Apakah Anda pernah mendengar tes IQ atau justru pernah mengikuti tes satu ini?
Tes IQ atau Intelligence Quotient merupakan tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan kognitif yang dimiliki seseorang.
Tes ini terdiri dari tes verbal dan non-verbal, termasuk tes pengetahuan umum yang terdiri dari subtes-subtes seperti kemampuan verbal, kemampuan numerik, hingga kemampuan spasial.
Tidak heran jika tes ini banyak digunakan dalam proses rekrutmen agar perusahaan dapat mengukur kecerdasan dan motivasi seseorang dalam bekerja.
Dari hasil tes nantinya, perusahaan dapat melihat bagaimana kemampuan kognitif yang dimiliki oleh kandidat.
Pada artikel ini GajiHub akan menjelaskan secara lengkap mengenai tes IQ mulai dari pengertian, jenis, hingga tujuan yang dimilikinya.
Untuk lebih lengkapnya Anda dapat menyimak penjelasan lengkapnya di bawah ini:
Apa yang Dimaksud dengan Tes IQ?

Tes IQ atau Intelligence Quotient merupakan prosedur yang digunakan untuk pengujian terhadap kemampuan penalaran seseorang.
Ini artinya tes IQ dibuat untuk mempresentasikan kemampuan seseorang dalam menggunakan informasi dan logika untuk merespons pertanyaan yang diberikan.
Ini termasuk kemampuan yang digunakan untuk membuat prediksi yang disesuaikan dengan kelompok usia tertentu.
Tidak hanya itu, tes IQ juga berkaitan dengan kemampuan individu dalam melakukan perhitungan yang nantinya dapat berdampak pada pengambilan keputusan.
Dalam pengukurannya, IQ menggunakan jenis skor standar di mana dapat menunjukkan bagaimana tingkat kecerdasan seseorang dibandingkan dengan kelompok sebayanya.
Rata-rata IQ yang dimiliki oleh seseorang kebanyakan ada di angka 100.
Skor ini didapatkan dengan melakukan tes yang sama di sejumlah populasi untuk mewakiliki seluruh strata sosial dan ekonomi masyarakat.

Baca Juga: Tes WPT: Pengertian, Manfaat, dan Contoh Soal
Apa Saja Jenis Soal dalam Tes IQ?

Berikut jenis-jenis soal dalam tes IQ:
1. Verbal Reasoning atau Pemikiran Verbal
Verbal reasoning atau pemikiran verbal merupakan soal yang digunakan untuk mengukur kemampuan seseorang dalam memahami dan menggunakan bahasa secara efektif.
Contohnya adalah kemampuan memahami makna kata-kata, sinonim, antonim, dan hubungan antar kata.
2. Non-Verbal Reasoning atau Pemikiran Non-Verbal
Soal non-verbal reasoning atau pemikiran non-verbal merupakan soal yang digunakan untuk mengukur kemampuan peserta dalam memecahkan masalah dan pemikiran abstrak tanpa penggunaan kata-kata.
Contohnya adalah penggunaan pola, gambar, ataupun bentuk-bentuk geometris.
Baca Juga: Tes Kerja Apa Saja? Ini Jenisnya dan Tips Mempersiapkannya
3. Numerical Reasoning atau Pemikiran Numerik
Numerical reasoning atau pemikiran numerik digunakan untuk mengukur kemampuan seseorang dalam memahami dan memanipulasi angka.
Contohnya adalah kemampuan dalam pemecahan masalah matematika, urutan angka, hingga logika matematika.
4. Spatial Reasoning atau Pemikiran Spasial
Pemikiran spasial merupakan soal yang digunakan untuk mengukur kemampuan seseorang dalam memahami dan memanipulasi objek-objek di ruang 3 dimensi.
Contohnya adalah dalam memahami hubungan spasial antara objek atau menyelesaikan masalah geometris.
Baca Juga: Metode Tes Psikologi yang Biasa Digunakan Saat Rekrutmen Karyawan
5. Logical Reasoning atau Pemikiran Logis
Logical reasoning atau pemikiran logis merupakan soal dalam tes IQ yang digunakan untuk mengukur kemampuan seseorang dalam memecahkan masalah dengan menggunakan pemikiran logis.
Ini dilakukan dengan membuat inferensi, mengidentifikasi pola, hingga melakukan penarikan kesimpulan sesuai informasi yang diberikan.
6. Memorization atau Hafalan
Pada jenis soal hafalan kemampuan diukur dengan cara mengikat atau mengingat kembali informasi yang telah diberikan sebelumnya.
Contohnya adalah mengingat ukuran angka atau kata-kata yang diberikan.
Baca Juga: 10 Jenis Psikotes dalam Rekrutmen dan Manfaatnya
Apa Saja Kategori dalam Tes IQ?

Berikut 6 kategori yang ada di dalam tes IQ:
1. Tingkat Kecerdasan Sangat Rendah (<70)
Kategori yang pertama adalah tingkat kecerdasan sangat rendah di mana memiliki skor di bawah 70.
Pada kategori ini sering dianggap sebagai kategori dengan keterbatasan intelektual.
Mereka yang ada dalam kategori ini membutuhkan perhatian khusus di dalam berbagai aspek kehidupan.
2. Tingkat Kecerdasan Rendah (70-85)
Kategori yang kedua adalah tingkat kecerdasan rendah dengan skor 70 hingga 85.
Pada kategori ini mengindikasikan bahwa seseorang memiliki kecerdasan di bawah rata-rata.
Seseorang dengan skor ini sering kali menghadapi kesulitan dalam mengerjakan tugas-tugas intelektual.
3. Rata-Rata (85-115)
Kategori ketiga adalah kategori rata-rata dengan skor antara 85 hingga 115.
Skor IQ ini dianggap sebagai kecerdasan rata-rata dan menjadi kategori yang paling sering ditemui dalam populasi manusia di dunia.
Baca Juga: Contoh Pertanyaan Tes EQ dalam Proses Interview Karyawan
4. Di Atas Rata-Rata (115-130)
Kategori IQ di atas rata-rata memiliki skor antara 115 hingga 130 dan skor ini mengindikasikan seseorang memiliki kecerdasan di atas rata-rata.
Seseorang yang masuk ke dalam kategori ini memiliki kemampuan intelektual yang lebih unggul di dalam berbagai aspek.
5. Kecerdasan Tinggi (130-145)
Seseorang dengan skor 130 hingga 145 memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi.
Pada kisaran angka ini, seseorang dianggap sebagai seseorang yang sangat cerdas dan memiliki tingkat kecerdasan di atas rata-rata.
6. Kecerdasan Sangat Tinggi (145+)
Kategori yang terakhir adalah kategori kecerdasan sangat tinggi dengan skor 145+.
Seseorang dengan kategori ini dianggap sangat jenius ataupun memiliki kecerdasan intelektual yang sangat luar biasa.
Baca Juga: Apa itu Tes Psikometri? Simak Arti, Manfaat, Hingga Contohnya
Apa Saja Tujuan dalam Tes IQ?
Berikut tujuan yang dimiliki oleh tes IQ dalam rekrutmen karyawan:
1. Untuk Penilaian Kecerdasan Calon Karyawan
Tujuan pertama adalah untuk menilai kecerdasan calon karyawan.
Melalui tes IQ ini perusahaan menilai keberhasilan kandidat dalam menyelesaikan pekerjaan dan menemukan solusi untuk setiap masalah yang dihadapi dalam pekerjaan, khususnya dipengaruhi oleh kecerdasan intelegensi.
Sementara itu, kecerdasan emosi sangat penting untuk menentukan bagaimana kemampuan calon karyawan dalam berkomunikasi, bernegosiasi, mendelegasikan pekerjaan, hingga dalam pengambilan keputusan untuk berbagai situasi.
2. Mengetahui Psychodynamic Calon Karyawan
Tujuan yang kedua adalah untuk mengetahui psychodynamic calon karyawan.
Maksud psychodynamic di sini adalah perilaku dan kepribadian seseorang yang berkaitan dengan sifat yang tidak diketahui oleh orang tersebut.
Contohnya adalah motivasi, emosi, dan berbagai faktor internal lainnya yang dapat berpengaruh pada perilaku seseorang.
Baca Juga: Assessment Karyawan: Manfaat, Jenis, Cara, Alat, dan Tipsnya
3. Memprediksi Performa Calon Karyawan Saat Bekerja
Melalui tes IQ ini perusahaan bisa mendapatkan gambaran bagaimana kandidat bekerja di berbagai situasi yang ada di perusahaan.
Misalnya situasi yang penuh tekanan, deadline yang ketat, hingga kondisi di mana karyawan dapat merasa terpojok.
Ketika perusahaan dapat mengetahui prediksi performa karyawan lebih awal maka perusahaan dapat mencegah terjadinya peningkatan turnover karyawan.
4. Mengidentifikasi Potensi Pengembangan
Tujuan yang keempat adalah untuk mengidentifikasi potensi pengembangan yang dapat dilakukan di perusahaan.
Dari skor tes IQ ini dapat menunjukkan potensi pengembangan dan pembelajaran calon karyawan di masa depan, di mana ini penting untuk mengembangkan karier dalam jangka panjang.
5. Menyeleksi Posisi Strategis
Tujuan yang kelima adalah untuk menyeleksi posisi strategis yang ada di perusahaan.
Untuk posisi yang membutuhkan tingkat kecerdasan tertentu, seperti manajemen atau riset, tes IQ dapat membantu dalam pemilihan karyawan yang memiliki kemampuan untuk sukses dalam peran tersebut.
Baca Juga: 10 Rekomendasi Website Test Kepribadian Online dan Tipsnya
Apakah Tes IQ Dibutuhkan dalam Proses Rekrutmen?

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, tes IQ dapat digunakan perusahaan untuk menilai kemampuan intelektual kandidat dan memastikan karyawan yang bekerja di perusahaan memiliki kemampuan intelektual sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Tidak hanya itu, dengan melakukan tes IQ, perusahaan juga dapat memastikan karyawan yang bekerja dapat menyelesaikan pekerjaan dengan sebaik mungkin, termasuk mampu membuat keputusan yang tepat di dalam pekerjaan mereka dan dapat mencari solusi terkait permasalahan yang ada.
Secara singkat, tes IQ dalam rekrutmen adalah asesmen kecerdasan di mana dapat mengungkap setiap wawasan di berbagai disiplin ilmu.
Ketika perusahaan memberikan tekanan setiap hari, perusahaan pastinya menginginkan karyawan yang dapat tanggap terhadap hal tersebut.
Melalui tes IQ ini, perusahaan dapat memperoleh karyawan dengan standar yang telah ditetapkan tersebut.
Namun tentunya tes IQ hanya satu faktor yang dapat menjadi pertimbangan dalam proses rekrutmen karyawan.
Selain tes ini, perusahaan juga harus memperhatikan hal-hal lainnya untuk menilai kemampuan karyawan, seperti dari keterampilan teknis, kreativitas, interpersonal skill, hingga karakter pribadi dari karyawan.
Baca Juga: 6 Cara Cepat Screening Karyawan & Faktor yang Memperlambatnya
Bagaimana Prosedur Tes IQ?
Dalam melakukan tes IQ, prosedur yang dilakukan bisa secara individu atau secara kelompok, dan dapat dilakukan secara online ataupun offline.
Dibutuhkan sekitar 3 jam untuk melakukan tes ini dan dibutuhkan pensil dan kertas untuk mengerjakannya.
Namun untuk beberapa tes, dibutuhkan juga kalkulator untuk mengerjakannya.
Peserta diminta untuk mempersiapkan diri sebelum tes dimulai baik secara fisik ataupun mental.
Pastikan peserta tidur yang cukup, makan sehat, dan hindari minuman beralkohol atau obat-obatan terlarang.
Ini dilakukan agar peserta dapat menjaga fokus ketika mengerjakan soal-soal dalam tes.
Nantinya, peserta diminta untuk mengerjakan beberapa soal-soal di dalam kurun waktu tertentu.
Jawaban yang diberikan oleh peserta akan digunakan sebagai alat pengukuran faktor-faktor kecerdasan individu, seperti logika, matematika, hingga pengetahuan umum.
Setelah ini semua dilakukan, jawaban dari peserta akan dievaluasi sesuai dengan kemampuan perorangan dalam mengelompokkan informasi, mencari hubungan dan analogi dari suatu konsep.
Skor tinggi didapatkan ketika nilai IQ peserta lebih dari 100, di mana dari angka tersebut menunjukkan adanya tingkat kecerdasan yang tinggi.
Ketika ada peserta yang mendapatkan skor 130, maka peserta tersebut masuk ke dalam kategori sangat pintar dan sering disebut dengan istilah genius.
Sedangkan untuk skor terendahnya di bawah 100 dan khususnya di bawah 70 dapat menunjukkan adanya gangguan belajar.
Baca Juga: Emotional Intelligence: Karakteristik dan Tips Mengembangkannya
Kesimpulan
Itulah tadi penjelasan lengkap mengenai tes IQ yang dapat menjadi referensi Anda.
Dari penjelasan artikel di atas dapat diketahui bahwa tes IQ menjadi salah satu tes yang digunakan untuk mengetahui tingkat kecerdasan seseorang.
Tes ini juga sering digunakan dalam proses rekrutmen untuk menilai kecerdasan seseorang dalam bekerja yang nantinya dapat berpengaruh pada kemampuan penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan berkaitan dengan pekerjaan.
Untuk mendukung perusahaan dalam mendapatkan kandidat terbaik, Anda dapat melakukan pengelolaan karyawan dengan sebaik mungkin.
Gunakan sistem HRIS dari GajiHub untuk mendukung kemudahan pengelolaan karyawan.
GajiHub merupakan sistem HRIS yang dilengkapi berbagai fitur, termasuk fitur rekrutmen di mana melalui fitur ini, Anda dapat meningkatkan efisiensi rekrutmen karyawan.
Jadi tunggu apa lagi, daftar GajiHub sekarang juga di tautan ini dan dapatkan uji coba gratis selama 14 hari.
- Tes IQ: Jenis, Kategori, dan Tujuannya - 28 October 2025
- Digital Recruitment: Manfaat dan Cara Menerapkannya - 24 October 2025
- Interview Terstruktur: Contoh dan Cara Mempersiapkannya - 22 October 2025