Tes Motivasi Kerja: Manfaat, Jenis, dan Cara Melakukannya

tes motivasi kerja banner

Sebagai seorang profesional HR, Anda tetnu memahami bahwa tingginya tingkat turnover karyawan dapat menimbulkan banyak tantangan bagi perusahaan.

Selain berdampak pada kegiatan operasional, turnover karyawan juga mempengaruhi semangat kerja, produktivitas, hingga stabilitas perusahaan.

Salah satu langkah strategis yang bisa Anda ambil untuk mengurangi turnover adalah dengan melibatkan tes motivasi kerja ke dalam proses rekrutmen.

Melalui tes motivasi kerja, Anda dapat mengidentifikasi apa yang menjadi pendorong seseorang untuk bekerja.

Saat motivasi seseorang selaras dengan pekerjaan yang mereka jalani, mereka cenderung lebih hbetah, lebih produktif, dan terdorong untuk memberikan kontribusi lebih kepada perusahaan.

Pada artikel kali ini, GajiHub akan membahas apa itu tes motivasi kerja, manfaat, jenis, manfaat, dan cara melakukannya.

Apa yang Dimaksud dengan Tes Motivasi Kerja?

tes motivasi kerja 1

Tes motivasi kerja adalah tes yang digunakan sebelum seseorang diterima kerja untuk mengetahui apa yang benar-benar memotivasi mereka dalam bekerja.

Tes ini membantu mengungkapkan keinginan dan minat seseorang yang datang dari dalam diri, bukan sekadar karena gaji atau tunjangan.

Sebagai contoh, ada seorang kandidat staf administrasi yang sangat ahli di bidangnya dan memiliki kemampuan bepikir yang bagus.

Tapi ternyata, orang ini lebih termotivasi saat bisa melakukan hal-hal yang kreatif dan artistik, bukan pekerjaan yang rutin dan terstruktur.

Padahal, pekerjaan akuntan justru menuntut ketelitian dan metode yang jelas.

Pada kasus ini, kemungkinan besar kandidat tidak akan merasa cocok atau betah di posisi tersebut, dan akhirnya tidak akan bekerja secara maksimal.

Banyak orang yang mengira motivasi utama seseorang berasal dari gaji tinggi, fasilitas kantor, atau work life balance.

Semua hal tersebut memang penting, namun sering kali motivasi yang lebih kuat justru datang dari dalam diri, seperti rasa ingin mandiri, kebutuhan akan stabilitas finansial, keinginan untuk berkembang, atau menjalani pekerjaan yang sesuai dengan hidup mereka.

Itulah mengapa ada orang yang rela pindah ke pekerjaan dengan gaji yang lebih kecil asalkan bisa lebih bermakna.

Walaupun tes motivasi kerja belum sepopuler pre-employment test lainnya, tes ini memberikan banyak manfaat dalam proses rekrutmen.

Baca Juga: 15 Tips Meningkatkan Motivasi Karyawan dan Strateginya

Apa Saja Manfaat dari Tes Motivasi Kerja?

tes motivasi kerja 2

Selain membantu perusahaan merekrut karyawan terbaik untuk jangka pendek maupun panjang, tes motivasi kerja juga bisa digunakan untuk karyawan yang sudah ada guna meningkatkan employee engagement.

Karyawan yang puas dan terlibat dalam pekerjaan cenderung tidak mudah resign, serta biasanya lebih produktif dibanding mereka yang tidak terlibat secara emosional.

Sayangnya, menurut riset hanya 23% tenaga kerja di dunia yang benar-benar terlibat dalam pekerjaannya.

Sementara itu, 15% tergolong disengaged secara aktif, dan sisanya, sebanyak 62% adalah “quiet quitters” — karyawan yang bekerja sekadarnya tanpa antusiasme.

Itulah mengapa dibutuhkan tes motivasi kerja untuk mengatasi masalah di atas.

Tes ini memberikan banyak manfaat, seperti:

1. Memprediksi Performa Kerja

Tes motivasi kerja membantu perusahaan memahami apa yang sebenarnya mendorong seseorang untuk bekerja dengan maksimal.

Tes ini bisa menunjukkan motivator utama untuk setiap posisi.

Dengan demikian, perusahaan dapat memilih kandidat yang tidak hanya kompeten secara teknis, tetapi juga benar-benar termotivasi dalam menjalankan perannya.

2. Menilai Kecocokan dengan Budaya Kerja

Tes motivasi bisa menunjukkan apakah dorongan internal seseorang sesuai dengan peran, tim, dan budaya organisasi.

Hal ini melengkapi tes kepribadian, dan membantu perusahaan melihat apakah seorang kandidat akan merasa “klik” dengan lingkungan kerja yang ada.

Baca Juga: Culture Fit Test: Pengertian, Manfaat, dan Langkahnya

3. Mengidentifikasi Potensi Berkembang

Untuk posisi memiliki jalur karier atau memerlukan pembelajaran terus-menerus, tes ini bisa membantu mengidentifikasi siapa saja yang memiliki dorongan kuat untuk terus berkembang.

Sebaliknya, posisi dengan ruang pertumbuhan terbatas bisa diisi oleh kandidat yang lebih menyukai kestabilan dan struktur.

4. Membuat Job Description yang Lebih Tepat Sasaran

Setiap pekerjaan biasanya cocok dengan jenis motivasi tertentu.

Misalnya, pekerjaan sales cocok bagi mereka yang termotivasi oleh pengaruh dan pencapaian target, sementara desainer atau penulis lebih cocok jika diberi ruang untuk bereksperimen.

Dengan memahami motivasi yang sesuai, perusahaan bisa menyusun job description yang lebih akurat dan menarik kandidat yang tepat sejak awal.

Baca Juga: 8 Tanda dan Hal Penting dalam Menemukan Kandidat yang Tepat

Posisi Apa Saja yang Perlu Menggunakan Tes Motivasi Kerja?

tes motivasi kerja 3

Tes motivasi sangat ideal untuk posisi yang membutuhkan dorongan motivasi internal yang kuat, serta kemampuan untuk mempengaruhi atau menginspirasi orang lain.

Tes ini membantu perusahaan menilai apakah seseorang benar-benar terdorong oleh passion dan komitmen, bukan sekadar karena gaji atau jabatan.

Berikut beberapa jenis posisi yang sangat disarankan untuk menggunakan tes motivasi kerja:

1. Manajer Proyek

Manajer proyek perlu memiliki kemampuan memimpin tim, mengambil keputusan dalam tekanan, dan menjaga semangat kerja di tengah deadline yang ketat.

Tes motivasi membantu mengidentifikasi kandidat yang mampu tetap termotivasi sekaligus bisa memotivasi orang lain di sekitarnya.

2. Sales atau Tenaga Penjualan

Sales sering menghadapi penolakan dan target yang tinggi.

Oleh karena itu, penting untuk mengetahui apakah kandidat memiliki motivasi pribadi yang kuat untuk terus berusaha, belajar dari kegagalan, dan tetap fokus mencapai hasil.

3. Staf Human Resources (HR)

HR bertanggung jawab membentuk budaya kerja yang sehat dan menjaga keterlibatan karyawan.

Tes ini bisa menilai apakah kandidat memiliki motivasi untuk menciptakan lingkungan kerja yang suportif dan mendukung pertumbuhan setiap individu di perusahaan.

Baca Juga: Divisi HR: Manfaat dan Peran Penting di Dalamnya

gajihub 2

4. Administrator Pendidikan

Dalam dunia pendidikan, administrator memiliki peran strategis dalam menciptakan atmosfer belajar yang inspiratif.

Tes motivasi dapat mengungkap apakah mereka terdorong oleh semangat untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan memberdayakan guru serta siswa.

5. Tenaga Kesehatan

Bekerja di bidang kesehatan membutuhkan empati, daya tahan mental, dan dedikasi tinggi.

Tes motivasi bisa membantu memastikan bahwa kandidat memiliki dorongan batin untuk memberikan perawatan terbaik, bahkan dalam situasi penuh tekanan.

Baca Juga: 8 Pekerjaan yang Membutuhkan Decision Making Skill

Apa Saja Jenis Tes Motivasi Kerja?

tes motivasi kerja 4

Jenis tes motivasi untuk kandidat secara umum terbagi menjadi 2 kategori utama, yaitu:

Kuesioner

Kuesioner merupakan metode yang paling sering digunakan untuk menilai motivasi karena bersifat terukur, objektif, serta mudah diberikan dan dianalisis.

Tentunya, proses ini lebih rumit dari sekadar bertanya, “Jadi, apa yang memotivasi Anda?”

Hal ini disebabkan karena kandidat kerja sering kali memberikan jawaban yang mereka pikir ingin didengar oleh perusahaan, bukan jawaban yang sebenarnya.

Selain itu, banyak orang tidak benar-benar memahami diri mereka sendiri sebaik yang mereka kira.

Beberapa contoh kuesioner penilaian motivasi karyawan antara lain:

1. Intrinsic Motivation Inventory (IMI)

Sesuai namanya, penilaian ini bertujuan untuk menggali faktor internal dan tidak terlihat yang dapat memicu reaksi positif dalam diri seseorang dan mendorong mereka untuk bekerja, belajar, serta berkembang.

2. Work Preference Inventory (WPI)

Kuesioner ini membantu mengidentifikasi apakah seseorang lebih termotivasi oleh faktor intrinsik (dari dalam diri) atau ekstrinsik (dari luar), serta elemen mana yang paling berpengaruh terhadap semangat kerja mereka.

3. Motivational Styles Inventory (MSI)

MSI mengukur seberapa besar pengaruh dari faktor seperti keinginan untuk berprestasi, menjalin hubungan sosial, memperoleh kekuasaan, dan memiliki kebebasan (otonomi) dalam memotivasi seseorang.

4. Achievement Motivation Inventory (AMI)

Tes AMI bisa mengukur kebutuhan akan pengakuan, rasa takut akan kegagalan, serta dorongan untuk meraih pencapaian.

Selain itu, tes ini juga digunakan untuk mengetahi semangat juang seseorang dan memprediksi bagaimana mereka menghadapi tantangan atau hambatan.

Baca Juga: Eysenck Personality Inventory: Arti, Kelebihan, dan Contoh Soal

Wawancara, Diskusi Kelompok, dan Observasi

Selain kuesioner, motivasi juga bisa dinilai melalui metode yang bersifat kualitatif seperti wawancara, diskusi kelompok, dan observasi.

Dengan mengamati bagaimana seseorang bertindak dalam suatu situasi dan berinteraksi dengan orang lain, perusahaan bisa mendapatkan petunjuk penting mengenai motivasi individu tersebut.

In-depth interview juga sangat berguna, terutama ketika kandidat diminta menjawab pertanyaan terbuka seperti, “Mengapa Anda memilih X daripada Y?”

Jenis pertanyaan tersebut dapat mengungkap nilai-nilai atau dorongan pribadi yang tidak selalu terlihat dalam jawaban pilihan ganda.

Namun demikian, metode ini memiliki kelemahan, yaitu hasilnya bisa lebih mudah dipengaruhi oleh interpretasi subjektif.

Artinya, penilaian bisa saja bias, baik secara sadar maupun tidak sadar, tergantung pada sudut pandang orang yang melakukan observasi atau wawancara.

Baca Juga: Hiring Bias: Arti, Jenis, dan Cara Mencegahnya

Bagaimana Cara Melakukan Tes Motivasi Kerja?

work motivation test 5

Berikut beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk menilai motivasi kerja kandidat:

1. Wawancara Video yang Direkam Sebelumnya (Pre-recorded Video Interview)

Dalam metode ini, kandidat menerima serangkaian pertanyaan yang perlu dijawab dalam bentuk video.

Namun, prosesnya tidak dilakukan secara langsung (live), sehingga kandidat bisa mempersiapkan diri terlebih dahulu dan mengirimkan rekaman hanya saat mereka merasa siap.

Keunggulan:

  • Kandidat tidak merasa tertekan karena tidak diawasi secara langsung.
  • Rekruter dapat menilai sikap, ekspresi, dan kesiapan kandidat secara lebih objektif.

Dapat digunakan untuk seleksi tahap awal, yakni siapa yang bersedia meluangkan waktu dan energi untuk menyelesaikan proses ini.

Biasanya mereka yang berhasil menyelesaikan cenderung memiliki motivasi yang lebih tinggi.

2. Alat E-Assessment (Tes Online untuk Mengukur Motivasi)

Dengan platform e-assessment, kandidat dapat mengerjakan berbagai tes secara daring yang mencakup aspek kepribadian, logika, kreativitas, dan tentu saja motivasi.

Tes ini bisa diberikan sebelum atau sesudah wawancara kerja.

Jenis tes motivasi yang umum digunakan antara lain:

Intrinsic Motivation Inventory (IMI)

  • Work Preference Inventory (WPI)
  • Motivational Styles Inventory (MSI)
  • Achievement Motivation Inventory (AMI)

Jika kandidat menyelesaikan tes-tes tersebut dengan baik, hal tersebut bisa menjadi indikator awal bahwa mereka memiliki motivasi yang kuat.

Selain itu, hasilnya memberikan gambaran yang lebih akurat mengenai dorongan kerja internal kandidat dan kecocokannya terhadap peran yang ditawarkan.

Baca Juga: DiSC Test: Arti, Manfaat, Jenis Kepribadian, dan Contoh Soalnya

3. Jobdating Escape Game

Dalam metode ini, kandidat diminta mengikuti permainan escape room di mana mereka harus bekerja sama memecahkan teka-teki untuk “melarikan diri” dari suatu ruangan simulasi.

Tujuan utama:

  • Mengamati perilaku tim dan peran alami yang diambil kandidat (pemimpin, pendukung, problem solver, dsb).
  • Menggali keterampilan seperti kepemimpinan, ketahanan terhadap tekanan, kemampuan bekerja sama, dan kreativitas secara lebih spontan.

Setelah sesi permainan selesai, biasanya diikuti dengan wawancara singkat untuk mendalami pengalaman kandidat selama proses berlangsung.

work motivation test 6

4. Simulasi Situasi Kerja ketika Wawancara

Rekruter dapat menciptakan skenario kerja nyata atau fiktif dalam sesi wawancara untuk mengamati bagaimana kandidat menghadapi situasi tertentu.

Misalnya, kandidat sales diminta mempresentasikan atau menjual suatu produk, sementara rekruter berpura-pura menjadi klien yang sulit diyakinkan.

Tujuan utama:

  • Menilai motivasi dan reaksi kandidat saat menghadapi tantangan.
  • Melihat spontanitas, ketahanan, dan kemauan mereka untuk tampil serta menyelesaikan masalah.

Meski begitu, pendekatan ini perlu disesuaikan agar tidak terlalu menekan kandidat dan tetap memungkinkan mereka menampilkan sisi terbaiknya.

Baca Juga: Tes Keterampilan Komunikasi: Jenis dan Cara Menilainya

5. Jobdating Online

Jobdating online merupakan sesi rekrutmen singkat yang dilakukan melalui video call, baik secara individu maupun kelompok, biasanya berdurasi 10 menit per sesi.

Keunggulan:

  • Menghemat waktu dan mempercepat proses rekrutmen awal.
  • Menjangkau kandidat yang mungkin tidak melamar secara konvensional.
  • Memberi ruang bagi kandidat untuk menunjukkan kepribadian dan semangat mereka tanpa terlalu bergantung pada CV atau surat lamaran.

Meski hanya cocok untuk posisi yang memiliki pelamar dengan volume tinggi, metode ini bisa menjadi cara cepat untuk mengidentifikasi kandidat yang benar-benar antusias dan termotivasi.

Baca Juga: Tes Army Alpha Intelegence: Arti, Fungsi, Contoh Soal, dan Tipsnya

Kesimpulan

Berdasarkan artikel di atas, dapat dipahami bahwa tes motivasi kerja bertujuan untuk memahami sejauh mana seseorang terdorong untuk bekerja secara konsisten dan mencapai hasil terbaik.

Tes ini membantu perusahaan untuk melihat apakah kandidat memiliki semangat, inisiatif, serta tujuan yang selaras dengan nilai serta kebutuhan organisasi.

Melalui tes motivasi kerja, rekruter juga bisa menilai motivasi internal dan eksternal kandidat, termasuk bagaimana mereka merespons tantangan, tekanan, dan peluang dalam bekerja.

Dengan rangkaian proses rekrutmen yang cukup kompleks, perusahaan dapat mempertimbangkan penggunaan software HRIS dari GajiHub.

Melalui software ini, tim HR dapat dengan mudah mengelola semua urusan administrasi karyawan, mulai dari payroll, presensi, hingga reimbursement.

Karyawan juga bisa melakukan presensi secara mandiri melalui fitur employee self-service (ESS), sehingga tim HR bisa lebih fokus pada proses rekrutmen yang membutuhkan berbagai strategi.

Tertarik mencoba GajiHub? Kunjungi tautan ini dan dapatkan coba gratis hingga 14 hari.

Amelia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *