Dalam menghitung gaji karyawan, ada beberapa cara yang dapat dilakukan, salah satunya adalah berdasarkan omset yang dimiliki.
Tentunya dalam menghitung gaji karyawan berdasarkan omset ini harus sesuai dengan aturan undang-undang yang berlaku.
Seperti yang diketahui, gaji karyawan masuk ke dalam biaya SDM di mana persentasenya berasal dari omset yang didapatkan perusahaan.
Tentunya dalam menghitung gaji karyawan sesuai omset ini bukan hanya tugas HRD namun penting bagi HRD untuk memahami cara menghitungnya.
Lalu bagaimana cara menghitungnya yang tepat ini dan berapa rasio yang tepat antara gaji karyawan dengan omset yang didapatkan?
Pada artikel ini GajiHub akan menjelaskan secara lengkap mengenai cara menghitung gaji karyawan berdasarkan omset.
Baca penjelasan lengkapnya hanya di bawah ini:
Bagaimana Cara Menghitung Gaji Karyawan Berdasarkan Omset untuk UMKM?

Perlu diketahui bahwa gaji karyawan masuk ke dalam beban usaha yakni bernama beban tenaga kerja atau beban SDM.
Dalam perhitungannya beban tenaga kerja didapatkan dari persentase dari omset yang didapatkan atau dari pendapatan kotor perusahaan.
Bagi perusahaan dengan skala besar, beban usaha tidak hanya berkaitan dengan gaji karyawan saja namun lebih kompleks di mana di dalamnya juga termasuk biaya rekrutmen dan program retensi karyawan.
Namun ini tidak berlaku bagi UMKM di mana beban tenaga kerja hanya terdiri atas besaran gaji karyawan.
Lalu bagaimana cara menghitung gaji karyawan sesuai omset pada UMKM ini?
Untuk menghitungnya ini tergantung berapa omset yang dimiliki bisnis dan kebutuhan dari bisnis Anda.
Namun idealnya menurut parah ahli adalah 15% hingga 20% dari omset yang didapatkan.
Selain dengan menghitung persentase tenaga kerja, Anda juga bisa menggunakan biaya ideal untuk tenaga kerja di mana besarannya tidak kurang dari 30%.
Sebagai contoh bisnis Anda memiliki omset sebesar Rp150.000.000 per bulan dan Anda menggunakan persentase 15% maka beban kerja yang harus dikeluarkan adalah sebesar Rp22.500.000 per bulan.
Dari biaya tenaga kerja yang didapatkan ini yakni Rp22.500.000 Anda bisa mengalokasikannya sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja.
Sebagai contoh Anda adalah pemilik usaha toko buku di mana Anda juga bekerja secara operasional sekaligus menangani rekrutmen, payroll, keuangan, hingga melayani pelanggan.
Dari pekerjaan Anda ini Anda juga berhak mendapatkan upah dari pembagian biaya tenaga kerja tersebut.

Baca Juga: Cara Menghitung Gaji Perhari Paling Mudah
Bagaimana Aturan yang Tepat Menghitung Gaji Karyawan Berdasarkan Omset?
Dalam menghitung gaji karyawan, sebagai HRD atau pemilik bisnis penting bagi Anda untuk mengetahui beberapa poin penting di dalamnya, yakni:
- Menghitung upah karyawan sesuai hari kerja
- Menghitung upah karyawan sesuai jam kerja
- Menetapkan gaji pokok karyawan
- Melihat nilai dari pekerjaan karyawan
- Pertimbangkan kontribusi dari pekerjaan untuk keberlangsungan bisnis
- Sesuaikan dengan skala upah seperti UMP atau UMK
Tentunya menghitung gaji karyawan ini bisa menjadi tantangan tersendiri khususnya bagi bisnis UMKM yang masih baru beroperasi atau memiliki keterbatasan dana.
Meski begitu, penting bagi Anda untuk memastikan karyawan mendapatkan kompensasi yang sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan.
Ada beberapa poin penting yang harus dipertimbangkan dalam menghitung gaji karyawan agar sesuai dengan aturan yang berlaku:
1. Tentukan Standar Gaji yang Tepat
Cara pertama yang perlu dilakukan untuk menentukan gaji karyawan adalah dengan menentukan standar gaji yang sesuai dengan industri dan di mana lokasi perusahaan berada.
Untuk menentukan standar gaji yang tepat, ada berbagai sumber yang dapat digunakan, mulai dari laporan gaji nasional, asosiasi industri, hingga data kompensasi dari perusahaan sejenis.
Baca Juga: Cara Hitung Gaji Bersih dan Gaji Kotor serta Perbedaannya
2. Lakukan Evaluasi Kinerja
Faktor yang tidak kalah penting lainnya dalam menentukan gaji karyawan adalah melakukan evaluasi kinerja karyawan.
Evaluasi ini dapat membantu perusahaan dalam melakukan penilaian kontribusi karyawan dan kinerja di dalam perusahaan.
Evaluasi kinerja ini juga dapat membantu dalam menentukan kenaikan gaji ataupun insentif yang didapatkan karyawan.
3. Pertimbangkan Insentif Lainnya
Selain gaji pokok, perusahaan juga bisa memberikan insentif tambahan, misalnya bonus, tunjangan, ataupun asuransi keseharan.
Dengan memberikan insentif lainnya bisa membuat karyawan Anda termotivasi untuk bekerja dengan lebih baik lagi.
Baca Juga: Cara Hitung Gaji Masa Percobaan Karyawan Sesuai Regulasi
4. Pertimbangkan Fleksibilitas
Bagi perusahaan kecil atau UMKM mungkin Anda tidak memiliki anggaran yang besar untuk menggaji karyawan.
Oleh karenanya, perusahaan dapat menerapkan fleksibilitas di dalam penggajian, misalnya memberikan pilihan bekerja paruh waktu ataupun pengaturan waktu kerja yang fleksinel.
Meski menggaji karyawan bisa menjadi tantangan tersendiri, namun dengan langkah-langkah di atas Anda bisa memastikan setiap karyawan mendapatkan kompensasi yang sesuai dengan kinerja mereka.
Ini bisa menjadi salah satu cara mempertahankan talenta terbaik perusahaan dan meningkatkan produktivitas.
5. Sesuaikan dengan UU Ketenagakerjaan
Selain poin-poin yang ada di atas, penting juga bagi Anda untuk memastikan perusahaan mengikuti Undang-Undang Ketenagakerjaan dalam menentukan gaji karyawan.
Ini termasuk dalam membayar gaji sesuai dengan standar UMK dan mematuhi ketentuan yang ada dalam penggajian, seperti pajak hingga asuransi karyawan.
Untuk ketentuan gaji karyawan telah diatur oleh pemerintah dalam PP Pengupahan Nomor 36 Tahun 2021.
Di dalam peraturan tersebut dijelaskan bahwa pemerintah mengizinkan UMKM untuk memberikan upah di bawah UMK atau UMP.
Oleh karenanya, gaji karyawan UMKM dapat ditetapkan sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak.
Namun dalam menentukan gaji ini pemilik usaha tetap harus mengikuti aturan sebagai berikut:
- Gaji minimal 50% dari rata-rata tingkat konsumsi masyarakat pada tingkat provinsi
- Minimal 25% di atas garis kemiskinan pada tingkat provinsi.
Selain, itu pengusaha UMKM juga perlu mempertimbangkan hal-hal berikut dalam menentukan gaji di bawah UMK:
- Dalam operasionalnya mengandalkan sumber daya tradisional.
- Tidak bergerak pada usaha dengan teknologi tinggi dan memiliki modal yang besar.
Baca Juga: Cara Menghitung Gaji Bersih yang Wajib Diketahui Karyawan dan Pemilik Bisnis
Cara Menghitung Gaji Karyawan Berdasarkan Omset

Dalam menghitung omset untuk persentase penggajian ini cukuplah mudah.
Di sini Anda dalam membagi pendapatan kotor dengan total gaji dan mengubah hasilnya menjadi persentase.
Sebagai contoh, perusahaan Anda memiliki pendapatan kotor tahunan sebesar Rp500.000.000 dan Anda mengalokasikan Rp100.000.000 untuk penggajian karyawan dalam satu tahun.
Maka pendapatan kotor perusahaan Anda terhadap persentase gaji adalah Rp500.000.000/Rp100.000.000 = 0,20 atau 20%.
Baca Juga: Pengertian Prorata dan Cara Menghitung Gaji Prorata
Berapa Rasio yang Tepat Antara Gaji dengan Laba Bersih?

Dalam menentukan gaji karyawan berdasarkan omset perusahaan, ada banyak faktor yang dipertimbangkan di dalamnya.
Salah satu faktor pentingnya adalah uang yang dialokasikan untuk menggaji karyawan.
Sebagai contoh, pada industri ritel, penggajian tidak hanya untuk karyawan, namun juga untuk manajemen dan pemilik bisnis.
Di sini semakin banyak uang yang dialokasikan untuk menggaji, maka semakin sedikit laba bersih yang dihasilkan oleh bisnis.
Penggajian ini menjadi faktor penting yang melibatkan laba bersih di dalamnya.
Menemukan cara yang tepat untuk mengalokasikan gaji karyawan adalah persoalan individu, namun dalam aturan umum bisnis jasa dapat menghabiskan lebih banyak penggajian dibandingkan pada bisnis produksi.
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menghitung rasio antara gaji dengan laba bersih, yakni:
1. Dengan Mengurangi Gaji
Ketika Anda menghitung gaji karyawan berdasarkan omzet, ada cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan laba bersih.
Salah satu caranya adalah dengan mengurangi jumlah uang yang dihabiskan untuk menggaji karyawan.
Sebagai contoh, sebuah perusahaan memiliki 20 karyawan dan menghabiskan Rp100.000.000 untuk penggajian karyawan.
Di sini Anda bisa mengurangi jumlah karyawan agar pengeluaran untuk penggajian bisa lebih sedikit.
Namun perlu diperhatikan bahwa mengurangi jumlah karyawan dapat berakibat pada beban kerja yang semakin meningkat yang bisa mengakibatkan ketidakpuasan pekerja yang lebih tinggi.
Baca Juga: Cara Menghitung Rasio Gaji Antar Departemen dan Tipsnya
2. Tentukan dari Karyawan Berkualitas
Dalam menghitung rasio antara gaji karyawan dengan laba bersih juga bisa didasarkan pada karyawan berkualitas.
Seperti penjelasan sebelumnya, ada rasio hubungan antara penjualan dan gaji dalam menghitung gaji karyawan berdasarkan omset,
Tentunya untuk menghasilkan penjualan Anda harus didukung dengan karyawan terlatih dan kompeten.
Ketika sebuah bisnis ingin meningkatkan laba bersih dengan mengalokasikan sedikit karyawan berkualitas, maka peningkatan laba hanya bisa terjadi sementara waktu.
Namun dengan kehadiran karyawan kompeten dan berkualitas, maka Anda bisa mewujudkan laba jangka panjang.
Untuk menjadi bisnis yang sukses, Anda harus bisa menerapkan anggaran gaji yang wajar.
Ini termasuk ketika biaya gaji karyawan semakin meningkat, maka pemilik bisnis perlu menyeimbangkan dengan meningkatkan pendapatan.
Tanpa strategi ini pasti bisnis bisa kehilangan keuntungan.
Baca Juga: Kalkulator Gaji Per Jam dan Cara Menghitungnya
Hitung Gaji Karyawan Berdasarkan Omset Tanpa Ribet dengan GajiHub

Gaji merupakan hak karyawan yang wajib dipenuhi oleh perusahaan setelah karyawan melaksanakan kewajiban bekerja.
Meski begitu, menghitung gaji karyawan bisa menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan.
Bahkan bisa dibilang menghitung gaji karyawan ini menjadi pekerjaan yang cukup sulit dilakukan, khususnya bagi UMKM atau perusahaan rintisan.
Namun ada cara mudah yang bisa Anda lakukan untuk mempermudah perhitungan gaji karyawan yakni dengan menggunakan software payroll dari GajiHub.
GajiHub merupakan software payroll yang dilengkapi dengan berbagai fitur yang akan membuat perhitungan gaji karyawan menjadi lebih mudah dan tanpa ribet.
Tentunya semuanya dilakukan secara otomatis dan mudah digunakan bahkan oleh orang awam sekalipun!
Dengan menggunakan GajiHub Anda bisa lebih menghemat waktu dan mengalokasikan waktu yang dimiliki untuk mendukung peningkatan produktivitas di bidang lainnya.
Baca Juga: Kalkulator Gaji Bersih Gratis dan Contoh Kasus Hitungnya
Kesimpulan
Itulah tadi penjelasan lengkap mengenai cara menghitung gaji karyawan berdasarkan omzet yang bisa menjadi referensi Anda.
Dari penjelasan artikel di atas dapat diketahui bahwa menghitung gaji karyawan berdasarkan omzet sering dilakukan oleh bisnis, khususnya bagi bisnis kecil atau UMKM.
Untuk memudahkan Anda dalam menghitung gaji karyawan, pastikan Anda menggunakan software payroll dari GajiHub.
GajiHub merupakan software payroll yang dilengkapi berbagai fitur untuk mendukung kemudahan pengelolaan penggajian karyawan.
Yuk daftar GajiHub sekarang juga di tautan ini dan dapatkan uji coba gratis untuk 14 hari.
- Cara Menghitung Gaji Karyawan Berdasarkan Omset Paling Mudah - 26 August 2025
- Kompensasi Langsung dan Tidak Langsung: Contoh dan Perbedaannya - 25 August 2025
- HR dan GA Digabung: Ini Kelebihan dan Kekurangannya - 25 August 2025