Kalkulator Gaji Per Jam dan Cara Menghitungnya

kalkulator gaji per jam banner

Di dunia kerja, sistem pembayaran upah tidak selalu berbentuk gaji bulanan.

Ada banyak profesi yang menggunakan sistem gaji per jam, di mana besaran penghasilan ditentukan langsung oleh jumlah jam kerja yang dijalani.

Sistem ini cukup umum digunakan di berbagai sektor, baik di industri formal maupun informal.

Beberapa profesi yang umumnya menerapkan sistem upah per jam antara lain pekerja ritel, barista, petugas keamanan, hingga instruktur olahraga.

Selain itu, profesi di bidang kreatif dan IT seperti editor video hingga programmer freelance juga kerap menggunakan sistem gaji per jam.

Untuk membantu Anda menghitung besaran gaji per jam, Anda dapat menggunakan kalkulator gaji per jam yang akan dibahas pada artikel GajiHub kali ini.

Kalkulator Gaji per Jam Gratis

Untuk memudahkan perhitungan dan memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai upah per jam, Anda dapat menggunakan kalkulator gaji per jam berikut ini:

Kalkulator Gaji Per Jam

Kalkulator Gaji Per Jam

Alat ini memungkinkan Anda menghitung besaran upah berdasarkan gaji bulanan atau tahunan yang Anda terima, disesuaikan dengan jumlah jam kerja.

Baca Juga: Kalkulator Gaji Bersih Gratis dan Contoh Kasus Hitungnya

Mengapa Perusahaan Perlu Menghitung Gaji per Jam?

kalkulator gaji per jam 1

Dalam pengelolaan tenaga kerja, salah satu hal penting yang perlu diperhatikan oleh perusahaan adalah cara menghitung dan menyajikan nilai kompensasi secara tepat.

Meski sebagian besar perusahaan di Indonesia menggunakan sistem gaji bulanan, ada banyak posisi dan situasi tertentu yang lebih sesuai menggunakan sistem upah per jam.

Untuk itu, penting bagi perusahaan memiliki pemahaman yang jelas mengenai bagaimana konversi nilai gaji ke dalam satuan waktu kerja dilakukan.

Beberapa sektor seperti ritel, jasa keamanan, hospitality, produksi, hingga profesi freelance di bidang IT dan kreatif kerap menerapkan sistem upah per jam karena sifat pekerjaannya yang fleksibel atau berbasis shift.

Selain itu, bagi HR dan manajemen, informasi ini dibutuhkan saat melakukan benchmarking gaji, menyusun penawaran kerja baru, atau mengatur sistem lembur dan insentif.

Dengan mengetahui nilai upah per jam karyawan, perusahaan bisa:

  • Membandingkan tawaran gaji dengan standar industri secara lebih akurat.
  • Menentukan tarif lembur, bonus berbasis waktu, atau insentif shift tambahan.
  • Memastikan keadilan kompensasi di antara karyawan yang memiliki pola jam kerja berbeda.
  • Menyusun proyeksi biaya tenaga kerja untuk kebutuhan budgeting dan perencanaan SDM jangka panjang.

Baca Jugua: Allowance Adalah: Pengertian, Jenis, dan Manfaatnya

Bagaimana Cara Menghitung Gaji per Jam secara Manual?

kalkulator gaji per jam 2

Meskipun perusahaan bisa menggunakan alat bantu seperti kalkulator gaji per jam, penting juga bagi tim HR dan finance untuk memahami rumus dasar perhitunganya.

Dengan begitu, saat melakukan pengecekan cepat atau dalam situasi tertentu di mana akses ke alat bantu belum tersedia, perhitungan manual tetap bisa dilakukan dengan benar.

Secara umum, perhitungan upah per jam dibedakan menjadi dua kategori, yaitu untuk pekerja penuh waktu dan pekerja paruh waktu.

Berikut penjelasannya:

Perhitungan Upah Kerja Penuh Waktu

Mengacu pada ketentuan jam kerja dalam PP No. 35 Tahun 2021, jam kerja normal bagi pekerja penuh waktu di Indonesia adalah:

  • 7 jam per hari dan 40 jam per minggu untuk 6 hari kerja, atau
  • 8 jam per hari dan 40 jam per minggu untuk 5 hari kerja.

Jam kerja tersebut tidak termasuk waktu istirahat minimal 30 menit setelah bekerja selama 4 jam berturut-turut.

