Observation interview merupakan salah satu metode yang dapat meningkatkan efisiensi dalam proses rekrutmen.
Interview ini tidak hanya mengandalkan jawaban verbal, melainkan memungkinkan rekruter melihat bagaimana kandidat benar-benar bekerja dalam situasi yang menyerupai kondisi nyata di tempat kerja.
Dengan cara ini, Anda dapat mengevaluasi hard skill sekaligus perilaku kandidat, mulai dari memecahkan masalah, mengambil keputusan, hingga berkomunikasi dengan orang lain.
Pada artikel kali ini, GajiHub akan membahas apa itu observation interview, manfaat, jenis, elemen, hingga tips melakukannya.
Apa yang Dimaksud dengan Observation Interview?

Observation interview adalah metode khusus di mana pewawancara mengamati kandidat saat berada di lingkungan kerja nyata atau simulasi.
Berbeda dengan wawancara biasa, cara ini memberikan gambaran langsung tentang bagaimana kandidat berinteraksi dengan lingkungan sekitar dan menyelesaikan tugas.
Metode ini membantu recruiter menilai keterampilan dan perilaku yang sering kali tidak muncul dalam wawancara standar.
Dengan melihat kandidat beraksi, pewawancara bisa menilai kemampuan kerja sama tim, cara memecahkan masalah, hingga seberapa cepat mereka beradaptasi.
Observation interview sangat bermanfaat untuk posisi yang membutuhkan kompetensi perilaku tertentu.
Contohnya, bagaimana kandidat menghadapi tekanan dalam situasi sulit bisa lebih jelas terlihat dibanding hanya mendengarnya melalui cerita.
Selain itu, pendekatan ini juga dapat membantu menemukan potensi masalah atau karyawan red flag yang mungkin tidak terungkap dalam wawancara tradisional.
Hasilnya, recruiter bisa mendapatkan gambaran yang lebih lengkap tentang kemampuan dan kecocokan kandidat.
Meski membutuhkan waktu dan sumber daya lebih, wawancara observasi memberi pemahaman yang lebih dalam mengenai kandidat.
Metode ini sering digunakan di industri yang menuntut keterampilan praktis, sehingga perusahaan dapat memastikan orang yang terpilih benar-benar sesuai dengan pekerjaan yang ditawarkan.
Baca Juga: 7 Perbedaan Interview HR dan user & Tips Suksesnya
Apa Saja Jenis Observation Interview?

Observation interview bisa dilakukan dengan berbagai cara, tergantung kebutuhan posisi dan industrinya.
Metode ini memberikan cara yang lebih praktis dan nyata untuk menilai keterampilan serta kecocokan kandidat.
Berikut beberapa jenis yang umum digunakan:
1. Work Sample Test (Tes Sampel Kerja)
Kandidat diminta mengerjakan tugas yang mirip dengan pekerjaan aslinya.
Misalnya, desainer grafis membuat desain, atau programmer membuat kode sederhana.
2. Role-Playing
Kandidat memainkan situasi yang mungkin terjadi di pekerjaan.
Contohnya, sales melakukan presentasi penjualan, atau customer service menghadapi panggilan dari pelanggan yang marah.
3. In-Tray Exercise
Metode ini banyak digunakan untuk posisi administrasi atau manajerial.
Kandidat diberi beberapa tugas seperti email, laporan, atau memo, lalu diminta mengurutkan prioritas dan menyelesaikannya seperti hari kerja biasa.
Baca Juga: Download Template Interview Evaluation Form
4. Group Exercise (Latihan Kelompok)
Digunakan untuk melihat cara kandidat bekerja sama dalam tim. Misalnya, melalui diskusi kelompok atau proyek kolaboratif.
5. Presentasi
Kandidat diminta menyiapkan dan menyampaikan presentasi tentang topik tertentu.
Metode ini cocok untuk posisi yang membutuhkan keterampilan berbicara di depan umum.
6. Simulation Exercise
Kandidat ditempatkan di lingkungan kerja tiruan untuk mengerjakan tugas yang menyerupai kondisi nyata.
Contohnya, pilot menggunakan simulator penerbangan atau tenaga medis menangani kasus pasien simulasi.
7. Shadowing
Kandidat mengikuti karyawan selama beberapa jam atau sehari penuh untuk mengatai aktivitas kerja, bahkan terkadang ikut mencoba.
Setelah itu, biasanya ada sesi diskusi tentang pengalaman yang didapat.
Melalui berbagai jenis wawancara observasi ini, perusahaan bisa menilai beragam aspek dari kandidat, mulai dari keterampilan teknis, cara memecahkan masalah, hingga kemampuan bekerja sama.
Dibanding wawancara biasa, metode ini memberi gambaran yang lebih lengkap tentang kecocokan kandidat dengan posisi yang dilamar.
Baca Juga: Pengertian Interview User dan Bedanya dengan Interview HRD
Apa Saja Manfaat Observation Interview?

Berikut sejumlah manfaat dari observation interview:
1. Menilai Keterampilan Secara Nyata
Perusahaan bisa langsung melihat kemampuan kandidat dalam mengerjakan tugas, baik di situasi nyata maupun simulasi.
Hal ini sangat penting untuk posisi yang membutuhkan keterampilan praktik.
2. Melihat Perilaku Kandidat
Wawancara ini membantu menilai bagaimana kandidat mengambil keputusan, menghadapi tekanan, atau mengatasi masalah tak terduga.
Hasilnya bisa menjadi gambaran kinerja mereka di pekerjaan nanti.
3. Mengetahui Kemampuan Kerja Tim
Jika melibatkan interaksi dengan tim, perusahaan bisa melihat bagaimana kandidat berkomunikasi, bekerja sama, dan menyesuaikan diri dengan orang lain.
4. Memberi Gambaran Nyata bagi Kandidat
Bagi kandidat, metode ini bisa jadi pengalaman yang membuka wawasan tentang pekerjaan dan lingkungan kerja.
Mereka bisa lebih yakin apakah posisi tersebut sesuai dengan harapan dan tujuan karier.

5. Mengurangi Bias Rekrutmen
Karena penilaian didasarkan pada kinerja nyata, bukan sekadar kesan, metode ini bisa membantu mengurangi bias yang sering muncul di wawancara tradisional.
Baca Juga: Proses Rekrutmen yang Adil: Bagaimana Caranya?
6. Feedback Langsung
Sering kali, interviewer bisa memberikan feedback segera setelah sesi wawancara. Hal ini memberi kandidat masukan berharga untuk mengembangkan diri.
7. Lebih Akurat Memprediksi Kinerja
Melalui observation interview, kandidat beraksi memberi gambaran jelas tentang bagaimana mereka akan bekerja nantinya.
Hal ini biasanya lebih tepat dibanding hanya mendengar jawaban dalam wawancara.
8. Mempercepat Keputusan Rekrutmen
Dengan hasil yang lebih akurat, perusahaan bisa lebih cepat mengambil keputusan dan mengurangi risiko salah rekrut yang bisa merugikan.
Baca Juga: Pembahasan Lengkap Strategi Rekrutmen Karyawan
9. Membantu Proses Onboarding
Karena sudah tahu skill dan gaya kerja kandidat, perusahaan bisa menyesuaikan proses onboarding sesuai kebutuhan mereka.
10. Meningkatkan Reputasi Perusahaan
Menggunakan metode wawancara yang interaktif dan inovatif bisa membuat kandidat merasa dihargai.
Hal ini juga memperkuat citra perusahaan sebagai tempat kerja yang profesional dan serius dalam rekrutmen.
Baca Juga: Branding Perusahaan: Arti, Manfaat, Hingga Cara Membangunnya
Apa Saja Kekurangan Metode Observation Interview?

Meskipun memiliki sejumlah keunggulan, ada beberapa kekurangan dari observation interview yang perlu dipertimbangkan, seperti:
1. Butuh Banyak Sumber Daya
Observation interview sering kali memakan banyak waktu, tenaga, bahkan biaya tambahan.
Terkadang juga membutuhkan ruang khusus atau perlengkapan tertentu, terutama jika menggunakan simulasi atau tes kerja langsung.
2. Membuat Kandidat Tertekan
Karena sadar sedang diawasi, kandidat bisa merasa canggung atau tertekan.
Hal ini bisa membuat mereka tidak menunjukkan kemampuan sebenarnya seperti saat bekerja dalam kondisi normal.
3. Masih Bisa Dipengaruhi Bias
Walaupun terlihat lebih objektif, hasil wawancara observasi tetap bisa dipengaruhi penilaian subjektif dari pengamat.
Misalnya, keputusan yang dibuat hanya berdasarkan kesan sesaat.
4. Fokusnya Terbatas
Metode ini biasanya hanya menilai keterampilan atau tugas tertentu, sehingga hal lain seperti potensi jangka panjang, kecocokan dengan budaya kerja, atau kemampuan berpikir strategis bisa terlewat.
Baca Juga: 6 Metode Talent Sourcing dan Kelebihan & Kekurangannya
5. Risiko Hukum dan Etika
Jika tugas yang diberikan terlalu mirip dengan pekerjaan nyata tanpa adanya kompensasi, hal ini bisa menimbulkan masalah hukum atau etika.
Perusahaan harus memastikan metode ini sesuai dengan aturan ketenagakerjaan.
6. Tidak Cocok untuk Semua Posisi
Metode ini kurang relevan untuk pekerjaan yang lebih abstrak, seperti peran yang berfokus pada perencanaan atau strategi jangka panjang.
7. Bisa Mempengaruhi Pengalaman Kandidat
Sebagian kandidat mungkin merasa wawancara observasi terlalu menekan atau mengganggu, sehingga menurunkan minat mereka untuk bekerja di perusahaan tersebut.
8. Risiko Penilaian Tidak Akurat
Agar hasilnya valid, tugas yang diberikan harus dirancang dengan matang.
Jika tidak, penilaian bisa jadi tidak sesuai dengan kemampuan sebenarnya.
Baca Juga: Hiring Bias: Arti, Jenis, dan Cara Mencegahnya
Bagaimana Cara Melakukan Observation Interview?

Proses observation interview melibatkan beberapa langkah penting, seperti:
1. Persiapan Wawancara
Langkah awal yang penting adalah menentukan tujuan wawancara.
Pikirkan apa yang ingin dicapai dari observasi, apakah untuk memahami interaksi pengguna, perilaku di tempat kerja, atau hal lainnya.
Dengan tujuan yang jelas, proses observasi akan lebih terarah.
2. Memilih Tempat yang Tepat
Lokasi sangat memengaruhi hasil observasi.
Pilih tempat yang sesuai dengan aktivitas normal subjek, misalnya toko ritel atau kantor.
Pastikan lokasinya memungkinkan Anda mengamati tanpa mengganggu jalannya aktivitas sehari-hari.
3. Menyusun Kerangka Wawancara
Buatlah panduan sederhana agar proses wawancara lebih terstruktur.
Siapkan pertanyaan terbuka yang mendorong subjek untuk bercerita lebih banyak. Anda juga bisa menyiapkan pertanyaan tambahan untuk memperjelas temuan saat observasi berlangsung.
4. Melakukan Observasi
Awali dengan perkenalan, jelaskan siapa Anda dan tujuan wawancara.
Anda dapat membangun suasana nyaman agar subjek tidak merasa diawasi.
Saat observasi, usahakan tidak mencolok dan perhatikan dengan cermat bahasa tubuh, interaksi, serta kondisi lingkungan.
5. Mencatat Hasil Observasi
Catatan yang rapi akan memudahkan analisis.
Anda dapat menggunakan buku catatan atau rekaman (jika diperbolehkan).
Tulis detail penting, seperti ucapan langsung atau interaksi menarik. Tandai juga momen yang terasa berbeda atau mengejutkan.
Baca Juga: Behavioral Event Interview: Arti, Cara, Hingga Tips untuk Kandidat
6. Melibatkan Dialog
Selain mengamati, lakukan percakapan di waktu yang tepat.
Ajukan pertanyaan untuk memperjelas perilaku atau keputusan yang diambil subjek.
Dengan begitu, Anda mendapatkan konteks yang lebih lengkap dibanding hanya observasi saja.
7. Menganalisis Data
Setelah observasi, pelajari data yang terkumpul dengan sistematis.
Cari pola atau kebiasaan yang berulang, lalu hubungkan dengan tujuan awal.
Perhatikan juga hal-hal yang berbeda dari dugaan awal atau yang tidak biasa.
8. Menyampaikan Hasil
Susun laporan yang jelas dan mudah dipahami.
Sertakan ringkasan temuan, bukti pendukung, dan hal penting yang bisa ditindaklanjuti.
Jika perlu, gunakan grafik atau visual agar lebih mudah dipahami audiens.
9. Evaluasi Proses
Terakhir, lakukan evaluasi. Catat apa yang berjalan baik dan apa yang perlu diperbaiki di wawancara berikutnya.
Anda juga bisa meminta masukan dari subjek untuk mendapatkan sudut pandang tambahan.
Evaluasi ini akan membantu Anda lebih terampil di kesempatan selanjutnya.
Baca Juga: 20 Pertanyaan dan Jawaban Interview Panel dan Tips Menghadapinya
Kesimpulan
Berdasarkan artikel di atas, dapat dipahami bahwa observation interview merupakan salah satu metode yang mampu memberikan gambaran lebih nyata tentang kemampuan kandidat.
Dibanding wawancara tradisional yang hanya berfokus pada jawaban verbal, pendekatan ini memungkinkan recruiter melihat langsung bagaimana kandidat berinteraksi, menyelesaikan tugas, hingga menghadapi tekanan.
Dengan begitu, perusahaan bisa lebih akurat dalam menilai keterampilan teknis maupun perilaku yang dibutuhkan untuk posisi tertentu.
Namun, metode ini juga bukan tanpa tantangan.
Observation interview membutuhkan persiapan matang, sumber daya lebih, dan desain tugas yang relevan agar hasilnya benar-benar valid.
Jika dilakukan dengan tepat, cara ini tidak hanya membantu perusahaan memilih kandidat terbaik, tetapi juga memberi pengalaman berharga bagi kandidat itu sendiri, sehingga tercipta proses rekrutmen yang lebih adil, transparan, dan efektif.
Untuk mendukung efisiensi dalam proses interview, perusahaan dapat menggunakan software absensi GajiHub yang dapat meringankan pekerjaan HR.
Dengan software ini, tim HR bisa lebih fokus pada proses rekrutmen kandidat, tanpa kehilangan fokus pada pekerjaan administrasi, seperti payroll, kehadiran karyawan, hingga cuti dan izin.
Bayangkan dengan banyaknya kandidat, tim HR masih harus mengelola administrasi karyawan secara manual.
Hal tersebut tentu akan menyita waktu.
Oleh karena itu, yuk coba gratis GajiHub selama 14 hari dengan klik tautan ini.
- Observation Interview: Jenis, Manfaat, dan Tipsnya - 13 October 2025
- Ramai Istilah Quiet Covering di Tempat Kerja, Apa Itu? - 25 September 2025
- Nut Island Effect: Dampak dan Cara Mengatasinya - 23 September 2025