Employee Empowerment: Arti, Jenis, Manfaat, Cara, dan Tips

employee empowerment banner

Sebuah penelitian terhadap lebih dari 7.000 karyawan menunjukkan bahwa mereka yang tidak diberdayakan hanya memiliki tingkat kertelibatan kerja sebesar 24%.

Sementara itu, mereka yang merasa diberdayakan memiliki tingkat kertelibatan hingga 79%.

Adanya perbedaan tersebut menunjukkan bahwa ketika karyawan diberikan kepercayaan dan kebebasan dalam bekerja, mereka akan lebih terlibat dan berkontribusi dengan lebih baik.

Jika karyawan merasa termotivasi, dihargai, dan percaya diri, mereka akan lebih bersemangat dalam menjalankan tugas mereka.

Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk menciptakan budaya kerja yang mendukung dengan employee empowerment.

Apa itu employee empowerment? Pada artikel kali ini, GajiHub akan membahas hal tersebut, manfaat, jenis, cara, dan tips meningkatkannya.

Apa yang Dimaksud dengan Employee Empowerment?

employee empowerment 1

Employee empowerment atau pemberdayaan karyawan adalah pendekatan yang memberikan kebebasan kepada karyawan untuk mengambil keputusan secara mandiri.

Pendekatan ini berlawanan dengan tindakan manajer yang micromanage, di mana karyawan tidak diberi ruang untuk mengambil keputusan sendiri.

Jika perusahaan ingin memberdayakan karyawan, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan:

  • Memberikan ruang bagi karyawan untuk bersuara dengan rutin meminta dan menindaklanjuti masukan mereka.
  • Membuka peluang bagi karyawan untuk berkembang melalui peningkatan otonomi, tanggung jawab yang lebih besar, atau bahkan peran baru di dalam perusahaan.
  • Sering memberikan apresiasi kepada karyawan agar mereka semakin termotivasi dan percaya diri dengan kemampuan mereka.
  • Menyediakan alat, pelatihan, dan wewenang yang dibutuhkan agar karyawan dapat bekerja dengan lebih baik dan mencapai hasil optimal.

Para pemimpin perusahaan, tim HR, dan rekan kerja memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan kerja yang mendukung pemberdayaan karyawan.

Untuk mencapai hal ini, semua pihak perlu membangun rasa saling perccaya, merasa nyaman dalam mengambil risiko, serta memiliki pedoman yang jelas.

Tanpa adanya kerja sama yang baik, employee empowerment yang sesungguhnya sulit untuk terwujud.

Baca Juga: High Performance Culture: Manfaat, Ciri-ciri, dan Cara Membangunnya

Apakah Employee Empowerment itu Penting?

employee empowerment 2

Ya, penting. Dengan employee empowerment, perusahaan dapat membuat mereka lebih percaya diri dan produktif, serta meningkatkan kepercayaan terhadap pemimpin.

Selain itu, upaya ini juga mendorong kreativitas mereka dan meningkatkan retensi karyawan, yang dapat berkontribusi pada kesuksesan perusahaan secara keseluruhan.

Berikut sejumlah manfaatnya

1. Karyawan Lebih Termotivasi

Karyawan yang diberikan kebebasan dalam bekerja cenderung lebih termotivasi.

Mereka yang bisa menentukan cara, waktu, dan tempat kerja mereka akan merasa lebih bersemangat dan terlibat dalam pekerjaannya.

Dengan diberikan kesempatan untuk menunjukkan kemampuannya, karyawan akan berusaha lebih maksimal dan merasa puas dengan hasil kerjanya.

Baca Juga: 15 Cara Memotivasi Karyawan dan Keuntungannya

2. Kepercayaan Terhadap Pemimpin Meningkat

Menurut Harvard Business Review, karyawan yang diberi kebebasan mengambil keputusan cenderung merasa lebih dipercaya oleh pemimpinnya.

Hal ini meningkatkan keterlibatan mereka di tempat kerja.

Namun, employee empowerment bukan berarti sekadar memberikan lebih banyak pekerjaan kepada karyawan karena manajer tidak ingin melakukannya.

Pemimpin yang benar-benar memberdayakan karyawannya berperan sebagai mentor, yakni dengan membimbing, mendukung, dan mendorong karyawan untuk memberikan yang terbaik.

Karyawan yang merasa diberdayakan juga percaya bahwa kerja keras mereka akan dihargai dan diakui oleh pemimpinnya.

3. Kreativitas Lebih Berkembang

Ketika karyawan diberi kebebasan untuk mengambil keputusan, mereka lebih terdorong untuk berpikir kreatif, berkolaborasi dengan tim lain, dan menciptakan ide-ide inovatif.

Rasa kepemilikan yang lebih besar terhadap pekerjaan juga membuat mereka lebih aktif mengambil tanggung jawab tambahan serta mendukung tujuan perusahaan.

Dengan kebebasan ini, pekerjaan terasa lebih bermakna, sehingga kreativitas dan inovasi semakin berkembang.

4. Kinerja Perusahaan Lebih Baik

Pada akhirnya, perusahaan yang memberdayakan karyawannya memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan yang tidak.

Ketika karyawan terlibat dan termotivasi, profitabilitas perusahaan bisa meningkat hingga 23%.

Sebaliknya, karyawan yang tidak merasa terlibat dalam pekerjaannya bisa menyebabkan kerugian besar bagi ekonomi global, yakni mencapai hampir 9% dari total produk domestik bruto (PDB) dunia.

Dengan kata lain, employee empowerment bukan hanya menguntungkan mereka secara individu, tetapi juga memberikan dampak positif bagi perusahaan secara keseluruhan.

Baca Juga: 35 Contoh Pertanyaan Employee Engagement Survey dan Tipsnya

Apa Saja Jenis-Jenis Employee Empowerment?

employee empowerment 4

Employee empowerment bertujuan untuk membantu karyawan bekerja secara maksimal, menggunakan skill dengan baik, dan mencapai hasil terbaik.

Pemberdayaan ini juga menunjukkan bahwa manajer bersedia memberikan sebagian kendali kepada karyawan yang dinilai mampu mengambil keputusan, menetapkan tujuan, dan mencapai hasil yang baik.

Berikut beberapa cara perusahaan dapat memberdayakan karyawan:

1. Employee Empowerment dalam Pengambilan Keputusan

Karyawan diberi wewenang dan alat yang diperlukan untuk membuat keputusan sendiri.

2. Employee Empowerment dalam Finansial

Karyawan diberikan kontrol atas anggaran untuk mendukung keputusan yang mereka buat.

3. Employee Empowerment dalam Manajemen Waktu

Karyawan diberi kebebasan untuk mengatur waktu kerja mereka sendiri agar bisa mencapai hasil yang diharapkan.

4. Employee Empowerment Melalui Berbagi Informasi

Manajer membagikan informasi penting tentang bisnis agar lebih transparan, mengurangi hambatan, dan membuat karyawan merasa lebih dihargai dalam perusahaan.

Baca Juga: 20 Pertanyaan untuk Employee Happiness Survey dan Manfaatnya

Apa Saja Faktor-faktor yang Mempengaruhi Employee Empowerment?

employee empowerment 3

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi employee empowerment. 

Di antaranya adalah:

1. Gaya Kepemimpinan dan Manajemen

Jika semua keputusan hanya dipegang oleh pemimpin, karyawan tidak akan memiliki kebebasan dalam bekerja.

Kurangnya dukungan dari manajemen juga dapat mengurangi kepercayaan dan motivasi mereka.

Jika karyawan terus-menerus dikontrol secara ketat (micromanage), mereka cenderung hanya bekerja sebatas yang diminta tanpa inisiatif tambahan.

Sebaliknya, jika pemimpin dan manajer mau mendelegasikan tugas dan terbuka terhadap ide-ide baru, karyawan akan merasa lebih dihargai dan diberdayakan, sehingga lebih termotivasi untuk bekerja dengan baik.

Baca Juga: Kepemimpinan Visioner: Karaketristik, Kelebihan, dan Tipsnya

2. Budaya dan Nilai Perusahaan

Budaya perusahaan yang mendukung inklusivitas dan kesetaraan akan membuat karyawan lebih percaya diri dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab mereka.

Mereka akan merasa lebih terlibat dalam mencapai tujuan perusahaan karena memahami nilai, misi, dan etika kerja yang diterapkan.

Sebaliknya, jika budaya perusahaan tidak jelas atau lemah, karyawan bisa merasa kurang dihargai dan tidak memiliki motivasi untuk berkontribusi lebih jauh dalam tim.

Baca Juga: Budaya Kerja Inklusif: Cara Membangun, dan Contohnya

3. Keterampilan dan Sumber Daya

Karyawan membutuhkan keterampilan, alat, dan dukungan yang memadai untuk bisa bekerja secara efektif.

Jika mereka tidak memiliki akses ke pelatihan atau sumber daya yang diperlukan, mereka akan kesulitan bekerja secara mandiri dan mengambil inisiatif.

4. Komunikasi yang Efektif

Komunikasi yang buruk di dalam perusahaan dapat menyebabkan kebingungan dan ketidakefisienan.

Meskipun karyawan diberi kebebasan dalam bekerja, tanpa informasi yang jelas dan relevan, mereka tetap akan mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan yang tepat.

Oleh karena itu, komunikasi yang terbuka dan konsisten sangat penting untuk mendukung pemberdayaan karyawan.

Baca Juga: Manajemen Komunikasi: Ini Metode, dan Cara Penerapannya

gajihub 3

5. Pelatihan dan Pengembangan Karier

Kesempatan untuk belajar dan mengembangkan keterampilan akan meningkatkan rasa percaya diri karyawan serta membuka peluang karier yang lebih baik.

Jika tidak ada dukungan untuk personal development, karyawan bisa merasa stagnan dan akhirnya mencari kesempatan kerja di tempat lain.

6. Fleksibilitas Kerja

Jika aturan mengenai jam kerja dan lokasi kerja terlalu kaku, karyawan akan merasa kurang memiliki kendali atas pekerjaan dan kehidupan pribadi mereka.

Budaya kerja yang fleksibel memungkinkan karyawan untuk bekerja dengan cara yang paling sesuai bagi mereka, sehingga mereka bisa lebih produktif dan nyaman dalam bekerja.

Baca Juga: Jam Kerja Fleksibel: Pengertian, Manfaat, Kelebihan dan Kekurangannya

7. Penghargaan dan Apresiasi

Mengakui pencapaian karyawan, baik besar maupun kecil, akan meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi mereka.

Penghargaan juga membantu membangun lingkungan kerja yang lebih positif dan mendorong karyawan untuk terus berkontribusi dengan maksimal.

Baca Juga: 20 Ide Kreatif Penghargaan Pegawai dan Strateginya

Bagaimana Teknik Membangun Employee Empowerment?

employee empowerment 5

Menurut Forbes, karaywan yang merasa diberdayakan lebih berkomitmen dan sukses dalam pekerjaannya.

Saat mereka memiliki otonomi dan tanggung jawab yang lebih besar, mereka akan menemukan makna dalam pekerjaannya, yang berdampak positif pada perusahaan secara keseluruhan.

lih-alih hanya bekerja mengikuti instruksi, mereka akan lebih bangga dengan hasil kerja mereka, sehingga tingkat pergantian karyawan pun berkurang.

Lalu, bagaimana cara memberdayakan karyawan?

Berikut beberapa teknik yang bisa Anda lakukan:

1. Selaraskan Tim dengan Tujuan Perusahaan

Employee empowerment dimulai dengan menjelaskan ke mana arah perusahaan. Di sinilah pernyataan tujuan (purpose statement) berperan.

Lebih dari sekadar target keuangan, tujuan ini mencerminkan dampak yang ingin perusahaan capai bagi orang-orang dan lingkungan sekitar.

Untuk menemukan tujuan ini, tanyakan pada diri sendiri:

  • Mengapa perusahaan ini ada?
  • Mengapa saya bangun pagi ini?
  • Mengapa orang lain harus peduli dengan apa yang kami lakukan?

2. Perjelas Peran dan Tanggung Jawab

Transparansi adalah kunci utama dalam memberdayakan karyawan.

Semakin mudah mereka mengakses informasi, semakin mandiri mereka dalam mengambil keputusan tanpa harus bertanya kepada banyak orang.

Hal ini sangat penting dalam hal peran dan tanggung jawab.

Jadi, sebelum memberikan lebih banyak wewenang kepada karyawan, pastikan ada kejelasan mengenai:

  • Peran masing-masing dalam tim dan apa yang diharapkan dari mereka.
  • Tanggung jawab serta KPI yang harus dicapai.
  • Siapa yang berwenang mengambil keputusan, dan siapa yang perlu dikonsultasikan.

Salah satu cara efektif untuk memvisualisasikan ini adalah dengan membuat role map atau peta peran.

Baca Juga: Cara Melakukan Job Design untuk Para HR Manager

3. Libatkan Karyawan dalam Menentukan Tujuan

Setelah karyawan memahami tujuan dan peran mereka, saatnya memberi mereka lebih banyak kendali.

Alih-alih menetapkan tujuan tim sendirian, libatkan mereka dalam prosesnya.

Salah satu metode yang efektif adalah dengan menerapkan OKR.

Metode ini menghubungkan tujuan tim dan individu dengan tujuan perusahaan, sehingga mereka lebih memahami dampak kerja mereka. Tujuan dalam OKRs harus ambisius dan bisa diukur dengan angka.

Misalnya, jika Anda ingin meningkatkan pemberdayaan karyawan, salah satu hasil yang bisa diukur adalah meningkatkan jumlah keputusan yang diambil tanpa campur tangan manajer hingga 50%.

Karyawan akan lebih termotivasi dalam suatu proyek jika mereka berperan dalam menetapkannya.

Ajak mereka untuk brainstorming dan mencari solusi sendiri.

Hal ini akan membantu meningkatkan rasa kepemilikan dan tanggung jawab mereka.

Baca Juga: Directing Adalah? Ini Arti, Unsur, Karakteristik, dan Tips Mengelolanya

4. Ciptakan Lingkungan Kerja yang Aman Secara Psikologis

Agar karyawan lebih mandiri dan berani mengambil inisiatif, mereka perlu merasa aman untuk menyampaikan ide tanpa takut dihukum.

Hal disebut keamanan psikologis atau psychological safety, yakni tempat di mana kesalahan adalah bagian dari pembelajaran, bukan sesuatu yang ditakuti.

Berikut beberapa hal yang perlu dilakukan:

  • Biarkan karyawan mencoba dan belajar dari kesalahan
  • Dorong ide-ide baru tanpa rasa takut
  • Bangun budaya komunikasi yang terbuka

Baca Juga: Manajemen Inovasi: Pengertian, Tujuan, dan Metodenya

employee empowerment 6

5. Berikan Feedback yang Membangun

Budaya feedback yang baik membuat karyawan lebih percaya diri dan termotivasi.

Bahkan, menurut Gallup, karyawan yang mendapat feedback rutin 3,6x lebih bersemangat dalam bekerja.

  • Spesifik – Jelas dan langsung pada inti masalah
  • Objektif – Berdasarkan fakta, bukan opini pribadi
  • Tepat sasaran – Diberikan di waktu yang pas kepada orang yang tepat

Baca Juga: Kritik Konstruktif: Cara Menyampaikan, Manfaat, dan Contohnya

6. Dukung Pengembangan Keterampilan

Semakin ahli karyawan, semakin besar peran yang bisa mereka ambil.

Bantu mereka berkembang dengan:

  • Melakukan skill gap analysis dalam tim
  • Memberikan pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan mereka
  • Melakukan evaluasi rutin untuk memastikan perkembangan nyata

Dengan keterampilan yang tepat, mereka akan lebih percaya diri dan mandiri.

Baca Juga: Pengertian Upskilling, Manfaat, Teknik, dan Cara Mengembangkan

7. Terapkan Model Manajemen yang Fleksibel

Hierarki yang kaku sering kali menghambat kreativitas dan inisiatif.

Oleh karena itu, Anda perlu mencoba pendekatan baru yang lebih memberdayakan, seperti:

  • Pendekatan Sosiokrasi – Semua karyawan punya suara dalam keputusan
  • Pendekatan Holakrasi – Tim mengatur dirinya sendiri dengan peran yang jelas
  • Pendekatan Teal – Tim bekerja mandiri dengan tujuan yang terus berkembang

Baca Juga: Praktik Lintas Bidang: Arti, Manfaat, dan Contoh Penerapannya

Apa Saja Tips Terbaik dalam Employee Empowerment?

pemberdayaan karyawan 7

Selain dengan beberapa cara di atas, Anda juga dapat melakukan tips di bawah ini untuk memberdayakan karyawan:

1. Delegasikan untuk Mengembangkan Karyawan

Jangan hanya mendelegasikan tugas untuk mengurangi beban kerja Anda.

Gunakan kesempatan ini untuk membantu karyawan mengembangkan keterampilan dan meningkatkan tanggung jawab mereka.

2. Jelaskan Ekspektasi dengan Jelas

Tetapkan batasan dan kebebasan dalam pengambilan keputusan.

Berikan arahan yang jelas tanpa terlalu mengontrol, sehingga karyawan dapat bekerja mandiri tetapi tetap selaras dengan tujuan perusahaan.

3. Beri Kebebasan dalam Menyelesaikan Tugas

Setiap orang memiliki cara kerja yang berbeda.

Jadi, biarkan karyawan menyelesaikan tugas dengan metode mereka sendiri, asalkan hasil akhirnya sesuai dengan yang diharapkan.

Hindari micromanagement dan percayalah pada kemampuan mereka.

Baca Juga: 10 Tips Komunikasi Melalui Email dengan Atasan yang Efektif

pemberdayaan karyawan 8

4. Sediakan Sumber Daya yang Dibutuhkan

Pastikan karyawan memiliki alat, informasi, dan dukungan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan mereka.

Dengan menyediakan sumber daya yang memadai, mereka dapat bekerja lebih mandiri dan percaya diri.

5. Dengarkan Saran dan Masukan

Libatkan karyawan dalam proses pengambilan keputusan atau setidaknya dengarkan pendapat mereka.

Dengan menghargai ide dan masukan dari tim, Anda tidak hanya membuat mereka merasa dihargai, tetapi juga membuka peluang untuk inovasi baru dalam perusahaan.

Baca Juga: 10 Cara Memberikan Masukan untuk Perusahaan dan Contohnya

6. Jelaskan Misi dan Tujuan Perusahaan

Karyawan perlu memahami bagaimana peran mereka berkontribusi pada kesuksesan perusahaan.

Jika mereka merasa memiliki dampak nyata dalam mencapai tujuan perusahaan, mereka akan lebih termotivasi dan bersemangat dalam bekerja.

Dengan menerapkan langkah-langkah ini, Anda dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih mendukung, produktif, dan memberdayakan karyawan secara optimal.

Baca Juga: 10 Cara Menumbuhkan Kerja Prestatif di Lingkungan Kerja

Kesimpulan

Berdasarkan artikel di atas, dapat dipahami bahwa employee empowerment memberikan kebebasan karyawan dengan memastikan bahwa mereka memiliki sumber daya, kepercayaan, dan dukungan untuk bekerja secara optimal.

Dengan strategi yang tepat, perusahaan dapat meningkatkan keterlibatan, produktivitas, dan kepuasan kerja karyawan, yang pada akhirnya berdampak positif pada pertumbuhan bisnis.

Untuk mendukung employee empowerment, perusahaan dapat mempertimbangkan penggunaan software HRIS dari GajiHub.

Software ini memiliki fitur employee self-service (ESS) yang memungkinkan karyawan untuk mengelola urusan administrasinya secara mandiri.

Misalnya, terkait urusan cuti mereka bisa mengajukannya secara mandiri melalui smartphone masing-masing.

Mereka juga bisa melihat sisa saldo cuti sendiri tanpa melibatkan tim HR.

Selain itu, perusahaan juga dapat memberdayakan karyawan, di mana mereka dapat melakukan clock in dan clock out sendiri di HP masing-masing.

Tertarik mencoba? Kunjungi tautan ini dan dapatkan coba gratis hingga 14 hari.

Amelia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *