Tanpa dipungkiri layoff merupakan salah satu hal yang bisa terjadi di setiap industri. Penyebab layoff berbeda dari pemecatan yang biasanya terjadi karena kinerja karyawan yang kurang baik atau pelanggaran etika.
Layoff dapat terjadi karena berbagai hal tergantung pada situasi dan kondisi perusahaan. Salah satu penyebab umumnya adalah restruktur organisasi, di mana perusahaan mengubah struktur organisasinya untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas.
Hal tersebut dapat melibatkan pengurangan jumlah karyawan atau menggabungkan departemen yang memiliki fungsi serupa.
Selain itu, kendala keuangan juga bisa menjadi penyebab layoff, seperti ketika perusahaan mengalami penurunan pendapatan atau peningkatan biaya operasional yang tinggi.
Pada artikel kali ini, Gajihub akan membahas pengertian dan penyebab layoff, dampak, hingga cara mengatasinya.
Apa yang Dimaksud dengan Layoff?
Layoff adalah ketika perusahaan mengakhiri pekerjaan karyawan karena alasan yang berada di luar kendali karyawan. Hal ini biasanya terjadi karena perusahaan kekurangan dana atau sedang melakukan restrukturisasi, sehingga ada posisi-posisi yang perlu dihilangkan.
Layoff merupakan situasi yang menyulitkan, terutama bagi karyawan yang mungkin sudah bekerja selaam bertahun-tahun dan tiba-tiba diberitahu bahwa posisi mereka sudah tidak diperlukan.
Untunglah, biasanya perusahaan memberikan pesangon atau tunjangan selama beberapa minggu atau bulan untuk membantu karyawan saat sedang tidak mencari kerja.
Baca Juga: Hak Karyawan Resign Ini Harus Dipenuhi Perusahaan, Apa Saja?
Apa Saja Penyebab Layoff?
Tentu bukan tanpa sebab perusahaan melakukan layoff terhadap satu atau banyak karyawan. Berikut adalah beberapa alasannya secara umum:
1. Relokasi Perusahaan
Relokasi perusahaan bisa menjadi salah satu penyebab layoff.
Misalnya, perusahaan Anda mungkin memutuskan untuk memindahkan seluruh kegiatan operasionalnya ke wilayah lain karena alasan strategis, seperti mencari ruang yang lebih luas atau berada di kota yang lebih mendukung industri mereka.
Sebagai contoh, sebuah perusahaan IT di Jakarta yang memutuskan untuk pindah ke Bandung karena biaya operasional yang lebih rendah dan lingkungan yang lebih nyaman.
Karyawan yang tidak bisa pindah bersama perusahaan mungkin akan terkena layoff.
2. Penutupan Bisnis
Terkadang, perusahaan tidak punya pilihan selan menutup bisnisnya. Penutupan bisnis ini bisa terjadi karena berbagai alasan, seperti kerugian finansial yang terus-menerus atau perubahan pasar yang drastis.
Sebagai contoh, di Indonesia, sebuah perusahaan edu-tech Zenius akhirnya memutuskan untuk menutup bisnisnya sementara pada awal tahun 2024.
Sebelumnya, pada tahun 2022, Zenius telah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 25% atau lebih dari 200 karyawannya.
3. Langkah Pengurangan Biaya
Salah satu alasan paling umum untuk melakukan layoff adalah pengurangan biaya. Hal ini bisa terjadi karena perusahaan harus membayar hutang penurunan penjualan atau kurangnya dukungan finansial dari investor.
Misalnya, sebuah perusahaan manufaktur yang menghadapi penurunan penjualan drastis mungkin perlu memotong biaya untuk tetap bertahan.
Salah satu caranya adalah dengan mengurangi jumlah karyawan. Dengan mengeliminasi beberapa posisi, mereka dapat mengalokasikan dana yang ada untuk kebutuhan lain yang lebih mendesak.
4. Merger
Merger terjadi ketika dua perusahaan ebrgabung menjadi satu. Meskipun hal ini bisa menciptakan peluang baru, merger juga bisa menyebabkan layoff karena adanya posisi yang duplikat atau perubahan strategi perusahaan.
Sebagai contoh, dua perusahaan ritel besar bergabung untuk memperkuat pasar mereka.
Meskipun mereka mungkin membutuhkan lebih banyak karyawan di beberapa area, mereka juga mungkin menganggap beberapa posisi terlalu banyak karyawan dan memilih untuk memberhentikan karyawan tersebut untuk menghemat biaya.
Baca Juga: 5 Jenis Perubahan dan Pengembangan Organisasi
5. Akuisi
Akuisi atau pembelian perusahaan juga bisa menjadi penyebab layoff. Saat satu perusahaan membeli perusahaan lain, sering terjadi perubahan dalam kepemimpinan dan strategi bisnis.
Bayangkan perusahaan besar yang membeli startup IT kecil. Perusahaan besar tersebut mungkin membawa tim manajemen mereka sendiri dan memberhentikan beberapa karyawan dari startup yang diakuisi, terutama jika ada posisi yang serupa atau duplikat.
6. Penurunan Operasi
Tergantung pada kebutuhan bisnis, perusahaan mungkin memilih untuk menutup sebagian operasinya dan melakukan layoff.
Misalnya, sebuah perusahaan jasa yang memiliki 2 call center memutuskan untuk menutup salah satu call center karena biaya oeprasionalnya yang tinggi.
Karyawan di call center yang ditutup mungkin disarankan untuk melamar posisi lain di perusahaan, namun yang tidak mendapatkan peran baru mungkin akan terkena layoff.
7. Outsourcing
Outsourcing adalah mempekerjakan pihak ketiga untuk melakukan pekerjaan yang sebelumnya dilakukan oleh karyawan internal. Hal ini sering dilakukan untuk mengurangi biaya.
Misalnya, perusahaan IT memilih untuk menggunakan jasa outsourcing untuk posisi customer service dengan biaya tenaga kerja yang lebih rendah.
Karyawan yang sebelumnya menjadi CS pun terkena layoff, karena pekerjaan mereka sekarang dilakukan oleh perusahaan outsourcing.
8. Kehilangan Dana
Kehilangan dana juga menjadi salah satu penyebab umum dari layoff, seperti penurunan penjualan atau hilangnya dukungan investor bisa membuat perusahaan tidak mampu membayar karyawan.
Misalnya, sebuah startup e-commerce yang awalnya mendapat banyak dana dari investor tiba-tiba kehilangan pendanaan karena investor menarik diri.
Tanpa dana yang cukup, startup tersebut mungkin terpaksa melakukan layoff besar-besaran untuk tetap bertahan.
Baca Juga: Ketahui Prosedur PHK Karyawan Berdasarkan Aturan yang Berlaku
9. Musiman
Beberapa perusahaan beroperasi hanya pada waktu-waktu tertentu dalam setahun. Setelah musim puncak berakhir, mereka mungkin tidak membutuhkan banyak karyawan.
10. Kemajuan Teknologi
Seiring dengan perkembangan teknologi, beberapa perusahaan mungkin memilih untuk mengotomatisasi proses yang sebelumnya dilakukan oleh karyawan.
Sebagai contoh, perusahaan manufaktur yang menggantikan pekerja di lini produksi dengan mesin. Karyawan yang posisinya digantikan oleh teknologi terbaru mungkin akan terkena layoff.
11. Pembaruan Persyaratan Posisi
Terkadang, perusahaan memutuskan untuk memerbarui persyaratan pekerjaan untuk tetap kompetitif dan adil terhadap karyawan.
Misalnya, sebuah perusahaan memutuskan bahwa posisi tertentu sekarang membutuhkan gelar sarjana, sementara sebelumnya hanya membutuhkan ijazah SMA.
Karyawan yang tidak memenuhi persyaratan baru mungkin akan terkena layoff.
12. Offshoring
Offshoring adalah memindahkan operasi bisnis ke luar negeri untuk menghemat biaya tenaga kerja atau mendapatkan keringan pajak.
Sebagai contoh, perusahaan manufaktur yang memindahkan pabriknya ke negara dengan biaya tenaga kerja yang lebih rendah.
Karyawan di pabrik asli mungkin akan terkena layoff karena perusahaan memilih untuk merekrut staf baru di lokasi baru.
Di Indonesia, salah satu perusahaan yang menerapkan offshoring adalah PT Toyota Astra Motor Indonesia yang mengalihkan kegiatan produksinya ke luar negeri.
Baca Juga: Contoh Surat PHK dan Cara Membuatnya
Apa Saja Dampak dari Layoff?
Meskipun dilakukan atas kebijakan perusahaan, selain memberikan dampak kepada karyawan berupa kehilangan pekerjaan, layoff juga memiliki dampak positif dan negatif bagi perusahaan.
Dampak Positif Layoff
Beberapa orang berpendapat bahwa layoff memiliki dampak positif dalam situasi tertentu, seperti:
1. Peningkatan Efisiensi dan Produktivitas
Dalam beberapa kasus, layoff dapat menghasilkan tenaga kerja yang lebih efisien dan produktif.
Dengan tim yang lebih kecil, mungkin ada penekanan yang lebih besar pada produktivitas, dan karyawan yang tersisa dapat menjadi lebih fokus pada tugas-tugas penting.
2. Pengurangan Biaya
Dari perspektif bisnis, layoff dapat menghasilkan penghematan biaya yang segera.
Dengan mengurangi jumlah karyawan, perusahaan dapat menurunkan biaya penggajian, yang berkontribusi pada stabilitas keuangan yang lebih baik.
3. Relokasi Sumber Daya Secara Strategis
Layoff dapat mendorong perusahaan untuk menilai dan merelokasi sumber daya mereka secara strategis.
Hal ini mungkin melibatkan investasi di area yang lebih kritis, menghilangkan fungsi yang berlebihan, atau mengalokasikan dana untuk penelitian dan pengembangan.
4. Adaptasi Bisnis
Dalam menghadapi tantangan ekonomi atau perubahan industri, layoff dapat memaksa perusahaan untuk beradaptasi dan berinovasi.
Restrukturisasi yang terjadi setelah layoff dapat memposisikan perusahaan untuk lebih baik dalam menghadapi perubahan pasar, kemajuan teknologi, atau perubahan permintaan konsumen.
5. Peningkatan Daya Saing
Beberapa berpendapat bahwa layoff dapat membuat perusahaan lebih kompetitif dengan memungkinkan mereka untuk fokus kembali pada kompetensi inti.
Dengan menghilangkan fungsi yang tidak penting atau divisi yang tidak berkinerja baik, perusahaan dapat menjadi lebih gesit dan responsif terhadap permintaan pasar.
Baca Juga: Apa itu PMTK dalam PHK? Berikut Penjelasan Lengkapnya
Dampak Negatif Layoff
Sementara itu, berikut dampak negatif yang disebabkan oleh layoff:
1. Dampak pada Karyawan
Dampak yang paling jelas dari layoff adalah para karyawan. Kehilanagn pekerjaan bisa menjadi pengalaman yang menyulitkan, baik secara finansial maupun emosional.
Selain kehilangan pendapatan, karyawan yang terkena layoff mungkin menghadapi tantangan dalam mencari pekerjaan baru.
Hal ini dapat menyebabkan pengangguran jangka panjang dan bahkan kemiskinan bagi beberapa pekerja.
2. Dampak pada Ekonomi yang Lebih Luas
Selain dampak pada karyawan, layoff juga dapat memiliki efek berantai pada ekonomi yang lebih luas.
Ketika banyak orang kehilangan pekerjaan, hal ini dapat menyebabkan penurunan pengeluaran konsumen, yang pada gilirannya dapat memengaruhi bisnis yang bergantung pada pengeluaran konsumen.
Layoff juga dapat menyebabkan penurunan pendapatan pajak, karena lebih sedikit orang yang bekerja dan membayar pajak.
3. Dampak pada Moral Perusahaan
Meskipun mungkin memberikan dampak positif pada strategi bisnis, layoff berdampak negatif pada moral perusahaan.
Saat karyawan melihat rekan kerja mereka terkena layoff, hal ini dapat menimbulkan eprasaan ketidakpastian dan kecemasan mengenai pekerjaan atau job insecurity.
Selanjutnya, produktivitas dan keterlibatan mereka juga akan menurun, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan.
Baca Juga: 7 Cara Memecat Karyawan yang Baik dan Benar, Wajib Tahu!
Bagaimana Cara Perusahaan Memimalkan Dampak Negatif dari Layoff?
Jika perusahaan Anda benar-benar perlu melakukan layoff, berikut langkah-langkah yang dapat diambil untuk meminimalisir dampak negatifnya:
1. Komunikasi yang Jelas
Penting bagi perusahaan untuk berkomunikasi secara terbuka dan jujur dengan karyawan mereka tentang mengapa layoff diperlukan dan langkah-langkah apa yang diambil perusahaan untuk meminimalkan dampaknya.
2. Menawarkan Dukungan
Perusahaan harus menawarkan dukungan kepada karyawan yang terkena layoff, seperti konseling karier atau bantuan dalam mencari pekerjaan.
Anda juga bisa mempertimbangkan program outplacement atau layanan yang membantu karyawan yang terdampak layoff untuk mencari pekerjaan baru atau beralih ke karier yang berbeda.
Selain itu, sebagai tim HR, Anda juga bisa mempromosikan karyawan-karyawan yang terkena layoff melalui sosial media profesional, seperti LinkedIn.
3. Memprioritaskan Kesejahteraan Karyawan
Perusahaan harus memprioritaskan kesejahteraan karyawan yang tersisa dengan menyediakan sumber daya dan dukungan untuk membantu mereka mengatasi stres dan ketidakpastian yang datang akibat layoff.
4. Mengeksplorasi Alternatif Layoff
Terakhir, perusahaan juga dapat mencari alternatif selain melakukan layoff, seperti pengurangan jam kerja, pemotongan gaji, atau cuti tanpa dibayar.
Alternatif ini dapat membantu perusahaan mengurangi biaya sambil meminimalkan dampak pada karyawan.
Baca Juga: Manajemen Inovasi: Pengertian, Tujuan, dan Metodenya
Apa yang Harus Dilakukan Karyawan Saat Terkena Layoff?
Jika saat ini Anda adalah karyawan yang terkena layoff, berikut adalah langkah-langkah yang bisa Anda lakukan untuk menangani situasi ini dengan baik dan agar segera mendapatkan pekerjaan baru:
1. Bicaralah dengan Tim HR
Sebelum meninggalkan perusahaan, pastikan Anda mengadakan pertemuan dengan HR atau manajer untuk menerima dokumen offboarding, termasuk surat yang menjelaskan alasan Anda terkena layoff.
Surat ini dapat ditunjukkan kepada calon pemberi kerja sebagai bukti bahwa Anda terkena layoff dan bukan dipecat.
Pertemuan ini juga dapat menjadi waktu yang tepat untuk bertanya tentang pesangon dan mengumpulkan gaji terakhir Anda.
2. Mulai Mencari Pekerjaan Baru
Mulailah mencari pekerjaan baru dengan melihat lowongan yang menarik bagi Anda. Tentukan apakah Anda ingin melanjutkan di bidang yang sama atau beralih ke industri atau peran yang berbeda.
Melihat lowongan pekerjaan dapat membantu Anda memahami keterampilan dan pengetahuan apa yang Anda miliki dan apa yang perlu dikembangkan.
3. Tingkatkan Keterampilan dan Pengetahuan Anda
Selanjutnya, manfaatkan waktu luang untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan Anda.
Ikuti kursus yang menarik minat Anda atau jalin hubungan dengan profesional di industri Anda. Hal ini bisa membuka peluang pekerjaan baru.
4. Perbarui Resume Anda dan Lamar
Perbarui resume Anda dengan mencantumkan keterampilan dan pengalaman kerja terbaru Anda.
Gunakan kata kunci yang sering muncul di lowongan pekerjaan untuk menarik perhatian pemberi kerja.
Cobalah untuk membuat resume dan surat lamaran yang unik untuk setiap posisi yang Anda lamar agar lebih menonjol.
5. Tingkatkan Peluang Keberhasilan dalam Wawancara
Persiapkan wawancara dengan melakukan riset pada perusahaan dan memikirkan jawaban untuk pertanyaan yang mungkin diajukan.
Anda juga perlu datang lebih awal atau tepat waktu dan tampil profesional untuk memberikan kesan yang baik.
Dengan mengikuti langkah-langkah ini, Anda dapat menangani situasi layoff dengan lebih baik dan meningkatkan peluang mendapatkan pekerjaan baru.
Baca Juga: Tahapan Offboarding dan Checklist Penting yang Harus Dilakukan
Kesimpulan
Berdasarkan artikel di iatas, dapat dipahami bahwa penyebab umum layoff dapat bermacam-macam, termasuk relokasi perusahaan, penurunan penjualan, merger, akuisisi, dan masih banyak lagi.
Dengan berbagai penyebab tersebut, layoff dapat memberikan dampak bagi perusahaan, baik positif maupun negatif.
Di satu sisi, layoff bisa membantu meningkatkan efisiensi dan produktivitas, mengurangi biaya, serta memaksa perusahaan untuk beradaptasi dan berinovasi dalam menghadapi perubahan pasar.
Di sisi lain, layoff juga memiliki dampak negatif yang signifikan terhadap karaywan, seperti kehilangan pekerjaan dan pendapatan pada karyawan, serta dapat menurunkan moral perusahaan dan kinerja keuangan secara keseluruhan.
Sebagai alternatif dari layoff, perusahaan dapat menggunakan software payroll dan HR dari Gajihub.
Misalnya, jika saat ini perusahaan mengalami pembengkakan pada manajemen SDM, perusahaan dapat mengurangi biaya HRD dengan menggunakan software all-in-one ini.
Dengan Gajihub, tim HR dapat lebih fokus pada pekerjaan yang membutuhkan strategi, tanpa meningalkan tanggung jawab pekerjaan administrasi seperti payroll, absensi, hingga pengelolaan BPJS.
Melalui fitur kelola BPJS misalnya, sebagai tim HR Anda dapat menghitung dan mendapatkan laporan terkait pembayaran BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan dalam satu platform.
Hal ini juga berkaitan dengan upaya meminimalisir dampak layoff pada karyawan, di mana pemerintah memberikan Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) melalui BPJS Ketenagakerjaan untuk para karyawan yang mengalami layoff.
Dengan demikian, jika perusahaan memang harus melakukan layoff, Gajihub dapat membantu dalam mengurus BPJS Ketenagakerjaan karyawan yang terdampak.
Tertarik mencoba? Kunjungi tautan ini dan dapatkan coba gratis hingga 14 hari.
- Total Quality Management: Manfaat, Prinsip, Teknik, dan Langkahnya - 30 October 2024
- Manajemen Pemasaran: Tahapan, Peran, Jenis, dan Strateginya - 30 October 2024
- Manajemen Hubungan Pelanggan: Strategi dan Tantangannya - 29 October 2024