Rumus perhitungan gaji per jam untuk pekerja penuh waktu:

Upah per jam = Upah bulanan ÷ 173

Angka 173 didapat dari rata-rata jam kerja normal per bulan (40 jam × 4,33 minggu).

Contoh:

Seorang karyawan tetap memiliki gaji bulanan Rp 4.500.000. Maka perhitungan upah per jam-nya adalah:

Rp 4.500.000 ÷ 173 = Rp 26.011

Perhitungan Upah Lembur:

  • Satu jam pertama: 1,5 × upah per jam
  • Jam berikutnya: 2 × upah per jam

Misal, lembur 3 jam:

1 jam pertama = Rp 26.011 × 1,5 = Rp 39.016
2 jam berikutnya = Rp 26.011 × 2 × 2 = Rp 104.044

Total upah lembur = Rp 143.060

gajihub banner

Perhitungan Upah Pekerja Paruh Waktu

Berdasarkan Pasal 16 PP No. 35 Tahun 2021, upah per jam wajib diterapkan bagi pekerja paruh waktu, yaitu karyawan yang jam kerjanya:

  • Kurang dari 7 jam per hari, dan
  • Kurang dari 35 jam per minggu.

Rumus perhitungan upah per jam pekerja paruh waktu:

Upah per jam = Upah minimum bulanan ÷ Jumlah jam kerja rata-rata paruh waktu dalam sebulan

Pemerintah menggunakan median jam kerja paruh waktu nasional yaitu 29 jam per minggu.

Contoh:

Nina, seorang pekerja paruh waktu bekerja 4 jam sehari selama 5 hari kerja (20 jam per minggu).

Upah normal untuk posisi tersebut adalah Rp 3.200.000 per bulan.

Maka:

  1. Hitung jumlah jam kerja paruh waktu dalam sebulan:
    20 jam per minggu × 4,33 minggu = 86,6 jam
  2. Hitung upah per jam:
    Rp 3.200.000 ÷ 173 = Rp 18.497
  3. Hitung total upah Nina dalam sebulan:
    Rp 18.497 × 86,6 jam = Rp 1.601.798

Jadi, Nina akan menerima upah sekitar Rp 1.601.798 dalam sebulan sesuai jam kerja aktualnya.

Baca Juga: Kerja Part Time: Pengertian, Contoh, dan Aturannya di Indonesia

Apa Saja Kelebihan dan Kekurangan Sistem Gaji per Jam?

kalkulator gaji per jam 3

Gaji per jam berarti karyawan dibayar sesuai dengan jumlah jam kerja aktual

Umumnya, pekerja per jam berhak atas bayaran lembur jika melebihi jam normal.

Kelebihan Gaji per Jam

Berikut beberapa kelebihan gaji per jam:

  • Dibayar sesuai jumlah waktu kerja. Pekerja hanya menerima bayaran untuk jam kerja aktual, sehingga perusahaan dapat lebih fleksibel dalam mengatur anggaran.
  • Lebih mudah memisahkan waktu kerja dan waktu pribadi. Karena pembayaran dihitung per jam, karyawan cenderung lebih disiplin membatasi waktu kerja.
  • Perusahaan dapat menyesuaikan jam kerja sesuai kebutuhan. Saat kebutuhan pekerjaan menurun, jam kerja bisa dikurangi tanpa kewajiban membayar seperti sistem gaji tetap.

Baca Juga: Cara Menghitung Jam Kerja Karyawan di Indonesia

upah karyawan 4

Kekurangan Gaji per Jam

  • Potensi pengeluaran lebih besar jika ada banyak lembur. Jika pekerja mengambil banyak jam lembur, total pembayaran bisa lebih tinggi daripada karyawan tetap dengan posisi setara.
  • Cenderung mencari pekerjaan tambahan. Karena penghasilan per jam bisa fluktuatif, sebagian pekerja per jam mencari pekerjaan sampingan untuk memenuhi kebutuhan finansial.
  • Risiko kesehatan yang terabaikan. Jika pekerja per jam tidak mendapatkan fasilitas kesehatan dari perusahaan, mereka mungkin menunda pengobatan atau tidak memprioritaskan kondisi kesehatan demi menghemat biaya.

