Jobdesk Back End Developer, Skill, Hingga Kisaran Gajinya

jobdesk back end banner

Jobdesk back end developer dalam sebuah perusahaan melibatkan manajemen database, pengolahan data, hingga memastikan fungsi dasar software atau aplikasi berjalan secara efisien.

Tidak hanya itu, tim back end juga berperan dalam menjaga keamanan data dan informasi, menerapkan protokol keamanan yang kuat, serta melindungi aplikasi dari potensi ancaman keamanan.

Secara keseluruhan, back-end developer memiliki peran yang sangat penting dalam membangun dan menjaga dasar teknis yang kuat untuk semua sistem teknologi dalam perusahaan.

Pada artikel kali ini, Gajihub akan membahas apa itu back-end developer, jobdesk, skill yang harus dikuasai, hingga kisaran gajinya di Indonesia.

Apa yang Dimaksud dengan Back-End Developer?

Back-end developer adalah seseorang yang bertanggung jawab terhadap arsitektur situs web, scripting, dan penulisan kode sebagai komunikasi antara basis data situs web dan browser pengguna. Dalam melakukan pekerjaannya, back-end developer harus menjaga konsistensi dan intergritas data.

Lebih jelasnya, back-end development merujuk pada kegiatan pengembangan web yang dilakukan di balik layar program. Hal ini melibatkan logika dan integrasi aplikasi web server serta aktivitas lain seperti pembuatan API, perpustakaan, dan bekerja dengan berbagai komponen sistem.

Bebeda dengan jobdesk front end yang berfokus pada layanan dan program yang terlihat pengguna, jobdesk back end developer lebih berfokus membangun kode yang memungkinkan komunikasi antara database dan aplikasi.

Dengan demikian, back-end dan front-end bekerja sama untuk membangun dan mengoptimalkan aplikasi web dengan user interface (antarmuka pengguna) yang mudah digunakan.

Pada intinya, back-end bertanggung jawab untuk membangun, merawat, mengoptimalkan, menguji, melakukan debugging, dan mendukung seluruh situs web di belakang layar. Selain itu, mereka juga:

  • Melakukan coding secara logis.
  • Mengelola basis data dengan rapi.
  • Mengawasi keseluruhan proses back-end.
  • Mengintegrasikan data, aplikasi, dan API dengan lancar.

Baca Juga: Jobdesk UI/UX, Keterampilan, Hingga Kisaran Gajinya

jobdesk back end 1

Apa Perbedaan Back-End Developer dengan Back-End Engineer?

Meskipun back-end developer dan back-end engineer kerap dianggap sama, namun keduanya ternyata memiliki beberapa perbedaan.

Perbedaan utama terletak pada kreativitas dan skala tugas. Back-end developer menggunakan kreativitas untuk menyelesaikan tugas-tugas kecil, sementara back-end engineer menerapkan metode ilmiah dan prinsip rekayasa untuk merancang struktur secara keseluruhan.

Selain itu, back-end developer lebih fokus pada solusi kreatif untuk masaslah sehari-hari, sedangkan back-end engineer memiliki peran lebih besar dalam merancang struktur secara menyeluruh dan meminimalkan masalah teknis jangka panjang.

Keduanya membutuhkan keterampilan yang serupa, seperti pemrograman dan sistem back-end, namun engineer menggunakan keterampilan ini dengan cara yang sedikit lebih kompleks.

Untuk latar pendidikan, back-end developer lebih fokus pada ilmu komputer, sementara back-end engineer cenderung lebih mempelajari rekayasa perangkat lunak (software) atau matematika.

Baca Juga: Jobdesk IT Support, Skill, Jenjang Karier, dan Kisaran Gaji

Apa Saja Jobdesk Back End Developer?

Berikut adalah beberapa hal yang menjadi tanggung jawab seorang back-end developer:

1. Pengembangan Server-Side

Sebagai back-end developer, Anda akan menulis kode yang berjalan di server, menangani permintaan dari pengguna (biasanya melalui browser web atau apliaksi atau seluler) dan menghasilkan respons tertentu.

2. Manajemen Database

Selanjutnya, Anda juga merancang, mengembangkan, dan merawat basis data untuk menyimpan dan mengambil data secara efisien. Hal ini termasuk mendefinisikan strktur data, membuat kueri, dan meningkatkan kinerja basis data.

3. Pengembangan API

Seringkali Anda juga ditugaskan untuk membuat Application Programming Interface (API) untuk memungkinkan berbagai bagian sistem software dapat berkomunikasi atau memungkinkan pengembang eksternal mengakses fitur tertentu dari sistem.

4. Logika Bisnis

Jobdesk back end developer selanjutnya adalah mengimplementasikan aturan bisnis inti dari sebuah aplikasi, termasuk otentikasi, otorisasi, dan algoritma atau perhitungan kompleks lainnya yang dibutuhkan oleh aplikasi.

Baca Juga: 5 Cara dan Tips LinkedIn Programmer untuk Menarik HRD

5. Peningkatan Keamanan

Menjamin keamanan data dan sistem merupakan aspek penting dari pekerjaan back-end developer. Dalam hal ini, Anda bertanggung jawab melindungi dari potensi risiko seperti SQL injection, cross-site scripting (XSS), dan ancaman keamanan lainnya.

6. Pengembangan untuk Skalabilitas

Anda juga perlu merancang sistem agar dapat menangani lonjakan beban saat aplikasi semakin banyak digunakan, memastikan aplikasi responsif dan menghadirkan performa terbaik.

7. Optimisasi Kinerja

Back-end juga bertanggung jawab untuk meningkatkan ekcepatan dan efisiensi kode server-side, kueri basis data, dan komunikasi jaringan. Hal ini dilakukan dengan tujuan meminimalkan waktu respons aplikasi.

Dalam hal ini, Anda harus memastikan bahwa setiap bagian dari sistem berjalan secara optimal, sehingga pengguna dapat mengakses informasi atau layanan dengan cepat dan efisien.

8. Manajemen Server dan Infrastruktur

Jobdesk back end developer terakhir adalah mengelola konfigurasi dan pemeliharaan server, serta infrastruktur tempat aplikasi dijalankan.

Hal ini termasuk layanan cloud seperti AWS, Azure, atau Google Cloud. Dengan melakukan ini, Anda dapat menjaga agar semua elemen teknis yang mendukung aplikasi dapat berjalan secara lancar, serta menjadi landasan yang kuat untuk operasional yang stabil dan handal.

Baca Juga: Job Description: Pengertian, Manfaat dan Cara Membuatnya

gajihub 3

Apa Saja Skill yang Dibutuhkan untuk Menjadi Back-End Developer?

Untuk mmenjadi seorang back-end developer, berikut beberapa keterampilan yang perlu Anda kuasai:

1. Bahasa Pemrograman

Developer menggunakan berbagai bahasa pengembangan web dalam pekerjaan mereka untuk mengelola server, database, dan logika aplikasi. Beberapa bahasa kunci meliputi:

  • Python: Bahasa pemrograman umum yang digunakan untuk membangun bagian belakang program perangkat lunak dan aplikasi web.
  • Java: Bahasa pemrograman umum lainnya yang sering digunakan dalam pengembangan aplikasi di belakang layar.
  • PHP: Bahasa pemrograman server-side yang sering digunakan untuk membuat situs web dinamis.

Tentu saja, ada banyak bahasa pemrograman lain yang mungkin disukai pengembang back-end, seperti Ruby, C, dan .NET.

2. Bahasa Front-End

Meskipun sebagai back-end developer Anda akan menghabiskan sebagian besar waktu mereka dengan bahasa pemrograman server-side, namun memahami dasar-dasar bahasa front-end akan bermanfaat saat Anda mengerjakan proyek berbasis web.

Tiga bahasa front-end utama meliputi HTML, CSS, dan JavaScript. Berikut penjelasannya:

  • HTML: Menetapkan konten dan struktur halaman web.
  • CSS: Membuat tata letak halaman dan merespons berbagai perangkat.
  • JavaScript: Mengontrol animasi, pembaruan konten halaman secara dinamis, dan menjalankan skrip di halaman web.

Pemahaman terhadap bahasa-bahasa tersebut akan memudahkan kerja sama antara developer dan desainer front-end serta membantu mendiagnosis masalah yang melibatkan sumber daya front-end dan back-end.

3. Manajemen Database

Sebagian besar pekerjaan pengembang back-end berkaitan dengan memasukkan atau mengambil data dari database aplikasi.

Oleh karena itu, pengetahuan tentang teknologi database modern menjadi sangat penting. Database dapat dibagi menjadi dua kategori: basis data relasional dan basis data non-relasional.

  • Basis Data Relasional: Menyimpan data terkait dalam tabel yang terstruktur dan menggunakan bahasa SQL.
  • Basis Data Non-relasional (NoSQL): Tidak menyimpan data berdasarkan hubungan dan dapat menggunakan XML atau JSON untuk struktur data.

4. Software Server-Side

Back-end developer menulis program untuk dijalankan di server. Oleh karena itu, Anda perlu memahami server umum seperti Apache, Nginx, Microsoft IIS, dan sistem operasi Linux.

Pemahaman tentang bagaimana server web menerima dan memproses permintaan halaman web, serta dasar-dasar menjaga kinerja dan keamanan server, juga diperlukan.

Baca Juga: Tech Recruiter: Arti, Tugas, dan Skill yang Harus Dimiliki

5. Application Programming Interface (API)

API adalah seperangkat definisi dan protokol yang memungkinkan dua aplikasi berinteraksi dan berbagi data satu sama lain.

API berfungsi dengan menanggapi permintaan dari aplikasi eksternal dan memberikan respons dengan memenuhi permintaan tersebut. Pemahaman tentang API, terutama REST APIs, sangat penting dalam pengembangan web.

6. Struktur Data dan Algoritma

Struktur data dan algoritma bersifat konseptual dan sangat penting. Untuk itu, Anda memerlukan pemahaman yang kuat adlam kedua area tersebut agar dapat bekerja secara efektif.

Struktur data adalah cara mengorganisir data di dalam komputer, sedangkan algoritma adalah proses yang didefinisikan untuk memecahkan sebuah masalah.

7. Komunikasi

Seorang back-end developer perlu sepenuhnya memahami visi engineer untuk dapat melaksanakannya. Keterampilan menulis dan berbicara yang kuat akan membantu Anda berkomunikasi ide dan menyelesaikan masalah dengan anggota tim dan pemangku kepentingan.

8. Pemecahan Masalah dan Berpikir Analitis

And perlu menemukan solusi kreatif saat mengembangkan aplikasi web atau mobile, seperti mendeteksi dan memperbaiki kode tanpa membuat seluruh situs crash. 

Sebagai developer, Anda harus dapat menganalisis penyebab kode yang tidak berfungsi, serta dapat mengantisipasi serta mencegah kesalahan.

9. Pengetahuan Industri

Pemahaman menyeluruh tentang industri teknologi selalu berguna untuk mengikuti tren ekonomi secara keseluruhan serta pembaruan terkait bahasa dan platform.

Untuk meningkatkan pengetahuan, Anda bisa mencari informasi melalui blog, forum, berita, dan buku yang berkaitan dengan pengembangan web dan aplikasi.

Baca Juga: Revolusi Industri: Pengertian, Sejarah, dan Dampaknya di Berbagai Bidang

jobdesk back end 2

Bagaimana Latar Belakang Pendidikan untuk Back-End Developer?

Untuk menjadi seorang back-ende developer, Anda perlu menyelesaikan gelar sarjana di bidang pemrograman, seperti Teknik Informatika, Software Engineering, Ilmu Komputer, Ilmu Komputasi, atau Human Computer Interaction. 

Beberapa perusahaan lebih menyukai lulusan Teknik Informatika, karena jurusan tersebut mendalami pemrograman web, struktur data, arsitektur komputer, manajemen basis data, statistik, dan penulisan teknis.

Baca Juga: Cara Mencantumkan Riwayat Pendidikan di CV

Bagaimana Cara Menjadi Back-End Developer?

Berikut adalah langkah-langkah yang perlu Anda tempuh untuk menjadi back-end developer:

1. Pelajari Bahasa Pemrograman

Mulailah dengan memahami salah satu bahasa pemrograman seperti C, C++, atau Java. Fokuskan diri pada satu bahasa pada satu waktu untuk memahami setiap langkah dan teknik dengan baik. Penguasaan lebih dari satu bahasa, seperti Python, dapat menjadi nilai tambah.

2. Pahami Dasar Struktur Data dan Algoritma

Memiliki pemahaman yang kuat tentang dasar-dasar struktur data dan algoritma sangat penting. Ini adalah landasan untuk memahami bagaimana aplikasi atau perangkat lunak beroperasi.

3. Pelajari Kerangka Kerja (Frameworks)

Pelajari penggunaan kerangka kerja (frameworks) yang sesuai dengan bahasa pemrograman yang Anda kuasai. Dengan memahaim frameworks, Anda dapat mempercepat proses pengembangan dan menghemat waktu.

4. Pelajari Konsep Database

Kuasai konsep dasar database dan cara menggunakan bahasa pemrograman untuk menyimpan dan mengelola data. Pelajari perbedaan antara berbagai jenis database, seperti SQL dan NoSQL.

5. Pelatihan Praktis

Pengetahuan teoritis harus didukung dengan latihan praktis. Tulis kode Anda dan jalankan di lingkungan pengembangan. Analisis kesalahan, perbaiki, dan perbarui kode untuk meningkatkan keterampilan.

6. Susun Ide dan Kembangkan

Mulailah dengan memodifikasi algoritma software yang sudah ada. Kembangkan ide-ide unik Anda dan terapkan dalam pengembangan perangkat lunak. Kemudian, tambahkan proyek-proyek ini ke dalam portofolio Anda.

7. Luncurkan Ide Anda

Setelah memiliki cukup pengalaman dan portofolio yang solid, luncurkan ide-ide atau proyek-proyek Anda secara online. Anda dapat menggunakan layanan cloud untuk menyediakan akses web. Ajukan diri Anda ke berbagai perusahaan dan posisi yang sesuai dengan keterampilan Anda sebagai back-end developer. 

Baca Juga: 35 Contoh Motto Profesional LinkedIn dan Cara Menulisnya

jobdesk back end 3

Bagaimana Jenjang Karier Seorang Back-End Developer?

Back-end developer tentunya memiliki prospek kerja yang menjanjikan. Berikut jenjang kariernya:

1. Entry-level Back-End Engineer

Sebagai back-end engineer di tingkat pemula, peran dan tanggung jawab Anda meliputi:

  • Menulis laporan tentang kondisi aplikasi software. 
  • Melakukan pengujian pengembangan.
  • Memeriksa kinerja sistem internal.
  • Memahami kebutuhan pengguna akhir dan persyaratan perangkat lunak, berkomunikasi dengan tim senior untuk desain sistem.
  • Menangani bug perangkat lunak minor.

2. Senior Back-End Engineer

Setelah naik ke tingkat senior, tugas Anda akan mencakup:

  • Mengoptimalkan skrip server.
  • Menulis API.
  • Menangani tugas pengembangan perangkat lunak secara keseluruhan.
  • Memeriksa ketergunaan aplikasi web front-end.
  • Menciptakan solusi penyimpanan data.
  • Menangani keamanan server.

3. Senior Full Stack Developer

Seorang senior full stack developer menggabungkan tugas developer  dan desainer web. Tanggung jawabnya melibatkan:

  • Membangun antarmuka pengguna.
  • Membuat aplikasi web back-end.
  • Mengembangkan server dan basis data.
  • Mendesain API.
  • Bekerja sama dengan desainer untuk desain situs web.
  • Memantau responsivitas aplikasi situs web.
  • Membuat arsitektur situs web front-end.

4. Lead Software Engineer

Sebagai lead software engineer, Anda bertugas memberikan panduan teknis untuk tim perangkat lunak suatu organisasi. Berikut beberapa tugasnya:

  • Merencanakan desain.
  • Berkomunikasi dengan klien.
  • Berpartisipasi dalam pertemuan dan kelompok produk.
  • Memimpin proyek-produk tertentu.

Baca Juga: Jobdesk Business Development, Skill, Hingga Jenjang Kariernya

Berapa Kisaran Gaji Back-End Developer di Indonesia?

Gaji seorang back-end developer di Indonesia dapat bervariasi tergantung pada beberapa faktor, mulaid ari lokasi, industri, pengalaman, hingga ukuran perusahaan.

Berikut adalah kisaran gaji back-end developer dilansir dari beberapa sumber:

  • Indeed: Rp9.090.014,-
  • Glassdoor: Rp8.388.020,-
  • Salary Explorer: Rp7.500.000,-

Kesimpulan

Berdasarkan artikel di atas, dapat dipahami bahwa back-end developer berperan penting dalam mengelola manajemen database, pengolahan data, dan memastikan fungsi dasar software atau aplikasi bisa berjalan secara efisien.

Dengan beragam jobdesk back end developer tersebut, ada berbagai keterampilan yang perlu Anda kuasai jika ingin menekuni profesi ini, mulai dari mempelajari bahasa pemrograman, API, hingga mengasah soft skill seperti komunikasi dan problem solving. 

Seiring berkembangnya kemampuan dan keterampilan Anda, Anda pun dapat mengejar karier dari level entry hingga  menjadi lead software engineer. 

Nah, untuk mengoptimalkan kinerja tim back-end developer, perusahaan perlu mempertimbangkan penggunaan software payroll dan HR dari Gajihub yang akan memudahkan mereka dalam urusan administrasi karyawan, mulai dari urusan absensi, izin cuti, hingga payroll. 

Dengan Gajihub, staf dapat dengan mudah melakukan presensi melalui smartphone masing-masing dan apabila tim back-end membutuhkan waktu lebih untuk menyelesaikan deadline pekerjaan, mereka dapat mencatat jam lembur di dalam aplikasi Gajihub, yang secara otomatis juga akan langsug terhitung dalam sistem payroll. 

Tertarik untuk mencobanya? Kunjungi tautan ini dan dapatkan coba gratis hingga 14 hari.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *