ini, pemimpin sebaiknya mengundang karyawan untuk ikut serta dalam menetapkan tujuan. Kemungkinan besar, karyawan akan lebih berkomitmen terhdap tujuan saat mereka dapat berkontribusi dalam pengambilan keputusan.
Dengan melakukan diskusi bersama karyawan tentang apa yang ingin mereka capai, pemimpin dapat menetapkan tujuan yang didukung oleh seluruh tim.
2. Berikan Makna pada Tujuan dan Tugas
Setelah menetapkan tujuan, pemimpin memandu timnya degan memberikan tugas. Namun, pendekatan ini bisa terasa kurang pribadi dan memotivasi.
Untuk mengatasi hal tersebut, pemimpin bisa memberikan arahan kepada mereka dengan memberikan makna, misalnya menjelaskan pentingnya pekerjaan dan mengomunikasikan bagaimana hal tersebut berkaitan dengan tujuan bersama perusahaan.
Dengan menyoroti makna yang lebih besar di balik tugas-tugas tersebut, karyawan lebih cenderung tetap terlibat dan termotivasi.
3. Personalisasi Imbalan untuk Karyawan
Pemimpin transaksional memotivasi karyawan dengan menjanjikan imbalan setelah mencapai tujuan. Namun, imbalan yang sama mungkin tidak semuanya memotivasi setiap karyawan.
Agar imbalan tetap efektif, pemimpin sebaiknya mempersonalisasi imbalan untuk setiap karaywan. Hal ini dapat dilakukan dengan memahami apa yang memotivasi masing-masing karyawan dan menawarkan imbalan yang sesuai dengan minat dan nilai-nilai mereka.
Misalnya, salah satu karyawan mungkin lebih menghargai imbalan berupa uang, sementara yang lain mungkin lebih menginginkan cuti bersama dibayar atau pertimbangan untuk promosi.
4. Dukung dan Dorong Pertumbuhan
Kepemimpinan transaksional dapat menjadi alat yang efektif dalam membantu perusahaan mencapai tujuan mereka. Namun, untuk kesuksesan jangka panjang, penting untuk mendorong karyawan agar dapat bertumbuh dan mengembangkan keterampilan mereka.
Pemimpin sebaiknya berbicara one-on-one dengan karyawan tentang kelebihan dan kelemahan mereka, serta apa yang ingin mereka tingkatkan.
Sesi pelatihan memungkinkan pemimpin membantu karyawan membangun kelebihan mereka dan mengatasi kekurangan dalam pengetahuan dan keterampilan.
Dengan memberikan panduan dan dukungan, pemimpin dapat membekali karyawan untuk menghadapi tantangan baru dan mencapai keberhasilan.
Baca Juga: 16 Teknik Pengambilan Keputusan yang Bisa Digunakan Pemimpin
Kesimpulan
Berdasarkan artikel di atas, dapat dipahami bahwa kepemimpinan transaksional merupakan jenis kepemimpinan yang berfokus pada tatanan, struktur, dan pencapaian tujuan.
Dalam gaya ini, pemimpin akan memberikan tugas dan menghadirkan sistem imbalan dan hukuman untuk memotivasi karyawan.
Untuk mengimpelementasikan kepemimpinan transaksional dengan baik, pemimpin dapat mengundang karaywan untuk berkontribusi dalam menetapkan tujuan, mempersonalisasi imbalan atau reward karyawan, hingga mendukung pertumbuhan mereka.
Selain itu, sesuai dengan karakteristiknya yang terstruktur, Anda dapat mempertimbangkan untuk menggunakan aplikasi software payroll dan HR dari Gajihub yang bisa membantu perusahaan menegakkan berbagai aturan.
Sebagai contoh, dengan fitur absensi Anda dapat memantau kehadiran karyawan, sementara dengan fitur payroll Anda dapat melakukan penggajian secara otomatis dan tepat waktu sesuai aturan perusahaan.
Tertarik untuk mencobanya? Yuk, kunjungi tautan ini dan dapatkan coba gratis hingga 14 hari.
Catatan Kaki:
- Penilaian Objektif dan Subjektif, Apa Bedanya? - 23 December 2024
- Handover Pekerjaan Adalah: Manfaat, Tahapan & Contoh Dokumen - 23 December 2024
- Steward Adalah: Jenis, Tugas, Skill Penting, dan Kisaran Gajinya - 20 December 2024