Kalkulator Take Home Pay Gratis dan Contoh Kasusnya

kalkulator take home pay

Selain kalkulator gaji bersih, penting juga bagi Anda untuk mengetahui kalkulator take home pay.

Take home pay atau dalam bahasa Indonesia gaji yang dibawa pulang adalah total pendapatan yang didapatkan karyawan yang sudah dipotong berbagai jenis iuran.

Sebagai pemilik bisnis tentunya Anda harus mengetahui cara menghitung take home pay ini dan untuk memudahkannya, GajiHub menghadirkan kalkulator take home pay.

Pada artikel ini GajiHub akan menjelaskan secara lengkap mengenai kalkulator take home pay.

Anda dapat membaca penjelasan lengkapnya hanya di bawah ini:

Apa yang Dimaksud dengan Take Home Pay?

kalkulator take home pay

Dalam dunia penggajian, ada istilah take home pay atau biasa disingkat dengan THP.

Take home pay merupakan gaji bersih yang diterima oleh karyawan setelah dilakukan pemotongan berbagai komponen yang ada di dalamnya, seperti pajak penghasilan, iuran BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan, dan potongan lainnya.

Dalam bahasa Indonesia, istilah ini dikenal dengan gaji yang dibawa pulang dan memiliki rumus sebagai berikut:

Take Home Pay = (Gaji Pokok + Tunjangan Tetap + Bonus/Insentif/Lembur) – (Pajak Penghasilan (PPh 21) + Iuran BPJS Kesehatan + Iuran BPJS Ketenagakerjaan + Potongan Lainnya)

Untuk memudahkan Anda dalam menghitung take home pay, Anda bisa menggunakan kalkulator take home pay yang ada di bawah ini:

Kalkulator Take Home Pay Gratis

Berikut adalah kalkulator take home pay yang bisa Anda gunakan secara gratis.

Kalkulator Take Home Pay

Kalkulator Take Home Pay

Baca Juga: Retro Pay: Kalkulator, Cara Menghitung, dan Contohnya

Apa Perbedaan Take Home Pay dan Gaji Kotor?

Selain take home pay, istilah lain yang ada dalam penggajian adalah gaji kotor.

Mungkin banyak di antara Anda yang masih sulit membedakan antara take home pay dengan gaji kotor dan menganggap keduanya sama, padahal gaji kotor ini berbeda dengan take home pay.

Berikut perbedaan yang dimiliki oleh keduanya:

Take Home Pay

Seperti penjelasan sebelumnya, take home pay merupakan total pendapatan yang diterima oleh karyawan dan dibawa pulang setelah dikurangi oleh potongan yang ada.

Ada beberapa potongan yang digunakan untuk mengurangi gaji kotor yang dimiliki karyawan, seperti iuran BPJS Kesehatan, iuran BPJS Ketenagakerjaan, pajak penghasilan, hingga iuran-iuran lainnya.

Baca Juga: Hitung THR Karyawan dengan Kalkulator THR Gratis

Gaji Kotor

Sedangkan gaji kotor merupakan gaji yang diterima oleh karyawan sebelum dilakukan pemotongan.

Gaji kotor ini merupakan hasil penjumlahan dari gaji pokok dengan tunjangan, bonus, hingga upah lembur.

Gaji kotor ini merupakan jumlah yang ada di dalam kontrak kerja sebelum dipotong oleh iuran BPJS, baik BPJS Kesehatan ataupun BPJS Ketenagakerjaan.

gajihub banner

Baca Juga: Gaji Gross: Komponen dan Cara Menghitungnya

Mengapa Perusahaan Perlu Menghitung Take Home Pay?

kalkulator take home pay

Setelah Anda mengetahui apa perbedaan gaji kotor dan take home pay, pertanyaan yang mungkin diajukan adalah mengapa perusahaan perlu menghitung take home pay ini?

Seperti penjelasan sebelumnya, take home pay merupakan total penghasilan yang didapatkan oleh karyawan dan dibawa pulang.

Take home pay ini merupakan gaji yang nantinya akan digunakan oleh karyawan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan mendapatkan hidup layak.

Tentunya ini penting bagi perusahaan karena merupakan bagian perusahaan dalam memenuhi hak dari karyawan dan kewajiban dari perusahaan.

Take home pay juga merupakan penghitungan final di mana akan tertulis di dalam slip gaji.

Jadi, penting bagi perusahaan untuk melakukan perhitungan take home pay ini dengan tepat.

Baca Juga: Gaji di Bawah UMR, Bolehkah Berikut Aturan Lengkapnya

Apa Saja Komponen dalam Take Home Pay?

THP

Berikut komponen yang dimiliki oleh take home pay:

1. Gaji Pokok

Komponen yang pertama dari take home pay adalah gaji pokok, yakni gaji dasar yang belum ditambah dengan tunjangan dan belum dikurangi oleh potongan.

Gaji pokok ini jadi salah satu komponen dalam menghitung take home pay dan akan dipengaruhi oleh jabatan yang dimiliki karyawan.

Semakin tinggi jabatan yang dimiliki, maka akan semakin tinggi pula gaji pokok yang bisa diterima oleh karyawan.

Untuk jumlahnya, biasanya telah disepakati oleh kedua belah pihak, yakni karyawan dan perusahaan dan biasanya ditulis dalam perjanjian kerja.

Sebagai pemberi kerja, penting bagi Anda untuk mengetahui setiap komponen take home pay, termasuk gaji pokok agar bisa menghitungnya dengan tepat.

Baca Juga: Basic Salary: Faktor Penentu dan Cara Menghitungnya

2. Tunjangan

Komponen yang kedua adalah tunjangan, yakni kompensasi yang didapatkan karyawan di luar gaji pokok.

Tunjangan sendiri dibagi menjadi dua yakni tunjangan tetap dan tunjangan tidak tetap.

Tunjangan tetap merupakan tunjangan yang didapatkan karyawan secara tetap dan tidak dipengaruhi kehadiran ataupun kinerja karyawan.

Contoh dari tunjangan tetap antara lain tunjangan hari tua, tunjangan rumah, tunjangan keluarga, tunjangan jabatan, dan lainnya.

Sedangkan tunjangan tidak tetap merupakan tunjangan yang dipengaruhi oleh kehadiran hingga kinerja karyawan.

Contoh dari tunjangan tidak tetap adalah tunjangan makan, tunjangan transportasi, tunjangan kinerja, dan lain sebagainya.

3. Potongan

Komponen berikutnya adalah potongan yakni sejumlah uang yang akan memotong gaji yang didapatkan oleh karyawan.

Beberapa contoh dari potongan ini di antaranya pajak penghasilan, iuran BPJS Kesehatan, iuran BPJS Ketenagakerjaan, iuran pensiun, asuransi kesehatan, dan lain sebagainya.

Baca Juga: Arti Salary Adalah: Ini Pengertian, Manfaat, dan Perbedaan dengan Upah

4. Bonus

Komponen selanjutnya yang digunakan dalam perhitungan take home pay adalah bonus.

Bonus merupakan sejumlah uang penghasilan yang diberikan kepada karyawan di luar gaji yang telah ditetapkan.

Ada beberapa jenis bonus yang bisa didapatkan karyawan yakni bonus kinerja yang didapatkan atas peningkatan kinerja dan bonus tahunan yang diberikan dari hasil laba yang didapatkan perusahaan.

5. Upah Lembur

Komponen yang terakhir yang digunakan dalam perhitungan take home pay adalah upah lembur.

Upah lembur merupakan pendapatan yang didapatkan karyawan setelah karyawan melakukan pekerjaan lembur.

Untuk menghitung lembur, Anda bisa menggunakan kalkulator lembur ini.

Baca Juga: Pengertian Insentif Karyawan, Contoh, Tips, dan Bedanya dengan Tunjangan

Bagaimana Cara Menghitung Take Home Pay?

kalkulator take home pay

Untuk menghitung take home pay, Anda bisa menggunakan cara berikut ini:

1. Tentukan Gaji Kotor

Cara pertama yang digunakan untuk menghitung gaji yang dibawa pulang adalah dengan menghitung gaji kotor yang didapatkan karyawan.

Untuk menghitung gaji kotor, Anda bisa menggunakan komponen berikut ini:

  • Gaji pokok
  • Tunjangan tetap
  • Tunjangan tidak tetap
  • Bonus
  • Upah lembur

2. Menentukan Potongan Wajib

Setelah Anda menghitung gaji kotor, selanjutnya Anda bisa menguranginya dengan potongan wajib, seperti:

  • Pajak penghasilan (PPh 21)
  • Iuran BPJS
  • Asuransi kesehatan
  • Iuran pensiun

Baca Juga: Cara Menghitung Gaji Bersih yang Wajib Diketahui Karyawan dan Pemilik Bisnis

3. Menentukan Potongan Lainnya

Selain potongan wajib, Anda juga bisa menguranginya dengan potongan lainnya, seperti:

  • Pinjaman perusahaan
  • Denda atau biaya lainnya

4. Jumlahkan Take Home Pay

Setelah menentukan beberapa komponen yang telah disebutkan di atas, selanjutnya adalah gunakan komponen-kompenen tersebut untuk menghitung take home pay.

Anda bisa menggunakan rumus berikut ini untuk menghitung take home pay:

Take Home Pay = Gaji Kotor - Potongan

Baca Juga: Cara Hitung Gaji Bersih dan Gaji Kotor serta Perbedaannya

Contoh Perhitungan Take Home Pay

Untuk memudahkan Anda dalam menghitung take home pay, berikut contoh perhitungan take home pay untuk Anda:

Alissa bekerja sebagai Backend Developer di PT Angkasa Tech dan mendapatkan gaji pokok sebesar Rp10.000.000 per bulan.

Alissa juga mendapatkan tunjangan keluarga sebesar Rp500.000, tunjangan rumah Rp500.000, tunjangan makan Rp600.000, dan tunjangan transportasi Rp400.000.

Karena Alissa memiliki kinerja yang baik, ia juga mendapatkan insentif sebesar Rp500.000.

Selain itu ada beberapa iuran yang harus dibayarkan yakni iuran BPJS Kesehatan sebesar Rp150.000, BPJS Ketenagakerjaan Rp200.000, iuran pensiun Rp100.000, dan pajak penghasilan Rp200.000.

Nah, berapa take home pay yang diterima oleh Alissa?

Untuk menghitung take home pay Alissa, Anda bisa menentukan gaji kotor yang didapatkan Alissa yakni:

Gaji Kotor = Gaji Pokok + Tunjangan

Gaji Kotor = Rp10.000.000 + Rp500.000 +Rp500.000 + Rp600.000 + Rp400.000 + Rp500.000 = Rp12.500.000

Setelah itu Anda bisa menggunakan rumus take home pay yakni:

Take Home Pay = Gaji Kotor - Potongan

Take Home Pay = Rp12.500.000 - (Rp150.000 + Rp200.000 + Rp100.000 +Rp200.000)

Take Home Pay = Rp12.500.000 - Rp650.000

Take Home Pay = Rp10.850.000

Jadi, take home pay yang diterima oleh Alissa adalah Rp10.850.000.

Baca Juga: THP Adalah: Komponen, Cara Hitung, dan Contohnya

Kesimpulan

Itulah tadi penjelasan lengkap mengenai kalkulator take home pay yang bisa memudahkan Anda dalam menghitung take home pay karyawan.

Dari penjelasan artikel di atas dapat diketahui bahwa take home pay merupakan total penghasilan yang didapatkan karyawan dan dibawa pulang oleh karyawan.

Untuk memudahkan perhitungan take home pay ini Anda bisa menggunakan kalkulator take home pay yang ada di artikel ini.

Selain menggunakan kalkulator take home pay, Anda juga bisa menggunakan software payroll dari GajiHub untuk memudahkan perhitungan gaji karyawan.

GajiHub merupakan software payroll terlengkap dan terbaik yang ada di Indonesia di mana akan memudahkan pengelolaan penggajian karyawan.

Jadi, perhitungan gaji bisa dilakukan secara otomatis tanpa perlu khawatir terjadi kesalahan perhitungan.

Yuk daftar GajiHub sekarang juga di tautan ini dan dapatkan uji coba gratis selama 14 hari.

Desi Murniati

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *