Cara Membangun Kultur Perusahaan & Hal yang Perlu Dihindari

membangun kultur perusahaan banner

Dalam bekerja, Anda mungkin lebih fokus pada produk yang sedang dikembangkan, strategi untuk menarik pelanggan, atau mencari orang yang tepat untuk bergabung dalam tim.

Semua hal tersebut memang penting untuk menjalankan bisnis dengan baik.

Namun, ada satu hal yang sering terlupakan, yaitu membangun kultur perusahaan.

Padahal, kultur yang sehat bisa membuat lingkungan kerja menjadi lebih nyaman, mendorong produktivitas, memperkuat kerja sama, serta membuat karyawan lebih betah.

Kultur yang baik juga bisa membantu tim untuk terus berkembang lebih maksimal, bahkan bisa membawa mereka dari yang biasa saja menjadi luar biasa.

Pada artikel kali ini, GajiHub akan membahas cara membangun kultur perusahaan dan hal yang perlu dihindari dalam proses ini.

Mengapa Perlu Membangun Kultur Perusahaan?

cara membangun kultur perusahaan 1

Kultur perusahaan sangat berpengaruh pada semangat, kepuasan, dan keterlibatan karyawan. 

Lingkungan kerja yang positif terbukti bisa meningkatkan produktivitas hingga 12%.

Sebaliknya, budaya kerja yang buruk bisa membuat perusahaan sulit menarik dan mempertahankan karyawan. 

Dalam survei tahun 2022 yang dilakukan Jobvite terdapat 23% pencari kerja menganggap kultur perusahaan sebagai faktor utama saat menerima tawaran kerja

Sementara itu, 21% meninggalkan pekerjaan karena budaya kerja yang buruk dan 34% resign dalam 3 bulan pertama karena budaya kerja tidak sesuai ekspektasi.

Selain dapat mencegah berbagai hal di atas, dengan membangun kultur perusahaan berikut beberapa manfaat yang akan perusahaan rasakan:

1. Meningkatkan Keterlibatan Karyawan

Kultur organisasi yang kuat dapat memberikan arah dan tujuan yang jelas bagi karyawan. 

Saat mereka tahu apa yang diharapkan dan merasa terhubung dengan nilai perusahaan, mereka akan lebih termotivasi dan terlibat dalam pekerjaan sehari-hari. 

2. Menurunkan Tingkat Turnover

Karyawan yang merasa dihargai, aman, dan didukung cenderung bertahan lebih lama di perusahaan. 

Kultur kerja yang positif menciptakan rasa memiliki dan kenyamanan, sehingga perusahaan tidak harus terus-menerus mengeluarkan biaya untuk rekrutmen dan pelatihan. 

Baca Juga: Cara Menghitung Turnover Karyawan dan Tips Menguranginya

3. Meningkatkan Produktivitas

Karyawan yang bekerja dalam lingkungan yang mendukung dan penuh kerjasama cenderung lebih produktif. 

Kultur perusahaan yang baik juga membantu menyatukan orang-orang dengan kemampuan yang saling melengkapi, sehingga pekerjaan bisa diselesaikan dengan lebih efisien.

4. Memperkuat Identitas dan Citra Perusahaan

Kultur organisasi mencerminkan bagaimana perusahaan dilihat dari luar. 

Ketika kultur internalnya kuat dan konsisten dengan nilai-nilai yang dijunjung, hal ini akan menciptakan citra yang positif di mata pelanggan, mitra, dan calon karyawan.

cara membangun kultur perusahaan 2

5. Membangun Loyalitas dan Semangat Kerja

Perusahaan yang mengapresiasi usaha karyawannya dan merayakan pencapaian bersama akan menciptakan lingkungan kerja yang penuh semangat. 

Hal ini menumbuhkan rasa bangga dan membuat karyawan lebih loyal terhadap perusahaan.

Baca Juga: Loyalitas dalam Pekerjaan, Bagaimana Cara Meningkatkannya?

6. Menjaga dan Menarik Talenta Terbaik

Lingkungan kerja yang sehat dan suportif menjadi alasan utama karyawan berkinerja tinggi untuk bertahan. 

Kultur perusahaan yang kuat juga akan menarik talenta baru yang memiliki nilai dan visi serupa.

7. Mendukung Proses Onboarding yang Lebih Baik

Proses onboarding yang menyeluruh dan selaras dengan budaya kerja perusahaan membantu karyawan baru merasa lebih siap dan percaya diri. 

Mereka lebih cepat memahami sistem kerja dan beradaptasi dengan tim, yang pada akhirnya berdampak pada kinerja.

8. Membangun Tim yang Solid dan Terarah

Kultur perusahaan menjadi panduan dalam mengambil keputusan dan menyelesaikan pekerjaan. 

Dengan komunikasi yang terbuka dan nilai bersama, tim dapat bekerja lebih kompak, saling mendukung, dan mampu menyelesaikan tantangan secara efektif.

Baca Juga: 10 Tips Membangun Manajemen Tim di Lingkungan Kerja

Bagaimana Cara Membangun Kultur Perusahaan?

cara membangun kultur perusahaan 3

Setiap organisasi memiliki budaya yang unik, yang terbentuk dari nilai-nilai inti, gaya kepemimpinan, dan cara anggota tim berinteraksi. 

Walaupun tidak ada dua budaya organisasi yang sama persis, namun ada beberapa elemen penting yang bisa membantu membangun kultur perusahaan. 

Berikut beberapa cara yang bisa Anda lakukan:

1. Bangun Nilai Bersama

Nilai inti adalah fondasi dari kultur perusahaan. 

Nilai-nilai ini menunjukkan bagaimana sesama anggota tim seharusnya berinteraksi, bagaimana karyawan diperlakukan, dan prinsip utama yang dijalankan oleh semua orang di perusahaan.

Yang terpenting, nilai-nilai ini tidak seharusnya ditentukan sepihak dari atasan saja. 

Anda perlu melibatkan tim dalam proses pembentukannya. 

Nilai perusahaan juga harus dinamis dan berkembang seiring pertumbuhan organisasi. 

Cara membangun nilai bersama:

  • Tinjau ulang nilai-nilai yang sudah ada secara berkala, terutama saat perusahaan berkembang.
  • Segarkan kembali nilai-nilai agar tetap relevan dan mencerminkan arah baru perusahaan.
  • Libatkan tim dalam proses penyegaran agar mereka merasa memiliki dan lebih terhubung.

Anda dapat mengimplementasikan tahap ini untuk memperjelas makna setiap nilai, menyesuaikan nilai dengan kebutuhan tim dan tantangan baru, serta menambahkan nilai baru bila dibutuhkan. 

Baca Juga: Company Value: Pengertian, Manfaat, dan Contohnya

2. Berinvestasi dalam Program Keberagaman, Inklusi, dan Rasa Memiliki

Budaya kerja yang sehat dimulai dari rasa memiliki.

Keberagaman dan inklusi bukan hanya hal yang benar untuk dilakukan, tapi juga memberikan keunggulan kompetitif. 

Tim yang beragam terbukti lebih inovatif dan efektif dalam mencapai tujuan.

Cara berinvestasi pada keberagaman:

Kembangkan praktik perekrutan dan orientasi yang inklusif

Anda dapat memulainya dari proses rekrutmen.

Latih manajer untuk menciptakan suasana seleksi yang terbuka dan adil. 

Anda juga perlu melakukan screening kandidat berdasarkan latar belakang beragam dan pastikan proses orientasi mendukung inklusi sejak hari pertama.

Employee Resource Groups (ERG)

ERG adalah komunitas internal yang mendukung kelompok tertentu dan para pendukungnya.

Grup ini menciptakan ruang aman untuk berbagi pengalaman dan memperkuat rasa memiliki. 

Umumnya dipimpin oleh karyawan yang ingin berkontribusi secara sukarela.

Diskusi terbuka

Adakan sesi diskusi yang membahas isu sensitif seperti identitas atau pengalaman kerja. 

Diskusi ini membangun kepercayaan, empati, dan rasa saling menghargai antar anggota tim.

Ruang kerja yang inklusif

Sediakan fasilitas yang mendukung semua orang, seperti ruang laktasi, ruang ibadah, toilet netral gender, dan akses yang ramah disabilitas. 

Lingkungan kerja yang nyaman menunjukkan komitmen nyata terhadap inklusi.

Baca Juga: 9 Tanda Employer Branding Berhasil dan Trennya di Tahun 2025

3. Bangun Budaya yang Dilandasi Kepercayaan

Membangun kultur perusahaan yang sehat harus didasari oleh rasa saling percaya.

Karyawan perlu merasa aman untuk menjadi diri sendiri, mencoba hal baru, mengambil risiko, bahkan gagal, karena dari situlah mereka bisa berkembang dan sukses.

Kultur perusahaan yang kuat adalah yang memberikan ruang aman bagi siapa pun, tanpa memandang jabatan atau lama bekerja, untuk menyuarakan ide dan pendapat mereka.

Cara membangun kepercayaan:

  • Adakan forum terbuka bersama pimpinan untuk membangun komunikasi dua arah dan memperkuat kepercayaan.
  • Dorong budaya keterbukaan dengan menerima dan memberikan umpan balik dari semua level.
  • Buka akses terhadap informasi penting agar setiap orang merasa dilibatkan dalam proses perusahaan.
cara membangun kultur perusahaan 4

4. Berikan Tanggung Jawab secara Merata

Kepercayaan juga bisa ditunjukkan dengan memberi tanggung jawab kepada anggota tim dalam proses pengambilan keputusan.

Saat tanggung jawab dibagi secara adil, setiap orang merasa memiliki peran penting dan dihargai kontribusinya. 

Anda dapat menentukan area tanggung jawab yang jelas sesuai dengan keahlian dan minat setiap anggota tim, supaya mereka bisa berkembang dan merasa memiliki peran penting.

Baca Juga: 15 Tips Meningkatkan Learning Culture di Perusahaan

5. Tingkatkan Kejelasan untuk Menghindari Sekat Antar Tim

Kejelasan adalah kunci terciptanya lingkungan kerja yang sehat, yang pada akhirnya dapat mendukung kultur perusahaan. 

Sering kali karyawan terjebak dalam sekat antar tim dan alat kerja yang berbeda, sehingga membuat informasi sulit ditemukan. 

Tanpa pemahaman yang jelas tentang apa yang harus dilakukan dan mengapa hal tersebut penting, pekerjaan pun menjadi tidak terarah.

Cara meningkatkan kejelasan:

  • Hubungkan pekerjaan sehari-hari dengan tujuan utama perusahaan secara nyata dan jelas.
  • Hindari menyimpan tujuan hanya dalam powerpoint atau spreadsheet yang jarang ditinjau. Pastikan tujuan mudah diakses dan dipantau secara rutin.
  • Gunakan sistem atau software manajemen tujuan agar anggota tim bisa melihat kontribusinya terhadap tujuan perusahaan.
corporate culture 7

6. Bangun Proses Rekrutmen dan Onboarding yang Baik

Kultur perusahaan dimulai sejak awal interaksi seseorang dengan perusahaan, misalnya dari melihat iklan lowongan pekerjaan, menerima panggilan dari recruiter, menghadiri wawancara, hingga datang di hari pertama kerja. 

Cara membangun proses rekrutmen dan onboarding yang kuat:

Evaluasi keadilan gaji dan aksesibilitas kompensasi

Perhatikan kesenjangan gaji antar kelompok, terutama dari kelompok yang kurang terwakili. 

Anda dapat melakukan evaluasi secara berkala terhadap kompensasi berdasarkan gender dan ras, dan lakukan analisis lebih dalam jika diperlukan untuk memastikan semua orang dibayar secara adil.

Latih hiring manager tentang bias interviewer 

Setiap orang punya bias bawah sadar yang bisa memengaruhi penilaian mereka.

Perusahaan perlu mengadakan pelatihan untuk membantu tim mengenali dan mengurangi bias ini dalam proses rekrutmen.

Hindari menilai berdasarkan ‘kecocokan budaya’ semata.

Sering kali ‘kecocokan budaya’ dipakai sebagai alasan subjektif yang didasari kesamaan pribadi. 

Alih-alih melakukan hal tersebut, dorong tim rekrutmen untuk menilai berdasarkan nilai organisasi dan misi perusahaan secara spesifik.

Tegaskan pentingnya keberagaman dan inklusi sejak awal

Sampaikan komitmen terhadap budaya inklusif dalam deskripsi pekerjaan. 

Tambahkan pernyataan bahwa perusahaan membuka peluang bagi siapa pun, tanpa memandang latar belakang, identitas gender, agama, dan lain-lain.

Baca Juga: Hiring Bias: Arti, Jenis, dan Cara Mencegahnya

Apa yang Tidak Boleh Dilakukan dalam Membangun Kultur Perusahaan?

cara membangun kultur perusahaan 5

Selain dengan melakukan beberapa cara di atas, ada juga beberapa hal yang perlu Anda hindari saat membangunnya, seperti:

1. Jangan Biasakan Karyawan Bekerja Tanpa Istirahat Makan Siang

Meskipun istirahat makan siang tidak selalu diwajibkan secara hukum, memberi waktu bagi karyawan untuk beristirahat 30 menit hingga 1 jam sangat penting. 

Karyawan bukan mesin. Meminta mereka terus bekerja tanpa jeda selama berjam-jam tidak realistis dan tidak sehat. 

Hal ini juga bisa menunjukkan bahwa mereka hanya dihargai karena hasil kerja, bukan sebagai individu. 

Padahal, istirahat rutin terbukti bisa meningkatkan fokus dan kinerja.

Untuk memastikan karyawan beristirahat pada jam yang telah ditentukan, perusahaan dapat mempertimbangkan penggunaan software HRIS dari GajiHub. 

Melalui fitur employee self-service (ESS) yang dimilikinya, karyawan dapat melakukan presensi secara mandiri sekaligus mencatat jam mulai dan berakhirnya istirahat mereka. 

Dengan demikian, perusahaan dapat memantau apakah karyawan sudah mengambil jam istirahat mereka. 

Klik gambar berikut ini untuk info selengkapnya –>

2. Jangan Sering Menunda atau Membatalkan Meeting One-on-One

Jika Anda sudah menjadwalkan pertemuan pribadi dengan karyawan, usahakan untuk tetap menjalankannya meskipun ada hal lain yang muncul. 

Hal ini menunjukkan bahwa Anda menghargai waktu dan suara mereka.

3. Jangan Biarkan Karyawan yang Tidak Terlibat Tetap Bertahan

Karyawan yang tidak terlibat bisa menghambat kemajuan tim. 

Oleh karena itu, jika Anda melihat ada anggota tim yang tidak menunjukkan semangat atau malah merugikan tim, bicarakan secara langsung. 

Apabila tidak ada perubahan setelah diberi kesempatan, mungkin sudah saatnya mengambil langkah tegas.

Baca Juga: Quiet Firing: Pengertian, Dampak, dan Cara Mencegahnya

4. Jangan Batasi Kesempatan Belajar Hanya Sesuai Tugas Pekerjaan

Beri ruang bagi karyawan untuk mengembangkan keterampilan di luar peran formal mereka. 

Dorong mereka untuk mengeksplorasi minat dan berbagi ilmu antar rekan kerja. 

Hal ini akan memperkuat hubungan, kerja sama, dan rasa kebersamaan di tempat kerja.

corporate culture 6

5. Jangan Hanya Mencari Kandidat yang “Cocok dengan Budaya”

Alih-alih mencari kandidat yang hanya cocok dengan budaya yang sudah ada, carilah mereka yang bisa menambah nilai terhadap budaya perusahaan. 

Mereka yang punya pandangan atau pengalaman berbeda bisa memperkaya dan memperluas cara pandang tim secara keseluruhan.

Baca Juga: Culture Fit Test: Pengertian, Manfaat, dan Langkahnya

6. Jangan Toleransi Kepemimpinan yang Buruk

Manajer memiliki pengaruh besar terhadap keterlibatan dan motivasi kerja tim. 

Manajer yang baik bisa membuat karyawan bertahan lebih lama dan bekerja lebih semangat. 

Pastikan para pemimpin tim di perusahaan benar-benar memimpin dengan nilai dan tanggung jawab yang tepat.

7. Jangan Serahkan Semua Tanggung Jawab Budaya ke HR 

Membangun kultur perusahaan bukan hanya tanggung jawab HR, melainkan setiap orang yang ada di perusahaan perlu berperan dalam melakukan upaya ini.

Budaya positif lahir dari kerja sama seluruh tim, bukan hanya dari satu departemen.

Baca Juga: Divisi HR: Manfaat dan Peran Penting di Dalamnya

8. Jangan Dipaksakan

Kultur perusahaan yang sehat tidak muncul dalam sekejap.

Oleh karena itu, Anda perlu menjalaninya secara konsisten, memegang nilai-nilai inti, dengarkan suara karyawan, dan nikmati prosesnya. 

Budaya kerja yang menyenangkan dan produktif akan terbentuk secara alami seiring waktu.

Baca Juga: Core Competency: Arti, Contoh, dan Cara Mengidentifikasinya

Kesimpulan

Berdasarkan artikel di atas, dapat dipahami membangun kultur perusahaan yang sehat adalah fondasi penting dalam menciptakan lingkungan kerja yang produktif, inklusif, dan berkelanjutan. 

Budaya kerja yang baik tidak hanya meningkatkan keterlibatan dan loyalitas karyawan, tetapi juga mendorong produktivitas, memperkuat kerja sama tim, serta memudahkan proses rekrutmen dan retensi talenta terbaik. 

Dengan menciptakan lingkungan yang menghargai nilai bersama, inklusi, transparansi, serta komunikasi yang terbuka, perusahaan akan lebih siap menghadapi tantangan sekaligus menciptakan tim yang solid dan bersemangat.

Untuk membantu bisnis dalam menerapkan kultur perusahaan yang sehat, perusahaan dapat mempertimbangkan penggunaan software HRIS dari GajiHub. 

Software ini membantu memastikan karyawan bekerja sesuai dengan budaya yang telah dibangun perusahaan, misalnya dalam kedisiplinan jam kerja. 

Dengan GajiHub, perusahaan bisa memantau presensi, izin dan cuti, serta keterlambatan masing-masing karyawan. 

Berbagai fitur lainnya seperti payroll, reimbursement, hingga kelola PPh 21 juga membantu tim HR menyederhanakan tugas-tugas mereka. 

Dengan demikian, mereka bisa berfokus pada pekerjaan yang membutuhkan strategi lebih, seperti membangun kultur perusahaan. 

Tertarik mencoba? Kunjungi tautan ini dan dapatkan coba gratis hingga 14 hari. 

Amelia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *