Employer branding merupakan salah satu kunci sukses dalam strategi rekrutmen.
Dengan memperkuat employer branding, perusahaan dapat menarik dan mempertahankan talenta berkualitas, meskipun di tengah persaingan pasar tenaga kerja yang semakin ketat.
Di tengah banyaknya pilihan kerja, perusahaan dengan reputasi baik akan lebih mudah mendapatkan karyawan.
Selain itu, 86% pelamar kerja akan mencari ulasan dan peringkat perusahaan sebelum melamar pekerjaan.
Itulah mengapa, perusahaan dengan ulasan positif lebih mudah dalam menarik talenta terbaik dan dapat mengurangi biaya rekrutmen.
Nah, untuk mengetahui keberhasilan dalam upaya employer branding, Anda dapat mengukurnya dengan return on investment (ROI) employer branding.
Pada artikel kali ini, GajiHub akan membahas apa saja ROI employer branding yang perlu diukur dan cara menghitungnya.
Apa yang Membuat Employer Branding Penting?

Saat ini persaingan untuk mendapatkan talenta terbaik semakin ketat.
Oleh karena itu, jika ingin menarik dan mempertahankan karyawan berkualitas, perusahaan harus memahami berbagai tren tenaga kerja dan membuat strategi yang sesuai.
Berikut adalah beberapa alasan mengapa perusahaan perlu berinvestasi pada employer branding:
1. Pekerjaan Lebih Mudah Ditemukan
Dengan adanya media sosial dan platform tenaga kerja seperti LinkedIn atau Jobstreet, mencari pekerjaan menjadi lebih mudah.
Selain itu, adanya pilihan kerja remote juga membuat karyawan memiliki banyak pilihan tanpa terikat lokasi.
Akibatnya, perusahaan tidak hanya bersaing dengan bisnis lokal, melainkan juga dengan perusahaan nasional dan bahkan global untuk mendapatkan kandidat terbaik.
Baca Juga: Job Board: Pengertian, Manfaat, dan 7 Cara Menggunakannya
2. Karyawan Mencari Lebih dari Sekadar Gaji
Menurut Glassdoor, 77% orang mempertimbangkan budaya perusahaan sebelum melamar kerja dan 56% bahkan menganggap budaya kerja lebih penting daripada gaji.
Saat ini, karyawan ingin bekerja di perusahaan yang memiliki nilai dan tujuan yang sejalan dengan mereka.
Selain gaji dan tunjangan, faktor seperti lingkungan kerja, komunitas, peluang berkembang, serta makna dari pekerjaan itu sendiri juga berpengaruh besar terhadap keputusan mereka.
3. Pengalaman Karyawan Memiliki Pengaruh Besar
Dulu, reputasi perusahaan lebih banyak dinilai dari kepuasan pelanggan.
Sekarang, dengan adanya platform seperti Glassdoor, karyawan bisa berbagi pengalaman kerja mereka secara terbuka.
Jika perusahaan dikenal sering memperlakukan karyawannya dengan buruk, hal ini bisa merusak citra mereka, tidak peduli seberapa baik layanan yang mereka tawarkan kepada pelanggan.
Baca Juga: Branding Perusahaan: Arti, Manfaat, Hingga Cara Membangunnya
Apa Saja Aspek Penting dalam Employer Branding?

Dalam membangun dan mengukur keberhasilan employer branding, ada beberapa aspek penting yang perlu Anda utamakan.
Berikut beberapa di antaranya:
1. Efisiensi dalam Rekrutmen
Mencari kandidat yang tepat membutuhkan banyak sumber daya.
Jika employer branding lemah, perusahaan akan lebih sulit dan membutuhkan biaya yang cukup tinggi untuk menarik talenta berkualitas.
Bahkan, merekrut orang yang tidak cocok dapat merugikan perusahaan hingga 30% dari gaji tahunan karyawan di tahun pertama.
Employer branding yang baik mempermudah proses rekrutmen.
Dengan citra perusahaan yang menarik dan budaya kerja yang jelas, kandidat potensial lebih tertarik untuk melamar.
Hal ini menghemat biaya pemasangan iklan lowongan pekerjaan, proses seleksi, serta waktu yang dihabiskan tim HR untuk menemukan orang yang tepat.
Tips
Pastikan employer branding Anda mencerminkan budaya dan nilai perusahaan yang sebenarnya agar menarik kandidat yang sesuai.
Baca Juga: Cara Efektif Melakukan Rekrutmen dan Strateginya
2. Meningkatkan Retensi Karyawan
Dibandingkan mencari pengganti baru, mempertahankan karyawan membutuhkan biaya yang jauh lebih mudah.
Menurut laporan Work Institute 2020, turnover karyawan bisa menghabiskan 30% dari gaji ttahunan untuk proses rekrutmen dan pelatihan pengganti.
Jika karyawan merasa puas dengan lingkungan kerja dan nilai-nilai perusahaan, mereka akan lebih cenderung bertahan.
Employer branding yang kuat membantu membangun loyalitas dan mengurangi angka turnover.
Tips
Ciptakan lingkungan kerja yang mendukung pertumbuhan karyawan, baik melalui peluang pengembangan, budaya kerja yang sehat, maupun manfaat tambahan lainnya.
Baca Juga: 9 Faktor yang Mempengaruhi Retensi Karyawan
3. Meningkatkan Keterlibatan dan Produktivitas Karyawan
Karyawan yang tidak terlibat dalam pekerjaannya bisa menjadi beban bagi perusahaan.
Menurut Gallup, rendahnya keterlibatan karyawan bisa menyebabkan kerugian ekonomi global hingga $8,1 triliun.
Employer branding yang baik menciptakan rasa memiliki dan tujuan dalam bekerja. Ketika karyawan merasa dihargai dan sejalan dengan visi perusahaan, mereka lebih termotivasi dan produktif.
Tips
Bangun budaya kerja yang positif dengan mendukung work life balance, menciptakan lingkungan yang inklusif, dan memberikan apresiasi yang sesuai kepada karyawan.
Baca Juga: 9 Tanda Employer Branding Berhasil dan Trennya di Tahun 2025
4. Referral Karyawan
Employer branding yang kuat tidak hanya menarik kandidat baru, tetapi juga mendorong karyawan lama maupun saat ini untuk merekomendasikan perusahaan kepada orang-orang di jaringan mereka.
Ketika karyawan merasa puas dan bangga bekerja di suatu perusahaan, mereka lebih cenderung merekomendasikan kandidat berkualitas.
Menurut CareerBuilder, 82% perusahaan menganggap employee referral sebagai metode rekrutmen dengan ROI terbaik.
Selain itu, alumni yang memiliki pengalaman positif juga akan berbicara baik tentang perusahaan di mana pun mereka berada, yang secara tidak langsung meningkatkan reputasi bisnis Anda.
Tips
Karyawan akan lebih semangat merekomendasikan perusahaan jika mereka percaya pada nilai dan budaya kerja yang diterapkan.
Oleh karena itu, pastikan employer branding Anda mencerminkan visi, misi, dan lingkungan kerja yang positif agar mereka bangga menjadi bagian dari perusahaan.
Baca Juga: Employee Referral: Arti, Manfaat, dan Tips Sukses Membangunnya
5. Brand Experience
Jika ingin menciptakan kesan positif bagi pelanggan, Anda perlu membangun pengalaman merek yang kuat dan konsisten.
Employer branding yang baik membuat karyawan tetap terlibat, termotivasi, dan merasa dihargai.
Dampaknya, mereka akan memberikan layanan terbaik kepada pelanggan dengan penuh antusiasme dan energi positif.
Baca Juga: 15 Tips Meningkatkan Kepuasan Pelanggan
Apa Saja Metrik Penting untuk Mengukur ROI Employer Branding?

Employer branding tidak bisa diukur hanya dengan satu metrik dan setiap perusahaan mungkin membutuhkan kombinasi metrik yang berbeda-beda.
Oleh karena itu, penting untuk memilih metrik yang benar-benar memberikan gambaran tentang ROI employeer branding Anda.
1. Candidate NPS (Net Promoter Score)
Candidate Net Promoter Score membantu mengukur pengalaman kandidat selama proses rekrutmen. Pengalaman yang positif dapat meningkatkan reputasi perusahaan di mata calon pelamar dan memperkuat strategi perekrutan Anda.
Metode ini dilakukan dengan mengajukan satu pertanyaan sederhana:
“Dalam skala 0-10, seberapa besar kemungkinan Anda merekomendasikan [nama perusahaan] kepada teman atau kolega?”
Jawaban dari kandidat dikelompokkan menjadi tiga kategori:
- Promotor (9-10): Kandidat yang puas dan cenderung merekomendasikan perusahaan.
- Pasif (7-8): Kandidat yang cukup puas tetapi tidak terlalu antusias untuk merekomendasikan.
- Detraktor (0-6): Kandidat yang kurang puas dan mungkin memiliki pengalaman negatif.
Cara menghitung Candidate NPS:
(Jumlah Promotor – Jumlah Detraktor) / Total Responden x 100
Hasilnya akan berupa angka antara -100 hingga 100:
- Skor positif menandakan employer branding yang cukup baik.
- 30-70 adalah skor yang sangat baik.
- Di atas 70 berarti employer branding Anda luar biasa.
Dengan mengukur Candidate NPS secara rutin, Anda dapat memahami bagaimana kandidat melihat perusahaan Anda.
Baca Juga: Candidate Experience: Manfaat, Cara Membangun, dan Tipsnya

2. Employee Referral Rate (Tingkat Rekomendasi Karyawan)
Metrik ini menunjukkan seberapa sering karyawan merekomendasikan teman atau kenalan mereka untuk bergabung dengan perusahaan.
Karyawan yang puas dengan lingkungan kerja dan budaya perusahaan lebih cenderung merekomendasikan tempat kerja mereka kepada orang lain.
Selain itu, kandidat yang datang dari referral biasanya lebih sesuai dengan budaya perusahaan dan memiliki tingkat retensi yang lebih tinggi.
Keuntungan lain dari referral karyawan adalah proses rekrutmen yang lebih cepat dan efisien.
Studi dari LinkedIn juga menunjukkan bahwa calon kandidat 3x lebih percaya pada pendapat karyawan dibandingkan informasi langsung dari perusahaan saat mencari tahu tentang lingkungan kerja.
Dengan menganalisis data program referral, Anda bisa memahami seberapa besar karyawan mendukung employer branding perusahaan.
Jika banyak kandidat berkualitas yang direkomendasikan dan diterima bekerja, itu menandakan employer branding Anda berhasil menarik talenta terbaik.
Baca Juga: Employee Referral: Arti, Manfaat, dan Tips Sukses Membangunnya
3. Cost per Hire (Biaya Perekrutan)
Proses rekrutmen merupakan salah satu pengeluaran terbesar dalam HR.
Cost per hire mencakup berbagai aspek, seperti biaya iklan lowongan kerja, pembelian alat asesen, dan biaya layanan jika menggunakan agen rekrutmen.
Selain itu, ada juga biaya waktu yang dihabiskan oleh tim HR dan hiring manager untuk menyaring serta mewawancarai kandidat.
Employer branding yang kuat dapat membantu menekan biaya perekrutan.
Riset dari LinkedIn menunjukkan bahwa employer branding yang kuat dapat mengurangi biaya perekrutan hingga 50% dan mempercepat proses rekrutmen hingga setengahnya.

4. Interaksi di Media Sosial (Social Engagement)
Media sosial menjadi salah satu sumber utama bagi kandidat untuk mencari informasi tentang perusahaan.
Biasanya, kandidat mencari informasi terlebih dahulu melalui situs resmi dan akun media sosial perusahaan sebelum melamar kerja.
Perusahaan dapat memanfaatkan media sosial untuk menjangkau kandidat dan membangun citra positif sebagai tempat kerja yang menarik.
Kehadiran yang kuat di media sosial juga meningkatkan jangkauan.
Beberapa metrik yang bisa digunakan untuk mengukur keterlibatan employer branding di media sosial:
- Jumlah like, share, dan followers untuk melihat sejauh mana jangkauan employer brand.
- Interaksi positif atau negatif untuk memahami bagaimana audiens melihat perusahaan.
Baca Juga: Sosial Media Rekrutmen: Pengertian, Manfaat, dan Strateginya
5. Jumlah Aplikasi Terbuka atau Ekspresi Minat
Saat employer branding kuat, kandidat akan lebih proaktif menghubungi perusahaan, bahkan tanpa menunggu lowongan kerja terbuka.
Oleh karena itu, pantau jumlah kandidat yang menghubungi HR atau mengirimkan aplikasi terbuka.
Perhatikan juga apakah jumlah ini meningkat atau menurun dari waktu ke waktu. Data ini bisa membantu mengukur seberapa menarik employer branding di mata pencari kerja.
6. Analitik Career Page
Career page di website perusahaan bukan hanya tempat untuk mencantumkan lowongan kerja, tetapi juga sarana untuk memperkuat employer branding.
Halaman ini bisa menampilkan nilai-nilai perusahaan, budaya kerja, serta manfaat bagi karyawan untuk menarik lebih banyak kandidat potensial.
Beberapa data yang bisa dianalisis untuk mengukur efektivitas halaman karier:
- Jumlah kunjungan untuk mengukur seberapa menarik halaman karier bagi pencari kerja.
- Sumber pengunjung untuk mengetahui apakah mereka datang dari website utama perusahaan atau media sosial.
- Durasi kunjungan untuk melihat sejauh mana pengunjung tertarik dengan konten halaman karier.
- Jumlah aplikasi yang dikirimkan untuk mengukur efektivitas halaman dalam mendorong kandidat melamar.
- Bounce rate, yaitu persentase pengunjung yang hanya melihat satu halaman lalu keluar.
- Candidate conversion rate, yaitu persentase pengunjung yang menyelesaikan aplikasi dibandingkan total pengunjung.
- Drop-off rate, yaitu persentase pengunjung yang memulai aplikasi tetapi tidak menyelesaikannya.
Jika lebih banyak kandidat melamar langsung melalui career page, employer branding dapat dikatakan cukup efektif dan bisa mengurangi ketergantungan pada pihak ketiga dalam proses rekrutmen.

7. Kualitas Kandidat
Di pasar kerja saat ini, kandidat terbaik akan lebih selektif dalam memilih tempat kerja.
Employer branding yang kuat akan membantu menarik kandidat berkualitas tinggi.
Oleh karena itu, untuk mengukur ROI employer branding ada beberapa metrik penting, seperti:
- Jumlah kandidat yang berasal dari referral, karena kandidat hasil referral biasanya lebih sesuai dengan budaya perusahaan.
- Rasio kandidat yang dipanggil wawancara dibandingkan total pelamar, semakin tinggi rasio ini, semakin efektif employer branding dalam menarik kandidat yang tepat.
- Rasio wawancara terhadap tawaran kerja untuk mengukur seberapa efektif proses seleksi dalam menemukan kandidat terbaik.
- Kinerja dan tingkat retensi karyawan baru, jika karyawan baru bertahan lama dan memiliki performa baik, berarti employer branding sudah menarik orang yang tepat.
Baca Juga: Rencana 30-60-90 Hari Onboarding: Arti, Struktur, dan Contohnya
8. Tingkat Penerimaan Tawaran Kerja (Offer Acceptance Rate)
Tingkat penerimaan tawaran kerja menunjukkan seberapa besar kemungkinan kandidat menerima tawaran kerja dari perusahaan.
Jika tingkat penerimaannya tinggi, berarti proses rekrutmen yang diterapkan efektif dan employer branding perusahaan cukup kuat di mata calon karyawan.
Mulailah melacak tingkat penerimaan tawaran kerja agar bisa mengukur ROI employee branding.
Selain itu, mintalah feedback dari kandidat yang menolak tawaran kerja untuk memahami alasannya.
Dengan begitu, Anda bisa mengetahui apakah penolakan mereka lebih bersifat personal atau karena adanya persepsi tertentu tentang perusahaan.
Baca Juga: Tips Memilih Kandidat Karyawan Terbaik
Bagaimana Cara Menghitung ROI Employer Branding?

Untuk menghitung ROI dari employer branding, perhatikan bagaimana strategi ini membantu mengurangi berbagai biaya dalam proses rekrutmen.
Contoh:
Peningkatan jumlah pelamar atau tingkat konversi yang lebih tinggi dapat menghemat biaya rekrutmen dalam jumlah tertentu.
Namun, menilai ROI employer branding tidak selalu mudah karena sulit memastikan apakah penghematan biaya ini sepenuhnya berasal dari employer branding atau faktor lain.
Cara Menghitung ROI Employer Branding
Anda bisa menghitung ROI dengan membandingkan biaya yang dikeluarkan untuk employer branding dengan manfaat yang diperoleh perusahaan.
Total biaya yang perlu diperhitungkan:
- Biaya pembelian alat digital untuk membangun employer branding
- Biaya pengembangan materi promosi employer branding
- Waktu yang dihabiskan tim media sosial untuk membangun citra perusahaan
Manfaat yang bisa diukur:
- Penurunan angka turnover karyawan
- Peningkatan tingkat retensi karyawan
- Efisiensi dalam proses rekrutmen
- Peningkatan jumlah kandidat berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan
Setelah semua angka dikumpulkan, ROI employer branding bisa dihitung dengan rumus berikut:
Rumus Perhitungan ROI Employer Branding
ROI Employer Branding = ((Nilai Finansial – Total Biaya) / Total Biaya) x 100
Dengan cara ini, Anda dapat menentukan apakah strategi employer branding yang diterapkan benar-benar memberikan manfaat yang sepadan dengan biaya yang telah dikeluarkan.
Baca Juga: Cara Menghitung ROI HR dan Tips Meningkatkannya
Kesimpulan
Berdasarkan artikel di atas, dapat dipahami bahwa ROI employer branding merupakan ukuran penting untuk menilai efektivitas dalam strategi branding perusahaan.
Perhitungan ROI ini dilakukan dengan membandingkan biaya yang dikeluarkan untuk employer branding, seperti pengembangan materi promosi hingga waktu yang dibutuhkan tim HR.
Dengan menganalisis metrik-metrik seperti tingkat penerimaan tawaran kerja, kualitas perekrutan, dan tingkat retensi karyawan, perusahaan dapat mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan.
Jika employer branding berhasil, perusahaan tidak hanya menghemat biaya rekrutmen, tetapi juga menciptakan lingkungan kerja yang menarik bagi kandidat potensial.
Untuk mendukung employer branding, perusahaan dapat mempertimbangkan penggunaan software HRIS dari GajiHub.
Melalui software ini, karyawan dapat dengan mudah mengurus administrasi secara mandiri, seperti dalam hal presensi, cuti, izin, dan masih banyak lagi.
Sementara itu, tim HR dan manajemen juga tetap bisa mengawasi produktivitas karyawan melalui software GajiHub.
Menariknya lagi, GajiHub juga menyediakan 30 laporan performa karyawan yang bisa diakses kapan saja dan di mana pun.
Tertarik mencoba? Kunjungi tautan ini dan dapatkan coba gratis hingga 14 hari.
- 8 Skill Business Acumen, Manfaat, dan Cara Meningkatkannya - 6 March 2025
- 10 Kendala Rekrutmen yang Dialami oleh Tim HR + Tipsnya - 6 March 2025
- 9 Metrik Penting untuk Mengukur ROI Employer Branding - 5 March 2025