Secara sederhana, Good Manufacturing Practice (GMP) adalah standar yang diterapkan di industri untuk memastikan bahwa produk yang dihasilkan, seperti makanan hingga obat-obatan diproduksi secara konsisten dan sesuai kualitas yang telah ditetapkan.
GMP memastikan perusahaan dalam mencegah berbagai masalah, mulai dari kerugian produksi, penarikan produk dari peredaran, denda, hingga ancaman pidana.
Dengan kata lain, GMP tidak hanya melindungi perusahaan, melainkan juga memberikan jaminan keamanan bagi konsumen.
Pada artikel kali ini, GajiHub akan membahas apa itu Good Manufacturing Practice, prinsip, komponen, dan penerapannya.
Mengapa Perusahaan Perlu Fokus pada Good Manufacturing Practice?

GMP adalah pedoman penting yang harus diterapkan oleh semua perusahaan manufaktur.
GMP membantu memastikan bahwa proses produksi berjalan dengan aman, terkontrol, dan sesuai standar.
Di Indonesia, GMP sudah diterapkan sejak tahun 1978 melalui Keputusan Menteri Kesehatan No. 23/MEN.KES/SKJI/1978 tentang Pedoman Cara Produksi Makanan yang Baik (CPMB).
Sebelumnya, pada tahun 1966 juga telah diterbitkan Undang-Undang Pangan No. 7 Tahun 1966 yang mengatur standar mutu produk makanan, termasuk proses produksinya.
Artinya, kualitas makanan tidak hanya dilihat dari hasil akhirnya, tetapi juga dari cara pembuatannya.
Berikut beberapa alasan mengapa GMP sangat penting:
1. Menjamin Kualitas Produk
Dengan menerapkan GMP, perusahaan bisa memastikan bahwa produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang konsisten, mulai dari identitas, kekuatan, hingga kebersihannya.
2. Melindungi Konsumen dan Lingkungan
Good Manufacturing Practice membantu mengurangi risiko produk cacat atau berbahaya.
Hal ini penting untuk menjaga keselamatan konsumen dan mencegah dampak negatif terhadap lingkungan.
Baca Juga: Manajemen Rantai Pasok: Jenis, Tahapan Proses, dan Tips Terbaiknya
3. Mengurangi Kerugian dan Limbah Produksi
Proses produksi yang tertata rapi bisa meminimalkan kesalahan, kerusakan bahan, dan pemborosan, sehingga lebih efisien dan hemat biaya.
4. Meningkatkan Kepercayaan Konsumen
Saat ini, konsumen semakin sadar akan keamanan produk. GMP menunjukkan bahwa perusahaan memproduksi barang di lingkungan yang bersih, aman, dan sesuai aturan.
GMP tidak hanya berlaku untuk industri makanan, tapi juga untuk obat-obatan, kosmetik, alat kesehatan, dan berbagai produk lainnya yang dikonsumsi atau digunakan oleh masyarakat luas.
Baca Juga: Pengertian CSAT, Cara Menghitung, dan Tips Merancangnya
Apa Saja Komponen Good Manufacturing Practice?

Untuk memastikan produk tetap aman dan berkualitas, perusahaan manufaktur harus menerapkan GMP dengan benar.
Ada lima komponen penting yang dikenal dengan sebutan 5P, yaitu:
1. People (Orang)
Semua karyawan harus memahami dan mengikuti aturan serta proses kerja yang sudah ditentukan.
Mereka juga wajib mengikuti pelatihan GMP agar tahu apa yang harus dilakukan.
Selain itu, penilaian kinerja secara rutin penting untuk menjaga produktivitas dan keterampilan.
2. Products (Produk)
Produk harus selalu dicek kualitasnya sebelum dijual ke konsumen.
Bahan baku dan komponen lainnya juga harus jelas spesifikasinya di setiap tahap produksi.
Mulai dari pengemasan, pengujian, dan pengambilan sampel harus dilakukan dengan cara yang standar.
3. Processes (Proses)
Setiap proses kerja harus ditulis dengan jelas dan mudah dipahami semua karyawan.
Proses ini harus dijalankan dengan konsisten dan diperiksa secara berkala agar tetap sesuai standar perusahaan.
Baca Juga: Manajemen Pengadaan: Manfaat, Tahap, Elemen, dan Tipsnya
4. Procedures (Prosedur)
Prosedur adalah langkah-langkah yang harus diikuti saat menjalankan proses penting.
Semua karyawan harus tahu dan mengikuti prosedur ini dengan benar.
Jika ada yang menyimpang dari prosedur, harus segera dilaporkan dan ditindaklanjuti.
5. Premises (Tempat Produksi)
Tempat kerja harus bersih dan tertata rapi agar tidak terjadi kontaminasi atau kecelakaan.
Semua peralatan harus disimpan dengan baik dan dicek secara rutin agar tetap berfungsi dengan baik dan aman digunakan.
Baca Juga: Manajemen Kualitas: Pengertian, Tujuan, Cara, dan Elemennya
Apa Saja Prinsip Good Manufacturing Practice?

Setiap industri, mulai dari industri makanan, minuman, obat-obatan, hingga restoran berskala besar, penting untuk menerapkan prinsip-prunsip GMP untuk menjamin kualitas dan kemanan produk.
Berikut ini adalah sepuluh prinsip utama GMP:
1. Menyusun SOP Baku
Langkah awal penerapan GMP adalah membuat prosedur kerja secara tertulis, jelas, dan sistematis.
SOP ini berfungsi sebagai panduan agar setiap proses dilakukan secara konsisten dan dapat dipertanggngjawabkan.
2. Menjalankan SOP secara Konsisten
Dalam praktiknya, masih banyak karyawan yang tidak mematuhi SOP dan menggunakan cara pintas.
Padahal, penyimpangan dari SOP berpotensi menimbulkan risiko besar terhadap keamanan dan mutu produk.
3. Mencatat Hasil Pekerjaan
Setiap aktivitas produksi harus terkomendasi dengan baik.
Dokumentasi ini tidak hanya memudahkan pelacakan bila terjadi masalah, tetapi juga menjadi bukti bahwa proses telah dilaksanakan sesuai standar.
Baca Juga: Manajemen Produksi: Arti, Fungsi, Hingga Ruang Lingkupnya

4. Memvalidasi Efektivitas SOP
SOP yang dibuat harus diuji dan divalidasi untuk memastikan bahwa prosedur tersebut benar-benar menghasilkan produk yang sesuai dengan standar kualitas.
Validasi ini memberikan jaminan bahwa setiap tahap produksi berjalan secara optimal.
5. Merancang Fasilitas dan Peralatan dengan Tepat
Desain fasilitas dan peralatan harus mempertimbangkan aspek efisiensi, kebersihan, keamanan, dan pemisahan bahan.
Tujuannya adalah untuk mencegah kontaminasi silang dan kesalahan produksi.
6. Menjaga dan Merawat Fasilitas serta Peralatan
Peralatan produksi harus dirawat secara rutin agar tetap berfungsi dengan baik dan tidak menimbulkan risiko kerusakan atau kontaminasi.
Pemeliharaan yang terjadwal mendukung terciptanya hasil produksi yang konsisten.
Baca Juga: Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja dan Cara Menjadi K3 Spesialis
7. Meningkatkan Kompetensi Tenaga Kerja
Seluruh karyawan yang terlibat dalam proses produksi wajib mendapatkan pelatihan GMP serta pelatihan sesuai peran masing-masing.
Karyawan yang kompeten akan lebih mampu menjaga mutu dan keselamatan produk.
8. Menjaga Kebersihan untuk Mencegah Kontaminasi
Kebersihan lingkungan kerja harus menjadi prioritas.
Prinsip ini menekankan pentingnya sanitasi dan pembersihan rutin untuk mencegah terjadinya kontaminasi yang dapat membahayakan konsumen.
9. Menjamin Pengendalian Mutu pada Setiap Tahap Produksi
Pengendalian mutu harus diterapkan sejak awal hingga akhir proses produksi.
Hal ini mencakup pemeriksaan bahan baku, proses pengemasan, pelabelan, hingga distribusi agar produk yang sampai ke tangan konsumen tetap terjaga kualitasnya.
10. Melakukan Audit Secara Terencana
Audit internal yang dilakukan secara berkala dapat membantu mengevaluasi sejauh mana penerapan GMP di fasilitas Anda.
Audit ini juga menjadi sarana untuk terus meningkatkan sistem dan meminimalkan risiko operasional.
Baca Juga: PPIC Adalah: Pengertian, Tugas, dan Skill yang Dibutuhkan
Apa Saja Jenis-Jenis Good Manufacturing Practice?

GMP bertujuan menjamin keamanan, kebersihan, dan mutu produk akhir.
Di Indonesia, GMP memiliki beberapa jenis penerapan yang disesuaikan dengan jenis industri. Berikut beberapa di antaranya:
1. Cara Pembuatan Makanan yang Baik (CPMB)
CPMB merupakan pedoman GMP yang diterapkan pada industri makanan.
Tujuannya adalah memastikan seluruh proses produksi makanan dilakukan sesuai standar kebersihan, keamanan, dan mutu yang telah ditetapkan.
CPMB membantu produsen memenuhi syarat dalam memperoleh izin edar dari lembaga pengawas seperti BPOM.
2. Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB)
CPOB berlaku untuk industri farmasi dan suplemen kesehatan.
Pedoman ini mengatur standar produksi obat yang meliputi bahan baku, proses pembuatan, pengemasan, hingga penyimpanan.
CPOB bertujuan untuk menjamin bahwa obat yang dihasilkan aman, bermutu, dan memiliki efektivitas sesuai yang diklaim.
Baca Juga: HR di Industri Manufaktur: Tugas, Tantangan dan Solusinya
3. Cara Pembuatan Kosmetika yang Baik (CPKB)
CPKB adalah standar GMP yang diterapkan dalam industri kosmetik.
Fokus utamanya adalah menjamin produk kosmetika tidak terkontaminasi dan aman digunakan oleh konsumen.
Proses produksi, kebersihan fasilitas, pelatihan tenaga kerja, dan dokumentasi menjadi bagian penting dari CPKB.
4. Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB)
CPOTB adalah pedoman yang mengatur proses pembuatan obat tradisional agar dilakukan secara higienis dan konsisten.
Tujuannya adalah memastikan produk yang dihasilkan memiliki mutu yang baik, aman dikonsumsi, dan efektif sesuai dengan manfaat yang diharapkan.
Pedoman ini mencakup pengawasan mulai dari bahan baku, proses produksi, hingga pengemasan.
Baca Juga: Manajemen Shift Pabrik: Jenis, Cara Memilih, dan Tips Terbaiknya
Bagaimana Contoh Penerapan Good Manufacturing Practice di Berbagai Industri?

Berikut adalah contoh penerapan GMP di berbagai bidang industri:
1. Industri Makanan dan Minuman
Perusahaan makanan harus menerapkan GMP dengan menjaga kebersihan area produksi, memastikan pekerja menggunakan alat pelindng seperti sarung tangan dan penutup kepala.
Selain itu, perusahaan juga perlu memisahkan area penyimpanan bahan baku dan produk jadi agar tidak tercampur.
Dibtuhkan juga jawdwal pencucian alat produksi untuk mencegah kontaminasi.
2. Industri Obat
Pabrik farmasi menerapkan GMP dengan memastikan setiap tahap produksi obat dicatat secara detail, mulai dar ipengukuran bahan aktif hingga pengemasan akhir.
Ruang produksi diatur dengan sistem tekanan udara khusus untuk mencegah masuknya partikel asing, serta dilakukan validasi berkala terhadap mesin dan proses produksi.
3. Industri Kosmetik
Perusahaan kosmetik menggunakan bahan baku berkualitas tinggi yang sudah melalui uji laboratorium.
Setiap produk dicatat nomor batch-nya untuk memudahkan penelusuran jika ada keluhan dari konsumen.
Selain itu, seluruh peralatan produksi dibersihkan sebelum dan sesudah digunakan.
4. Industri Obat Tradisional dan Suplemen Herbal
Produsen jamu atau suplemen herbal menggunakan GMP dengan menjaga proses pengeringan tanaman obat secara higienis.
Selain itu, mereka harus menyimpan bahan baku di ruang yang memiliki kontrol suhu dan kelembapan, serta melakukan uji mutu terhadap produk akhir sebelum dipasarkan.
Baca Juga: Jobdesk Teknisi Pabrik, Skill Penting, Hingga Kisaran Gajinya
Apa Saja Tantangan dalam Mengimplementasikan Good Manufacturing Practice?

Penerapan Good manufacturing Practices tidak selalu mudah, terutama bagi pelaku industri makanan.
Ada beberapa kendala yang sering dihadapi, namun masing-masing tetap bisa diatasi dengan pendekatan yang tepat.
Berikut beberapa tantangan beserta solusi yang bisa Anda terapkan:
1. Biaya Implementasi yang Tinggi
Menerapkan GMP seringkali membutuhkan biaya besar, misalnya untuk memperbaiki fasilitas produksi, melatih karyawan, atau membeli alat kontrol kualitas.
Solusi:
Anda bisa mulai dengan skala kecil dan bertahap.
Fokus pada perbaikan yang paling penting terlebih dahulu, seperti pelatihan dasar dan kebersihan, sambil merencanakan investasi jangka panjang secara bertahap.
2. Peraturan yang Rumit dan Berlapis
Mengikuti aturan GMP bisa membingungkan karena banyaknya standar yang berlaku, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Solusi:
Pastikan Anda memiliki staf atau konsultan yang memahami regulasi.
Anda juga perlu membuat ringkasan aturan yang relevan agar tim lebih mudah memahami dan menerapkannya.
Baca Juga: 8 Fungsi SOP dan Cara Membuat SOP yang Efektif
3. Dokumentasi yang Rumit dan Memakan Waktu
Semua proses kerja, pemeriksaan, dan hasil produksi harus dicatat dengan rapi.
Hal ini bisa sangat memakan waktu jika tidak dilakukan dengan sistem yang tepat.
Solusi:
Gunakan sistem digital atau aplikasi untuk pencatatan dan audit.
Dengan cara ini, dokumentasi bisa dilakukan lebih cepat, akurat, dan mudah dicari saat dibutuhkan.
4. Koordinasi Antar Departemen yang Kurang Efektif
Terapkan prinsip GMP bukan hanya di satu divisi saja, tapi juga harus selaras di semua departemen.
Sayangnya, komunikasi antar departemen kerap kali berjalan dengan kurang baik.
Solusi:
Jadwalkan pertemuan rutin antar tim untuk membahas SOP, pembaruan, atau masalah yang muncul.
Gunakan juga platform komunikasi internal agar informasi tidak terputus di tengah jalan.
Baca Juga: Koordinasi Adalah: Pengertian, Jenis, dan Cara Meningkatkannya
Kesimpulan
Berdasarkan artikel di atas, dapat dipahami bahwa Good Manufacturing Practices adalah serangkaian pedoman dan prosedur yang dirancang untuk memastikan proses produksi berjalan secara konsisten, higienis, dan menghasilkan produk yang aman.
Penerapan GMP bukan hanya menjadi kewajiban regulasi, tetapi juga bagian dari tanggung jawab produsen dalam menjamin kualitas produk.
Meski penerapannya membutuhkan investasi, koordinasi, dan kedisiplinan tinggi, manfaat jangka panjang dari GMP menjadikannya fondasi penting dalam dunia industri.
Dengan kata lain, GMP bukan sekadar aturan, tetapi budaya kerja yang harus ditanamkan dalam setiap bidang industri.
Untuk membantu penerapan Good Manufacturing Practice, persahaan juga perlu berfokus pada manajemen data karyawan dengan menggunakan GajiHub.
Software tersebut menghadirkan fitur analisa data yang memungkinkan perusahaan mematau produktivitas karyawan, seperti daftar kehadiran, izin dan cuti, hingga keterlambatan.
Dengan demikian, perusahaan dapat memastikan kedisiplinan karyawan yang tentunya turut memengaruhi kualitas produk yang dihasilkan.
Tertarik mencoba GajiHub? Kunjungi tautan ini dan dapatkan coba gratis hingga 14 hari.