Seiring dengan persaingan tenaga kerja yang semakin ketat seperti sekarang ini, perusahaan perlu menemukan kombinasi yang tepat antara gaji, tunjangan, dan insentif lainnya. Oleh karena itu, Anda perlu memahami apa yang disebut dengan variabel kompensasi.
Variabel kompensasi merupakan alat penting untuk memberi penghargaan kepada karyawan atas kinerja mereka dan memberikan hasil yang terukur bagi perusahaan Anda.
Alat ini juga memungkinkan perusahaan melakukan pembayaran berdasarkan kinerja, yang bisa meningkatkan produktivitas dan keuntungan bisnis.
Sementara bagi karyawan, variabel kompensasi memberikan dorongan ekstra untuk bisa mencapai target dan merasa dihargai atas kontribusi mereka.
Namun, sebenarnya apa yang dimaksud dengan variabel kompensasi? Pada artikel kali ini, Gajihub akan membahas hal tersebut, keuntungan dan kekurangan, contoh, serta cara implementasinya.
Apa yang Dimaksud dengan Variabel Kompensasi?
Variabel kompensasi atau gaji variabel adalah jenis kompensasi yang bervariasi berdasarkan metrik kinerja atau hasil bisnis tertentu.
Gaji ini sering kali ditawarkan sebagai tambahan dari gaji pokok karyawan. Komponen variabel dapat berupa bonus, komisi, pembagian keuntugan (profit-sharing), dan hadiah berbasis kinerja lainnya.
Organisasi biasanya membayar karyawan setidaknya 8% hingga 19% lebih banyak sebagai kompensasi variabel di atas gaji pokok mereka.
Tujuannya adlaah untuk memberi insentid kepada karyawan, agar bisa mencapai atau melebihi tujuan bisnis serta menyeleraskan kinerja individu dengan kesuksesan perusahaan secara keseluruhan.
Baca Juga: Analisis Kompensasi: Arti, Konsep Penting, Hingga Langkah-Langkahnya
Apa Saja Jenis Variabel Kompensasi?
Variabel kompensasi adalah tambahan dari gaji pokok yang dapat diberikan dengan berbagai bentuk, seperti:
1. Bonus
Bonus adalah sejumlah uang yang dibayarkan kepada karyawan sebagai penghargaan atas pencapaian atau karena telah melebihi target atau milestone dalam waktu tertentu.
Contoh:
Sebuah perusahaan manufaktur menawarkan tim sales bonus sebesar Rp10.000.000 untuk setiap penjualan senilai Rp1 miliar yang mereka buat dalam satu kuartal.
Jika seorang staf sales menjual produk senilai Rp3 miliar dalam satu kuartal, mereka akan mendapatkan bonus sebesar Rp30.000.000.
Bonus adalah cara yang bagus untuk meningkatkan motivasi karyawan, agar bisa bekerja lebih keras dan mencapai tujuan mereka.
Berikut adalah beberapa jenis bonus yang paling umum digunakan:
- Bonus Retensi: Diberikan untuk mendorong karyawan tetap lebih lama di perusahaan.
- Bonus Proyek: Diberikan setiap kali sebuah proyek selesai.
- Bonus Referensi: Diberikan saat karyawan penjualan memberikan rekomendasi untuk perekrutan lainnya.
Baca Juga: Bonus Karyawan: Pengertian, Jenis, dan Persentasenya
2. Insentif
Insentif adalah presentase dari total penjualan yang dibayarkan kepada karyawan. Tingkat komisi bisa berdasarkan nilai total penjualan, margin keuntungan, atau kombinasi antara keduanya.
Contoh:
Sebuah perusahaan real estate membayar agennya komisi sebesar 5% dari harga total setiap rumah yang mereka jual. Jika seorang agen menjual rumah seharga Rp500.000.000, mereka akan mendapatkan komisi sebesar Rp25.000.000.
Insentif termasuk cara terbaik untuk menyelaraskan tujuan perusahaan dengan tujuan karyawan dan memberi penghargaan atas pencapaian target mereka.
Baca Juga: Pengertian Insentif Karyawan, Contoh, Tips, dan Bedanya dengan Tunjangan
3. Pengakuan
Pengakuan berbasis gaji variabel diberikan kepada karyawan saat mereka berhasil mencapai tujuan, milestone, atau melampaui target dalam periode waktu tertentu.
Hal ini juga diberikan kepada karyawan yang mencapai penjualan terbanyak dalam periode waktu tertentu.
Contoh:
Sebuah perusahaan telekomunikasi mengadakan kontes penjualan triwulanan dan menawarkan bonus sebesar Rp5.000.000 kepada karyawan penjualan terbaik berdasarkan jumlah pelanggan baru yang mendaftar dalam satu kuartal.
Penghargaan berbasis pengakuan digunakan untuk menciptakan tim dengan kinerja tinggi.
Hal ini dapat membangkitkan semangat kompetitif dan merupakan cara yang bagus untuk memotivasi dan meningkatkan keterlibatan karyawan.
Baca Juga: Struktur Kompensasi: Jenis, Faktor, Cara Membuat, dan Contohnya
4. Management by Objective (MBO)
Management by Objective (MBO) adalah proses yang memungkinkan perusahaan untuk menciptakan tujuan strategis. Proses ini didasarkan pada kerangka SMART yang menekankan bahwa tujuan harus spesifik, terukur, dapat diterima, realistis, dan terdapat batasan waktu.
Proses MBO melibatkan 5 langkah, yaitu:
- Tujuan di seluruh perusahaan ditentukan untuk tahun tersebut.
- Tujuan tersebut disalurkan ke seluruh organisasi agar tim dapat menerjemahkannya ke dalam konteks yang relevan.
- Setiap karyawan menyesuaikan tujuan mereka untuk tahun tersebut.
- Rekan kerja kemudian diberikan visibilitas terhadap target masing-masing, dan mereka saling mendukung untuk mencapainya.
- Kemajuan dievaluasi dalam siklus bulanan, triwulanan, atau setengah tahunan untuk menindaklanjuti dan memberi tahu top management tentang tonggak utama yang dicapai.
5. Pembagian Keuntungan (Profit-sharing)
Pembagian keuntungan memungkinkan karyawan untuk mendapatkan keuntungan perusahaan berdasarkan kinerja mereka.
Contoh:
Sebuah perusahaan software berbagi 5% dari keuntungan triwulanan dengan tim penjualannya berdasarkan kinerja penjualan individu mereka.
Jika perusahaan menghasilkan keuntungan sebesar Rp1 miliar dalam satu kuartal, dan seorang karyawan penjualan menghasilkan penjualan sebesar Rp200.000.000, mereka akan menerima 5% dari keuntungan tersebut, atau Rp10.000.000.
Dengan memahami dan menerapkan berbagai jenis kompensasi variabel ini, perusahaan dapat lebih efektif memotivasi karyawan mereka untuk mencapai tujuan bisnis dan meningkatkan kinerja keseluruhan.
Baca Juga: Bonus dan Insentif: Pengertian, Manfaat dan Perbedaan Keduanya
Apa Saja Keuntungan dari Variabel Kompensasi?
Variabel kompensasi dapat memberikan berbagai hasil positif yang akan mengutungkan perusahaan Anda. Berikut beberapa di antaranya:
1. Meningkatkan Produktivitas dan Kinerja
Ketika peningkatan produktivitas karyawan dihargai, mereka akan memahami pentingnya meningkatkan kinerja.
Mereka juga merasa lebih terlibat dan termotivasi untuk berkontribusi pada kesuksesan organisasi.
2. Memberikan Ekspektasi Kinerja yang Jelas
Tujuan bisnis terkadang bisa tampak abstrak bagi karaywan. Oleh karena itu, menetapkan target yang menantang namun bisa dicapai membantu mereka memahami bagaimana mereka bisa mencapai tujuan tersebut.
Dengan kejelasan tentang apa yang harus mereka kerjakan dan imbalan yang akan diterima, karyawan cenderung lebih disiplin dan bertanggung jawab atas pekerjaan mereka, serta memerlukan pengawasan yang lebih sedikit.
3. Menunjukkan Apresiasi atas Kinerja Baik
Kebijakan varibel kompensasi memberikan penghargaan atas kinerja yang baik, yang dapat menunjukkan apresiasi kepada karyawan.
Hal ini membantu meningkatkan moral, loyalitas, dan kepercayaan antara karyawan dan manajemen.
4. Menurunkan Biaya Tetap
Program variabel kompensasi memungkinkan Anda untuk menurunkan gaji pokok karena karyawan memiliki peluang untuk mendapatkan tambahan pendapatan.
Hal ini membantu mengurangi biaya tetap tenaga kerja. Selain itu, karena penghargaan diberikan dari keuntungan bisnis, pembayaran tambahan ini bukan bagian dari biaya operasional perusahaan.
Baca Juga: 15 Cara Mengurangi Biaya HRD + 5 Tips Terbaiknya
5. Mengaitkan Kompensasi dengan Pendapatan dan Kinerja Keuangan
Saat karyawan berkinerja baik, mereka membawa pendapatan bagi organisasi dan membantu mencapai tujuan keuangan.
Sebagian dari keuntungan ini dapat digunakan untuk memberi penghargaan kepada karyawan. Karyawan yang mendapatkan lebih banyak uang saat perusahaan berkinerja baik cenderung lebih serius dalam menjalankan tugasnya.
Hal tersebut disebabkan karena mereka melihat bagaimana upaya dan keputusan mereka saat ini mempengaruhi hasil dan profitabilitas di masa depan.
6. Meningkatkan Retensi Karyawan
Rencana variabel kompensasi yang baik adalah alat efekif untuk mempertahankan karyawan, terutama bagi mereka yang berkinerja tinggi.
Melalui hal tersebut, karyawan akan menyadari bahwa peningkatan produktivitas dapat menghasilkan penghargaan yang lebih besar.
7. Menarik Talenta Terbaik
Penghasilan selalu menjadi pertimbangan penting bagi pencari kerja. Dengan menawarkan variabel kompensasi yang kompetitif, perusahaan dapat menarik kandidat terbaik untuk mendapatkan lebih dari sekadar gaji pokok.
Baca Juga: 17 Tips Mencari Karyawan dan Hal yang Perlu Dipertimbangkan
Apa Saja Kekurangan dari Variabel Kompensasi?
Meskipun memberikan banyak manfaat, program variabel kompensasi juga memiliki sejumlah kekurangan tertentu, seperti:
1. Kurangnya Transparansi
Program variabel kompensasi harus didefinisikan dengan jelas dan dikomunikasikan secara konsisten, di mana karyawan harus mengetahui hal-hal berikut:
- Jumlah insentif yang bisa mereka dapatkan.
- Apa yang perlu dilakukan untuk mendapatkan insentif.
- Bagaimana peran mereka berkontribusi pada pencapaian target.
- Status metrik mereka selama periode pengukuran.
- Apa yang bisa dilakukan untuk memperbaiki kinerja.
Saat tidak ada transparansi, karyawan mungkin tidak memahami kriteria dan ekspektasi yang diberikan. Mereka juga bisa tergoda untuk mengambil jalan pintas yang justru merusak tujan bisnis lainnya.
Sebagai salah satu upaya untuk mendorong transparansi, Anda dapat menggunakan software payroll dan HR dari Gajihub.
Software ini memiliki fitur payroll yang dapat membantu tim HR dan tim finance dalam menghitung seluruh komponen gaji karyawan, termasuk bonus, insentif, atau pun komponen lain yang menjadi bagian dari variabel kompensasi.
Selain itu, Gajihub juga menyediakan slip gaji untuk karyawan yang dapat diunduh dalam format PDF.
Slip gaji ini bisa dikustomisasi sesuai dengan masing-masing komponen gaji karyawan dan besarannya dengan cara yang cukup mudah. Berikut tutorialnya:
Sangat mudah, bukan? Yuk, klik gambar berikut untuk informasi selengkapnya:
2. Mendorong Persaingan yang Tidak Sehat
Saat Anda menerapkan variabel kompensasi atas kinerja individu, Anda tidak bisa berharap banyak dengan kerja tim.
Hal ini disebabkan karena kompensasi yang diberikan secara individu dapat menyebabkan persaingan yang tidak sehat.
Saat karyawan merasa iri pada mereka yang berkinerja tinggi, hal tersebut dapat memicu ketegangan dan merusak lingkungan kerja yang positif.
Oleh karena itu, apabila situasi kerja di perusahaan Anda sagat bergantung pada kerjasama, Anda dapat menerapkan insentif berbasis tim atau perusahaan.
3. Ekspektasi
Rencana kompensasi variabel yang efektif harus memiliki target yang dapat dicapai.
Ketika target terlalu tinggi, hal ini dapat membuat tekanan yang berlebihan pada karyawan dan justru bisa menjadi penghalang.
Baca Juga: Arti Manajemen Kompensasi, Manfaat, Tips Mengoptimalkannya
Bagaimana Cara Menghitung Variabel Kompensasi?
Sebagai HR, penting untuk mengetahui cara menghitung kompensasi variabel dalam paket gaji karyawan Anda. Formula dasar yang digunakan adalah:
Paket Gaji Karyawan = Gaji Tetap (X% dari total paket) + Gaji Variabel (100-X% dari total paket)
Karyawan akan menerima jumlah tetap dari paket gaji setiap bulan, tetapi jumlah variabel akan diterima setelah periode tertentu (per tiga bulan/per setengah tahun/per tahun).
Contoh:
Bayangkan seorang karyawan memiliki gaji bulanan sebesar Rp5.000.000, di mana Rp4.000.000 adalah gaji tetap dan Rp1.000.000 adalah gaji variabel. Misalnya, gaji variabel diberikan setiap tiga bulan.
Cari persentase gaji variabel
Rp1.000.000 (gaji variabel) dibagi Rp5.000.000 (total gaji) = 0,2 (atau sekitar 20%).
Hitung gaji variabel untuk setiap tiga bulan
0,2 atau 20% (persentase gaji variabel) dikalikan dengan Rp5.000.000 (total gaji) = Rp1.000.000.
Jadi, di akhir setiap bulan, karyawan tersebut akan menerima Rp4.000.000 sebagai gaji tetap.
Di akhir tiga bulan, karyawan akan menerima Rp1.000.000 dikalikan 3, yang sama dengan Rp3.000.000 sebagai gaji variabel.
Baca Juga: Pay per Performance: Arti, Kelebihan & Kekurangan, serta Tips Terbaiknya
Bagaimana Cara Implementasi Varibel Kompensasi?
Menerapkan kompensasi variabel merupakan hal yang cukup rumit. Namun, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan agar implementasinya berjalan sukses, yaitu:
1. Buat Rencana yang Konsisten
Susun rencana Anda secara sederhana, konsisten, dan jelas tanpa menimbulkan ambiguitas. Jelaskan jenis pekerjaan yang perlu dilakukan dan apa hadiahnya.
Kemudian, sebutkan juga kondisi dan aturan dalam dokumen tertulis yang ringkas dan membuat semua orang paham.
Selain itu, pastikan periode waktu, metrik, dan jumlah insentif didefinisikan secara jelas dan mudah dipahami.
2. Tetapkan Tujuan yang Realistis
Pengusaha dan karyawan harus sejalan mengenai ukuran kinerja yang diperlukan untuk mendapatka gaji variabel.
Oleh karena itu, rencana insetif harus mencakup faktor-faktor yang bisa dikendalikan oleh karyawan. Dengan begitu, mereka akan merasa mampu bekerja untuk mencapainya.
Menetapkan tujuan kinerja berdasarkan kriteria yang tidak jelas atau tidak realistis akan merusak rencana Anda dengan membuat karyawan tidak termotivasi.
3. Buat Sistem yang Kompetitif
Rencana gaji variabel Anda perlu mencakup apa yang dicari karyawan dan apa yang masuk akal untuk industri Anda.
Manfaat yang Anda tawarkan harus sesuai atau melebihi apa yang ditawarkan oleh pesaing Anda. Inilah yang membuat Anda perlu mengumpulkan informasi tentang apa yang dilakukan pesaing Anda dan tolak ukur untuk posisi dan level yang serupa.
Dengan membuat keputusan berdasarkan data dapat membantu Anda bersaing untuk mendapatkan talenta dengan struktur variabel kompensasi yang solid.
Baca Juga: 10 Tips Mengoptimalkan Sistem Insentif untuk Tingkatkan Kinerja
4. Pertimbangkan Budaya Perusahaan
Strategi kompensasi Anda akan bergantung pada budaya perusahaan Anda. Misalnya, jika kerja tim adalah nilai inti Anda, maka masuk akal untuk menerapkan variabel kompensasi berdasarkan kinerja tim dibandingkan individu.
Selain itu, kompensasi variabel tidak berlaku untuk semua tim, jadi Anda perlu melihat di mana hal ini masuk akal untuk diterapkan.
Dalam beberapa kasus, mungkin lebih menguntungkan untuk memberi penghargaan kepada seluruh staf, karena mencapai tujuan pertumbuhan bisnis.
Anda dapat menyusun bonus untuk membayar prsentase yang berbeda-beda berdasarkan tim atau level karyawan.
Dengan begitu, Anda dapat memberi penghargaan kepada semua orang sesuai dengan seberapa langsung peran mereka berdampak pada pertumbuhan.
Baca Juga: Corporate Culture: Manfaat, Jenis, hingga Cara Membangunnya
4. Fokus pada Komunikasi dan Transparansi
Seperti yang telah disebutkan di atas, buatlah kebijakan menjadi jelas dan dapat diakses dalam format tertulis.
Oleh karena itu, komunikasikan secara konsisten bagaimana kebijakan tentang variabel kompensasi bekerja, kapan pembayaran dilakukan, dan sebagainya.
5. Kelola Ekspektasi Karyawan
Sebagai bagian dari komunikasi rencana Anda dengan baik, transparansi dengan kandidat dan karyawan baru sangat penting mengenai apa yang secara realistis bisa mereka harapkan dari penghasilan.
Berhati-hatilah untuk tidak melebih-lebihkan apa yang ditawarkan rencana tersebut dan membuat janji yang kemungkinan besar tidak bisa dipenuhi.
Harus ada penjelasan menyeluruh tentang bagaimana rencana tersebut bekerja selama proses orientasi.
Hal ini akan mencegah karyawan memiliki ekspektasi yang tidak realistis, merasa kecewa, dan merasa tertipu.
6. Perbarui Rencana Anda
Anda perlu mengevaluasi kembali rencana variabel kompensasi Anda secara teratur untuk memantau efektivitasnya berdasarkan kinerja perusahaan, penawaran produk, dan keadaan pasar.
Dengan cara ini, Anda memastikan bahwa Anda memberi penghargaan kepada karyawan Anda secara adil.
Selain itu, Anda perlu mengumpulkan feedback dari karyawan untuk mengetahui bagaimana perasaan mereka tentang rencana tersebut.
Apakah mereka lebih termotivasi? Apakah hadiahnya sepadan dengan usaha mereka? Apakah mereka memiliki masukan tentang bagaimana cara meningkatkannya? Semakin puas karyawan dengan rencana tersebut, maka akan semakin berharga variabel kompensasi.
Baca Juga: 15 Cara Mengatasi Semangat Kerja Turun di Tempat Kerja
Kesimpulan
Berdasarkan artikel di atas, dapat dipahami bahwa variabel kompensasi adalah alat penting dalam manajemen SDM yang memungkinkan perusahaan memberikan penghargaan berdasarkan kinerja karyawan.
Dengan menawarkan berbagai bentuk kompensasi seperti bonus, insentif, profit-sharing, perusahaan dapat meningkatkan motivasi, produktivitas, dan kinerja karyawan.
Selain itu, variabel kompensasi juga membantu perusahaan menurunkan biaya tetap dan menyelaraskan tujuan individu dengan tujuan organisasi, sehingga membantu menciptakan lingkungan kerja yang lebih produktif.
Namun, untuk mendorong hasil yang maksimal, perusahaan harus menerapkan rencana variabel kompensasi secara cermat, adil, dan juga transparan.
Oleh karena itu, salah satu upaya yang bisa dilakukan karyawan adalah dengan menggunakan software payroll dan HR dari Gajihub.
Melalui fitur payroll yang dimiliki, Gajihub dapat membantu tim HR dalam meningkatkan transparansi dalam penggajian, terutama karena software ini menyediakan slip gaji untuk karyawan.
Selain itu, Gajihub juga memiliki sejumlah fitur lain yang dapat membantu perusahaan melihat produktivitas karyawan, mulai dari absensi hingga analisa data yang dapat menjadi pertimbangan perusahaan dalam memberikan kompensasi pada karyawan.
Tertarik mencoba? Kunjungi tautan ini dan dapatkan coba gratis hingga 14 hari.
- Penilaian Objektif dan Subjektif, Apa Bedanya? - 23 December 2024
- Handover Pekerjaan Adalah: Manfaat, Tahapan & Contoh Dokumen - 23 December 2024
- Steward Adalah: Jenis, Tugas, Skill Penting, dan Kisaran Gajinya - 20 December 2024