Bonus dan insentif jadi hal yang sering ditunggu oleh karyawan. Keduanya akan diberikan kepada karyawan dengan pertimbangan khusus. Apakah Anda termasuk karyawan yang menunggu bonus dan insentif ini?
Namun sebelum membahas lebih lanjut, apakah Anda sudah mengetahui pengertian bonus dan insentif ini? Di sini akan dibahas secara mendalam pengertian bonus dan insentif serta perbedaan keduanya.
Jadi buat Anda yang ingin memahami keduanya, pastikan Anda membaca artikel ini hingga selesai ya!
Pengertian Bonus dan Insentif
Bonus dan insentif adalah bentuk pembayaran variabel berdasarkan pembayaran lumpsum yang dikaitkan dengan kinerja individu, kolektif atau organisasi (atau kombinasi dari semuanya).
Mereka tidak dikonsolidasikan ke dalam gaji pokok, meskipun dalam situasi tertentu (seperti karena kendala biaya) mereka dapat diberikan sebagai bagian dari, atau sebagai pengganti, kenaikan gaji.
Mereka sering dibayar tunai, tetapi karyawan senior sering menerima sebagian dari penghargaan ini dalam bentuk saham perusahaan. Penting untuk membedakan antara insentif dan bonus, meskipun kedua istilah tersebut saling terkait dan sering digunakan secara bergantian.
Untuk bisa membedakannya Anda bisa menyimaknya di bawah ini:
1. Pengertian Bonus
Pernah nggak sih Anda mendengar atau bahkan mendapatkan bonus akhir tahun? Nah, bonus ini merupakan kompensasi yang didapatkan oleh karyawan di luar gaji dari keuntungan yang diperoleh perusahaan ataupun karena produktivitas karyawan yang mengalami peningkatakan.
Makanya tidak heran ketika ditemukan istilah bonus akhir tahun, karena ini didapatkan setelah perusahaan mendapatkan keuntungan di akhir tahun atau akhir periode akuntansi. Untuk bonus yang didapatkan di akhir periode, setiap karyawan di perusahaan tersebut akan mendapatkan jumlah yang sama.
Sedangkan untuk bonus yang berdasarkan kinerja atau produktivitas, pemberian bonus setiap karyawan akan berbeda-beda sesuai pekerjaan mereka.
Ada beberapa jenis bonus yang wajib untuk Anda pahami:
- Bonus tahunan: bonus yang didapatkan karyawan berdasarkan kinerja perusahaan selama satu tahun. Jadi, besarnya bonus ini ditentukan oleh besarnya keuntungan yang didapatkan perusahaan.
- Spot bonus: bonus yang diberikan kepada karyawan di luar lingkup perannya.
- Signing bonus: bonus yang diberikan kepada karyawan ketika karyawan masuk ke peran baru. Contohnya adalah ketika karyawan dipindahkan ke pekerjaan baryu.
- Bonus retensi: bonus yang diberikan perusahaan kepada karyawan sebagai upaya untuk mempertahankan karyawan tersebut. Sebagai contohnya adalah ketika perusahaan mengalami akuisisi dan ingin karyawan tersebut tidak meninggalkan perusahaan.
- Bonus referral: bonus yang diberikan kepada karyawan atas peran karyawan dalam memberikan rujukan terbaik kepada perusahaan.
2. Pengertian Insentif
Insentif bertujuan untuk mempengaruhi perilaku atau kinerja karyawan di masa depan, biasanya menggunakan target: jika target tertentu terpenuhi, karyawan akan menerima pembayaran, biasanya dengan ukuran tertentu.
Insentif non-tunai, kadang-kadang dikenal sebagai rencana peningkatan kinerja, adalah skema formal berwawasan ke depan. Mereka bertujuan untuk mempengaruhi kinerja masa depan karyawan dengan memberikan hadiah atau ‘hadiah’, seperti barang dagangan, perjalanan atau voucher ritel, yang terkait dengan beberapa ukuran kinerja, seperti volume penjualan.
Skema pengakuan karyawan bersifat retrospektif karena mereka mengenali kinerja masa lalu daripada mendorong upaya masa depan. Mereka mungkin informal dan bebas. Skema tersebut dapat dikaitkan dengan insentif non-tunai.
Baca Juga: Tunjangan Karyawan: Pengertian, Jenis, dan Cara Menghitungnya
Apa Perbedaan Bonus dan Insentif?
Setelah penjelasan mengenai pengertian keduanya, lalu apa sih perbedaan bonus dengan insentif ini?
Meskipun dari pengertiannya tampak sama, namun keduanya adalah dua hal yang berbeda. Perbedaan ini terletak pada tujuan dan cara perusahaan memberikannya kepada karyawan.
Bonus diberikan kepada karyawan dengan tujuan bagi hasil atas keuntungan yang didapatkan perusahaan, sedangkan insentif diberikan untuk mengapresiasi kinerja karyawan dan juga memberikan motivasi agar karyawan dapat memenuhi target selanjutnya.
Sedangkan berdasarkan cara pemberiannya, bonus diberikan secara acak dimana tidak ada prediksi dari awal atau perencanaan dari awal. Ketika perusahaan mendapatkan keuntungan, di situlah karyawan mendapatkan bonus.
Ini berbeda dengan insentif yang diberikan sesuai kesepakatan dengan perusahaan dan bukan hal yang mengejutkan. Karyawan memang dijanjikan akan mendapatkan insentif dengan jumlah tertentu ketika berhasil mencapai target yang diberikan perusahaan.
Baca Juga: Take Home Pay Adalah: Pengertian, Komponen, dan Cara Menghitungnya
Tujuan dari Bonus dan Insentif
Keinginan untuk memasukkan bonus ke dalam paket hadiah sebagian didorong oleh filosofi ‘gaji baru’. Ini menganjurkan bahwa remunerasi yang ‘dijamin’ (gaji pokok dan tunjangan) harus terdiri dari proporsi yang lebih kecil dari keseluruhan paket penghargaan, dengan pergeseran menuju penghargaan strategis yang menghubungkan kinerja karyawan dan pembayaran ke strategi bisnis yang lebih luas.
Ada juga pergerakan di sektor-sektor tertentu menuju pembayaran berbasis pasar, di mana seorang karyawan mungkin hanya menerima kenaikan gaji jika tingkat pasar untuk peran tersebut meningkat: dalam skenario ini, kontribusi individu dapat diakui melalui bonus, bukan kenaikan gaji. .
Bagi karyawan, manfaat utama dari bonus/insentif tunai atas kenaikan gaji konsolidasi adalah:
- Kontrol yang lebih besar atas tingkat remunerasi mereka.
- Pembayaran yang lebih tinggi berpotensi dimungkinkan.
- Bonus dapat diterima dalam sekali jalan.
- Tetapi kerugian bagi karyawan meliputi:
Pembayaran non-konsolidasi harus diperoleh kembali dan tidak boleh diperhitungkan dalam pembayaran variabel (seperti lembur) atau tunjangan (seperti pembayaran sakit akibat kerja).
Pembayaran mungkin tidak dapat diprediksi atau lebih rendah dari yang diharapkan jika target tidak dapat dipenuhi.
Bagi perusahaan, manfaatnya meliputi:
- Motivasi berkelanjutan sebagai bonus harus diperoleh kembali.
- Kurangnya dampak pada pemberi kerja tertentu pada biaya yang terkait dengan tingkat gaji pokok, seperti iuran pensiun.
- Kapasitas untuk mempertahankan daya saing pembayaran pasar tanpa harus menggelembungkan tagihan pembayaran tahunan.
- Fleksibilitas melalui, misalnya, kemampuan untuk mengurangi atau bahkan menghentikan pembayaran selama krisis ekonomi.
Ada juga tantangan bagi pengusaha. Sementara uang mempengaruhi perilaku, itu mungkin mendorong jenis yang salah. Jadi, setiap bonus atau skema insentif berbasis keuangan harus dirancang dengan hati-hati dan selaras dengan tujuan bisnis organisasi, tata kelola perusahaan, dan standar etika serta pandangan pemangku kepentingan utama, seperti karyawan, atau pelanggan.
Keberhasilan skema ini juga tergantung pada seberapa efektif kinerja didefinisikan, dikelola dan dianggap berasal, membutuhkan komunikasi dan dukungan yang efektif untuk manajer lini dan karyawan.
Jenis Bonus dan Insentif
Pembayaran bonus dan insentif umumnya terkait dengan kualitas dan/atau kuantitas pekerjaan secara individu atau kolektif, atau dengan beberapa ukuran kinerja perusahaan seperti tingkat keuntungan (atau keduanya).
Skema dapat dibagi secara luas ke dalam kategori berikut meskipun definisi bervariasi, mungkin tumpang tindih atau terkait:
- Berbasis individu – Pembayaran bonus/insentif dihitung dengan beberapa ukuran kinerja individu, oleh karena itu harus ada efek insentif yang cukup besar. Komisi penjualan dapat dimasukkan dalam kategori ini (walaupun ini dapat dilihat sebagai bentuk remunerasi tersendiri).
- Skema yang didorong oleh hasil bisnis – Tingkat keuntungan perusahaan atau kepuasan pelanggan dapat digunakan sebagai ukuran untuk membantu menentukan bonus.
- Berbasis tim – Menghubungkan bonus dengan beberapa ukuran kinerja kolektif, seringkali dengan tujuan mendorong kerja sama tim yang efektif.
- Berbasis proyek – Dapat digunakan ketika tenggat waktu penting, misalnya untuk memberi penghargaan kepada pekerja konstruksi karena menyelesaikan proyek bangunan tepat waktu.
- Berbasis departemen/lokasi – Pembayaran yang dapat digunakan untuk memberi penghargaan, misalnya, pekerja yang mencapai peningkatan produktivitas di satu pabrik.
- Gainsharing – Karyawan berbagi keuntungan finansial yang dicapai melalui peningkatan kinerja (terutama peningkatan produktivitas).
- Kombinasi – Dua atau lebih skema di atas, misalnya skema yang didorong oleh kombinasi kinerja individu dan tim.
Ada bonus lain yang lebih khusus, misalnya saat hari besar keagamaan atau untuk kehadiran.
Baca Juga: Tunjangan Tetap dan Tidak Tetap: Pengertian, Perbedaan, dan Contohnya
Manfaat dari Bonus dan Insentif
Baik bonus ataupun insentif memiliki manfaat bagi karyawan dan juga bagi perusahaan. Apa saja manfaat bonus dan insentif ini? Simak penjelasannya di bawah ini:
1. Manfaat bagi Karyawan
a. Meningkatkan Motivasi Kerja
Manfaat pertama yang akan didapatkan oleh karyawan dari adanya bonus dan insentif adalah motivasi kerja menjadi meningkat. Dengan menerima bonus dan insentif, karyawan akan memiliki etos kerja yang lebih tinggi dan akan berusaha secara maksimal dalam bekerja.
b. Mendapatkan Tambahan Penghasilan
Manfaat kedua adalah karyawan akan mendapatkan tambahan penghasilan. Siapa sih yang tidak suka mendapatkan tambahan penghasilan? Dengan tambahan penghasilan di luar gaji rutin karyawan bisa memenuhi kebutuhan hidup dan juga membeli keperluan lainnya.
c. Merasa Lebih Dihargai
Tahukah Anda bahwa bonus dan insentif yang diterima karyawan akan membuat karyawan tersebut merasa lebih dihargai? Perasaan positif ini muncul karena karyawan merasa kinerjanya selama ini diakui oleh perusahaan.
Baca Juga: Cara Menghitung Gaji Bersih yang Wajib Diketahui Karyawan dan Pemilik Bisnis
2. Manfaat bagi Perusahaan
a. Meningkatkan Kinerja Karyawan
Perusahaan ingin meningkatkan kinerja karyawan? Bisa nih mencobanya dengan memberikan bonus dan insentif kepada karyawan.
Pemberian ini akan membantu perusahaan dalam meningkatkan kinerja karyawan. Dengan begitu karyawan akan menjadi lebih produktif dan memberikan dampak yang baik bagi kemajuan perusahaan.
b. Meningkatkan Loyalitas Karyawan
Loyalitas karyawan di perusahaan bisa ditingkatkan dengan memberikan bonus dan insentif kepada karyawan. Karyawan yang mendapatkan bonus dan insentif ini merasa perusahaan menghargainya dan membutuhkannya. Jadi, dengan sendirinya perasaan setia itu bisa hadir kepada perusahaan tempat karyawan tersebut bekerja.
c. Menurunkan Turnover Karyawan
Memberikan bonus dan insentif kepada karyawan juga bisa menjadi cara untuk menurunkan turnover karyawan. Sama halnya dengan peningkatkan loyalitas, pemberian bonus dan insentif akan membuat karyawan merasa dihargai dan berpikir panjang ketika ingin meninggalkan perusahaan.
d. Karyawan Bersedia Melakukan Pekerjaan di Luar Jobdesk
Pemberian bonus dan insentif akan membuat karyawan ingin membalas jasa perusahaan. Makanya tidak heran jika karyawan tersebut bersedia mengerjakan pekerjaan di luar jobdesk.
Baca Juga: Mengenal Prosedur Sistem Penggajian dan Cara Kerjanya
Tips Pemberian Bonus dan Insentif untuk Karyawan
Agar pemberian ini berjalan dengan efektif, berikut beberapa tips yang dapat Anda lakukan:
1. Sesuaikan dengan Karakter Karyawan
Ada berbagai jenis bonus ataupun insentif yang bisa diberikan kepada karyawan dan Anda bisa menyesuaikan dengan karakter karyawan tersebut. Ini dilakukan karena biasanya karyawan memiliki jenis insentif yang berbeda, jadi sebaiknya Anda lebih mengenali karakter karyawan di perusahaan Anda.
2. Buat Anggaran Khusus
Agar pemberiannya tidak menggunakan dana utama, Anda sebaiknya juga membuat anggaran khusus untuk pemberian bonus dan insentif ini. Jadi, ketika tiba waktunya, Anda tidak lagi kesulitan dalam menyiapkannya.
3. Buat SOP
Pembuatan SOP juga jadi bagian penting dalam hal ini. Tidak adanya SOP akan membuat Anda kebingungan dalam membaginya. Jadi, pastikan Anda membuat SOP ini sebagai panduannya, ya!
4. Berikan dengan Adil
Tips terakhir adalah pastikan Anda memberikannya dengan adil kepada karyawan sesuai kinerja mereka. Jangan sampai karyawan merasa dicurangi karena bagian lebih kecil padahal pekerjaannya lebih banyak dibandingkan lainnya.
Kesimpulan
Itulah tadi penjelasan mengenai bonus dan insentif yang perlu untuk Anda pahami. Pemberian bonus dan insentif ini termasuk ke dalam pengelolaan gaji atau payroll yang harus diperhatikan oleh perusahaan.
Pengelolaan payroll memang bukan hal yang mudah, namun dengan adanya teknologi pengelolaan payroll ini kini menjadi sangat mudah. Anda bisa mencoba menggunakan software payroll dan aplikasi HRIS dari GajiHub untuk memudahkan pengelolaan gaji ini.
GajiHub merupakan software payroll dan aplikasi absensi yang akan membuat pengelolaan karyawan menjadi super mudah. Yuk daftar GajiHub sekarang juga di link ini dan permudah pengelolaan karyawan di perusahaan Anda mulai dari sekarang!
- Karyawan Dirumahkan Apakah Dapat THR? Ini Jawabannya - 30 October 2024
- Cuti Melahirkan bagi Suami dalam UU KIA 2024 - 29 October 2024
- Kebijakan Cuti Karyawan dan Jenis-Jenisnya - 29 October 2024
2 thoughts on “Bonus dan Insentif: Pengertian, Manfaat dan Perbedaan Keduanya”