Baca Juga: Flexible Working Arrangement: Tren, Bentuk, dan Tipsnya

Bagaimana Cara Menentukan Sistem Pembayaran yang Tepat?

upah karyawan 5

Untuk menemukan sistem pembayaran yang sesuai bagi posisi tertentu di perusahaan, ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan:

1. Pahami Regulasi Lokal dan Nasional

Di Indonesia, metode pembayaran karyawan diatur dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003 beserta aturan turunannya seperti PP No. 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan, misalnya:

  • Setiap provinsi, kabupaten, atau kota memiliki upah minimum yang berbeda (UMP, UMK, UMR).
  • Ketentuan lembur diatur secara spesifik, di mana karyawan berhak atas upah lembur sesuai hitungan jam kerja di luar jam normal.
  • Pekerjaan tetap atau jabatan struktural umumnya menggunakan skema gaji bulanan dengan hak-hak normatif seperti THR, cuti, dan BPJS.

Karena itu, perusahaan wajib menyesuaikan metode pembayaran dengan aturan yang berlaku di masing-masing wilayah operasionalnya.

Hal ini menjadi lebih penting jika perusahaan mempekerjakan karyawan jarak jauh dari berbagai daerah dengan standar UMR yang berbeda.

2. Pelajari Standar Industri di Indonesia

Selain patuh terhadap regulasi, perusahaan juga perlu memahami standar kompensasi yang berlaku di industri yang sama.

Contohnya:

  • Di industri startup digital, posisi seperti customer service remote atau content writer biasanya diberikan gaji tetap bulanan, plus tunjangan internet.
  • Di sektor retail dan F&B, pekerja part-time lazim dibayar harian atau per jam, menyesuaikan shift kerja.

Dengan mengikuti standar pasar, perusahaan akan tetap kompetitif dalam menarik kandidat potensial dan mengurangi risiko karyawan resign.

Mengikuti standar pasar akan membantu perusahaan tetap kompetitif dalam menarik kandidat potensial dan mengurangi risiko ditinggal talenta karena skema gaji yang kurang bersaing.

Baca Juga: Simak Tren Gaji Sektor F&B di Indonesia pada Tahun 2025

3. Hitung Kemampuan Finansial Perusahaan

Dalam menentukan sistem pembayaran, perusahaan tidak bisa hanya melihat nominal gaji pokok.

Berikut beberapa hal yang harus dipertimbangkan:

  • Biaya tunjangan dan fasilitas seperti BPJS, transportasi, makan, atau uang lembur
  • Biaya turnover, termasuk biaya rekrutmen dan pelatihan karyawan baru jika terjadi pergantian
  • Potensi bonus atau insentif bila ada target tertentu

Di Indonesia, angka turnover di beberapa sektor cukup tinggi, dan sistem kompensasi yang tidak sesuai bisa memperbesar risiko tersebut.

4. Tentukan Kebutuhan Peran Tersebut

Perusahaan perlu menentukan terlebih dahulu jenis peran yang dibutuhkan:

Posisi entry-level atau pekerjaan yang sifatnya fleksibel bisa menggunakan sistem hourly karena lebih sesuai dengan kebutuhan operasional harian.

Sebaliknya, untuk posisi senior atau profesional berpengalaman, skema gaji tetap lebih ideal karena biasanya diikuti benefit jangka panjang dan ekspektasi stabilitas karier.

Di Indonesia sendiri, banyak perusahaan menggunakan sistem gaji bulanan untuk posisi manajerial ke atas, sedangkan freelance atau pekerja proyek harian cenderung dibayar per jam atau per hari.

Baca Juga: Cara dan Metode Menghitung Kebutuhan Tenaga Kerja

Kesimpulan

Berdasarkan artikel di atas, dapat dipahami bahwa sistem pembayaran gaji per jam menawarkan fleksibilitas baik bagi perusahaan maupun karyawan.

Namun, perusahaan tetap harus memahami regulasi ketenagakerjaan yang berlaku, standar industri, kemampuan finansial internal, hingga karakteristik peran yang dibutuhkan sebelum memutuskan skema pembayaran yang paling tepat.

Dengan begitu, perusahaan dapat memastikan kompensasi yang adil, transparan, dan kompetitif, sekaligus menjaga stabilitas operasional serta produktivitas tim.

Selain menggunakan kalkulator gaji per jam yang telah tersedia di atas, Anda dapat menggunakan software payroll GajiHub.

Melalui software ini, Anda bisa mengelola shifting karyawan lebih baik.

Jika perusahaan Anda menerapkan sistem jam kerja yang beragam atau memiliki pembagian shift, fitur payroll dari GajiHub dapat memudahkan pengaturan jadwal kerja dengan fitur pengelolaan shifting yang fleksibel dan mudah digunakan.

Tertarik mencoba? Yuk, kunjungi tautan ini dan dapatkan coba gratis hingga 14 hari.

Amelia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *