Return on Investment (ROI) rekrutmen merupakan salah satu hal penting di dalam manajemen HR.
ROI rekrutmen merupakan salah satu indikator penting yang menentukan apakah proses rekrutmen memberikan nilai tambah bagi organisasi, atau justru menimbulkan beban finansial.
Melalui metrik ini, Anda dapat mengidentifikasi area-area yang memerlukan perbaikan dalam proses rekrutmen.
Misalnya, jika cost per hire terlampau tinggi tanpa diiringi dengan peningkatan kualitas kayrawan, maka hal ini bisa menjadi sinyal untuk mengevaluasi kembali proses rekrutmen.
Untuk membantu Anda dalam penghitungannya, GajiHub menyediakan kalkulator ROI rekrutmen yang dapat digunakan secara gratis.
[lpwtoc]
Kalukaltor ROI Rekrutmen Gratis

Untuk memudahkan Anda menghitung ROI rekrutmen, Anda dapat menggunakan kalkulator gratis di bawah ini:
Kalkulator ROI Rekrutmen
Namun sebelum menggunakan kalkulator, pastikan Anda sudah menyiapkan data berikut:
Total Nilai Manfaat (Net Benefit)
Net benefit merupakan total nilai finansial yang dihasilkan dari rekrutmen selama periode tertentu.
Nilai ini bisa diperoleh dari komponen berikut:
- Peningkatan pendapatan perusahaan
- Kenaikan produktivitas tim
- Efisiensi biaya operasional
- Peningkatan laba bersih
- Penghematan biaya akibat berkurangnya turnover
Catatan:
Tentukan dulu rata-rata kontribusi per karyawan baru per tahun, kalikan dengan jumlah karyawan yang direkrut, lalu sesuaikan dengan durasi waktu.
Bila ada kenaikan produktivitas, tambahkan ke total manfaat tersebut.
Total Biaya Rekrutmen (Total Recruitment Costs)
Total biaya rekrutmen adalah seluruh biaya yang dikeluarkan dalam proses rekrutmen, mencakup:
- Biaya iklan lowongan
- Biaya jasa agency rekrutmen
- Biaya tes psikologi dan skill test
- Biaya pelatihan tim rekrutmen
- Biaya software atau tools rekrutmen
- Waktu HR & manajer untuk proses wawancara
- Biaya onboarding dan pelatihan karyawan baru
Catatan:
Jumlahkan seluruh biaya di atas dalam periode waktu yang sama dengan perhitungan manfaat.
Rumus Perhitungan ROI Rekrutmen
Setelah kedua data di atas tersedia, ROI bisa dihitung dengan formula berikut:
Recruitment ROI = (Total Manfaat – Total Biaya Rekrutmen) / Total Biaya Rekrutmen × 100
Hasil akhir dari kalkulator akan menunjukkan persentase keuntungan dari investasi rekrutmen Anda dalam periode tertentu.
Baca Juga: Cara Menghitung ROI Proses Training dan Pentingnya Bagi Perusahaan
Bagaimana Contoh Perhitungan ROI Rekrutmen?

Data yang Dibutuhkan:
- Jumlah karyawan baru: 50 orang
- Rata-rata kontribusi per tahun per karyawan: Rp 180 juta
- Kenaikan produktivitas: 10%
- Periode: 1 tahun
Total biaya rekrutmen: Rp 8 miliar
Langkah 1: Hitung Total Manfaat
Kontribusi tahunan:
- 50 × Rp 180 juta = Rp 9 miliar
- Tambahan produktivitas 10%:
- 10% × Rp 9 miliar = Rp 900 juta
Total manfaat per tahun:
Rp 9 miliar + Rp 900 juta = Rp 9,9 miliar
Langkah 2: Masukkan ke Rumus ROI
Recruitment ROI = (Total Manfaat – Total Biaya Rekrutmen) / Total Biaya Rekrutmen × 100
- Recruitment ROI = (Rp 9,9 miliar – Rp 8 miliar) / Rp 8 miliar × 100
- Recruitment ROI = (Rp 1,9 miliar / Rp 8 miliar) × 100
- Recruitment ROI = 23,75%
Jadi, ROI rekrutmen-nya adalah 23,75% dalam periode 1 tahun.
Jika Anda ingin ROI lebih tinggi (misal di atas 50–100%), berarti bisa dilakukan evaluasi di sisi biaya rekrutmen, atau upayakan agar kontribusi dan produktivitas karyawan baru meningkat.ahun.
Baca Juga: 9 Metrik Penting untuk Mengukur ROI Employer Branding
Mengapa HR Perlu Melacak ROI Rekrutmen?

Rekrutmen ROI adalah cara untuk mengukur seberapa efektif proses rekrutmen ynag dilakukan perusahaan.
Melalui data ini, perusahaan bisa menilai apakah strategi rekrutmen yang diterapkan sudah tepat.
Namun, perlu Anda ketahui bahwa ROI bukan hanya soal biaya yang dikeluarkan untuk merekrut satu orang.
Melacak ROI bisa membantu HR memahami candidate experience dan memperbaikinya.
Berdasarkan CareerPlug's Candidate Experience Report 2024, sebanyak 52% pencari kerja pernah menolak tawaran kerja karena pengalaman rekrutmen yang buruk.
Itulah mengapa cara perusahaan merekrut karyawan sangat memengaruhi minat kandidat untuk bergabung.
Selain itu, berikut alasan yang membuat Anda perlu mengukur ROI rekrutmen:
1. Membuktikan Nilai Kerja HR ke Perusahaan
Dengan data ROI yang jelas, HR bisa menunjukkan hasil nyata dari investasi rekrutmen kepada manajemen dan membuktikan bahwa proses ini benar-benar berdampak pada bisnis.
2. Menyelaraskan Proses Rekrutmen dengan Strategi Bisnis
Dengan mengetahui hasil dari proses rekrutmen, HR bisa lebih mudah menyusun strategi pencarian kandidat yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan perusahaan.

3. Menghemat biaya rekrutmen
Melacak ROI membantu HR mengetahui mana saja cara rekrutmen yang paling efektif dan hemat biaya.
Jadi, anggaran tidak terbuang sia-sia untuk cara-cara yang hasilnya kurang maksimal.
Baca Juga: 13 Cara Menghemat Biaya Rekrutmen untuk Bisnis Anda
4. Mempercepat proses rekrutmen (time-to-hire)
Proses rekrutmen yang terlalu lama bisa membuat posisi kosong lebih lama, pekerjaan jadi menumpuk, dan produktivitas terganggu.
Selain itu, kandidat juga bisa saja menerima tawaran dari perusahaan lain.
Dengan memantau ROI, HR bisa mengevaluasi dan mempercepat proses rekrutmen.
Baca Juga: Time to Hire: Cara Menghitung dan Tips Mengoptimalkannya
5. Mengatur anggaran dan tenaga dengan lebih baik
Dari data ROI, HR bisa menentukan mana prioritas yang harus dijalankan dan inisiatif apa yang sebaiknya dikurangi, sehingga anggaran dan waktu bisa dipakai untuk hal yang paling menghasilkan.
6. Sebagai alat ukur kinerja tim rekrutmen
ROI juga bisa dipakai untuk mengukur performa tim HR.
Dari sini bisa terlihat seberapa efektif setiap strategi rekrutmen yang dijalankan dan mana yang perlu diperbaiki.
7. Mendukung pengambilan keputusan berbasis data
Dengan data ROI yang jelas, HR bisa membuat keputusan berdasarkan fakta, bukan hanya perkiraan.
Proses rekrutmen jadi bisa terus diperbaiki dan disesuaikan sesuai hasil di lapangan.
Baca Juga: 11 Tips Mengurangi Cost per Hire dan Cara Menghitungnya
Apa Saja Metrik Penting untuk Melacak ROI Rekrutmen?

Agar bisa mengetahui seberapa efektif proses rekrutmen di perusahaan, Anda perlu menghitung ROI rekrutmen.
Caranya adalah dengan mencatat beberapa metrik penting, nilai kontribusi karyawan baru, dan biaya-biaya rekrutmen yang dikeluarkn.
Sebelum masuk ke penghitungannya, berikut metrik yang perlu Anda pahami:
1. Karyawan Keluar di Tahun Pertama
Karyawan baru biasanya membutuhkan waktu untuk beradaptasi dan menunjukkan performa terbik.
Apabila mereka keluar sebelum setahun bekerja, itu bisa disebut dengan first-year attrition.
Setiap kali ini terjadi, artinya biaya rekrutmen yang sudah dikeluarkan menjadi sia-sia dan perusahaan harus keluar biaya lagi untuk mencari penggantinya.
2. Offer Acceptance Rate (OAR)
OAR merupakan presentase kandidat yang menerima tawaran kerja dari perusahaan Anda.
Apabila banyak kandidat menolak, artinya ada yang perlu diperbaiki dalam proses rekrutmen.
Bisa jadi karena tawarannya kurang menarik atau komunikasi mengenai posisi dan benefit-nya belum maksimal.
Anda bisa menanyakan ke kandidat terkait alasan mereka menolak tawaran tersebut.
Dari situ Anda bisa mendapatkan insigth untuk memperbaiki proses rekrutmen atau offering kerja ke depannya.
Baca Juga: Attrition Rate: Jenis, Faktor Penyebab, dan Cara Mengukurnya
3. Application Completion Rate (ACR)
Berdasarkan data dari SHRM, sebanyak 92% pelamar tidak menyelesaikan proses lamaran secara online.
ACR digunakan untuk mengukur seberapa banyak pelamar yang memulai proses pengisian formulir lamaran hingga berhasil mengirimkannya.
Apabila angka ACR rendah, hal ini dapat mengindikasikan bahwa proses lamaran yang tersedia terlalu rumit, panjang, atau kurang ramah pengguna.
Sebagai solusinya, Anda dapat menyusun formulir lamaran yang ringkas, namun tetap mampu mengakomodasi informasi penting yang dibutuhkan.
Apabila diperlukan, sediakan metode alternatif yang lebih cepat, misalnya dengan meminta kandidat mengirimkan video perkenalan singkat.

4. Applicant-to-Interview Ratio
Metrik ini menunjukkan perbandingan antara jumlah pelamar yang masuk dengan jumlah pelamar yang dipanggil untuk proses wawancara.
Angka ini dapat memberikan gambaran mengenai efektivitas iklan lowongan kerja yang dipasang, serta ketepatan proses seleksi tahap awal dalam screening kandidat yang sesuai.
Oleh karena itu, Anda perlu meninjau kembali isi iklan lowongan serta proses seleksi awal yang diterapkan.
Pastikan bahwa pelamar yang mendaftar benar-benar sesuai dengan kualifikasi posisi dan budaya perusahaan.
Baca Juga: 6 Cara Cepat Screening Karyawan & Faktor yang Memperlambatnya
5. Time-to-Hire
Time-to-hire (TTH) merupakan waktu yang dibutuhkan sejak kandidat masuk ke dalam proses rekrutmen hingga menerima tawaran kerja.
Metrik ini penting untuk mengetahui seberapa efisien proses rekrutmen berjalan, agar tidak memakan waktu terlalu lama hingga menyebabkan kandidat memilih kesempatan lain.
Rumus:
Time-to-Hire = Tanggal tawaran kerja diterima – Tanggal kandidat masuk proses rekrutmen
Contoh:
Jika seorang kandidat melamar pada hari ke-7 setelah lowongan dipublikasikan, dan menerima tawaran kerja pada hari ke-21 setelah lowongan dipasang, maka TTH-nya adalah 14 hari.
6. Quality-of-Hire
Quality-of-Hire merupakan metrik yang menilai kualitas karyawan baru, apakah sesuai dengan nilai-nilai perusahaan dan mampu berkontribusi secara produktif.
Karena sifatnya subjektif, indikator yang digunakan dapat berbeda di setiap perusahaan dan posisi jabatan.
SDiskusikan bersama kepala departemen atau manajer terkait untuk menentukan aspek-aspek apa saja yang akan diukur.
Biasanya meliputi performa kerja, kesesuaian dengan budaya perusahaan, serta kecepatan beradaptasi dalam tim.
Rumus Quality-of-Hire:
Quality of Hire (%) = (Persentase performa + Persentase kecocokan budaya) / Jumlah indikator
Baca Juga: Culture Fit Test: Pengertian, Manfaat, dan Langkahnya
Apa yang Perlu Dilakukan Setelah Melacak ROI Rekrutmen?

Setelah mengetahui ROI dari proses rekrutmen perusahaan, berikut beberapa hal yang perlu Anda lakukan:
1. Cek dulu dampak hasil rekrutmen ke ROI
Apabila ROI rekrutmen sudah menunjukkan angka 50% apalagi sampai 100%, itu tandanya proses rekrutmen Anda cukup efektif.
Tapi kalau ternyata biaya rekrutmen justru lebih besar dari manfaat atau keuntungan yang didapat, artinya ROI-nya jelek dan perlu segera diperbaiki.
Jangan langsung terima angka ROI begitu saja, cek dulu data-data di baliknya, siapa tahu ada bagian proses rekrutmen yang masih kurang maksimal.
2. Bandingkan ROI rekrutmen dengan perusahaan lain di industri yang sama
Baik ROI yang Anda peroleh tergolong tinggi maupun rendah, sebaiknya tetap lakukan perbandingan dengan perusahaan sejenis di industri yang sama.
Meskipun belum ada standar baku terkait berapa angka ROI rekrutmen yang ideal, apabila hasil Anda jauh berada di bawah rata-rata kompetitor, hal tersebut merupakan indikator kuat bahwa strategi rekrutmen perusahaan perlu segera dievaluasi dan diperbaiki.
Biasanya, ROI yang rendah juga sejalan dengan metrik lain yang kurang optimal, seperti time-to-hire atau offer acceptance rate, yang pada akhirnya berdampak negatif terhadap pengalaman kandidat secara keseluruhan.
Baca Juga: 10 Kendala Rekrutmen yang Dialami oleh Tim HR + Tipsnya
3. Identifikasi Proses Rekrutmen yang Masih Bisa Dioptimalkan
Lakukan analisis mendalam terhadap laporan data rekrutmen yang dimiliki untuk mengetahui proses mana saja yang masih bisa disederhanakan atau dipercepat.
Misalnya, apabila durasi proses rekrutmen terlalu panjang, Anda dapat mengevaluasi kembali tugas-tugas manual yang memungkinkan untuk diotomatisasi.
Selain itu, jika angka kandidat yang batal melamar atau menolak tawaran kerja cukup tinggi, ada baiknya meninjau kembali strategi rekrutmen yang diterapkan.
Baca Juga: 10 Tips Rekrutmen Industri Manufaktur dan Strateginya
Kesimpulan
Berdasarkan artikel di atas, penghitungan ROI rekrutmen menjadi langkah penting untuk mengukur seberapa efektif investasi perusahaan dalam proses perekrutan karyawan baru.
Melalui perbandingan antara total manfaat finansial yang dihasilkan oleh karyawan baru dan total biaya yang dikeluarkan selama proses rekrutmen, perusahaan bisa melihat apakah strategi yang diterapkan sudah memberikan hasil yang sepadan.
Agar perhitungannya akurat, perusahaan perlu terlebih dulu mengumpulkan data seperti rata-rata kontribusi finansial per karyawan, kenaikan produktivitas, hingga seluruh biaya yang terkait dengan proses rekrutmen, baik eksternal maupun internal.
Untuk mempermudah perusahaan dalam menghitung ROI rekrutmen, perusahaan dapat menggunakan fitur analisa data yang tersedia di software HRIS GajiHub.
Melalui fitur ini, Anda dapat mengetahui data produktivitas, jumlah karyawan per tahun, gaji mereka beserta komponen-komponennya, dan masih banyak lagi.
Selain itu, GajiHub juga memungkinkan Anda untuk melakukan penggajian secara otomatis dan terhindar dari human error.
Dengan demikian, manajemen perusahaan dapat lebih fokus dalam menyusun berbagai strategi, salah satunya strategi rekrutmen.
Tertarik mencoba GajiHub? Kunjungi tautan ini dan dapatkan coba gratis hingga 14 hari.
- Manajemen Penggajian Karyawan: Fungsi, Tahapan, dan Tipsnya - 19 June 2025
- Berikut Tren Gaji Sektor Pertambangan di Indonesia Tahun 2025 - 19 June 2025
- Hitung ROI Rekrutmen dengan Kalkulator Gratis dan Contohnya - 19 June 2025