25 Contoh KPI Departemen Keuangan dan Cara Meningkatkannya

contoh KPI departemen keuangan banner

Dalam sebuah perusahaan, departemen keuangan memiliki peran krusial dalam mengelola segala aspek keuangan guna memastikan keberlanjutan bisnis. Untuk itu, perusahaan perlu melacak kinerja mereka melalui berbagai contoh KPI departemen keuangan yang ada.

Apa saja contohnya? Apa yang dimaksud dengan KPI keuangan? Simak penjelasan selengkapnya berikut ini.

Apa yang Dimaksud dengan KPI Keuangan?

KPI keuangan adalah cara untuk mengukur seberapa baik perusahaan dapat menghasilkan uang. Angka-angka yang dihasilkan menunjukkan apakah bisnis sedang berjalan dengan baik atau tidak.

Meskipun yang mengurus semua uang masuk dan keluar adalah akuntan, namun pemimpin perusahaan juga harus mengetahui tentang pengukuran KPI departemen keuangan.

Dengan KPI ini, perusahaan dapat mengetahui berapa banyak uang yang masuk, sejauh mana kelancaran keuangan, dan seberapa efisien pengeluaran mereka.

Selain itu, KPI departemen keuangan juga membantu perusahaan menenemukan ide-ide baru terkait investasi dan melihat bagaimana tim keuangan atau finance berkinerja.

Baca Juga: 9 Manfaat Coaching Karyawan Hingga Tips Optimalisasinya

contoh KPI departemen keuangan

Apa Saja Contoh KPI Departemen Keuangan?

Berikut adalah beberapa contoh KPI departemen keuangan yang bisa Anda gunakan untuk mengukur kinerja tim finance: 

1. Arus Kas Operasi

Arus kas operasi atau operating cash flow (OCF) menunjukkan berapa banyak uang yang diperoleh dari kegiatan operasional bisnis sehari-hari.

Hal ini membantu Anda mengetahui apakah perusahaan bisa mendapatkan cukup uang dari operasinya sendiri atau harus mencari dana tambahan.

OFC dihitung dengan menyesuaikan laba bersih untuk hal-hal seperti penyusutan, perubahan inventaris, dan perubahan piutang.

Saat menganalisis KPI ini, bandingkan dengan total modal yang digunakan untuk mengevaluasi apakah bisnis perusahaan menghasilkan modal yang cukup untuk menjaga arus kas tetap positif.

2. Rasio Lancar

Rasio lancar atau current ratio mencerminkan kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban keuangan dalam satu tahun. KPI keuangan ini memperhitungkan aset lancar perusahaan seperti piutang perusahaan dan kewajiban lancar, seperti hutang usaha.

Apabila rasio lancar menunjukkan angka kurang dari satu, artinya perusahaan mungkin akan kesulitan membayar tagihan utangnya, kecuali terdapat uang kas tambahan yang masuk. Sementara rasio lancar yang sehat biasanya berada di angka 1,5 dan 3.

Namun, terkadang bisnis bisa memiliki rasio lancar di bawah 1, terutama jika mereka sedang berinvestasi untuk pertumbuhan atau memiliki utang yang sedang dibayar.

Rasio lancar juga merupakan petunjuk bagi para investor untuk mengetahui kesehatan operasi perusahaan.

Apabila rasio lancar menunjukkan angka tinggi, artinya perusahaan memiliki banyak aset dan uang, tapi mungkin tidak menginvestasikan uang tersebut untuk inovasi dan pertumbuhan.

3. Rasio Cepat

Rasio cepat atau quick ratio menunjukkan apakah bisnis memiliki aset yang cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendek.

Rasio cepat memberikan gambaran yang lebih akurat tentang kesehatan keuangan perusahaan dibandingkan rasio lancar, karena rasio ini mengabaikan aset likuid seperti persediaan.

4. Burn rate

Tingkat pembakaran atau burn rate mencerminkan tingkat di mana perusahaan mengeluarkan uang dalam mingguan, bulanan, atau tahun. KPI ini biasanya akan bermanfaat bagi perusahaan kecil yang tidak melakukan analisis keuangan yang rumit.

Dibandingkan dengan KPI margin laba bersih dan pendapatan, burn rate dapat menjadi petunjuk apakah biaya operasional organisasi bisa dipertahankan dalam jangka panjang.

5. Margin Laba Bersih

Contoh KPI departemen selanjutnya ini menunjukkan seberapa baik bisnis dalam menghasilkan keuntungan dari pendapatanyang diterima. Semakin tinggi margin laba bersih, semakin besar pula keuntungan yang bisa dicapai perusahaan dari setiap penjualan.

KPI ini juga membantu Anda memahami seberapa cepat perusahaan bisa berkembang dalam hangka panjang, sebab keuntungan yang baik dapat digunakan untuk investasi dan pertumbuhan berkelanjutan.

Untuk menghitung margin laba bersih, Anda bisa membagi keuntungan bersih dengan total pendapatan.

Baca Juga: 18 Contoh KPI Sales, Arti, serta Pentingnya bagi Perusahaan

6. Margin Laba Kotor

Margin laba kotor mengukur proporsi uang yang tersisa dari pendapatan setelah memperhitungkan harga pokok penjualan.

KPI ini berguna untuk memantau kesehatan keuangan perusahaan, yang menunjukkan apakah bisnis mampu membayar biaya operasionalnya dan masih memiliki sisa dana untuk berkembang.

Umumnya, perusahaan akan memiliki angka margin laba kotor yang relatif stabil, kecuali jika mereka telah melakukan beberapa perubahan drastis yang mempengaruhi biaya produksi atau mengalami perubahan dalam kebijakan penetapan harga.

Untuk menghitung margin laba kotor, bagilah harga pokok penjualan dengan pendapatan.

7. Modal Kerja

KPI modal kerja mengukur aset perusahaan yang tersedia saat ini untuk memenuhi kewajiban keuangan dalam jangka pendek.

Modal kerja sendiri mencakup uang tunai yang tersedia, investasi jagka pendek, dan piutang yang menunjukkan likuiditas binis atau kemampuan untuk menghasilkan uang tunai secara cepat.

8. Piutang Usaha Lancar

Contoh KPI departemen keuangan selanjutnya menunjukkan jumlah uang yang harus diterima oleh bisnis dari pelanggan yang masih harus membayar.

Perhitungan ini membantu Anda memperkirakan berapa banyak pendapatan yang akan datang dan berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh pelanggan untuk membayar tagihan mereka.

Jika jumlah piutang usaha lancar terbilang tinggi, hal tersebut menandakan adanya kesulitan dalam mengelola pembayaran dari pelanggan.

9. Utang Lancar

Utang lancar atau current accounts payable adalah jumlah uang yang harus dibayar oleh bisnis kepada pemasok, bank, dan kreditor lainnya. KPI ini membantu Anda memahami kewajiban finansial yang harus segera dipenuhi.

Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih rinci, Anda dapat memecahnya berdasarkan departemen atau proyek.

10. Perputaran Utang Usaha

Perputaran utang usaha menunjukkan seberapa cepat perusahaan membayar utangnya kepada pemasok, bank, dan kreditor lainnya. Untuk menghitungnya, Anda perlu membagi total pembelian yang dilakukan oleh perusahaan dengan total hutang yang masih harus dibayar.

Apabila tingkat perputaran menurun, hal tersebut bisa menandakan perusahaan mengalami kesulitan dalam pembayaran utang.

Baca Juga: Manajemen Produksi: Arti, Fungsi, Hingga Ruang Lingkupnya

11. Biaya Proses Utang Usaha

Dengan melacak KPI ini, Anda dapat mengetahui total biaya yang dikeluarkan untuk memproses pembayaran dan faktur dalam periode tertetu.

Salah satu hal yang bisa Anda lakukan untuk mengurangi biaya tersebut adalah dengan melakukan investasi di bidang teknologi, misalnya menggunakan sistem faktur elektronik.

12. Perputaran Piutang Usaha

KPI ini menunjukkan seberapa efisien perusahaan dalam menagih utang dan memberikan kredit kepada pelanggan.

Semakin rendah angka ini, maka semakin sedikit perusahaan harus menunggu pembayaran dari pelanggan dan semakin banyak uang yang bisa digunakan untuk pertumbuhan bisnis.

Cara menghitungnya adalah dengan membagi nilai penjualan kredit bersih dengan rata-rata piutang selama periode yang sama.

13. Perputaran Persediaan

KPI perputaran persediaan atau inventory turnover ini membantu Anda memahami seberapa efisien perusahaan dalam mengelola stoknya.

Dengan melihat perbandingan antara penjualan dan persediaan atau harga poko kpenjualan dan persediaan rata-rata, Anda dapat menilai seberapa cepat barang terjual dan digantikan.

Semakin tinggi perputaran persediaan, maka semakin efisien bisnis dalam mengelola persediaannya.

14. Variasi Anggaran

Varians anggaran membantu Anda membandingkan anggaran yang telah direncanakan dengan anggaran aktual. Saat variansnya minimal, artinya pengeluaran aktual sesuai atau lebih rendah dari yang diharapkan, atau pendapatan lebih tinggi dari perkiraan.

Viarnas anggaran yang besar dapat menunjukkan bahwa perencanaan awal tidak akurat atau bahwa terdapat masalah dalam pengelolaan anggaran.

15. Waktu Siklus Pembuatan Anggaran

KPI ini menunjukkan berapa lama waktu yang diperlukan untuk menyusun dan menyetujui anggaran perusahaan. Siklus yang panjang mungkin memerlukan banyak waktu dan sumber daya, tetapi tidak selalu buruk apabila proses tersebut dapat berjalan dengan efisien.

Baca Juga: Anggaran Perusahaan: Pengertian, Jenis, dan Cara Mengelolanya

16. Mata Anggaran

KPI mata anggaran atau line items in budget membantu Anda melihat secara rinci bagaimana anggaran digunakan. Dengan memecah pengeluaran menjadi beberapa proyek, departemen, atau kategori lainnya, Anda bisa lebih mudah untuk mengontrol dan menglola dana perusahaan.

17. Jumlah Iterasi Anggaran

Dengan mengukur KPI jumlah iterasi anggaran, Anda dapat mengetahui berapa kali anggaran harus direvisi sebelum akhirnya disetuju. Jumlah iterasi yang tinggi bisa menunjukkan bahwa proses anggaran mungkin terlalu rumit atau kurang efisien.

18. Rasio Jumlah Karyawan untuk Penggajian

KPI ini membantu Anda melihat berapa banyak karyawan yang diperlukan untuk mengelola proses penggajian dibandingkan dengan jumlah total karyawan. Semakin tinggi rasio ini, semakin efisien proses penggajian atau payroll. 

Selain mengandalkan karyawan untuk mengelola proses payroll, Anda juga bisa mempertimbangkan penggunaan software payroll dan HR yang saat ini sudah banyak tersedia, salah satunya Gajihub.

Dengan fitur payroll yang dimilliki Gajihub, Anda dapat menghitung gaji karyawan secara otomatis dan menghemat waktu hingga 90% dibandingkan dengan proses manual. Selain itu, Gajihub juga dapat memastikan gaji karyawan dibayarkan tepat waktu.

Anda pun dapat membuat slip gaji untuk para karyawan yang bisa diunduh dalam format PDF, sehingga membuat proses penggajian lebih transparan.

Ingin tahu lebih lanjut tentang Gajihub? Klik gambar berikut untuk melakukan pendaftaran dan coba gratis fitur-fitur menariknya selama 14 hari.

gajihub 3

20. Days Sales Outstanding (DSO)

DSO mengukur berapa lama waktu rata-rata yang dibutuhkan pelanggan untuk membayar faktur setelah menerimanya. Semakin rendah DSO, maka semakin cepat perusahaan untuk mendapatkan uang dari penjualan, yang bisa digunakan untuk investasi atau membayar utang.

Baca Juga: Contoh Template Business Continuity Plan, Arti, dan Manfaatnya

21. Pengembalian atas Ekuitas

Pengembalian atas ekuitas atau return on equity mengukur seberapa efisien perusahaan dalam menggunakan investasi pemegang saham untuk menghasilkan keuntungan.

Return on equity menunjukkan berapa banyak pendapatan yang dihasilkan perusahaan untuk setiap unit ekuitas pemegang saham.

22. Rasio Utang terhadap Ekuitas

KPI ini juga menunjukkan efisiensi dalam penggunaan investasi pemegang saham. Rasio hutang terhadap ekuitas yang tinggi bisa menandakan bahwa perusahaan terlalu banyak berhutang, yang dapat menghambat pertumbuhan dan keuntungan.

23. Biaya Pengelolaan Proses

Ini adalah biaya yang terkait dengan mengelola pekerjaan dan perencanaan untuk masa depan. Semakin rendah biaya pengelolaan proses, semakin banyak sumber daya yang tersedia untuk menjalankan tugas dan mengembangkan perusahaan.

24. Pemanfaatan Sumber Daya

Bagi beberapa perusahaan, waktu karyawan adalah aset paling berharga. Hal ini berlaku untuk industri kreatif, firma hukum, dan model bisnis berbasis layanan lainnya.

KPI pemanfaatan sumber daya menunjukkan seberapa efektif perusahaan menggunakan sumber daya yaitu waktu dan dapat menjadi gambaran umum yang lebih baik tentang kinerja proyek.

25. Total Biaya Fungsi Keuangan

Contoh KPI departemen keuangan yang terakhir mengukur rasio total biaya yang berkaitan dengan fungsi keuangan dibandingkan dengan total pendapatan. Biaya keuangan di sini termasuk biaya staf, sistem manajemen, overhead, dan berbagai hal yang dibutuhkan untuk operasi keuangan.

Dengan meminimalkan biaya ini, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi dalam kegiatan operasional bisnis.

Baca Juga: Cara Melakukan Pengukuran Kinerja Perusahaan

contoh KPI departemen keuangan

Bagaimana Cara Meningkatkan KPI Departemen Keuangan?

Ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mengoptimalkan pengukuran dengan menggunakan KPI departemen keuangan, yaitu:

1. Identifikasi KPI Keuangan Perusahaan

Pertama, tentukan KPI keuangan yang relevan dengan bisnis Anda, seperti pertumbuhan pendapatan, margin laba, arus kas, atau rasio utang terhadap ekuitas. Hal ini membantu Anda mengukur kesehatan keuangan perusahaan.

2. Cari Sumber Data terkait Tolak Ukur

Temukan sumber data yang dapat diandalkan untuk membandingkan KPI Anda. Hal ini bisa berupa laporan industri, asosiasi perdagangan, konsultan keuangan, atau perbandingan dengan pesaing Anda.

Pastikan data-data tersebut kredibel dan sesuai dengan bisnis perusahaan.

3. Menganalisis dan Membandingkan KPI

Selanjutnya, analisis KPI dengan data pembanding. Anda bisa menggunakan analisis rasio untuk membandingkan kinerja dengan rata-rata industri. Lacak perubahan KPI dari waktu ke waktu dengan anlisis trens.

Apabila terjadi perbedaan, Anda bisa melakukan analisis varians yang dapat membantu dalam mengidentifikasi penyebab dari perbedaan tersebut.

Baca Juga: Cost Benefit Analysis: Pengertian, Manfaat, Cara Melakukannya, Kelebihan, dan Kekurangannya

Kesimpulan

Berdasarkan artikel di atas, dapat dipahami bahwa berbagai contoh KPI departemen keuangan di atas sangat penting untuk dilacak, agar perusahaan dapat memperoleh gambaran terkait kesehatan finansial dalam kegiatan bisnis.

Selain itu, perusahaan juga dapat mengetahi berapa banyak yang yang masuk, sejauh mana kelancaran keuangan bisnis, seberapa efisien pengeluaran mereka, serta memantau efektivitas tim finance dalam bekerja.

Nah, agar tim finance dapat lebih berfokus pada pemantauan KPI terkait keuangan perusahaan, sebagai profesional HR, Anda dapat menyarankan perusahaan untuk menggunakan Gajihub, agar urusan administrasi karyawan semakin mudah dan efisien.

Tertarik untuk mencobanya? Yuk kunjungi tautan ini dan coba gratis selama 14 hari.

Catatan Kaki: 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *