Employee Engagement: Cara Mengukur, Kalkulator, dan Metodenya

kalkulator employee engagement banner

Employee engagement memiliki peran penting dalam meningkatkan kinerja dan keuntungan perusahaan.

Mulai dari membantu menekan angka turnover, mengurangi tingkat absensi, hingga mendorong produktivitas, semuanya dapat memberikan dampak terhadap hasil bisnis.

Untuk membantu perusahaan memahami potensi tersebut, Anda dapat mengukurnya dengan kalkulator employee engagement.

Namun, sebelumnya perlu diketahui bahwa employee engagement merupakan kondisi di mana karyawan secara proaktif dan penuh semangat memberikan kontribusi terbaiknya kepada perusahaan.

Pada artikel kali ini, GajiHub akan membahas cara mengukur employee engagement, baik melalui kalkulator maupun secara manual.

Bagaimana Cara Menggunakan Kalkulator Employee Engagement?

kalkulator employee engagement 6

Untuk mengukur employe engagement, Anda dapat memanfaatkan kalkulator engagement berikut ini:

Kalkulator Employee Engagement Score

Engagement Score: 0%

Hasil perhitungan tersebut akan membantu Anda mengambil keputusan yang lebih tepat dalam merancang strategi employee engagement ke depannya.

Baca Juga: 15 Cara Meningkatkan Employee Engagement dan Manfaatnya

Bagaimana Cara Mengukur Employee Engagement?

kalkulator employee engagement 5

Selain menggunakan kalkulator employee engagement, Anda juga dapat mengukurnya secara manual.

Untuk mengetahui tingkat keterlibatan karyawan, biasanya perusahaan akan menggunakan employee engagement score.

Nilai tersebut diperoleh dari survei khusus yang berisi berberapa pertanyaan penting terkait perasaan dan employee experience di tempat kerja.

Pernyataan-pernyataan dalam survei ini bertujuan untuk menggambarkan hal-hal yang berhubungan langsung dengan engagement, seperti rasa bangga, loyalitas, semangat, dan kemauan untuk memberikan yang terbaik.

Misalnya, melalui beberapa pertanyaan berikut:

  • Apakah Anda akan merekomendasikan perusahaan ini sebagai tempat kerja yang baik?
  • Apakah perusahaan ini membuat Anda termotivasi untuk memberikan hasil kerja terbaik?
  • Apakah Anda berencana tetap bekerja di perusahaan ini dalam satu tahun ke depan?
  • Apakah Anda merasa bangga bekerja di perusahaan ini?

Selain itu, skor employee engagement biasanya dibandingkan dengan faktor-faktor lain yang bisa memengaruhi tingkat engagement.

Misalnya, apakah perusahaan memberikan peluang karier yang cukup baik?

Apakah komunikasi dengan atasan berjalan lancar? Atau apakah karyawan merasa aman dan dihargai di lingkungan kerja?

Berikut beberapa faktor penting yang bisa memengaruhi employee engagement:

  • Gaya kepemimpinan atasan
  • Hubungan dengan manajer langsung
  • Lingkungan kerja yang adil, aman, dan inklusif
  • Kesempatan berkembang dan belajar
  • Apresiasi dan pengakuan atas hasil kerja
  • Kompensasi dan benefit yang sesuai
  • Kerja sama antar tim
  • Arah dan masa depan perusahaan yang jelas

Baca Juga: Work Engagement: Arti, Ciri-ciri, Aspek, Dampak, dan Strateginya

Apa Saja Metode untuk Mengukur Employee Engagement?

kalkulator employee engagement 4

Umumnya, employee engagement diukur lewat survei.

Namun, ada beberapa cara lain yang bisa dilakukan tanpa perlu menggunakan survei, misalnya dengan menganalisis data dan berinteraksi langsung dengan karyawan.

Berikut ini beberapa cara praktis untuk mengukur employee engagement tanpa survei, lengkap dengan langkah-langkahnya:

1. One-on-One Meeting (Pertemuan Individu)

Tujuan: Mendapatkan feedback langsung dari karyawan secara pribadi dan terbuka.

Langkah-langkah:

  1. Jadwalkan pertemuan 1:1 antara karyawan dan atasan langsung atau HR.
  2. Pastikan sesi bersifat rahasia dan aman untuk berbicara jujur.
  3. Mulai dengan pertanyaan ringan untuk mencairkan suasana.
  4. Arahkan ke topik-topik seputar kenyamanan kerja, tantangan, dan harapan.
  5. Catat jawaban, kelompokkan berdasarkan tema.
  6. Lakukan analisis dari hasil percakapan.

Metode ini sangat cocok untuk membahas hal sensitif dan membangun hubungan yang lebih dekat dengan karyawan.

2. Exit Interview

Tujuan: Mengetahui alasan karyawan resign dan apa yang bisa diperbaiki di perusahaan.

Langkah-langkah:

  • Jadwalkan wawancara saat karyawan mengundurkan diri.
  • Tanyakan alasan utama mereka keluar.
  • Gali masukan tentang kondisi kerja, tim, dan manajemen.
  • Dokumentasikan semua feedback.
  • Evaluasi hasilnya untuk perbaikan organisasi dan retensi karyawan lainnya.

Metode exit interview bisa menjadi sumber insight berharga untuk mencegah kehilangan karyawan di masa depan.

3. Stay Interview

Tujuan: Memahami alasan karyawan bertahan dan apa yang membuat mereka betah.

Langkah-langkah:

  1. Pilih karyawan yang sudah cukup lama bekerja.
  2. Lakukan wawancara informal untuk menggali pengalaman kerja mereka.
  3. Tanyakan apa yang mereka sukai dan apa yang bisa ditingkatkan.
  4. Catat feedback dan ide yang muncul.
  5. Gunakan hasilnya untuk memperbaiki fasilitas, benefit, atau lingkungan kerja.

Dengan melakukan stay interview, perusahaan dapat mencegah karyawan yang ingin resign diam-diam.

Jika dalam stay interview, ditemukan masalah terkait urusan administrasi yang membingungkan karyawan, perusahaan dapat mempertimbangkan software HR dari GajiHub.

Dengan software ini, karyawan dapat melakukan presensi, izin dan cuti, hingga mengajukan reimbursement secara mandiri melalui fitur employee self-service (ESS).

Tertarik untuk mencoba GajiHub? Klik gambar di bawah ini dan dapatkan coba gratis hingga 14 hari:

gajihub 1

4. Menghitung Turnover Rate

Tujuan: Mengetahui tingkat karyawan yang keluar dalam periode tertentu.

Langkah-langkah:

1. Hitung jumlah karyawan yang keluar secara sukarela dalam 1 periode (misalnya 1 tahun).

2. Gunakan rumus:

Turnover Rate = (Jumlah Karyawan Keluar / Jumlah Total Karyawan) x 100

3. Bandingkan angka ini dengan periode sebelumnya atau standar industri.

Turnover rate yang tinggi bisa jadi sinyal bahwa engagement di perusahaan sedang rendah.

5. Menghitung Tingkat Absensi

Tujuan: Mengukur seberapa sering karyawan tidak masuk kerja tanpa alasan jelas.

Langkah-langkah:

1. Catat jumlah hari tidak masuk (absen) dari seluruh karyawan.

2. Hitung jumlah total hari kerja dalam periode tersebut.

3. Gunakan rumus:

Absenteeism Rate = (Jumlah Hari Tidak Masuk / Jumlah Hari Kerja) x 100

Jika terdapat angka absensi yang tinggi secara di konsisten di suatu divisi atau tim, lakukan analisis secara menyeluruh.

Hal ini disebabkan karena karyawan yang tidak terlibat cenderung lebih sering absen atau bolos.

6. Mengukur Produktivitas Karyawan

Tujuan: Melihat seberapa besar kontribusi karyawan terhadap hasil perusahaan.

Langkah-langkah:

1. Hitung total pendapatan perusahaan dalam periode tertentu.

2. Hitung jumlah total karyawan aktif.

3. Kemudian gunakan rumus:

Produktivitas = Total Pendapatan / Jumlah Karyawan

Lihat tren produktivitas dari waktu ke waktu, atau bandingkan antar divisi.

Jika produktivitas menurun tanpa alasan teknis, bisa jadi karena engagement karyawan menurun.

7. Text Analytics dengan NLP (Natural Language Processing)

Tujuan: Menganalisis sentimen karyawan dari teks atau percakapan mereka.

Langkah-langkah:

  1. Kumpulkan data teks dari email internal, chat kantor, forum diskusi, atau review online.
  2. Gunakan software NLP (bisa open-source atau berbayar) untuk analisis.
  3. Identifikasi pola, kata-kata yang sering muncul, dan nada emosional (positif/negatif).
  4. Kelompokkan sentimen berdasarkan topik, divisi, atau waktu.
  5. Ambil tindakan berdasarkan insight yang ditemukan.

Metode ini cocok untuk perusahaan yang ingin insight skala besar dari banyak sumber data.

Baca Juga: Cara Menghitung ROI HR dan Tips Meningkatkannya

Apa Saja Cara yang Tidak Disarankan untuk Mengukur Employee Engagement?

kalkulator employee engagement 3

Setelah mengetahui cara yang tepat, sekarang mari kita lihat beberapa kesalahan umum yang sering dilakukan perusahaan saat mengukur engagement karyawan:

1. Menggunakan Hanya Satu Metode Pengukuran

Setiap metode punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

Oleh karena itu, perusahaan harus menentukan:

  • Apa tujuan akhir mereka,
  • Sumber daya dan waktu yang tersedia, serta
  • Area risiko engagement karyawan yang perlu dipantau.

Biasanya, menggabungkan lebih dari satu metode akan menghasilkan informasi yang lebih kaya dan menyeluruh dalam berbagai rentang waktu.

2. Terlalu Sering Mengirim Survei ke Karyawan

Agar karyawan tidak merasa jenuh dengan survei, sebaiknya:

  • Komunikasikan jadwal survei sebelumnya
  • Sebar frekuensi survei secara merata sepanjang tahun.

Misalnya, satu survei tahunan ditambah dengan pulse survey berkala bisa memberikan cukup insight untuk dilanjutkan dengan wawancara mendalam terhadap karyawan tertentu.

Baca Juga: 35 Contoh Pertanyaan Employee Engagement Survey dan Tipsnya

3. Menunggu Masalah Muncul Baru Bertindak

Jangan tunggu sampai terjadi masalah baru bergerak. Sebaliknya, Anda bisa:

  • Melakukan check-in secara rutin,
  • Mengembangkan proses HR secara berkelanjutan,
  • Membangun budaya feedback di tempat kerja.

Ingatlah bahwa langkah proaktif jauh lebih efektif dibanding hanya reaktif.

4. Jika Menggunakan Survei, Buat Struktur dengan Jelas

Apabila Anda memutuskan untuk menggunakan survei, buatlah struktur survei secara jelas dan tambahkan pertanyaan terbuka di akhir untuk menangkap masukan dari karyawan.

Baca Juga: 10 Cara Memberikan Masukan untuk Perusahaan dan Contohnya

Bagaimana Tips Mengukur Employee Engagement?

mengukur keterlibatan karyawan 2

Selain dengan menggunakan kalkulator employee engagement atau melalui metode-metode di atas, Anda juga perlu melakukan tips berikut untuk meningkatkan efektivitasnya:

1. Gunakan Berbagai Metode Pengukuran

Mengandalkan satu metode saja atau hanya menggunakan kalkulator employee engagement misalnya, tidak akan memberikan gambaran menyeluruh.

Anda perlu mengombinasikan beberapa metode, misalnya dengan survei formal, 1-on-1 meeting, atau melalui feedback kualitatif lainnya.

2. Gunakan Data Historis sebagai Tolok Ukur

Sebagai jenis data lainnya, data employee engagement akan jauh lebih berguna jjika dibandingkan dari waktu ke waktu.

Dengan melacak tren, Anda bisa melihat dampak dari berbagai inisiatif yang telah dijalankan dan mengambil keputusan berbasis data.

3. Komunikasikan Temuan secara Transparan

Agar hasilnya optimal, bagikan hasil pengukuran kepada seluruh organisasi secara transparan.

Dengan demikian, karyawan akan merasa bahwa suara mereka dihargai, dan hal ini akan meningkatkan keterlibatan mereka.

Jangan hanya menyampaikan hal-hal positif, tapi juga informasikan area yang perlu ditingkatkan untuk membangun buudaya kerja yang terbuka dan terus berkembang.

Membagikan hasil survei juga mendorong karyawan untuk lebih aktif dalam menyampaikan ide dan saran, yang dapat berdampak positif terhadap engagement secara keseluruhan.

Baca Juga: Komunikasi Internal: Pengertian, Manfaat, Contoh, dan Tips Membangunnya

mengukur keterlibatan karyawan 1

4. Selaraskan Pengukuran Engagement dengan Hasil Bisnis

Employee engagement bukan hanya tentang membuat karyawan merasa senang di tempat kerja.

Engagement juga memengaruhi produktivitas, retensi karyawan, hingga kepuasan pelanggan, yang semuanya berkontribusi pada keberhasilan bisnis.

Fakta menarik dari Gallup juga menunjukkan bahwa bisnis dengan tingkat engagement tertinggi mencatat profitabilitas 21% lebih tinggi dan produktivitas 17% lebih besar dibandingkan unit dengan engagement terendah.

5. Bangun Siklus Feedback yang Berkelanjutan

Mengukur employee engagement harus dilakukan secara berkelanjutan.

Dengan mengukurnya secara rutin, Anda dapat menciptakan siklus feedback yang berkesinambungan.

Saat Anda terus mendengar masukan dari karyawan, mengambil tindakan berdasarkan feedback tersebut, maka perusahaan dapat mencapai employee engagement yang tinggi.

Baca Juga: Kritik Konstruktif: Cara Menyampaikan, Manfaat, dan Contohnya

Kesimpulan

Berdasarkan artikel di atas, dapat dipahami bahwa mengukur employee engagement bukan hanya soal apakah karyawan bahagia atau tidak di tempat kerja.

Employee engagement memiliki dampak langsung ke berbagai hal penting, seperti produktivitas, tingkat turnover karyawan, dan bahkan keuntungan perusahaan.

Oleh karena itu, cara mengukurnya juga harus tepat.

Selain menggunakan kalkulator employee engagement seperti yang telah disediakan oleh GajiHub, Anda juga perlu meminta feedback langsung dari karyawan, baik melalui wawancara langsung maupun survei.

Agar lebih fokus dalam meningkatkan employee engagement, perusahaan dapat mempertimbangkan penggunaan software HRIS dari GajiHub.

Melalui software ini, tim HR dapat lebih mudah dalam mengelola kehadiran karyawan, payroll, hingga izin dan cuti mereka.

GajiHub juga dapat membantu meningkatkan employee engagement dengan fitur employee self-service (ESS) yang sangat memudahkan mereka.

Dengan ESS, mereka dapat melakukan presensi, izin cuti, mengecek sisa saldo cuti, mengajukan reimbursement melalui smartphone masing-masing.

Sementara itu tim HR dan manajer juga dapat melakukan approval secara mudah dan digital, tanpa harus membuat banyak formulir.

Tertarik mencoba GajiHub? Kunjungi tautan ini dan dapatkan coba gratis hingga 14 hari.

Amelia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *